Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anton Irawan
Abstrak :
Intelijen identik dengan sesuatu yang sangat rahasia, baik itu orang-orangnya maupun aktivitasnya. Intelijen yang kita kenal biasanya berkaitan dengan ketahanan dan keamanan nasional. Namun dengan berkembangnya teknologi serta keterbukaan informasi saat ini, informasi-informasi yang bisa dimanfaatkan untuk diolah menjadi sebuah intelijen semakin terbuka. Dalam proses pengumpulan informasi selain dilakukan pengumpulan informasi secara tertutup, intelijen juga mengumpulkan informasi dari sumber terbuka, yaitu informasi yang tersedia di publik dan bisa diakses oleh siapapun. Pengolahan informasi dari sumber terbuka tersebut bisa menjadi sebuah intelijen yang bernilai dalam pengambilan keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran intelijen sumber terbuka (OSINT) dalam investigasi fraud, khususnya investigasi pada skema fraud dalam proses pengadaan barang dan jasa. Teori intelijen kriminal dan konsep proses OSINT dilakukan dalam melakukan analisis penelitian. Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan sumber data primer dari wawancara dan juga sumber data sekunder melalui studi literatur. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa OSINT mempunyai peran pada investigasi fraud, yaitu pada tahapan pengumpulan data dan informasi, serta pengumpulan bukti-bukti terkait dengan kasus fraud tersebut. ......Intelligence is identical with something that is highly confidential, both its people and its activities. Intelligence as we know it is usually related to security and national security. However, with the development of technology and the current disclosure of information, information that can be used to be processed into intelligence is increasingly open. In the process of collecting information apart from collecting information in private, intelligence also collects information from open sources, namely information that is publicly available and can be accessed by anyone. Processing of information from these open sources can be a valuable intelligence in decision making. This study aims to look at the use of open source intelligence (OSINT) in fraud investigations, especially fraud schemes in the process of procuring goods and services. Intelligence criminal theory and OSINT process concept were used as tools of analysis in this research. This research method uses qualitative methods with primary data sources from interviews and secondary data sources through study of literature. The results of this study conclude that OSINT can be useful in fraud investigations, namely at the stage of collecting data and information, as well as collecting evidence related to the fraud case.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Maekel Eugaliel Pindonta
Abstrak :
Tesis ini dilakukan untuk mengkaji kemampuan alat Open-Source Intelligence (OSINT) untuk diterapkan oleh Unit Penanggulangan Separatis Baintelkam Polri untuk melakukan kegiatan deteksi ancaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua dalam rangka melakukan kontra intelijen. Alasan dilakukannya penelitian ini adalah melihat pentingnya peran OSINT dalam deteksi pemetaan ancaman dan pergerakan KKB di Papua, yang selanjutnya dapat digunakan oleh Unit Penanggulangan Separatis Baintelkam Polri untuk melakukan upaya pemanfaatan OSINT dalam melakukan kontra intelijen terhadap pergerakan KKB di Papua. Oleh karena itu, dirumuskan permasalahan: Bagaimana peran OSINT dalam deteksi pemetaan ancaman dan pergerakan KKB di Papua? Dan bagaimana upaya Unit Penanggulangan Separatis Baintelkam Polri dalam memanfaatkan OSINT dalam melakukan kontra intelijen terhadap pergerakan KKB di Papua. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran OSINT dalam deteksi pemetaan ancaman dan pergerakan KKB di Papua dimanfaatkan dalam kegiatan kontra terorisme; kegiatan penanganan kejahatan dunia maya; melakukan analisis pendanaan terorisme; melakukan analisis harga di pasar cryptocurrency; melakukan analisis untuk menghadapi situasi seperti perdagangan manusia, migrasi ilegal, pembuatan senjata dan bahan peledak, dan dalam kaitannya dengan pendanaan teroris; dapat digunakan untuk pengambilan data. Di dalam melaksanakan perannya tersebut, OSINT ini diterapkan dengan metode: pengumpulan data; analisis data, yang meliputi: analisis leksikal, analisis semantik, analisis geospasial, analisis media sosial, metode ekstraksi pengetahuan, yang dapat diperoleh melalui data korelasi, data klasifikasi, deteksi outlier, data pengelompokan, data regresi, dan pola pelacakan. Selain itu, upaya yang dapat dilakukan dalam pemanfaatan OSINT dalam kontra intelijen terhadap pergerakan KKB di Papua dilakukan melalui penerapan strategi kontra intelijen dengan metode defensif aktif-pasif dan metode ofensif aktif pasif, melalui sejumlah kegiatan berikut ini: analisis prediktif untuk kegiatan teroris; melakukan identifikasi kegiatan radikalisasi; mendeteksi missinformasi dan disinformasi yang disebarkan oleh KKB maupun kelompok teroris untuk tujuan strategis; melakukan moderasi dan penghapusan konten yang berisi paham radikal dan terorisme secara otomatis; melawan narasi teroris dan ekstremis keras; dan melakukan pengelolaan analisis data yang sifatnya berat. ......This thesis was conducted to examine the ability of the Open-Source Intelligence (OSINT) tool to be applied by the National Police's Separatist Countermeasures Unit to carry out threat detection activities for the Papuan Armed Criminal Group (KKB) in the context of conducting counterintelligence. The reason for this research is to see the importance of OSINT's role in detecting threat mapping and KKB movements in Papua, which can then be used by the National Police's Baintelkam Separatist Countermeasures Unit to make efforts to use OSINT in conducting counterintelligence against KKB