Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dona Dewita
"ABSTRAK
Gangguan fonetik atau pengucapan yang tidak jelas sering ditemukan pada pasien setelah pemasangan gigi tiruan lengkap rahang atas. Gangguan yang terjadi dapat diperiksa menggunakan palatogram pengucapan konsonan linguo-palatal. Salah satu cara yang dapat membantu adaptasi fonetik adalah pembuatan rugae palatina pada basis GTL RA. Rugae palatina berfungsi sebagai panduan peletakan lidah pada palatum anterior untuk menghasilkan artikulasi yang tepat bunyi konsonan linguo-palatal khususnya huruf lsquo;t rsquo; dan lsquo;d rsquo;. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi pembuataan rugae palatina pada basis GTL RA yang dapat mempengaruhi adaptasi fonetik. Responden terdiri dari 20 pemakai GTL RA yang dibagi menjadi 10 GTL RA dengan rugae palatina dan 10 GTL RA tanpa rugae palatina. Dilakukan pemeriksaan dengan palatogram pengucapan huruf lsquo;t rsquo; dan lsquo;d rsquo;, serta dievaluasi kemiripannya dengan baku emas palatogram bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode cross over dan faktor-faktor yang diperhatikan dalam hubungannya dengan rugae adalah lama pemakaian, usia, dan jenis kelamin. Hasil penelitian ini adalah pembuatan rugae palatina pada basis GTL RA membutuhkan waktu 1 minggu untuk mendapatkan adaptasi fonetiknya. Nilai rerata saat pengucapan huruf lsquo;t rsquo; dan lsquo;d rsquo; yang baik adalah 60,15 dan 69,65 dengan simpang baku 3,31 dan 3,79. Kesimpulan dari penelitian ini adalah GTL RA dengan rugae mempercepat adaptasi fonetik.

ABSTRACT
Phonetic disturbances or unclear pronounciation were often found in patients after insertion of maxillary complete denture. These disturbances could be assessed using palatogram of Indonesian linguo palatal consonant. One of the methods to improve phonetic adaptation was creation of palatine rugae on maxillary complete denture base. Palatine rugae functioned as tongue placement guidance on anterior palate to produce correct articulation of linguo palatal consonant sound, especially the letter lsquo t rsquo and lsquo d rsquo . The purpose of this study was to evaluate palatine rugae creation on maxillary complete denture bases that could affect phonetic adaptation. Respondents were 20 maxillary complete denture wearers, composed of 10 maxillary complete dentures with palatine rugae and 10 maxillary complete dentures without palatine rugae. Assessment was done using palatogram lsquo t rsquo and lsquo d rsquo pronounciation, and the similarity with Indonesian palatogram gold standard were evaluated. This study used cross over method and the factors considered in the relation with rugae were duration of usage, age, and sex. The result of this study was that it took 1 week to achieve phonetic adaptation of maxillary complete denture with palatine rugae. Mean scores in good lsquo t rsquo and lsquo d rsquo pronounciation were 60.15 and 69.65 with standard deviation 3.31 and 3.79. Conclusion of this study is maxillary complete denture with rugae palatine shortens phonetic adaptation. "
2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Niko Falatehan
"ABSTRAK
Latar Belakang : Gangguan fonetik seringkali dialami oleh pasien yang baru
memakai gigi tiruan lepas, namun dalam praktek sehari-hari fungsi fonetik
seringkali terabaikan oleh dokter gigi. Salah satu penyebab terjadinya gangguan
fonetik adalah karena palatum tertutup oleh basis gigi tiruan, sehingga fungsi
palatum sebagai salah satu alat bicara terganggu terutama pada pengucapan
konsonan linguo-palatal.
Untuk mengevaluasi gangguan fonetik biasanya digunakan palatogram,
yaitu gambaran yang terbentuk pada daerah palatum yang berkontak dengan
lidah saat berlangsungnya suatu aktifitas spesifik, biasanya saat aktifitas
berbicara.
Tujuan : untuk mendapatkan metode baru dalam memprediksi adaptasi
pemakai gigi tiruan penuh rahang atas berdasarkan palatogram konsonan
linguo-palatal Bahasa Indonesia. Diharapkan pasien mampu mengucapkan
konsonan linguo-palatal, khususnya huruf ‘s’ dan 'z’.
Bahan dan Cara : Subjek penelitian adalah 40 orang pemakai gigi tiruan
penuh (GTP) yang terdiri dari 20 laki-laki dan 20 perempuan, dengan
rentang usia antara 30-80 tahun. Dibuat palatogram pada gigi tiruan penuh
rahang atas (GTP RA), dengan cara subjek diinstruksikan untuk
mengucapkan bunyi desis ‘s’ dan ‘z setelah bagian palatal GTP RA
dioleskan pressure indicator paste. Jenis penelitian ini adalah penelitian
analitik observasional dengan desain potong lintang. Penelitian ini dianalisis
dengan analisis univariat, bivariat (uji T tidak berpasangan) dan multivariat
(uji repeated ANOVA).
Hasil : Pemakai GTP RA membutuhkan waktu 10-14 hari untuk mampu
beradaptasi terhadap pengucapan konsonan linguo-palatal S – Z. Nilai mean
subjek saat pengucapan huruf ‘s’ dan ‘z’ yang dapat dilakukan dengan baik dan
jelas adalah 920,63 dan 987,31, dengan deviasi standar 92,28 dan 107,61.
Kesimpulan : Didapatkan metode baru untuk menilai adaptasi pemakai GTP
rahang atas, berdasarkan palatogram konsonan linguo-palatal Bahasa
Indonesia.

ABSTRACT
Introduction : Phonetic interference often occurs on a new removable denture
wearer, but phonetic is usually ignored by dentist in daily practice. The
removable denture base that covers palate is one of the phonetic interference
causes. Denture base interfere the palate to function, as one of the speech
instrument, especially in pronouncing linguo-palatal consonant.
Phonetic interference can be evaluated by a palatogram. Palatogram is a
graphic representation of the palate area that contacts by the tongue during a
specified activity, usually speech.
Aim : to obtain a new method in predicting the adaptation of upper complete
denture wearer based on the palatogram of Indonesian linguo-palatal
consonant, in order to be able to pronounce linguo-palatal consonant, especially
‘s’ and ‘z’.
Material and method : There are 40 participants on this study, consists of 20
males and 20 females, by an age range between 30-80 years old. The subject
was asked to and palatogram record was taken on upper complete denture by
instructing the subject to pronounce ‘s’ and ‘z’, after some PIP is put on palatal
plate. This study is an analytic observational with cross sectional design. This
study was anaylzed with univariat, bivariat (Unpaired T-test), and multivariat
analysis (Repeated ANOVA test).
Result : Upper denture wearer need 10-14 days to adapt with ‘s’ and ‘z’
consonant. The subject’s means in phonetic ‘s’ and ‘z’ are 920,63 and 987,31,
with standard deviation are 92,28 and 107,61.
Conclusion : a new method in evaluating the adaptation of upper complete
denture wearer was obtained based on the palatogram of Indonesian linguopalatal
consonant."
2013
T33185
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library