Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wisnu Putro Prabowo
"Sistem kontrol otomatis temperatur dari oven listrik adalah sistem kontrol umpan balik dengan acuan masukannya adalah temperatur yang dikehendaki baik konstan atau berubah secara perlahan dengan berjalannya waktu, dan tugas utamanya adalah menjaga keluaran, yaitu temperatur oven sebenarnya, berada dalam jangkauan yang dapat ditoleransi dari nilai yang dikehendaki. Suhu di dalam oven listrik diukur oleh termokopel yang merupakan alat analog. Suhu analog dikonversi menjadi suhu digital oleh konverter A/D, kemudian dimasukkan ke kontroler yang berupa PC melalui sebuah antarmuka. Suhu digital ini dibandingkan dengan suhu masukan yang diprogram, dan jika terjadi penyimpangan, kontroler mengirim sinyal ke pemanas, melalui sebuah antarmuka, penguat, dan relai, untuk membawa temperatur oven ke nllai yang dikehendaki.

Automatic control system of an electric oven is temperature is a Redbook control system with a rejerence temperature as the input which is constant or changing with time, and its main purpose is maintaining the system 's output, the actual oven temperature, within a tolerable range of desired value. The temperature within the oven is measured by a thermocouple which is an analog device. This analog temperature is converted into a digital temperature by a A/D converter, then kd into a PC controller through an interface. This digital temperature is compared with an programmed input temperature, and if there is an error, the controller will send a signal to the heater, through an interface, amplifier, and relay, to bring the oven temperature back to the desired value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brilianta Abdalla Raliaji
"ABSTRAK
Kerupuk merupakan makanan ringan pendamping lauk pauk yang dikenal masyarakat luas serta merupakan komoditas pangan yang mampu diekspor ke luar negeri. Pengeksporan kerupuk dilakukan dalam bentuk mentah untuk mencegah kerusakan sehingga membutuhkan pemasakan kembali sebelum dapat dikonsumsi. Pengolahan konvensional dengan penggorengan merupakan pilihan utama untuk memasak kerupuk, namun aspek kesehatan, gizi, biaya, dan lainnya membuat metode ini kurang disegani. Alternatif pemasakan yang memiliki aspek yang lebih baik adalah dengan menggunakan microwave oven. Microwave oven menggunakan gelombang mikro untuk menghasilkan panas yang akan mematangkan kerupuk. Penelitian ini akan melakukan pengamatan lebih terhadap parameter-parameter yang memengaruhi pengembangan kerupuk melalui microwave oven seperti penambahan wadah, penambahan jumlah, penambahan cairan, dan simulasi dengan lsquo;COMSOL rsquo;. Hasil data yang didapatkan akan dibandingkan dengan metode konvensional untuk mengetahui pengaruh dari setiap pengujian terhadap pengembangan kerupuk serta hasil terbaiknya.

ABSTRACT
Kerupuk is a snack or companion side dishes known to the wider community and is a food commodity that can be exported abroad. Kerupuk exporting is done in raw form to prevent damage so it needs cooking before it can be cosumed. Conventional processing by frying is the main choice for cooking crackers, but health, nutrition, cost, and other aspects make this method less desireable. A cooking alternative that has a better aspect is a microwave oven. Microwave ovens use microwaves to generate heat that will cook the kerupuk. This study will make more observations on the parameters that affect the development of crackers through microwave ovens such as adding containers, adding quantities, adding fluids, and simulating with 39 COMSOL 39 . The results of the data obtained will be compared with conventional methods to determine the effect of each test on the expansion of kerupuk and the best results."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Madu bentuk cair memiliki beberapa keterbatasan dalam penggunaan,
penyimpanan, dan pendistribusian. Selain itu, rasa serta aroma madu belum
tentu disukai oleh semua orang. Oleh sebab itu perlu dilakukan usaha
diversifikasi yang diharapkan mampu untuk mengatasi keterbatasan madu
bentuk cair. Pada penelitian telah dilakukan pembuatan tablet madu sebagai
produk diversifikasi. Serbuk madu dibuat dengan metode pengeringan oven.
