Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Juanita Calista Puteri
Abstrak :
Salah satu penyebab penurunan populasi Hylobates agilis adalah rendahnya tingkat reproduksi dari owa ungko. Selain itu, owa ungko juga membutuhkan kemampuan yang tinggi untuk mempertahankan komunikasi agar bertahan monogami. Kemampuan tersebut merupakan bentuk dari pair bonding. Telah dilakukan penelitian aktivitas pair bonding pada owa ungko (Hylobates agilis) di Taman Margasatwa Ragunan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberadaan pair bonding pada pasangan owa ungko di Pusat Primata di Taman Margasatwa Ragunan dan melihat kaitannya dengan keberadaan pengunjung. Subjek penelitian ini, yaitu 2 pasang owa ungko dengan pasangan pertama telah menghasilkan keturunan dan mengalami pemisahan selama satu tahun sementara pasangan lainnya merupakan pasangan baru yang dipasangkan selama satu tahun. Penelitian ini dilakukan selama 4 pekan dari Juli sampai Agustus 2022 mulai pukul 08.00-13.00 WIB. Metode pada penelitian ini yaitu scan animal sampling dan ad libitum sampling. Perilaku pair bonding yang diamati terdiri dari tujuh perilaku, yaitu allogrooming, proximity, contact, behaviour sync, presenting, duet vokalisasi dan agonistik. Sementara untuk Kondisi pengunjung dibagi menjadi tiga kategori, yaitu aktivitas, kepadatan, dan kebisingan Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan, kedua pasang owa ungko yang telah lama dipisahkan maupun baru menunjukan perilaku pair bonding dan tingginya keberadaan pengunjung cukup berpengaruh terhadap perilaku pair bonding ......One of the causes of the decline in the Hylobates agilis population is the low reproduction rate of the gibbon. Besides that, the gibbon also requires a high ability to maintain communication in order to survive monogamy. That ability is a form of pair bonding. Pair bonding activity research has been carried out on the gibbon (Hylobates agilis) in Ragunan Wildlife Park. This study aims to analyze the existence of pair bonding in gibbon pairs at the Primate Center in Ragunan Wildlife Park and see its relation to the presence of visitors. The subjects of this study were 2 pairs of gibbons with the first pair having produced offspring and experiencing separation for one year while the second pair was a new pair that was paired for one year. This research was conducted for 4 weeks from July to August 2022 from 08.00–13.00 WIB. The method in this research is scan animal sampling and ad libitum sampling. The observed pair bonding behavior consisted of seven behaviors, namely allogrooming, proximity, contact, sync behavior, presenting, vocalization and agonistic duets. Meanwhile, the condition of visitors is divided into three categories, namely activity, density, and noise.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esther Lidya Yosinta
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian mengenai aktivitas pair bonding pada siamang Symphalangus syndactylus (Raffles, 1821) di Primate Center, Taman Safari Indonesia Bogor, Jawa Barat. Tingkat kekuatan pair bonding dapat dipengaruhi oleh perilaku afiliatif, tingkat sinkronisasi, dan lama waktu berpasangan. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis aktivitas pair bonding kedua pasangan siamang. Subjek penelitian adalah dua pasangan siamang. Pasangan siamang 1 pernah menghasilkan keturunan dan mengalami pemisahan, sedangkan pasangan siamang 2 mengalami pemasangan dengan individu baru. Penelitian dilakukan selama 6 pekan terhitung dari Maret hingga April 2023 selama 5 hari dalam satu pekan. Penelitian dilakukan bergantian setiap pekan dengan 15 kali pengulangan untuk masing-masing pasangan. Metode penelitian yang digunakan adalah scan animal sampling dan ad libitum dengan interval waktu 10 menit tanpa jeda. Berdasarkan hasil penelitian, aktivitas pair bonding yang teridentifikasi adalah behavioral synchrony, close proximity, body contact, allogrooming, dan duet vocalization. Berdasarkan uji Mann-Whitney pada α = 0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan pada perilaku behavioral synchrony dan close proximity antara kedua pasangan siamang. Seluruh perilaku yang mengindikasikan pair bonding dapat teramati pada kedua pasangan siamang, perbedaannya adalah tidak teramati peristiwa kopulasi dan masih teramati perilaku agonistic gesture pada P2. Penerapan aspek kesejahteraan satwa melalui prinsip Five Freedoms of Animal Welfare pada siamang telah terpenuhi dengan baik melalui upaya pemeliharaan yang telah dilakukan. ......Research has been conducted on pair bonding activities on siamang Symphalangus syndactylus (Raffles, 1821) at Primate Center, Taman Safari Indonesia Bogor, West Java. The