Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Extraction of fishery resources has benefited industried and society. However, there is externalities associated with such an extraction,.."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Kirana Gita
"Tesis ini membahas pengaruh kebijakan pelarangan cantrang dalam mengatasi overfishing di Indonesia. Kebijakan pelarangan cantrang merupakan salah satu kebijakan yang disusun oleh Pemerintah untuk mengatasi overfishing. Untuk melihat pengaruh kebijakan tersebut terhadap sebaran ikan, digunakan data dan informasi penginderaan jauh. Data dan informasi penginderaan jauh ini merupakan data yang umum digunakan nelayan untuk menentukan posisi penangkapan ikan yang efektif dan bersifat real-time. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah titik koordinat ikan pada informasi penginderan jauh sebagai analogi sebaran ikan, suhu permukaan laut, konsentrasi klorofil-a, dan variabel dummy implementasi kebijakan larangan cantrang. Hasil analisis menunjukkan sejak diberlakukannya larangan cantrang, sebaran ikan di laut meningkat sebesar 16.1%. Meningkatnya 1% suhu permukaan laut, menyebabkan peningkatan sebaran ikan sebesar 6.5%. Sedangkan variabel klorofil-a tidak signifikan pada penelitian ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan pelarangan cantrang efektif untuk meningkatkan sebaran atau stok ikan di laut.

Cantrang prohibition is one of the Governmen’s policy to resolve overfishing problems. In order to estimate the impact of cantrang prohibition policy on fish distribution in the sea, remote sensing data and policy are used. This remote sensing data and information are commonly used by fishermen to determine fishing positions that are effective and real-time. The variables used in this study are fish coordinate on remote sensing information as an analogy of fish distribution, sea surface temperature, chlorophyll-a concentration, and dummy variable implementation of the cantrang prohibition policy. The analysis shows that since the enactment of the cantrang prohibition, the distribution of fish in the sea increased by 16.1%. Increased 1% of sea surface temperature, causing an increase in fish distribution by 6.5%. While the chlorophyll-a variable was not significant in this study. This research shows that the prohibition policy is effective to increase the distribution or stock of fish in the sea."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Yunanto
"In Indonesia, overexploitation of marine resource, specifically on fisheries sector, is accompanied with destructive fishing behavior and Illegal, Unregulated and Unreported (IUU) fishing activities. These problems cause Indonesia to suffer loss amounting to around $20 million per year. Indonesia is committed to implement sustainable marine resource and fisheries management by establishing Marine Protected Areas (MPA) reaching to 30 hectares by the end of 2030. Yet, there is no recent empirical study concerning the impact of MPA establishment in Indonesia to the overfishing condition. This research is aimed to answer the question. We employ Schaefer and Fox model to measure the Maximum Sustainable Yield (MSY) as the basis to calculate overfishing index. Overfishing comparison analysis is done by mean difference t-test and panel data regression. Given limitation of data, MPA, regency and Fisheries Management Area (Wilayah Pengelolaan Perikanan/WPP) level of data to obtain robust data. We found that, using mean difference t-test, overfishing index in MPA is lower compared to overfishing in level of regency and WPP. Panel data regression result also support our previous finding as MPA establishment has negative and significant impact to overfishing index. Other factors affecting overfishing level are the amount of total and sustainable effort. Our findings indicate that Indonesia is managing its MPA in the right way. Therefore, it is reasonable for government to expand MPA area in Indonesia in realizing the commitment of establishing 30 ha of MPA."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T53368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadiyanto
"Changes in marine ecology are normal, because the earth is dynamic, and are getting worse and faster since human are involved in their processes, indicating the Anthropocene Era begins. Consequently, three parameters to measure the quality of the earth for living, i.e. climate changes, rate of biodiversity loss, and nitrogen cycles, have been over the maximum thresholds. In general, changes in marine ecology are caused by phenomena that are occuring in global scale e.g. increasing of CO2 emission, global warming, and ocean acidification, regional scale e.g. overfishing, and changes in oceagraphical processes, rain and storm, and local scale e.g. eutrophication, sedimentation, pollution, biological invasions, herbivory, and diseases. Result of reviews shows that major causes of changes in marine ecology in Indonesia may be global warming, overfishing, and coastal pollution. As a result, species richness, abundance, distribution, and community structure of marine ecosystems in Indonesia change significantly."