Madu dicampur dengan Avicel® PH 101 dengan perbandingan 5:5, 6:4, dan
7:3, lalu dikeringkan dengan oven pada suhu ±50°C sampai diperoleh kadar
air 3-5%. Pengeringan 5:5 selama satu jam diperoleh kadar air 3,72±0,14%
dan pengeringan 6:4 selama dua jam diperoleh kadar air 3,96±0,14%. Tablet
madu dengan formula serbuk madu perbandingan 5:5 89%, Primojel® 5%,
Aerosil® 1%, talk 5% dan formula serbuk madu perbandingan 6:4 89%,
Primojel® 5%, Aerosil® 1%, talk 5% memenuhi syarat uji keseragaman bobot,
keseragaman ukuran, waktu hancur, kekerasan dan keregasan."
Universitas Indonesia, 2006
S32735
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Mediasri
"Salah satu metode pemurnian untuk memisahkan campuran etanol-air adalah adsorpsi karena memiliki efisiensi energi yang baik. Pada adsorpsi, perlu dilakukan regenerasi adsorben sebagai pertimbangan aspek ekonomi untuk memperpanjang waktu umur pakai. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh regenerasi adsorben terhadap adsorpsi campuran etanol-air pada unggun tetap. Adsorben yang digunakan pada penelitian adalah zeolit sintetis 3A. Regenerasi adsorben dilakukan dengan metode pemanasan oven drying, menggunakan oven dengan temperatur 100 - 120°C selama kurang lebih 10 jam, atau sampai tidak ada penurunan berat adsorben teregenerasi lagi. Campuran etanol-air yang diadsorpsi memiliki dua variasi konsentrasi awal etanol yaitu sebesar 50% v/v dan 10% v/v, dalam kolom adsorpsi unggun tetap secara kontinyu dengan laju alir 10 ml/menit selama 5 jam dengan temperatur dan tekanan ruangan. Data yang diperoleh merupakan pengaruh regenerasi terhadap kinerja adsorben yaitu adsorpsi efektif, waktu penetrasi, dan kapasitas adsorpsi. Data kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk kurva breakthrough yang kemudian dibandingkan dengan hasil adsorpsi menggunakan zeolit 3A baru. Pada adsorpsi konsentrasi etanol 50% v/v kapasitas adsorpsi menggunakan adsorben teregenerasi mengalami penurunan sebesar 18% dan 19% pada adsorpsi konsentrasi etanol 10% v/v.

One of the purifying methods to separate ethanol-water mixtures is adsorption, because of its good energy efficiency. Regeneration of adsorbent needs to be done in consideration of economic aspects. This research aims to determine the regeneration effect of adsorbent on the adsorption of ethanol-water mixture in fixed bed. The adsorbents used in this research are synthetic zeolite type 3A. The adsorbent is regenerated using oven drying method, with a temperature range of 100 - 120°C for approximately 10 hours, or until there is no additional weight of the regenerated adsorbents. The mixtures used in this research are in two variations of ethanol concentrations, 50% v/v and 10% v/v, in a fixed bed adsorption column continuously with a flow rate of 10 ml/min for 5 hours at room temperature and pressure. The result of this research is the effect of the adsorbent regeneration process on the performance of the adsorbent, by calculating the effective adsorption, penetration time, and adsorption capacity. The data obtained is presented in breakthrough curves which then compared with the results of adsorption using the new zeolite type 3A. On the adsorption of 50% v/v ethanol concentration, the adsorption capacity using regenerated adsorbent decreases by 18% and by 19% on the adsorption of 10% v/v ethanol concentration."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Kurniawan
"Telah dilakukan semi sintesis vanili dari eugenoi, yang merupakan
kandungan senyawaan utama {main component) minyak cengkeh, dengan
menggunakan teknlk gelombang mikro (microwave) di daiam oven microwave
komersial. Sebagai langkah pertama pada semi-sintesis ini, eugenoi, sebagai
substrat awai, direaksikan dengan larutan KOH 10%, dan dipanaskan di
daiam oven microwave selama 1, 2, dan 3 menit pada tingkat pemanasan I (
66% dari energi yang dihasilkan microwave atau 6,67 x 10'^ eV), serta
selama 1 dan 2 menit pada tingkat pemanasan II (85%
dihasilkan microwave atau 8,60 x 10"^ eV). Tahap kedua dari semi-sintesis
ini adalah mengoksidasi hasil isomerisasi dengan oksidator nitrobenzena.
