Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karamoy, Andi Gunawan
Abstrak :
Nyamuk betina Aedes aegypti merupakan vektor yang mampu membawa berbagai virus penyebab penyakit, salah satunya adalah chikungunya. Hingga saat ini, masih belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Pengobatan yang ada saat ini hanya bersifat simptomatik atau hanya mengobati gejalanya saja. Oleh karena itu, pilihan terbaik dalam melawan chikungunya adalah pencegahan yang dapat dilakukan dengan cara menggunakan perangkap telur nyamuk ovitrap. Efektivitas penggunaan ovitrap dapat ditingkatkan dengan menggunakan zat atraktan, seperti air rendaman jerami. Penelitian ini bertujuan untuk mencari zat atraktan lain yang lebih murah dan mudah didapatkan, tetapi memiliki kemampuan yang efektif untuk menarik nyamuk. Zat atraktan yang diteliti pada penelitian ini adalah air akuarium. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental analitik yang diuji pada suatu komunitas dan menggunakan 2 variabel bebas, yaitu konsentrasi dari air akuarium dan lokasi penempatan ovitrap. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara konsentrasi air akuarium terhadap efektivitas ovitrap p=0,818. Akan tetapi, terdapat hubungan yang bermakna antara peletakkan ovitrap terhadap efektivitas ovitrap p=0,005. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa peletakkan ovitrap memengaruhi efektivitas ovitrap. Peletakkan ovitrap di luar rumah lebih efektif untuk memerangkap telur nyamuk dibandingkan di dalam rumah.
Aedes aegypti female mosquito is a vector capable of carrying various viruses that cause disease, one of which is chikungunya. Until now, there is still no treatment that can cure this disease. Current treatments are only symptomatic or only treat symptoms. Therefore, the best choice in fighting chikungunya is prevention that can be done by using an ovitrap. The effectiveness of ovitrap use can be increased by using attractant substances, such as straw soaking water. This study aims to find other attractants that are cheaper and easier to obtain but have an effective ability to attract mosquitoes. The attractant substances examined in this study are aquarium water. This study used an analytical experimental design that was tested in a community and used 2 independent variables, namely the concentration of aquarium water and the location of placement of the ovitrap. The results of the bivariate analysis showed that there was no significant relationship between the concentration of aquarium water on the effectiveness of ovitrap p = 0.818. However, there is a significant relationship between location of ovitrap with the effectiveness of ovitrap p = 0.005. From this study, it can be concluded that the placement of the ovitrap affects the effectiveness of the ovitrap. Placing the ovitrap outside the home is more effective for trapping mosquito eggs than in the house.
Depok: Fakultas Kedokteran Univeritas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonaldo Lukito Nagaria
Abstrak :

Penyakit chikungunya yang ditularkan gigitan Aedes aegypti masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, dengan insidensi sebesar 10,1 per 1000 kasus. Upaya pemerintah hingga saat ini nyatanya belum mampu menanggulangi masalah tersebut, sehingga penggunaan ovitrap dapat menjadi solusi alternatif dalam mengendalikan populasi Aedes aegypti. Air cucian pakaian ditambahkan dengan tujuan meningkatkan jumlah telur yang ditetaskan pada ovitrap. Variabel yang diteliti meliputi konsentrasi atraktan dan letak penempatan ovitrap. Ovitrap masing-masing diisi dengan atraktan konsentrasi 10%, 30%, 60% serta air PAM (kontrol). Masing-masing ovitrap diletakkan di dalam dan luar rumah secara merata. Suhu dan Kelembapan lingkungan diamati menggunakan data Badan Klimatologi, Meteorologi dan Geofisika. Karakteristik atraktan yang dilihat meliputi warna, kekeruhan, pH, kadar amonia serta karbondioksida. Dari total 94 telur yang terperangkap, telur paling banyak didapat pada atraktan 10%. Nilai Oviposition Activity Index juga menunjukkan hanya atraktan 10% yang cenderung bersifat atraktan relatif terhadap kontrol. Uji Saphiro Wilk menunjukkan sebaran data tidak normal (p>0,05). Selanjutnya, uji Kruskal Wallis dan uji MannWhitney yang dilakukan untuk menguji kedua variabel sama-sama menunjukkan hasil yang tidak signifikan (p>0,05). Tampilan atraktan yang keruh dan keberadaan wadah air di luar rumah diduga memengaruhi preferensi bertelur Aedes aegypti pada ovitrap. Hasil penelitian tidak menunjukkan potensi air cucian pakaian sebagai atraktan


