Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113 dokumen yang sesuai dengan query
cover
New York: Van Nostrand Reinhold, 1992
662.669 MET
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Couwenberg, Pieter maria
Eindhoven: Eindhoven University of Technology, 1994
660.299 COU g (1);660.299 COU g (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ay ly Margaret
"Tujuan: Mengetahui aktivitas MnSOD pada darah penderita kanker paru dengan riwayat merokok, menilai hubungan aktivitas MnSOD dengan stres oksidatif dan genotipe MnSOD.
Metode: Penelitian ini adalah studi kasus kontrol. Sampel yang digunakan adalah set leukosit dari 20 pasien kanker paru di RS Persahahatao Jakarta, Kontrol adalah 50 pcrokok dan 50 non perokok dari pabrik pulp di Tangerang. Pcmeriksaan aktivitas spesifik MnSOD berdasarkan prinsip penghambatan terhadap xantin oxidase. untuk menghambat Cu/ZnSOD perlu ditambahkan natrium sianida 5 mM pada sampel lalu diinkubnsi 5 menit pada suhu ruang. Kadar MDA plasma ditcntukan berdasarkan reaksi dcngan asam tiobarbituat membentuk produk berwama merah sesuai metod: Wills, pengukuran kadar karbonil plasma menggunakan metode modifikasi Levine. Aktivitas spesifik katalnse ditentukan berdasarkan penguraian H2O2 yang terjadi menglkuti metode modiflkasi Mates. Pemeriksaan genotype menggunakan metode PCR-RFLP dengan NgoMIV sebagai enzim restriksi.
Hasil: Kadar MDA plasma pada paslen kanker paru kbih rcndah cJibundingk0-n konlrol (p*"0,479). Hal ini merupakan konsekuensi dari progresivitas tumor mekanisme yang menyebabkan belum jelas). mekanisme adaptasi terhadap stres oksidatif atau digunakan sebagai sumber pcmbentukan oksidasi protein. Kadar karbonil plasma pada pasien kanker paru lebih tinggi dibandingkan konfrol (p=0.003), Hal ini menandakan sistem antloksidan telah jenuh dengan ROS yang tinggi dl jaringan paru, juga menandakan kerusakan sel yang lebih luas dan berat. Aktivitas spesifik katalase pada darah penderita kanker paru lebih rendah daripada ke!ompok kontrol (p=0.036). Hal ini mungkin disebabkan oleh ROS di jaringan yang tinggi atau karcna telah terjadi kerusakan oksidatif pada protein. Aktivitas spesifik MnSOD pada pusien kanker paru lebih rendah datipada kontrol (p=0,000). Hal ini menunjukkan enzim MnSOD telah jenuh oleh ROS yang banyak, kerusakan oksidatif pada protein MnSOD. atau gangguan transpor MnSOD, Aktivitas spesifik MnSOD pada perokok juga lebih rendah dilbandingkan dengan non perokok, Hal ini menunjukkan bahwa pajanan asap rokok yang kontinu mcningkatkan pruduksi ROS sehingga aktivitas enzim menurun. Studi ini menemukan genotipe Val/val dan Val/Ala pada kelompok kanker paru (80% dan 20%), pada perokok (90% dan 10%), dan non perokok (100% dan 0%). Kami tidak menemukan genotipe Ala/Ala pada kelompok kasus dan kontrol. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara genotipe dengan aktivitas spesifik MnSOD.
Kesimpulan: Kebiasaan metokok mempengaruhi aktivitas spesifik MnSOD di darah. Penyakin kanker paru dengan kebiasaan merokok mempengaruhi aktivitas spesifik MnSOD di darah. Perubahan aktivitas spesifik MnSOD berkorelasi lemah dengan kerusakan oksidatif baik pada kelompok kanker paru, kontrol perokok, dan non perokok. Tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas spesifik MnSOD dengan genotipe MnSOD Ala16Val pada kekompok kanker paru dan kontrol. Aktivitas spesifik MnSOD dalam darah dapat diusulkan sebagai petanda dini karsinogenesis paru pada perokok."
Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T32017
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Bimo Wijardono
"LDPE merupakan salah satu jenis plastik yang memiliki angka produksi yang tinggi, sehingga berpeluang besar untuk terakumulasi menjadi sampah. Dalam penelitian ini, CNT diproduksi dari sampah plastik LDPE sebagai salah satu upaya untuk mengurangi akumulasi sampah plastik. CNT disintesis melalui metode flame synthesis dengan katalis wired mesh stainless steel 316 yang dilakukan pretreatment berupa pemanasan pada kondisi oksidatif dengan suhu 800°C (oxidative heat treatment).
Waktu pretreatment dari katalis divariasikan selama 0, 1, 5, 10, dan 20 menit untuk memperoleh hubungan antara waktu pretreatment dan kualitas CNT yang dihasilkan. Sampah plastik LDPE dipirolisis pada suhu 450°C dan disintesis menjadi CNT pada suhu 800oC selama 1 jam. Nanokarbon yang diperoleh dikarakterisasi dengan menggunakan XRD, SEM, EDX, TEM, dan TGA, sedangkan gas efluen reaktor dikarakterisasi dengan menggunakan GC.
Hasil karakterisasi menunjukan bahwa CNT terbentuk pada permukaan katalis yang melalui tahap pretreatment. Waktu pretreatment terbaik yang diperoleh adalah selama 10 menit yang menghasilkan CNT berjenis buckling growth dan continuous growth dengan persebaran karbon yang paling merata, memiliki ukuran kristal rata-rata sebesar 7,70 nm, persentase karbon sebesar 93,3%, dan suhu oksidasi sebesar 530°C.

LDPE is a type of plastic that has high production rate, making it possible to become accumulated as waste. In this work, CNT is produced from LDPE plastic waste as an effort to reduce plastic waste accumulation. CNT is synthesized by using flame synthesis method with the help of wired mesh stainless steel 316 serving as the catalyst pretreated by applying heat under oxidative environment at 800°C.
The time of the pretreatment is varied from 0, 1, 5, 10, and 20 minutes to determine the relationship between the period of the pretreatment and the produced CNT quality. LDPE plastic waste is pyrolized at 450°C and synthesized to CNT at 800°C for 1 hour. The collected nanocarbons are charcterized by using XRD, SEM, EDX, TEM, and TGA, whilst the gas effluent is characterized by using GC. It is discovered that CNT is formed from the pretreated catalyst.
The best result is obtained from the 10 minutes pretreatment that is shown by formation of buckling and continuous growth CNT having an evenly spread carbon with a mean crystal size of 7.70 nm, carbon percentage up to 93.3%, and oxidation temperature up to 530°C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Ira Putri Lan
"Merkuri merupakan polutan global yang banyak ditemukan baik alam maupun hasil kegiatan manusia. Salah satu sumber pencemaran terbesar merkuri berasal dari pertambangan emas skala kecil (PESK) yang dilakukan oleh masyarakat. Mekanisme yang tepat dari efek toksik Hg masih belum jelas, namun malondialdehide (MDA) merupakan salah satu biomarker utama yang digunakan untuk mengetahui kejadian stres oksidatif akibat pajanan merkuri.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kejadian stres oksidatif melalui pengukuran MDA plasma darah pada masyarakat yang terpajan merkuri. Metode penelitian ini menggunakan desain cross sectional, pemilihan sampel menggunakan sistem random sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 69 responden yang terdiri dari 18 laki-laki dan 51 perempuan. Pengukuran kadar total merkuri darah menggunakan alat ICP-MS dan pemeriksaan kadar Malondialdehide dengan menggunakan TBARS. Usia, jenis kelamin, pekerjaan, status merokok dan aktivitas fisik diukur menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan ratarata kadar merkuri dalam darah masyarakat adalah 11,09 μg/L dan kadar MDA adalah 0,419±0,130 nmol/ml. Berdasarkan uji statistik, kadar merkuri dalam darah manunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan terhadap peningkatan kadar MDA setelah dikontrol dengan usia, jenis kelamin, pekerjaan, status merokok dan aktivitas fisik. Namun, orang dengan kadar merkuri dalam darah >5,8 μg/L memiliki risiko 1,27 kali lebih tinggi untuk mengalami stres oksidatif (dengan kadar MDA >0,419 nmol/ml) dibanding orang dengan kadar merkuri darah < 5,8 μg/L. Untuk penelitian berikutnya disarankan dengan mengukur biomarker stres oksidatif lainnya seperti Superoxyde dismutase (SOD) dan 8-hydroxy-2-deoxyguanosine (8-OHDG).