Hasil yang diperoleh dari Isomerisasi pemanasan tingkat I; waktu 1 menit,
frans-isoeugenol: 22,38%, c/s-isoeugenol: 2,82% (total konversi isoeugenol
22,65%), waktu 2 menit: trans-isoeugenol 23,27%, c/s-isoeugenol 2,90%
(total konversi isoeugenol 23,62%), waktu 3 menit; frans-isoeugenol 29,64%,
c/s-eugenol 3,78% (total konversi isoeugenol 30,88%). Rendemen pada
tingkat pemanasan II : waktu 1 menit: /rans-isoeugenol 0,19%, c/sisoeugenol
; 90,89% (total konversi isoeugenol 88,53%) dan waktu 2 menit;
frans-isoeugenol ; 0,02%, c/s-isoeugenol ; 94,97% (total konversi isoeugenol
92,44%).
Tanpa pemisahan atau pemurnian lebih lanjut, terhadap campuran
hasil reaksi isomerisasi dilakukan oksidasi dengan 3 mL (0,026 mol) nitrobenzena, dan dipanaskan di dalam oven microwave pada tingkat
pemanasan H selama 2 menit. Vaniii yang dihasifkan setelah proses
pemurnian dengan etanol-air, berturut-turut adalah : 6,75% (tingkat
pemanasan I selama 1 menit), 13,60% (tingkat pemanasan I selama 2 menit),
69,22% (tingkat pemanasan I selama 3 menit), 82,09% (tingkat pemanasan II
selama 1 menit), dan 86," 10% (tingkat pemanasan II selama 2 menit).
Data spektroskopi dan data titik leleh hasil semi sintesis tidak jauh
berbeda dengan data spektroskopi dan data titik leleh vaniii alami"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bhagaskara Putra Haditya
"ABSTRAK
Bioetanol merupakan bahan bakar alternatif yang dianggap paling menjanjikan di masa depan karena bioetanol merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan. Pada prosesnya, etanol yang dihasilkan memilki kadar 30-40% v/v. Sehingga dengan begitu etanol masih membutuhkan proses pemurnian. Salah satu metode pemurnian yang dapat digunakan adalah adsorpsi, karena adsorpsi menggunakan adsorben komposit, proses regenerasi adsorben dilakukan juga. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kinerja adsorben setelah dilakukan beberapa kali regenerasi. Dengan adsorben komposit yang digunakan PVA : Zeolit : Karbon aktif (1:1:1), berdasarkan hasil penelitian kinerja adsorben ditinjau berdasarkan adsorpsi efektif, waktu penetrasi, dan kapasitas adsorpsi. Dari hasil penelitian dengan kandungan etanol masuk 96%, adsorben yang baru 1 kali regenerasi memiliki nilai adsorpsi efektif dan kapasitas adsorpsi sebesar 320 menit dan 49,748 mg/ 100 g adsorben sedangkan pada kandungan masuk etanol 88% adsorben yang baru 1 kali regenerasi memiliki nilai adsorpsi efektif dan kapasitas adsorpsi sebesar 270 menit dan 158,5320 mg/ 100 g adsorben, dan semakin sering dilakukan proses regenerasi kinerja adsorben akan semakin turun. Dapat disimpulkan bahwa proses regenerasi adsorben terhadap kinerja adsorben akan semakin turun sejalan dengan proses regenerasi yang dilakukan.

ABSTRACT
Bioethanol is an alternative fuel that is considered the most promising in the future because bioethanol is an environmentally friendly fuel. In the process, the ethanol produced has 30-40% v / v levels. So that ethanol still needs a refining process. One of the purification methods that can be used is adsorption, because adsorption uses composite adsorbents, the regeneration process of the adsorbent is also done. This study was aimed at knowing the performance of the adsorbent after several regenerations. With composite adsorbent used PVA: Zeolite: Activated carbon (1: 1: 1), based on the results of the research the performance of the adsorbent was reviewed based on effective adsorption, penetration time, and adsorption capacity. From the results of research with 96% ethanol content, the adsorbent which has only 1 time regeneration has an effective adsorption value and adsorption capacity of 320 minutes and 49.748 mg / 100 g of adsorbent whereas in the content of 88% ethanol adsorbent which has only 1 time regeneration has an effective adsorption value and the adsorption capacity of 270 minutes and 158.5320 mg / 100 g of the adsorbent, and the more frequent the regeneration process of the adsorbent performance will decrease. It can be concluded that the regeneration process of the adsorbent to the performance of the adsorbent will decrease further along with the regeneration process carried out.