Chikungunya, transmitted by Aedes aegypti, is a health problem in Indonesia, with incidence of 10,1 in 1000 cases. Control effort by Indonesian goverment by far is still inefective, thus making ovitrap as an alternative solution to control the population of Aedes aegypti. Adding laundry greywater as attractant may enchance the amount of mosquitos eggs laid on ovitrap. Variables studied in this research are attractants concentration and ovitrap placement. Each ovitrap was filled with 10%, 30%, 60% attractant and drinking water (control), respectively. Ovitraps were evenly put indoor and outdoor. Temperature and humidity of surrounding were recorded from Badan Klimatologi, Meteorologi dan Geofisikas data. Colour, turbidity, pH, ammonia content and carbondioxide content of the attractant were also measured. There were 94 eggs caught, in which of them were mostly found in 10% attractant. Based on Oviposition Activity Index, only 10% concentration showed attractant trait, compared relatively to control. Saphiro-Wilk test showed abnormal distribution of the data. Both Kruskal Wallis and Mann-Whitney test showed insignificant results for the variables (p>0,05). Turbid appearance of the attractant and existing water-holding container outside the house were presumed to influence Aedes aegyptis oviposition preference. Consequently, the potency of laundry greywater was still not be proven.

Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar Purba Geraldi
Abstrak :
Chikungunya merupakan penyakit yang menyebabkan kesakitan dan masih terjadi di Indonesia khususnya di Kecamatan Limo, Kota Depok pada bulan Juni 2018. Penanganan terbaik Chikungunya adalah dengan teknik pengendalian vektor yaitu Aedes aegypti. Salah satu teknik pengendalian yang dapat digunakan adalah ovitrap. Ovitrap adalah perangkap telur nyamuk yang menggunakan atraktan untuk menarik nyamuk betina bertelur. Attractant yang ada seperti air rendaman jerami sulit ditemukan dalam situasi sehari-hari, sehingga idenya adalah menggunakan air limbah rumah tangga sebagai attractant, yaitu air cucian beras hasil fermentasi. Penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian eksperimen analitik pada lingkungan. Variabel yang diamati terdiri dari konsentrasi air cucian beras fermentasi yang terdiri dari konsentrasi 10%, 30%, dan 60% serta kontrol berupa air PAM. Variabel lain yang diamati adalah lokasi pemasangan di luar dan di dalam rumah. Atraktan juga dihitung parameter kimia dan fisik. Data yang diperoleh berupa data abnormal dengan perhitungan Saphirro-Wilk (p value > 0,05). Variabel konsentrasi dianalisis menggunakan Kruskal-Wallis dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Variabel lokasi pemasangan dianalisis dengan Mann-Whitney dan diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p value < 0,05). Suhu, kelembaban, parameter kimia, parameter fisik, dan faktor lainnya dapat mempengaruhi hasil penelitian. ......Chikungunya is a disease that causes morbidity and still occurs in Indonesia, especially in Limo sub-district, Depok City in June 2018. Chikungunya is best treated with vector control techniques, namely Aedes aegypti. One control technique that can be used is ovitrap. Ovitrap is a mosquito egg trap that uses attractants to attract female mosquitoes to lay eggs. Existing attractants such as straw soaking water are difficult to find in everyday situations, so the idea is to use household wastewater as an attractant, namely fermented rice