Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Okada, Gen
Abstrak :
In brazil, where covid-19 was discovered in late february 2020, the outbreak has since exploded. Behind this lies a serious socioeconomic problem that has persinted since colonial times.
Tokyo: Center for Asian and Pacific Studies, Seikei University, 2022
915 RAPS 47 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmin Hasna Jamila
Abstrak :

Negara menjamin hak dasar warga negara atas kesehatan sebagaimana diatur dalam UUD NRI 1945. Munculnya virus SARS nCoV-2 yang menyebabkan sindrom dan penyakit COVID-19 yang terdeteksi pertama kali di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada akhir tahun 2019, mengharuskan pemerintah Republik Indonesia mengevakuasi 245 WNI yang terjebak di sana dan mengadakan karantina sebelum memulangkan mereka ke daerah asal. Dari pelaksanaan karantina selama 14 hari di Natuna, Kepulauan Riau, Bulan Februari 2020 lalu, penulis hendak melakukan penelitian mengenai implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan dalam penanggulangan wabah penyakit COVID-19 di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian yuridis-normatif. Penelitian ini dilakukan dengan studi perundang-undangan dan studi pustaka. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan memiliki kapasitas mengatur dalam area pencegahan dan penanganan masuknya wabahnya penyakit menular dan resiko kesehatan yang dapat menimbulkan ancaman bagi kesehatan masyarakat. Dalam upaya karantina WNI di Natuna pada tahun 2020, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 telah terlaksana dengan cukup baik walaupun terdapat beberapa kendala seperti terbatasnya keteresediaan air bersih, penolakan warga sekitar area karantina, dan mis-koordinasi antara pemerintah pusat dengan daerah. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia harus segera membuat Peraturan Menteri Kesehatan untuk menunjang pelaksanaan UU No. 6 Tahun 2018.

 


Indonesia is obliged to ensure its citizens’ fundamental right to health care as stipulated in the Constitution. The outbreaks of SARS nCoV-2 virus which caused the syndrome and diseases of COVID-19 was first detected in Wuhan city, Hubei Province, China at the end of 2019, requiring the Government to evacuate 245 Indonesian citizens who were trapped there to held quarantine before returning them home. From the 14-day quarantine in Natuna, Riau in February 2020, the authors about to conduct research on the implementation of Law No. 6 of 2018 on Health Quarantine in response to the outbreak of the COVID-19 disease in Indonesia. This research is a juridical-normative study. This research was conducted with statutory study and library studies. Law No. 6 of 2018 on health quarantine has a capacity to regulate in the area of prevention and treatment of the inclusion of infectious diseases and health risks that can pose a threat to public health. In Natuna quarantine, Law No. 6 of 2018 has been carried out quite well despite some constraints such as limited clean water, rejection of residents around the quarantine area, and miss-coordination between the central Government and the region. Ministry of Health of Indonesia must immediately create regulation under Minister of Health to support the implementation of LAW No. 6 of 2018.

 

Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Novita Sari
Abstrak :
Difteri menjadi penyumbang kejadian luar biasa KLB bagi sebagian wilayah di Indonesia, tidak terkecuali dengan wilayah Provinsi Jawa Barat. Kejadian difteri yang tercatat pada tahun 2015 dan 2016 terekam naik. Kasus difteri meningkat dari 59 kasus menjadi 153 kasus. Kota Depok menjadi salah satu penyumbang kasus yang memiliki angka kejadian yang fluktuatif. Tren penyakit sempat menurun pada 2013-2015, namun kemudian naik pada tahun 2016 menjadi 8 kasus. Penelitian ini membahas tentang bagaimana implementasi kebijakan, yang dilihat dari sumber kebijakan, pengaturan sumber daya, karakteristik instansi pelaksana, struktur birokrasi, komunikasi, pengaruh disposisi dan keadaan sosial-ekonomi dan politik dalam pengendalian Kejadian Luar Biasa KLB difteri dan Outbreak Response Immunization ORI di Kota Depok tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif, melalui wawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terbatasnya sumber daya terutama SDM, kurangnya kepedulian lintas sektor dan faktor lingkungan sosial, yakni adanya penolakan dari masyarakat untuk vaksinasi, menjadi tantangan dalam pengendalian Kejadian Luar Biasa KLB difteri dan Outbreak Response Immunization ORI di Kota Depok. Diharapkan, kepada implementor kebijakan dapat berkomitmen untuk bekerja sama dengan baik, dan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh dalam implementasi kebijakan, serta dukungan pemerintah dalam menyediakan vaksin yang halal dan aman serta penelitian mengenai bioterorisme juga dapat dilakukan sebagai pemecahan kasus difteri yang fluktuatif setiap tahunnya.
