Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitohang, R. Vensya
Abstrak :
Penyakit difteri sudah jarang di temukan di Indonesia. Sebagaimana terlihat dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1986 dan 1992 sebagai penyebab kesakitan dan kematian pada bayi/balita menduduki peringkat 5 (9,4 %) dan 6 (3,3 %) di Jawa - Bali serta tahun 1995 peringkat ke 7 (2,1 %), namun dalam kurun waktu Oktober tahun 2000 sampai dengan Juli tahun 2001 penyakit ini menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) pada beberapa Desa dan Kecamatan di Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Dari data-data yang ada bahwa program imunisasi DPT di tempat KLB terjadi, berjalan dengan lancar bahkan Desa tersebut sudah mencapai status Universal Child Immunization (UCI). Sejalan dengan kontradiksi tersebut penulis terdorong untuk melakukan penelitian terhadap faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian difteri selain faktor imunisasi. Dari beberapa faktor tersebut penulis memfokuskan pada faktor kepadatan serumah karena cara penularan penyakit ini adalah dengan kontak langsung, kontak tidak langsung melalui benda, tangan, makanan dan minuman yang terkontaminasi. Disamping cara penularannya faktor-faktor lain tersebut juga berkorelasi positif terhadap hubungan kepadatan serumah dengan kejadian difteri. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 186 orang dengan jumlah kasus 93 orang dan kontrol 93 orang. Hasil dari penelitian ini didapat bahwa faktor kepadatan serumah berhubungan dengan kejadian difteri dan faktor yang berpengaruh terhadap hubungan tersebut adalah faktor kepadatan human kamar tidur, sumber pengeluaran, faktor pengeluaran keluarga, faktor status imunisasi dan faktor status gizi. Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur untuk tetap mempertahankan cakupan imunisasi yang tinggi secara terus menerus khususnya DPTIDT dan merata di semua Desa khususnya yang padat penghuninya. Alga disarankan kepada Puskesmas ditempat yang penduduknya padat untuk mengaktifkan pemberian makanan tambahan melalui Posyandu, upaya perbaikan gizi keluarga di Kecamatan dan melalui program pemberian makanan tambahan di sekolah. Kepada Pemerintah Kabupaten Cianjur disarankan untuk mengalokasikan dana Program Pengembangan Kecamatan (PPK) untuk pembangunan perumahan khususnya penduduk yang padat penghuninya. Daftar bacaan : 45 (1964 - 2041)
Relation between Crowded in House and Difteri on Outbreak Difteri in Cianjur District West Java year 2000 - 2001Difteri has been rarely found in Indonesia. As shown on the Survey result of household health (SKRT) in year 1986 and 1992, the disease are causes the death for baby and pre school, and having its ranks of 5`h (9,4 %) and 6`s (3,3 %) in Java - Bali also in the year of 1995 is the 7' ranks (2,1 %) out of Java - Bali. While in October 2000 until July 2001 there is created an out break affect in several Village and Sub District in Cianjur District West Java. From the existing datas, program of DPTlDT Immunization in out break place had happened is good and that Villages have get Universal Child Immunization (UCI) status. According to this contradictif the writer motivated to take the research about risk factor to relation with difteri occurred that difteri beside the immunization factors. From several factors, here with the Writer focus on crowded in house due to this disease is contamination of direct contact, contamination of indirect contact trough the body, arms, food and drinks. Besides the contamination, other factors are also correlation positive towards the crowded in house with difteri occurred. Total samples in these examination are 186 poeples with 93 person case group and 93 person control groups. Result of this research founded that crowded in house factors related with the difteri disease and another risk factor affected to that relation is : crowded in bedroom, contamination facts, family expenses, immunization status and nutrition status. Based on the result of this research, the writer suggested to the Govennent in Cianjur expected to alocated compensation load of oil and gas priority to do the Program Pengembangan Kecamatan (PPK) in the matter of houses construction especially in the crowded area. To Department of Health in Cianjur District to keep continiuosly the immunization of DPTIDT in all Villages which having a high population. Also suggested to Public Health Centre to increase service give meal supplement in Integreted Health Post (Posyandu) and by Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) programme at Sub District and by Pemberian Makanan Tambahan di Sekolah (PMTS) programme. It is also recommended to another researcher to investigate the relation crowded in house and difteri occurred by applying cohort design, it is expected that all information found in the research may help the stakeholders to implement the policies related to the recovery of difteri disease. Bibliography 45 (1964 - 2001)
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 8383
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Januar Tree Kencana
Abstrak :
Penyakit difteri disebabkan oleh infeksi corynebacteritum diphteriae merupakan salah satu penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi, penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan yang serius karena seringkali menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) di berbagai negara maupun belahan dunia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada tahun 2017 telah terjadi KLB difteri di 20 propinsi dan 95 kabupaten / kota di Indonesia, termasuk Propinsi Banten dan salah satunya adalah di Kabupaten Serang. Di kabupaten Serang Status imunisasi dan statu gizi masyarakat masih menjadi masalah kesehatan, Cakupan imunisasi yang masih rendah di beberapa Desa dalam kecamatan dan status gizi buruk masih ditemukan, oleh karenanya penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan status imunisasi dan status gizi dengan kejadian difter! pada KLB di kabupaten Serang Propinsi Banten Tahun 2017-2018. Desain penelitian yang digunakan adalah kasus kontrol dimana variabel penelitiannya adalah status imunisasi dan status gizi serta variabel kovariat yaitu lingkungan fisik tempat tinggal, pengetahuan dan riwayat bepergian. Berdasarkan hasil penelitian secara multivariat dengan menggunakan regresi logistik di dapatkan hasil bahwa status imunisasi mempunyai OR : 3,777 95% CI = 1.48 -9.60 P Value 0.005 sedangkan Status Gizi memiliki OR : 1,23 90% CI = 0.44 — 3,41 P Value 0,680 setelah dikontrol dengan Variabel Umur, Jenis Kelamin, Pengetahuan, Riwayat Bepergian, lingkungan fisik Rumah, pencahayaan alami, Kelembaban dan kepadatan Hunian. ......Background: Diphtheria as a one of the most contagious diseases that can be prevented by immunization (VPD) is still a serious health problem because it often causes outbreak in various countries including Indonesia. Based on data from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia, during 2017 there have been diphtheria outbreaks in 20 provinces and 95 regency/cities including Serang Regency.This study aims to determine the relationship between immunization and nutritional status with the diphtheria outbreaks in Serang Regency of Banten Province in 2017-2018. Methods: This study was an analytic study using case control design with 172 respondents consisting of 43 cases and 129 controls. Logistic regression analysis was performed to obtain an estimate of the relationship between immunization and nutritional status with diphtheria after controlled covariate variables. Result: Proportion of immunization and good nutrition in the case is lower than in control. Immunization and nutrition in both cases were 51.2% and 76.7% while in controls were 77.5% and 81.4%. The association (OR) between immunization status and diphtheria was 3.78 (95% CI: 1.48-9.60) after controlling to age, room density and natural house lighting while the association (OR) between nutritional status and diphtheria was 1.23 (95% CI: 0.44-3.41) after controlling to age, knowledge, humidity, and immunization status. Conclusions: The proportion of immunization in diphtheria cases is still low. Nonimmunization status are at risk for diphtheria 3.78 times. The Health Office is expected to conduct routine monitoring and evaluation of basic immunization programs, especially in areas with low coverage and provide information to the community about diphtheria, including factors such as immunization, nutrition, and the physical environment of the house.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49934
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library