Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ivalandari
Abstrak :
Sebelum mengambil keputusan investasi diperlukan serangkaian analisis yang tepat agar dapat memberikan keuntungan yang optimal dan mengurangi risiko yang ada. Salah satu analisis yang dapat digunakan adalah analisis fundamental untuk mencari nilai wajar dari suatu saham yang dapat digunakan sebagai dasar dalam membuat keputusan investasi baik membeli, menjual ataupun menahan saham. Berdasarkan hasil perhitungan valuasi saham menggunakan metode FCFE, didapatkan harga BUMI overvalued. Dengan nilai wajar BUMI Rp. 2.146,48 dan harga BUMI Rp.2.425 per tanggal 30 Desember 2009. Sedangkan menggunakan metode P/ER, P/ER BUMI undervalued terhadap rata-rata industri dengan nilai PER BUMI 25,55 dan rata-rata P/ER industri 83,07.
Before taking an investment decision required a series of precise analysis in order to provide optimal benefits and reduce risks. One analysis that can be used is fundamental analysis to find the fair value of stocks that can be used as the basis in making investment decisions whether to buy, sell or hold share. Based on calculations of valuation of shares using FCFE method, the BUMI's market price is overvalued. With fair value of BUMI is Rp. 2,146.48 and the market price is Rp. 2,425 as of 30 December 2009. While the P/ER approach, P/ER undervalued relative to industry averages, with 25.55 for BUMI's P/ER and 183.07 for average industry P/ER.
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28122
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Priatama Wisudana
Abstrak :
Perhitungan nilai wajar sebuah saham sangat diperlukan bagi investor sebagai panduan dalam melakukan investasi agar memberikan imbal hasil yang maksimal dan mengurangi risiko dalam berinvestasi. Salah satu cara dalam menilai harga wajar sebuah saham yaitu dengan melakukan analisis fundamental. Berdasar hasil perhitungan menggunakan metode FCFE dengan tiga skenario, nilai wajar saham PTBA adalah Rp40.606, Rp29.425, dan Rp21.455. Sedangkan pada penutupan tahun 2010, nilai PTBA adalah Rp22.650. Nilai wajar ADRO adalah Rp2.278, Rp1.658, dan Rp1.212. Sedangkan pada penutupan tahun 2010, nilai ADRO adalah Rp 2.525. Perhitungan dengan relative valuation dengan pendekatan P/ER menujukkan rata-rata-P/ER industri adalah 33 kali sedangkan P/ER PTBA dan ADRO masing-masing adalah 26 kali dan 36,6 kali. Hal ini menunjukkan bahwa nilai PTBA dan ADRO berturut-turut undervalued dan overvalued, hal ini konsisten dengan perhitungan menggunakan metode P/ER yang menunjukkan hasil yang sama. Sementara itu, penilaian menggunakan P/ER matriks menunjukkan kedua saham berada pada area harga wajar dan masih layak untuk dibeli disebabkan adanya kemungkinan kenaikan harga saham dimasa depan. ......Precise analysis of real value of company?s stock price is needed by investor before taking an investment decision in order to maximize benefits and minimize risk. One of the tools to do this is by using fundamental analysis. Based on calculation with FCFE model with three scenarios, fair value of PTBA is Rp30,285, Rp29,425, and Rp15,996. While PTBA?s closing price in 2010 is Rp 22,650. Fair value of ADRO is Rp2,278, Rp1,658, and Rp1,212. While ADRO?s closing price in 2010 is Rp 2,525. Calculation with P/ER approach shows that industry P/ER is 33 times, while P/ER of PTBA and ADRO consecutively is 26 and 36.6 times. These calculation show that market share price of PTBA is overvalued while ADRO is undervalued. This calculation is consistent with result of P/ER approach that shows the same conclusion. Valuation with P/ER matrix shows that both of shares still in the fair price are and are still worht to buy since there are oportunities in future price increase.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T34653
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library