Diphtheria is contributor of outbreak KLB for some regions in Indonesia, included West Java Province. Diphtheria cases recorded increased through 2015 2016, cases increased from 59 cases to 153 cases. Depok City became one of the contributors of cases that have fluctuating incidents. Disease trends have declined in 2013 2015, but then increased in 2016 to 8 cases. This study discusses policy implementation, viewed from policy sources, resource arrangements, the characteristics of implementing agencies, bureaucratic structures, communications, the influence of dispositions and socio economic and political circumstances in control of Diphtheria Outbreak and Outbreak Response Immunization ORI in Depok City in 2017. This type of research is qualitative research with descriptive design, through in depth interviews and document review. The results showed that the limited resources, especially human resources, the lack of cross sectoral concern and social environment factors, like the rejection of some community for vaccination, became a challenge in controlling the Diphtheria Outbreak and Outbreak Response Immunization ORI in Depok City. It is expected that policy implementers can commit to working together, and taking into the influential factors in policy implementation, as well as government support in providing halal and safe vaccines and research on bioterrorism can also be done as solving cases of diphtheria fluctuating annually.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitohang, R. Vensya
Abstrak :
Penyakit difteri sudah jarang di temukan di Indonesia. Sebagaimana terlihat dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1986 dan 1992 sebagai penyebab kesakitan dan kematian pada bayi/balita menduduki peringkat 5 (9,4 %) dan 6 (3,3 %) di Jawa - Bali serta tahun 1995 peringkat ke 7 (2,1 %), namun dalam kurun waktu Oktober tahun 2000 sampai dengan Juli tahun 2001 penyakit ini menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) pada beberapa Desa dan Kecamatan di Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Dari data-data yang ada bahwa program imunisasi DPT di tempat KLB terjadi, berjalan dengan lancar bahkan Desa tersebut sudah mencapai status Universal Child Immunization (UCI). Sejalan dengan kontradiksi tersebut penulis terdorong untuk melakukan penelitian terhadap faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian difteri selain faktor imunisasi. Dari beberapa faktor tersebut penulis memfokuskan pada faktor kepadatan serumah karena cara penularan penyakit ini adalah dengan kontak langsung, kontak tidak langsung melalui benda, tangan, makanan dan minuman yang terkontaminasi. Disamping cara penularannya faktor-faktor lain tersebut juga berkorelasi positif terhadap hubungan kepadatan serumah dengan kejadian difteri. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 186 orang dengan jumlah kasus 93 orang dan kontrol 93 orang. Hasil dari penelitian ini didapat bahwa faktor kepadatan serumah berhubungan dengan kejadian difteri dan faktor yang berpengaruh terhadap hubungan tersebut adalah faktor kepadatan human kamar tidur, sumber pengeluaran, faktor pengeluaran keluarga, faktor status imunisasi dan faktor status gizi. Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur untuk tetap mempertahankan cakupan imunisasi yang tinggi secara terus menerus khususnya DPTIDT dan merata di semua Desa khususnya yang padat penghuninya. Alga disarankan kepada Puskesmas ditempat yang penduduknya padat untuk mengaktifkan pemberian makanan tambahan melalui Posyandu, upaya perbaikan gizi keluarga di Kecamatan dan melalui program pemberian makanan tambahan di sekolah. Kepada Pemerintah Kabupaten Cianjur disarankan untuk mengalokasikan dana Program Pengembangan Kecamatan (PPK) untuk pembangunan perumahan khususnya penduduk yang padat penghuninya. Daftar bacaan : 45 (1964 - 2041)