Mercury is a global pollutant that found in nature or as the result of human activity. One of the largest sources of mercury pollution comes from community related to small-scale gold mining. The proper mechanism of the toxic effects of Hg remains unclear, however, malondialdehyde (MDA) is one of the main exposure which is used to determine the incidence of oxidative stress.
This research aims to analyze the oxidative stress status by measuring the MDA plasma in communities exposed to mercury. This research method using cross sectional design, sample selection used a system random sampling. The number of samples as many as 69 respondents consisting of 18 men and 51 women. Measurement of blood mercury levels used an ICP-MS and checking the levels of malondialdehyde used the TBARS. Age, sex, occupation, smoking status and physical activity was measured using a questionnaire.
The results showed the average of mercury levels in community?s blood was 11,09 μg/L and levels of MDA was 0,419±0,130 nmol/ml. Based on statistical test, the mercury levels in blood showed not significant relationship to the increase of MDA levels after controlled age, gender, occupation, smoking status and physical activity. However, people with blood mercury levels >5,8 μg/L had 1,27 times higher risk to suffer from oxidative stress (with MDA >0,419 nmol/ml) than those with blood mercury levels <5,8 μg/L, For their next study is advisable to measure the biomarkers of oxidative stress such as Superoxyde dismutase (SOD) and 8-hydroxy-2- deoxyguanosine (8-OHDG).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46557
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
610 UND
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Basalamah, Ahmad Muhammad
"Kanker ovarium merupakan kanker ginekologi tersering kedua, setelah kanker serviks dan juga merupakan salah satu jenis kanker dengan angka insidensi tertinggi pada wanita Indonesia. Cisplatin adalah salah satu jenis kemoterapi yang sering digunakan dalam terapi kanker ovarium. Cisplatin bekerja dengan memproduksi oksidatif stress untuk melawan sel kanker, akan tetapi mekanisme ini berpotensi untuk membahayakan tubuh, seperti menyebabkan toksisitas pada organ seperti hati dan ginjal, maupun toksisitas sistemik. Untuk mengurangi efek samping dari cisplatin, curcumin dapat ditambahkan. Curcumin juga dapat meningkatkan efek anti kanker cisplatin, akan tetapi bioavailabilitas curcumin masih cukup rendah. Oleh karena itu, kelompok penelitian kami mengembangkan curcumin dalam bentuk nano partikel, atau Nanocurcumin dengan ukuran 11,5 nm, yang sudah terbukti meningkatkan bioavailabilitas kurkurmin dalam tubuh. Penelitian ini adalah penelitian in vivo pada tikus Wistar betina. Penelitian ini mengobservasi efek anti kanker kemoterapi terhadap stress oksidatif yang dihasilkan oleh efek samping pengobatan kemoterapi dengan melihat konsentrasi SOD, GSH dan MDA dari sampel darah yang diambil dari vena di ekor tikus. Hasil yang diperoleh peneliti adalah tidak signifikan secara statistik, sehingga disimpulkan bahwa bahwa curcumin dan nanocurcumin tidak memodulasi SOD, GSH dan MDA pada terapi kanker ovariaum yang mendapat terapi cisplatin.