 

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febryani Angelica
"Oven merupakan salah satu alat yang kritis dalam menunjang pembuatan produk injeksi steril, sehingga harus dilakukan kualifikasi kinerja untuk membuktikan oven dapat bekerja dengan baik sesuai dengan parameter yang ditentukan. Tujuan dari kualifikasi kinerja Oven D-08 ini adalah untuk mengkaji hasil data kualifikasi kinerja Oven D-08 dengan lima parameter pengujian di Fasilitas Injeksi Hormon (Kelas C) PT. Harsen Laboratories. Parameter pengujian yang dilakukan ada lima, yaitu uji kebocoran, prerun and postrun calibration, distribusi panas dalam keadaan kosong, distribusi panas dan penetrasi panas dengan muatan, dan uji nonviable particle. Hasil pengujian kebocoran didapatkan bahwa asap smoke pen tidak tertarik kedalam celah pintu chamber yang menunjukkan bahwa tidak ditemukan kebocoran pada oven. Hasil pengujian prerun dan postrun yang didapatkan adalah selisih suhu deviasi maksimum dan minimum tiap suhu setting prerun dan postrun tidak melebihi dari 0,5 oC, pengujian distribusi dan penetrasi panas mendapatkan selisih suhu tertinggi dan suhu terendah tiap percobaan tidak melebihi dari 15 oC dan hasil rata-rata lethality > 40 menit. Pengujian Endotoxin Challenge Vial mendapatkan hasil bahwa penurunan jumlah endotoksin tidak kurang dari 3 log atau 1000 EU pada tiap lokasi thermocouple dan pengujian nonviable particle mendapatkan hasil bahwa jumlah partikel yang terdapat dalam oven tidak melebihi dari persyaratan partikel kelas A. Seluruh hasil pengujian telah memenuhi kriteria keberterimaan. Oven D-08 yang terletak di Fasilitas Injeksi Hormon telah terkualifikasi dan terbukti dapat bekerja dengan baik.

Oven is one of cricital equipments in manufacturing of sterile injection product, so it need to be qualified with performance qualification to ensure oven can perform well within the specified parameters. Purpose from performance qualification of Oven D-08 is to review the data results of Oven D-08’s performance qualification with five testing parameters in Hormone Injection Facility (Class C) PT. Harsen Laboratories. There are five testing parameters carried out, they are leak test, prerun and postrun calibration, heat distribution in empty state, heat distribution and heat penetration with load, and nonviable particle test. Results of leak test found that the smoke pen was not attrached into the gap in the chamber door, indicating that no leaks were found in the oven. Results of prerun and postrun tests obtained were the difference in maximum and minimum temperature deviation for each prerun and postrun setting temperature did not exceed 0,5°C, heat distribution and penetration tests obtained that the difference in the highest and lowest temperatures for each experiment are not exceeding 15°C and the average results – average lethality > 40 minutes. Endotoxin Challenge Vial test resulted in a decrease in the amount of endotoxin not less than 3 log or 1000 EU at each thermocouple location and the nonviable particle test resulted that the number of particles contained in the oven did not exceed the requirements for class A particles. All test results met the acceptance criteria. Oven D-08 located in the Hormone Injection Facility has been qualified and proven to work properly."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eny Kusrini
"In this research, we studied the preparation of nanochitosan from the addition of potassium persulfate as an initiator for monomer polymerization and monocarboxylic acid—namely acetic acid, lactic acid, and formic acid—to a chitosan solution. To obtain the dried form of chitosan nanoparticles, we investigated the effects of oven and spray drying systems toward the physicochemical properties and morphology of chitosan nanoparticles. Successfully prepared chitosan nanoparticles were characterized by Fourier transform infrared spectroscopy (FTIR), Field Emission Scanning Microscopy/Energy Dispersive X-ray Analysis (FESEM-EDX), and a particle