Relation between Crowded in House and Difteri on Outbreak Difteri in Cianjur District West Java year 2000 - 2001Difteri has been rarely found in Indonesia. As shown on the Survey result of household health (SKRT) in year 1986 and 1992, the disease are causes the death for baby and pre school, and having its ranks of 5`h (9,4 %) and 6`s (3,3 %) in Java - Bali also in the year of 1995 is the 7' ranks (2,1 %) out of Java - Bali. While in October 2000 until July 2001 there is created an out break affect in several Village and Sub District in Cianjur District West Java. From the existing datas, program of DPTlDT Immunization in out break place had happened is good and that Villages have get Universal Child Immunization (UCI) status. According to this contradictif the writer motivated to take the research about risk factor to relation with difteri occurred that difteri beside the immunization factors. From several factors, here with the Writer focus on crowded in house due to this disease is contamination of direct contact, contamination of indirect contact trough the body, arms, food and drinks. Besides the contamination, other factors are also correlation positive towards the crowded in house with difteri occurred. Total samples in these examination are 186 poeples with 93 person case group and 93 person control groups. Result of this research founded that crowded in house factors related with the difteri disease and another risk factor affected to that relation is : crowded in bedroom, contamination facts, family expenses, immunization status and nutrition status. Based on the result of this research, the writer suggested to the Govennent in Cianjur expected to alocated compensation load of oil and gas priority to do the Program Pengembangan Kecamatan (PPK) in the matter of houses construction especially in the crowded area. To Department of Health in Cianjur District to keep continiuosly the immunization of DPTIDT in all Villages which having a high population. Also suggested to Public Health Centre to increase service give meal supplement in Integreted Health Post (Posyandu) and by Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) programme at Sub District and by Pemberian Makanan Tambahan di Sekolah (PMTS) programme. It is also recommended to another researcher to investigate the relation crowded in house and difteri occurred by applying cohort design, it is expected that all information found in the research may help the stakeholders to implement the policies related to the recovery of difteri disease. Bibliography 45 (1964 - 2001)
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 8383
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eggi Arguni
Abstrak :
Latar belakang: Difteri merupakan penyakit infeksi endemis dan menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Pada tahun 2017 kejadian luar biasa difteri terjadi di beberapa provinsi di Indonesia. Tujuan: Untuk mengetahui prediktor kematian difteri klinis pada anak di Provinsi DKI Jakarta dan Kabupaten Tangerang selama kejadian luar biasa tahun 2017-2018. Metode: Penelitian kohort retrospektif dilakukan di lima rumah sakit rujukan di DKI Jakarta dan satu di Kabupaten Tangerang periode 1 Januari 2017-31 Agustus 2018. Pasien anak usia 1-18 tahun dengan diagnosis difteri klinis dinilai faktor prediktor yang berhubungan dengan luaran kematian. Uji korelasi chi square dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel bebas dan luaran. Multivariat analisis dilakukan untuk menentukan prediktor kematian. Analisis data dilakukan dengan program SPSS for Window ver 20,0. Hasil: Pasien anak dengan difteri klinis sejumlah 283 kasus dengan case fatality rate 3,5%. Riwayat imunisasi dasar (RR 6,967; p 0,003), suara serak (RR 7,611; p 0,035), stridor (RR 16,963; p<0,001), bullneck (RR 28,456; p<0,001), limfadenopati (RR 3,838; p 0,045), komplikasi miokarditis (p<0,001), leukositosis >15.000sel/mm3 (RR 7,500; p 0,004), trombositopenia (RR 35,549; p<0,001), kultur C. diphtheriae positif (RR 6,587; p 0,04) berhubungan dengan kematian. Analisis multivariat menunjukkan stridor (HR 11,951; p 0,006), lekositosis (HR 11,425; p 0,01), dan trombositopenia (HR 44,199; p<0,001) berhubungan dengan kematian. Simpulan: Stridor, lekositosis dan trmbositopenia merupakan faktor prediktor kematian pada difteri klinis anak.