level of pair bonding strength can be influenced by affiliative behavior, the degree of synchronization, and the length of time in pairs. This study aims to identify and analyze the pair bonding activities of both siamang pairs. The subjects studied were two pairs of siamang. The first pair has produced offspring and experienced separation, while the second pair is pairing with new partner. This study was conducted for 6 weeks from March to April 2023 for 5 days a week. This study was conducted alternately every week with 15 repetitions for each pair. The research method used were scan animal sampling and ad libitum with 10 minutes intervals without pause. Based on the results, pair bonding activities identified were behavioral synchrony, close proximity, body contact, allogrooming, and duet vocalization. Based on the Mann-Whitney test at α = 0.05 showed a significant difference in behavioral synchrony behavior and close proximity between both siamang pairs. All behaviors that indicate pair bonding can be observed in both siamang pairs, the difference is no copulation observed and agonistic gesture behavior still observed at P2. The implementation of animal welfare aspects through the principle of Five Freedoms of Animal Welfare in siamang has been well fulfilled through maintenance efforts that have been carried out.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Waskito
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian aktivitas pair bonding pada Famili Hylobatidae di Bandung Zoological Garden. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku pair bonding pada Famili Hylobatidae yang terdapat di Bandung Zoological Garden dan dikaitkan dengan kehadiran pengunjung. Subjek penelitian yaitu satu pasang siamang yang berasal dari alam liar dengan usia masing-masing 3 tahun, serta satu pasang owa jawa yang berasal dari alam liar dengan usia 25 tahun (♂) dan 29 tahun (♀). Penelitian dilakukan selama empat pekan dari Maret sampai April 2021 mulai pukul 09.00—16.00 WIB. Penelitian dilakukan dengan metode scan sampling dan ad-libitum. Perilaku yang diamati terbagi menjadi enam kategori utama yaitu allogrooming, presenting, embraces, behavioural synchronization, close proximity dan agonistic gestures. Kondisi pengunjung dibagi menjadi tiga kategori, yaitu aktivitas, kepadatan, dan kebisingan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terbentuk pair bonding antara kedua individu siamang dengan ditemukan adanya aktivitas dan perilaku allogrooming, presenting, embraces, nongrooming, agonistic gestures, dan perilaku kebersamaan lainnya. Tidak ditemukan adannya aktivitas pair bonding pada pasangan owa jawa, meskipun proses perkawinan telah terjadi dan telah memiliki keturunan. Hal tersebut diasumsikan bahwa pair bonding pada owa jawa telah terdegradasi karena pemisahan antara individu jantan dan betina kurang lebih selama 6 bulan. Hasil penelitian pula menunjukkan bahwa aktivitas pair bonding pada Famili Hylobatidae di BAZOGA masih dapat teramati apabila dikaitkan dengan keberadaan pengunjung. ......Research about pair bonding activities in the Hylobatidae Family at the Bandung Zoological Garden. This study aims to analyze the behaviour of pair bonding in the Hylobatidae family in Bandung Zoological Garden and associated with the presence of visitors. The research subjects are one pair of siamangs (with an age of 3 years each) from the wild and one pair of Javan gibbons from the wild with the age of 25 years (♂) and 29 years (♀). The research was conducted for four weeks from March to April 2021, starting at 09.00—16.00 WIB, using scan sampling and ad-libitum methods. In this study, the observed behaviour is divided into six main categories: allogrooming, presenting, embraces, behavioral synchronization, close proximity, and agonistic gestures. The condition of the visitors is also divided into three categories: activity, density, and noise. The results showed that the pair bonding has already formed between the two siamang individuals, with activities and behaviours found such as allogrooming, presenting, embraces, nongrooming, agonistic gestures, and other synchronous behaviours. There is no evidence of pair bonding activity in the Javan gibbon pair, even though the mating process had occurred and the presence of their offspring, which is the result of the mating process. It is assumed that pair bonding in Javan gibbons has been degraded due to the separation between male and female individuals for approximately six months. There is no influence of the presence of visitors on pair bonding behavior in the Hylobatidae Family at the Bandung Zoological Garden.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library