Ovarian cancer is the second most common gynaecological cancer, and is also one of cancer that has the highest incidence level in Indonesian women. One of the main chemotherapy that is used to treat ovarian cancer therapy is cisplatin. Cisplatin works by generating oxidative stress to fight the cancer, however this would act as double edged knife. While generating oxidative stress is good for the therapeutic purpose, it would cause harm to the body, such as causing organ toxicity and systemic toxicity. To reduce the side effect of cisplatin, curcumin can be used. Curcumin also has an anti-cancer effect that can enhance the therapeutic effect of cisplatin. However, curcumin has a low bioavailability. To overcome this, our research group developed a nanosized curcumin, called Nanocurcumin, with the size of 11,5 nm, it has been proven to increase the bioavailability of curcumin in the body. This research is in an in vivo experiment on female Wistar rats. This research will observe the effect of anticancer co-chemotherapy on oxidative stress, by looking into GSH, SOD and MDA concentration from blood samples that were collected from the vein of the rat's tail. Results obtained for GSH, SOD and MDA were statistically insignificant (p>0,05). In conclusion, curcumin and nanocurcumin don't modulate GSH, SOD and MDA in ovarian cancer model in rats treated with cisplatin.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Udani Sari Ratih
"Salah satu penyakit degeneratif dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada lansia adalah penyakit jantung koroner. Bedah arteri pintas koroner merupakan intervensi bedah yang sering dilakukan untuk mengatasi arteri yang tersumbat. Radikal bebas yang terbentuk saat operasi dapat mempengaruhi hasil operasi dan berdampak terhadap lama rawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan parameter stres oksidatif dan penuaan seluler serta kaitannya dengan lama perawatan di ICU. Penelitian ini menggunakan 27 subjek lansia yang menjalani bedah arteri pintas koroner di RS. Pusat Jantung Nasional Harapan Kita. Dilakukan pengambilan sampel darah pra operasi, 24 jam pasca operasi dan 4 hari pasca operasi. Pemeriksaan kadar MDA dengan metode Will’s, TSOD dan TAOC dengan metode colorimetrik, IL-1β dan IL-18 dengan metode bead-based multiplexing, SA-β-Gal dengan metode Fluorometrik. Didapatkan perbedaan yang signifikan pada pengukuran MDA dan IL-18 pada pengambilan sampel 24 jam dan 4 hari pasca operasi dibandingkan dengan kadar MDA dan IL-18 pra operasi. Didapatkan korelasi negatif antara kadar TSOD pra operasi dengan lama rawat di ICU dengan r = -0,417 yang menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar TSOD pra operasi akan semakin singkat lama perawatan di ICU.

One of the degenerative diseases with high morbidity and mortality rates in the elderly is coronary heart disease. Coronary artery bypass surgery is a common surgical intervention to address blocked arteries. Free radicals formed during the surgery can affect the surgical outcomes and impact the length of hospital stay. This study aims to investigate changes in oxidative stress parameters and cellular aging, and their association with the length of ICU stay. The study involved 27 elderly subjects undergoing coronary artery bypass surgery at the National Cardiovascular Center Harapan Kita. Blood samples were taken pre-operatively, 24 hours postoperatively, and 4 days postoperatively. MDA levels were measured using Will's method, TSOD, and TAOC using colorimetric methods, IL-1β and IL-18 using bead-based multiplexing, and SA-β-Gal using fluorometric methods. Significant differences were found in MDA and IL-18 measurements at 24 hours and 4 days post-operatively compared to pre-operative levels. A negative correlation was found between pre-operative TSOD levels and the length of ICU stay, with r = -0.417, indicating that higher pre-operative TSOD levels are associated with a shorter ICU stay."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Indah Lestari Suwardi
"Latar Belakang Stres oksidatif mendorong penuaan ginjal, yang mengakibatkan penurunan fungsi. Penuaan ginjal ditandai dengan peningkatan stres oksidatif, yang dapat diukur melalui aktivitas enzim SOD. Spirulina, kaya akan antioksidan, dapat mengurangi stres oksidatif. Studi ini meneliti efek Spirulina pada aktivitas superoksida dismutase di ginjal tikus untuk mengevaluasi potensinya dalam mengurangi penuaan ginjal. Metode Penelitian ini menggunakan desain eksperimen analitik dengan 30 tikus Wistar, yang dikategorikan menjadi kelompok kontrol dan Spirulina pada tiga kelompok usia (12, 18, dan 24 minggu). Kelompok Spirulina menerima Spirulina dengan dosis 250 mg/kg berat badan per hari secara oral melalui tabung lambung selama 29 hari. Ginjal tikus diekstraksi dan dihomogenisasi untuk menentukan aktivitas SOD. Hasil dianalisis menggunakan uji ANOVA satu arah. Hasil Dalam uji ANOVA satu arah, perbedaan signifikan ditemukan dalam aktivitas spesifik SOD antara kelompok Spirulina dan kontrol pada tiga kelompok usia yang berbeda (12, 18, 24 minggu) (p<0,05). Post-hoc Tukey menunjukkan bahwa aktivitas spesifik SOD pada kelompok Spirulina 24 minggu secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan perbedaan rata-rata sebesar 0,09, (p<0.05). Kesimpulan Spirulina secara signifikan memengaruhi aktivitas SOD, karena perbedaan diamati antara kelompok Spirulina dan kontrol di semua kategori usia. Selain itu, manfaat Spirulina berbeda di antara kelompok usia, karena variasi dalam aktivitas spesifik SOD di antara kelompok-kelompok ini signifikan. Oleh karena itu, Spirulina dapat digunakan untuk menghambat perkembangan penuaan pada ginjal.