Background: Diphtheria is endemic in Indonesia. In 2017 diphtheria outbreak has taken place in several provinces. Objective: To identify predictors of mortality of pediatric patients with clinical diphtheria during 2017-2018 outbreak in the Province of Jakarta and Tangerang District. Methods: A retrospective cohort study has been held at five referral hospitals in the Province of Jakarta and one in Tangerang District during January 2017 and 31 August 2018. The study group is children age group of 1-18 years old admitted with sign and symptoms and discharge as clinical diphtheria. All details that is demographic data, clinical features, immunization status, complication and laboratory profiles and outcome were analysed. Variables were compared among survivors and non survivors to determine the predictors of mortality. A chi square test and cox regression was done to assess association between variables and outcome. Data were analysed using SPSS for Window ver 20,0. Results: A total of 283 pediatric patients with clinical diphtheria were included in the study group with case fatality rate of 3.5%. Basic immunization status (RR 6.967; p0.003), hoarseness (RR 7.611; p0.035), stridor (RR 16.963; p<0.001), bullneck (RR 28.456; p<0.001), limphadenopaty (RR 3.838; p0.045), myocarditis (p<0,001), leukocytosis >15,000 cell/mm3 (RR 7.500; p0.004), thrombocytopenia <150,000 cell/mm3 (RR 35.549; p<0.001), C. diphtheriae positive culture (RR 6.587; p0.04) were found correlated to mortality. Multivariat analysis showed that stridor (HR 11.951; p0.006), leukocytosis (HR 11,425; p0,01), and thrombocytopenia (HR 44.199; p<0.001) correlated to death. Conclusion: Diphtheria is fatal disease with increased mortality. Presence of stridor, leukocytosis and thrmbocytopenia are important predictors of mortality.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosi Purnama Sari
Abstrak :
Pada tahun 2018, KLB diare di DKI Jakarta sebanyak 124 kasus yang tersebar di beberapa Kecamatan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan menganalisis secara statistik faktor lingkungan, permukiman kumuh dan bantaran sungai, kepadatan penduduk dengan kasus KLB diare di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan yakni studi ekologi dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari data Potensi Desa Tahun 2018 dan data Kependudukan yang berasal dari Dinas Dukcapil Provinsi DKI Jakarta dan menampilkan hasil dengan analisis spasial, meliputi variabel-variabel kasus KLB diare, pembuangan sampah, tempat pembuangan sampah sementara (TPS), jamban keluarga, tempat pembuangan akhir tinja, pembuangan limbah cair, sumber air bersih dan air minum, permukiman kumuh dan bantaran sungai, dan kepadatan penduduk. Hasil penelitian ini ditemukan hubungan signifikan antara permukiman kumuh dengan kasus KLB diare tahun 2018 di DKI Jakarta. Secara spasial mengindikasikan adanya hubungan antara keberadaan TPS, sumber air minum, permukiman kumuh, permukiman bantaran sungai dan kepadatan penduduk dengan kejadian KLB diare. Kesimpulan dari penelitian ini yakni kondisi sanitasi secara umum di DKI Jakarta memiliki kondisi yang lebih baik dari angka nasional, namun tingkat kepadatan peduduk di DKI Jakarta melebihi tingkat kepadatan nasional. Daerah tingkat kerawanan terjadi KLB diare yang tinggi terdapat pada 5 kecamatan.  .....In 2018, outbreaks of diarrhea in DKI Jakarta were 124 cases spread across several districts. This research aims to provide an overview and statistically analyze environmental factors, slums and riverbanks, population density with the case of diarrhea outbreaks in DKI Jakarta in 2018. The design of the study uses an ecological study using secondary data from Potensi Desa BPS 2018 data and Population data and presented the result with spatial analysis, including case variables Outbreaks of diarrhea, waste management, temporary landfills (TPS), family latrines, fecal landfills, disposal waste water, clean water, drinking water, slums, riverbank settlements, and population density. The results from this research found a significant association between slums and diarrhea outbreaks in 2018 in DKI Jakarta. Spatially indicate a relationship between the existence of temporary landfills, drinking water sources, slums, riverbank settlements and population density with the occurrence of diarrhea outbreaks.The conclusion from this research is that sanitation conditions in DKI Jakarta have better conditions than the national rate, but the population density in DKI Jakarta exceeds the national density level. Areas with high levels of vulnerability occur outbreaks of diarrhea that are high in 5 districts.