Jakarta: Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI, 2017
575 OSEANA XLII:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ado Maulana Habibie
"ABSTRAK
Penangkapan ikan berlebih merupakan salah satu permasalahan utama di sektor kelautan dan perikanan yang tidak kunjung selesai. Pemanfaatan sumber daya ikan tanpa batas tersebut telah menimbulkan kerusakan ekosistem laut dan mengancam keberlanjutan sumber daya perikanan di Indonesia maupun dunia. Di Indonesia sendiri, fenomena overfishing masih menjadi permasalahan utama dan perlu mendapat perhatian penuh, hal ini dikarenakan hampir seluruh wilayah perikanan Indonesia telah didominasi oleh kondisi tangkap lebih tersebut. Sebagai salah satu negara yang telah meratifikasi dan mengadopsi UNCLOS 1982 dan Code of Conduct for Responsible Fisheries CCRF 1995 ke dalam Undang-Undang 45 Tahun 2009 tentang Perikanan, Pemerintah Indonesia mempunyai kewajiban untuk mengelola sektor perikanannya secara bertanggung jawab dan sesuai dengan kaidah pembangunan perikanan berkelanjutan. Skripsi ini membahas mengenai dampak penangkapan ikan berlebih terhadap pembangunan perikanan berkelanjutan di Indonesia dan upaya apa saja yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk mencegah dan menanggulangi kondisi tangkap lebih di wilayah perikanan Indonesia guna mendukung pembangunan perikanan berkelanjutan di Indonesia.

ABSTRACT
Overfishing is one of the endless issues in the marine and fisheries sector that is never resolved. The utilization of unlimited fishery resources has caused damage to the marine ecosystem and threatens the sustainability of fishery resources in Indonesia and the world. In Indonesia itself, the phenomenon of overfishing is still a major problem and needs to get full attention, this occurs due to most of Indonesia rsquo s fishery areas have been dominated by these overfishing conditions. As one of the countries that have ratified and adopted UNCLOS 1982 and Code of Conduct for Responsible Fisheries CCRF 1995 into Law Number 45 Year 2009 on Fisheries, The Government of Indonesia has an obligation to manage its fishery sector responsibly and in accordance with the principles of sustainable fisheries development. This thesis discusses about the impact of overfishing on sustainable fisheries development in Indonesia and what efforts can be made by the Government of Indonesia to prevent and cope with overfishing in Indonesian fishery areas to support sustainable fisheries development in Indonesia."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anandra Emyr Abdulkadir
"Penangkapan berlebih pada ikan telah menjadi salah satu penyebab terbesar penurunan kehidupan laut global. Australia, yang dikelilingi oleh Samudra Pasifik dan Samudera Hindia, telah mencoba mengatasi penangkapan ikan berlebihan menggunakan sistem Catch-share yang disebut quota-managed fisheries. Sistem Catch-share adalah sistem penangkapan ikan yang memungkinkan nelayan untuk membeli saham di lokasi tertentu, saham ini kemudian memungkinkan mereka untuk menangkap ikan dalam jumlah tertentu setiap hari. Namun dalam pelaksanaannya banyak proses yang menggunakan dokumen manual, sehingga menyebabkan inefisiensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengelola dan mengurangi overfishing di Queensland melalui perancangan aplikasi Catch-Share System. Studi literatur dilakukan untuk menentukan sistem Catch-share sekarang, yang digunakan sebagai dasar perancangan sistem untuk memvisualisasikan sistem yang akan digunakan pada aplikasi tersebut, kemudian digunakan metode sprint untuk melakukan prototyping, yang melibatkan 5 wawancara pengguna yang komprehensif. Hasil akhir dari penelitian ini adalah aplikasi sistem Catch-share yang komprehensif & teruji, yang dapat digunakan oleh nelayan komersial dan rekreasional.