Introduction Oxidative stress promotes renal aging, resulting in functional deterioration. The aging of kidneys is characterized by increased oxidative stress, which can be assessed by SOD enzyme activity. Spirulina, abundant in antioxidants, may mitigate oxidative stress. This study examines the effect of Spirulina on superoxide dismutase activity in the kidneys of rats to evaluate its potential in mitigating kidney aging. Method This research employed an analytical experimental design with 30 Wistar rats, categorised into control and Spirulina groups over three age cohorts (12, 18, and 24 weeks). The Spirulina group received 250 mg/kg body weight per day of Spirulina orally via a gastric tube for 29 days. Rat kidneys were extracted and homogenised to determine the SOD specific activity. The outcomes were evaluated using a one-way ANOVA. Results In the one-way ANOVA, significant differences were found in SOD specific activity between Spirulina and control groups across three different groups (12-, 18-, 24-weeks) (p<0.05). Post-hoc Tukey indicated that the SOD specific activity in the 24-weeks spirulina group is significantly lower than the control one with the highest mean difference of 0.09, (p<0.05). Conclusion Spirulina significantly affects SOD activity, as differences were observed between the Spirulina and control groups across all age categories. The benefits of Spirulina are different across age groups, as the variation in the SOD specific activity among these groups is significant. Therefore, Spirulina may be used to mitigate the advancement of kidney aging."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Ariyani
"Paparan zat toksik di Iingkungan dapat berkontribusi pada
terbentuknya radikal bebas dalam tubuh. Paparan zat toksik ini dapat berasal
dari uap bensin, asap rokok, sinar UV dan radiasi. Dalam Iingkungan Stasiun
Pengisian Bahan Bakar Umum, banyak terdapat paparan uap bensin yang
banyak mengandung zat-zat karsinogenik yang dapat menghasilkan spesies
oksigen reaktif setelah mengalami metabolisme dalam tubuh. Spesies
oksigen reaktif ini dapat menyebabkan kerusakan DNA, yang mengacu pada
terealisasinya risiko kanker. Salah satu biomarker kerusakan DNA yang
umum dipelajari adalan 8-nidroksi-7,8-clinidro-2’-deoksiguanosin (8-OHc|G).
8-OHCIG ini dapat terekskresikan melalui urin dan dapat digunakan sebagai
biomarker kerusakan DNA. Pada penelitian ini dilakukan studi deteksi 8-nidroksi-7,8-diniclro-21
deoksiguanosin sebagai biomarker oksidatif stress akibat spesies oksigen
reaktif. Dalam Studi ini dilakukan pencarian kondisi optimum pengukuran 8-
nidroksi-7,8-clinidro-2’-deoksiguanosin, serta validasi dan verifikasi metode
dengan modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi peralatan yang
digunakan Kondisi optimum yang diperoleh adalah dengan komposisi eluen
metanol: buffer fosfat pH 6,7 = 10:90. Sampel urin diambil dari petugas
SPBU dan kontrol yang tidak bekerja di SPBU dan tidak terpapar banan-
banan toksik dari Iingkungan kerja Sampel urin ditentukan kadar kreatininnya
dengan UV-Vis (λ=486 nm) dan diukur konsentrasi 8-OHCIG dengan instrumentasi HPLC-detektor UV (λ=254 nm). Hasil pengukuran 8-hidroksi-
7,8-clihidro-2’-deoksiguanosin dibagi dengan hasil pengukuran kreatinin untuk
mengetahui kadar 8-OH-CIG dalam kreatinin Limit deteksi (LOD) pengukuran
8-OHCIG dengan instrumentasi HPLC adalah 5.74 pg/L. Bates kuantitasinya
(LOQ) adalah 19.12 pg/L. Konsentrasi 8-OHCIG yang terukur pada sampel SPBU adalah 701,78-21.571,17 sedangkan pada sampel urin kontrol adalah 62,73-7_322,57 pg/g
kreatinin Jadi dapat disimpulkan bahvva kadar 8-OHCIG pada sampel petugas
SPBU Iebih tinggi daripada kontrol"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30466
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>