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Septalina
Abstrak :
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang cenderung meningkat Berta meluas penyebarannya, sejalan dengan adanya peningkatan mobilitas dan kepadatan penduduk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan SKD KLB DBD dengan menggunakan Model Time Series untuk dapar memprediksi KLB DBD di DKI Jakarta. Pengembangan sistem ini didapat dari analisa sistem yang ada di Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Beberapa masalah dari sistem yang ada adalah, Rumah Sakit melaporkan jumlah kasus ke Dinas Kesehatan namun tidak melaporkan ke PKM Kecamatan, sehingga membuat inkonsistensi data antara Dinas kesehatan dengan PKM Kecamatan. Proses analisis dilakukan oleh Tingkat Dinas Kesehatan, baru kemudian hasil analisanya diberikan pada Piniri Kecamatan. Hai itu membuat panjangnya waktu analisa. Program yang ada tidak mampu menampung data base dan data diinput tidak dengan konsisten sehingga mengalami kesulitan dalam pengolahan data dan tidak dapat mereport secara otomatis sehingga status wilayah baru dapat dilihat dan di analisa setelah report dicetak. Untuk itu dirancang suatu program aplikasi basis data untuk pengembangan SKD KLB DBD, yang diharapkan dapat menjadi back up data di PKM Kecamatan dan Dinas Kesehatan, sehingga data hilang, tidak seragam dan inkonsistensi data dapat diatasi. Analisa dapat dilakukan setiap saat dengan cepat tanpa melihat laporan sebelumnya. Kekuatan sistem ini adalah data terstruktur, pengolahan data lebih cepat dan dapat menyajikan jumlah kasus dengan statusnya : KLB, Naik, Menurun atau Tetap. Program ini juga dapat memprediksi jumlah kasus yang terjadi dimasa yang akan datang. Kelemahannya, prediksi dapat dilakukan bila ada angka ABI (Angka Bebas Jentik), kelemaban dan suhu setiap bulannya. Dengan adanya model untuk dapat memprediksi jumlah kasus yang akan datang diharapkan Pengembangan SKD KLB DBD ini dapat diimpiementasikan di Dinas Kesehatan DKl Jakarta dan PKM Kecamatan. Hal ini untuk mendukung SKD KLB DBD. Tidak menutup kemungkinan basis data ini juga bisa dikembangkan lebih lanjut.