size analyzer (PSA). The structures of nanochitosan prepared in different acids were quite similar based on the FTIR spectra. By increasing the concentrations of potassium persulfate, the yields of chitosan nanoparticles also increased. The concentration of potassium persulfate had a significant influence on the production of chitosan nanoparticles. The lowest concentration of potassium persulfate (0.6 mmol) did not produce an observable formation of chitosan nanoparticles. By using formic acid and potassium persulfate in various concentrations from 1.2–3.0 mmol, chitosan nanoparticles were obtained. A particle size distribution of chitosan nanoparticles was produced from a formic acid solution having a smaller size compared to others. The acidity effect of monocarboxylic acids in the formation of chitosan nanoparticles was better compared to the addition of other acids. Furthermore, synthesized chitosan nanoparticles (50–110 nm) produced from formic acid solutions have potential applications for drug carrier purposes."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2015
UI-IJTECH 6:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rezta Fadhilah Ramadhanty
"Kolagen merupakan protein yang berbentuk triple helix. Kolagen pada membran cangkang telur memiliki stabilitas suhu yang cukup rendah, yaitu sekitar 55oC, sehingga dalam pengeringannya lebih umum digunakan metode liofilisasi. Pada penelitian ini, dilakukan optimalisasi proses pengeringan kolagen dengan metode pengeringan lain yaitu dengan menggunakan oven vakum skala laboratorium dengan tujuan untuk mengurangi biaya produksi. Ekstraksi kolagen dari membran cangkang telur ayam dilakukan dengan menggunakan NaOH 0,1 N pada tahap pre-treatment dan asam asetat 0,5 M pada tahap ekstraksi. Ekstrak kolagen akan melalui tahap pemisahan dengan sentrifugasi, pengendapan dengan NaCl; dan dimurnikan dengan membran dialisis. Ekstrak kolagen dikeringkan dengan oven vakum pada suhu 45oC; 40oC; dan 35oC. Parameter yang digunakan untuk menentukan proses pengeringan yang optimal adalah waktu pengeringan, laju pengeringan, dan kadar total kolagen. Suhu 45oC memberikan hasil waktu pengeringan paling cepat, yaitu 11-12 jam. Kadar kolagen dianalisis dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi menggunakan kolom Purospher® C18 dan detektor fluoresensi. Kondisi analisis dilakukan pada panjang gelombang eksitasi 255 nm dan emisi 320 nm. Komposisi fase gerak dapar asetat (pH 4,2) dan asetonitril (60:40) dengan laju alir 0,8 ml/menit. Kadar rata-rata total kolagen yang diperoleh pada sampel dengan suhu pengeringan 45oC; 40oC; dan 35oC adalah 2,3517%; 2,2427%; dan 1,9209%.

Collagen is a triple helix shaped protein. Collagen from chicken eggshell membrane has a low thermal stability compared to other collagen source, around 55oC, hence the drying method to obtain collagen is usually by lyophilization. In this study, collagen is dried using vacuum oven laboratory scale to reduce the production cost. Extraction of collagen from chicken eggshell membrane is done using NaOH 0.1 N in pretreatment stage and acetate acid 0.5 M for extraction. Collagen extract is then centrifugated to separate the collagen molecule, precipitated using NaCl, and purificated using the dialysis membrane. Collagen extract dried using vacuum oven at three different temperature, 45oC; 40oC; and 35oC. Optimalization of the drying process is analyzed by observing the drying time, drying rate, and total collagen content obtained. The shortest drying time is 11-12 hours on 45oC. Collagen analyzed using High Pressure Liquid Chromatography with fluoresence detector using Purospher® C18 column, exitation and emission wavelength at 255 nm and 320 nm, mobile phase composition of acetate buffer (pH 4.2) and acetonitrile (60:40), and flow rate 0.8 ml/min. Average total collagen content obtained from sample of drying temperature of 45oC; 40oC; and 35oC are 2.3517%; 2.2427%; and 1.9209%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2   >>