washing water. The research was conducted with an analytical experimental research design on the environment. The observed variables consisted of the concentration of fermented rice washing water which consisted of concentrations of 10%, 30%, and 60% along with the control in the form of PAM water. Another variable observed is the installation location outside and inside the house. Attractants are also calculated chemical and physical parameters. The data obtained in the form of abnormal data with the calculation of Saphirro-Wilk (p value> 0.05). Concentration variables were analyzed using Kruskal-Wallis and there were no significant differences. The installation location variable was analyzed by Mann-Whitney and the results showed that there was a significant difference (p value <0.05). Temperature, humidity, chemical parameters, physical parameters, and other factors may affect the research results.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwit Aditama
Abstrak :
Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Banda Aceh. Banda Aceh merupakan daerah endemik DBD dengan meningkatnya angka kejadian dan case fatality rate setiap tahun. Insiden tertinggi DBD berada di Kecamatan Baiturrahman dengan angka kejadian 120 per 100.000 penduduk dan tertinggi kedua adalah Kecamatan Jaya Baru dengan angka kejadian 84 per 100.000 penduduk. Keberadaan larva Aedes sp di masyarakat merupakan salah satu indikator populasi nyamuk Aedes aegypti di daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah jentik nyamuk Aedes sp yang terperangkap pada masing-masing wadah ovitrap (tempurung kelapa, gelas plastik, dan potongan bambu) serta tingkat kepadatan jentik nyamuk Aedes sp sebelum dan setelah pemasangan wadah ovitrap. Jenis penelitian adalah explanatory study dengan desain eksperimental quasi. Teknik pengambilan sampel adalah proportional sampling. Populasi unit penelitian adalah 30 rumah. Ovitrap diletakkan merata pada 30 titik lokasi dari 10 kelurahan secara acak. Data jumlah jentik nyamuk Aedes yang terperangkap diambil empat kali secara berulang dengan selang waktu satu minggu. Analisis dengan rerata jumlah jentik di dalam ovitrap dan indeks ovitrap. Hasil jumlah jentik Aedes aegypti yang terperangkap sebanyak 1.265. Ovitrap yang paling efektif, yaitu potongan bambu rerata = 123, nilai p = 0,006, HI = 10,01% (16,66 ? 26,67%), CI = 36,8% (336,06 ? 39,74%), BI = 29,97% (73,33 - 103,3%). Otoritas kesehatan harus mempromosikan ovitrap bambu kepada masyarakat sebagai upaya pengendalian Aedes sp.
Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a public health problem in Banda Aceh. Banda Aceh is a DHF endemic city by increasing incidence rate (IR) and case fatality rate every year. The highest DHF incidence was in Baiturrahman District (IR = 120 per 100,000 people) and Jaya Baru District (IR = 84 per 100,000 people). Aedes sp larvae existence among people is one of Aedes aegypti population indicators in such region. This study aimed to find out numbers of Aedes sp trapped in each ovitrap (coconut shell, plastic cup, and piece of bamboo) and Aedes sp density level before and after ovitrap installation. This study was explanatory study using quasi-experimental design. The sampling technique was proportional sampling. Population of study was 30 houses. Ovitraps were randomly located in 30 places of 10 subdistricts. Data of trapped Aedes sp larvae numbers was collected four times repeatedly within one week time-lapse. Analysis was conducted using the mean number of larvae in ovitraps and ovitrap index. The number of Aedes sp larvae trapped was 1,265. The most effective ovitrap is piece of bamboo, mean = 123, p value = 0.006, HI = 10.01% (16.66 - 26.67%), CI = 36.8% (336.06 - 39.74%), BI = 29.97% (73.33 - 103.3%). Health authorities should promote bamboo ovitrap, especially to public as an act to control Aedes sp.
[Place of publication not identified]: Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh, 2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library