Development Of Early Warning System For The Outbreak Of Dengue Hemorrhage Fever Using Time Series At DKI JakartaDengue Hemorrhage Fever (DHF) is one of the public health problems in Indonesia, this disease tend to increase and spread out, following increase of population's mobility and population's density. The purposed of this study is to develop Early Warning System (EWS) for the Outbreak of Dengue Hemorrhage Fever (DHF) using Time Series in order to be able to predict Outbreak DHF at DKI Jakarta. Developing this system based on the analysis system existed in the Provincial Health Department DKI Jakarta. Results of the analysis system is found that there is a problem with the existing system, the hospitals sending their report only to the Provincial Health Department, they are not reporting to Sub-district Community Heath Center (CRC), then the data analysis was done by the Provincial Health Department, and after that the result of the analysis sent to Sub-district CHC. This system resulting on a tong time process of the data analysis and also introducing inconsistency data between Provincial Health Department with Sub-district Community Health Center. The other problem is the data was not entered consistently, resulting on some difficulties on the data processing, and the report was net processed automatically, therefore the status of new areas were not seen and could not be analyzed after report printed. In order to solve the problems, it was developed a data-based computer software for the Early Warning System for the Outbreak of Dengue Hemorrhage Fever. This data-based expected could be as a back-up data-based in Sub-district Community Health Center and at the Provincial Heath Department, therefore the data lost or data inconsistency could be controlled, and the data analysis could be done every time quickly. The strength of this system is the data was structured, the data processing can be done quickly, and the report can be shows the number of cases and the status of the area; outbreak, increasing cases, decreasing, or constant, This system could also be used to predict the number of cases in the future. However, the weaknesses of this system is the prediction could be done if only available the data about ABJ (Angka Bebas Jentik), humidity (kelembaban), and temperature (suhu) every month. With the ability of the system to predict the number of cases in the future, it hopes that this Early Warning System (EWS) for the Outbreak of Dengue Hemorrhage Fever (DHF ) that has developed can implemented in the Provincial Health Department and Sub-district Community Health Center (CHC). However, this system especially the data-based could also be developed for the other analysis.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 12677
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afudin
Abstrak :
Seperti negara-negara di dunia, di Indonesia penyakit infeksi hepatitis A Virus (HAY) hingga saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang besar. Tingginya angka endemisitas dan maiden HAV mempunyai korelasi dengan tingkat higiene dan kondisi sanitasi, disamping perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat itu sendiri. Secara umum penularan hepatitis A yang paling dominan adalah secara faecal/ oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh tinja manusia yang mengandung HAV. Di Kabupaten Kebumen, KLB infeksi HAV yang terjadi pada tahun 2001 menunjukkan kemungkinan masih rendahnya kondisi sanitasi dan PHBS dari masyarakat. Disamping itu masih rendahnya cakupan SAB sebesar 33.3% dan SAGA 16,7% merupakan kontribusi yang patut dipertimbangkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian infeksi HAV. Rancangan penelitian menggunakan desain kasus kontrol tidak berpadanan, dengan jumlah sampel sebanyak 154 orang. Data sekunder berupa data kasus dan kontrol diperoleh dari hasil pemeriksaan serologic oleh Tim Terpadu (Subdit Surveilans, US NAMRU-2 dan DKK Kebumen) yang berasal dari 2 wilayah puskesmas tempat terjadinya KLB infeksi HAV. Sedangkan data primer dikumpulkan dengan mengunjungi responden untuk melakukan wawancara dan pengamatan menggunakan kuisioner disamping pengambilan sampel air, untuk selanjutnya dianalisis menggunakan program komputer di Laboratorium Komputer Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Hasil analisis bivariat didapat bahwa terdapat hubungan bermakna antara beberapa faktor risiko yaitu: kualitas bakteriologis air, tempat/sarana b.a.b., cuci tangan setelah b.a.b. dan kebiasaan makan jajan (masing-masing mempunyai nilai pO,05). Hasil analisis multivariat (uji regresi logistik) menunjukkan bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian infeksi HAV adalah: jenis sarana b.a.b., kebiasaan cuci tangan setelah b.a.b. dan makan jajan. Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya interaksi antara ketiga variabel tersebut. Kesimpulan dari penelitian iai adalah bahwa orang yang melakukan b.a.b. di JAGA yang tidak memenuhi syarat, mempunyai kebiasaan tidak mencuci tangan setelah b.a.b.(tidak higienis) dan sering makan jajan berisiko lebih besar terserang infeksi HAV. Disarankan kepada Dinas Kesehatan untuk lebih meningkatkan kegiatan inspeksi sanitasi SAS, secara jangka panjang meningkatkan cakupan SAB & JAGA, melakukan kaponisasi sumur penduduk setelah terjadinya KLB, pemberdayaan masyarakat dan penyuluhan khususnya PHBS dan lingkungan yang saniter. Kepada masyarakat termasuk pengelola usaha makanan jajanan untuk selalu menjaga higiene perorangan dan meningkatkan higiene sanitasi agar kasus serupa tidak terjadi di masa mendatang. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui kekuatan hubungan sebab akibat, disamping memperhatikan variabel-variabel lain yang terkait. Daftar bacaan: 47 ( 1985-2001)
Related Factors With Infection Hepatitis A Virus (HAV) Occurence in Regency Kebumen, Year 2001 (Case Control Study of Outbreak Hepatitis)Like nations in the world in Indonesia infection hepatitis A virus (HAV) disease till in this time still represent big health problem. Number endemisitas incident HAV and height have correlation with level of hygiene sanitation and beside the clean life behavior and make healthy (PHBS) society itself In general most dominant infection HAV is by faecal oral of through food and beverage which contamination by faeces of human being containing HAV. That happened outbreak infection HAV in regency Kebumen the year 2001 showing the possibility of still lower sanitation and PHBS from society. Lower of coverage of water supply (SAB) equal to 33,3% and family latrine (SAGA) 16,7% representing proper contribution considered. Aims of this research to know epidemiological description and related factors with infection HAV occurrence. Design of research use not matched case control, with amount of sample as much 154 people. Secondary data of case and control obtained from result inspection of serologic by Inwrought Team (Subdit Surveillance, US NAMRU-2 and DKK Kebumen) coming from 2 region of Public Health Service of place the happening of outbreak infection HAV. While of primary data collected visitedly is respondent to conduct interview and perception use questioner beside take of sample water to know quality of bacteriological Analysis to use computer program in Computer Laboratory of Public Health Faculty University of Indonesia. Result of bivariate analysis got that there are relation have a meaning of between some risk factor that is quality of water bacteriological, place of excrement (b.a.b), clean hand habit after b.a.b, eat junk food habit and age (each having p value <0,05) with infection HAV occurrence. While other dissimilar risk factor that type of SAS, clean hand habit of before eating and the gender do not related significant (each having p value >0,05). Result of analysis multivariat (Logistic Regression test)) indicating that dominant factors which deal with infection HAV occurrence is: place of b.a.b. type, habit clean hand after b.a.b. and eat junk food habit. At this research is not found an interaction existence of among third the variable. Conclusion from this research is that one who do b.a.b in JAGA of ineligible, having habit do not clean hand after b.a.b (is not hygienic) and often eat something of the home have risk more attacked by infection HAV. Suggested to Public Health Service to more improve early warning system (SKID), empowerment and the counseling especially of PHBS and healthy environment. To society include the junk food handler always take care of personal hygiene and sanitation in order the similar case is not happened in the future. Continuation research require to be conducted to know causality strength, while considered other variable that related. Library list: 47 (1985-2001)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13002
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Januar Tree Kencana
Abstrak :