Overfishing has been one of the biggest causes of the decrease of global sea life. Australia, being surrounded by the pacific and the Indian ocean, has tried to tackle overfishing using a catch-share system called quota-managed fisheries. Catch-share system is a fishing system which allows fishers to buy shares in a specific location, these shares then allows them to fish a specific amount of fish each day. However, in its execution, many of its processes are still using manual paperwork, causing inefficiency. Not to mention, recreational fishers are not subjected to the leading to the system, causing many illegal and unregulated fishing. This research aims to manage and reduce overfishing in Queensland through Catch-Share System application design. The literature study was conducted to determine the current catch-share system, which was used as the basis of a system design to visualize the system that would be used in the application. Then, the sprint method was used to conduct the prototyping, which involves 5 comprehensive user interviews. The final result of this research was a comprehensive & user-tested catch-share system application that can be used by both commercial and recreational fishers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Wijayanto
"Secara kuantitas, perikanan demersal adalah produksi utama perikanan pesisir Semarang,. Sedangkan pemanfaatan sumberdaya perikanan Semarang, termasuk sumberdaya ikan demersal, diduga telah mengalami gejala overfishing. Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti gejala overfishing sumberdaya perikanan demersal pesisir Semarang, menganalis s faktor-faklor yang menyebabkan overfishing serta menganalisis tingkat pemanfaatan yang optimal sumberdaya perikanan demersal di perairan pesisir Semarang dengan pendekatan Maximum Sustainable Yield (MSY), Open Access Equilibrium (OAE) dan Maximum Econc mic Yield (MEY).
Kegiatan utama penelitian ini dimulai dengan pengumpulan dan penyusunan data Catch per Unit Effort (CPUE) perikanan demersal beserta upaya penangkapan (trip) yang diurutkan secara runtut waktu (time series). Data CPUE dan upaya penangkapan yang digunakan adalah data setelah dilakukan standarisasi alat tangkap dengan alat tangkap dogol sebagai basis. Selanjutnya dilakukan uji stasioneritas terhadap data CPUE perikanan demersal dan upaya penangkapan terstandarisasi. Kemudian dilakukan pendugaan parameter (a dan b), serta survei mengenai rata-rata harga ikan demersal dan biaya per trip alat tangkap dogol. Selanjutnya dilakukan penghitungan tingkat pemanfaatan yang optimal sumberdaya perikanan demersal dengan pendekatan MSY, DAE dan MEY.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perikanan demersal pesisir Semarang telah mengalami overfishing yang dimulai pada tahun 1596. Faktor penyebab overfishing adalah operasi penangkapan ikan yang berlebihan, prnggunaar slat tangkap yang tidak ramah lingkungan dan degradasi lingkungan perairan pes sir Serr arang. Berdasarkan pendekatan MSY, tingkat pemanfaatan optimal sumberdaya ikan demersal di perairan pesisir Semarang adalah catch 2.091 tonltahun dan effort 843 trip dogol/tahun, , sedangkan berdasarkan pendekatan UAE, tingkat pemanfaatan optimal adalah catch 127 ton/tahun dan effort 1661 trip dogolltahun, Berdasarkan pendekatan MEY, tingkat pemanfaatan optimal adalah catch 2.090 tonltahun dan effort 830 trip dogolltahun. Pendekatan MEY terbukti paling optimal dalam menghasilkan rente atau profit terbesar dan tetap memperhatikan aspek kelestarian karena tingkat pemanfantannya tidak melampaui MSY.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T 20408
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library