Penyakit difteri disebabkan oleh infeksi corynebacteritum diphteriae merupakan salah satu penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi, penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan yang serius karena seringkali menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) di berbagai negara maupun belahan dunia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada tahun 2017 telah terjadi KLB difteri di 20 propinsi dan 95 kabupaten / kota di Indonesia, termasuk Propinsi Banten dan salah satunya adalah di Kabupaten Serang. Di kabupaten Serang Status imunisasi dan statu gizi masyarakat masih menjadi masalah kesehatan, Cakupan imunisasi yang masih rendah di beberapa Desa dalam kecamatan dan status gizi buruk masih ditemukan, oleh karenanya penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan status imunisasi dan status gizi dengan kejadian difter! pada KLB di kabupaten Serang Propinsi Banten Tahun 2017-2018. Desain penelitian yang digunakan adalah kasus kontrol dimana variabel penelitiannya adalah status imunisasi dan status gizi serta variabel kovariat yaitu lingkungan fisik tempat tinggal, pengetahuan dan riwayat bepergian. Berdasarkan hasil penelitian secara multivariat dengan menggunakan regresi logistik di dapatkan hasil bahwa status imunisasi mempunyai OR : 3,777 95% CI = 1.48 -9.60 P Value 0.005 sedangkan Status Gizi memiliki OR : 1,23 90% CI = 0.44 — 3,41 P Value 0,680 setelah dikontrol dengan Variabel Umur, Jenis Kelamin, Pengetahuan, Riwayat Bepergian, lingkungan fisik Rumah, pencahayaan alami, Kelembaban dan kepadatan Hunian. ......Background: Diphtheria as a one of the most contagious diseases that can be prevented by immunization (VPD) is still a serious health problem because it often causes outbreak in various countries including Indonesia. Based on data from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia, during 2017 there have been diphtheria outbreaks in 20 provinces and 95 regency/cities including Serang Regency.This study aims to determine the relationship between immunization and nutritional status with the diphtheria outbreaks in Serang Regency of Banten Province in 2017-2018. Methods: This study was an analytic study using case control design with 172 respondents consisting of 43 cases and 129 controls. Logistic regression analysis was performed to obtain an estimate of the relationship between immunization and nutritional status with diphtheria after controlled covariate variables. Result: Proportion of immunization and good nutrition in the case is lower than in control. Immunization and nutrition in both cases were 51.2% and 76.7% while in controls were 77.5% and 81.4%. The association (OR) between immunization status and diphtheria was 3.78 (95% CI: 1.48-9.60) after controlling to age, room density and natural house lighting while the association (OR) between nutritional status and diphtheria was 1.23 (95% CI: 0.44-3.41) after controlling to age, knowledge, humidity, and immunization status. Conclusions: The proportion of immunization in diphtheria cases is still low. Nonimmunization status are at risk for diphtheria 3.78 times. The Health Office is expected to conduct routine monitoring and evaluation of basic immunization programs, especially in areas with low coverage and provide information to the community about diphtheria, including factors such as immunization, nutrition, and the physical environment of the house.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49934
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sumartini
Abstrak :
Tesis ini membahas pengembangan software pengolahan dan analisa data Tujuan pengembangan ini tcrbentuknya prototype yang berguna menghasilkan indikator, laporan kegiatan dan kewasapadaan dini KLB gizi buruk balita. Prototype ini dapat menghasilkan banyak informasi penting sebagai Decision Support Sistem (DSS). Pengembangan system dilakukan dengan metode. System Development Lyla Cycle (SDLC) yang terdiri dari tahapan analisa system, perancangan system dan ujicoba prototype. Software yang digunakan untuk aplikasi prototype adalah Microsoft access dan arc.view 3.3. Pengembangan dilakukan di tingkat Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon. Hasil penelitian ini adalah pengembangan system yang menghasilkan informasi untuk pelakmnaan monitoring dan evaluasi program perbaikan gizi masyaraknt berupa keluaran indikator SKDNclan kasus infcksi balita sehingga dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pengambil keputusan. ......The study focused on developing processed and analysed nutrient data soiiware. T he objective is to develop prototype which produce indicator, activities report, and early waming of underlive malnutrition outbreak. This Prototype can produce a lot of important as Decision Support System (DSS). Developing System conducted with System Development Life Cycle (SDLC) method which consist of analysed system, design system and testing prototype. Microsoft access and arc.vicw 3.3 is used for the application. Developing program was conducted in Cirebon Health District office. The program provides infomiation for monitoring and evaluation of health nutrition which produce indicators of SKDN and infection cases among undertive children. Beside the information is useful for decision makers as an input.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34395
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>