movements in Papua. Therefore, the problem is formulated: What is the role of OSINT in the detection of threat mapping and KKB movements in Papua? And what are the efforts of the National Police's Baintelkam Separatist Countermeasures Unit in utilizing OSINT in conducting counterintelligence against the KKB movement in Papua. The results of this study indicate that the role of OSINT in the detection of threat mapping and KKB movements in Papua is utilized in counter-terrorism activities; cyber crime handling activities; perform analysis of terrorism financing; perform price analysis on the cryptocurrency market; conduct analysis to address situations such as human trafficking, illegal migration, manufacture of weapons and explosives, and in relation to terrorist financing; can be used for data collection. In carrying out its role, OSINT is applied with the following methods: data collection; data analysis, which includes: lexical analysis, semantic analysis, geospatial analysis, social media analysis, knowledge extraction methods, which can be obtained through correlation data, classification data, outlier detection, clustering data, regression data, and tracking patterns. In addition, efforts that can be made to use OSINT in counterintelligence against the KKB movement in Papua are carried out through the application of counterintelligence strategies with active-passive defensive methods and active-passive offensive methods, through the following activities: predictive analysis for terrorist activities; identify radicalization activities; detect misinformation and disinformation spread by KKB or terrorist groups for strategic purposes; carry out moderation and removal of content containing radical and terrorism ideas automatically; counter terrorist and violent extremist narratives; and manage data analysis that is heavy in nature.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bahroji
Abstrak :
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah instansi yang memiliki peran penting dalam menopang perekenomian bangsa. Maka keberadaan BUMN tersebut membutuhkan manusia-manusia yang tidak hanya mempunyai keunggulan dalam keahlian namun juga harrus memiliki integritas kebangsaan dan nasionalisme kemudian bisa membawa kemajuan BUMN untuk bangsa dan negara. Disinilah persoalan muncul. Di tengah negara fokus dalam pengembangan BUMN, kita dihadapkan pada potensi Ancaman, Gangguan, Hambatan dan Tantangan (AGHT). AGHT yang paling laten adalah paham radikal (Radikalisme). Radikalisme adalah pandangan dan sikap yang menjustifikasi kekerasan dalam menarasikan kebencian terhadap negara. Orang yang memiliki pandangan radikal, mengganggap bahwa negara tidak sesuai dengan imajinasi keyakinannya, sehinga negara dianggap dzolim dan harus diperangi. Negara bagi kaum radikal harus mengikuti apa yang dipikirkannya meskipun menabrak nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan. Mereka tak mengenal tenggangrasa dan tepasilira alias intoleran. Pandangan yang demikian tersebut bisa mendorong tahapan selanjutnya yang membahayakan bukan hanya pada negara namun juga pada personal yakni terorisme. Radikalisme yang negatif tersebut bisa memproduksi terorisme yang merusak seluruh sendi kebangsaan. Pandangan Radikalisme yang berujung pada terorisme ini telah masuk ke lingkungan BUMN. viii Maka dibutuhkan peran intelijen, sebagai deteksi dini dan peringatan dini potensi penyebaran radikalisme tersebut. Harapannya, radikalisme tidak boleh masuk ke lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang pada gilirannya akan menghambat atau bahkan merusak BUMN itu sendiri. ......State Owned Enterprise (BUMN) are agenies that have an important role in supporting the nation’s economy. So the existence of these SOEs requires human beings who not only have superiority in expertise but also must have national integrity and nationalism then be able to bring the progress of SOEs for the nation and state. This is where the problem arises. In the midst of a country focusing on the development of SOEs, we are faced with potential Threats, Distruption, Obstacles and Challenges (AGHT). The most latent AGHT is radicalism (Radicalism). Radicalism is a new and attitude that justifies violence in narrating hatred against the state. People who have radical views, think that the state is not in accordance with the imagination of their beliefs, so the state is considered tyrannical and must be fought. The state for radicals must follow what they think event though it clashes with human and national values. They do not know tolerance and tepasilira alias intolerance. Such a view can encourage the next stage which is dangerous not only to the state but also to individuals, namely terrorism. This negative radicalism can produce terrorism which destroys the whole nation. This view of radicalism that led to terrorism has entered the SOE environment. So the roel of intelligence is needed, as early detection and early warning of the potential spread of radicalism. The hope is that radicalism should not enteer the environment of State-Owned Enterprises (BUMN), which in turn will hinder or even damage the BUMNs themselves. This research tries to describe the potential threat of radicalism in the BUMN environment, then stepas for early detection and early warning carried out by management in dealing with this radicalism. As well as the efforts made by the intteligence community with BUMN and other intelligence communities in dealing with this radicalism.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satriyo Adipratomo
Abstrak :
Data World Bank menunjukkan bahwa dari tahun 2010 hingga 2021 terjadi kenaikan sebesar 51% pada angka persentase populasi yang menggunakan akses internet di Indonesia. Kondisi ini belum dibarengi dengan penjagaan cybersecurity yang maksimal. Salah satu cara untuk menanggulangi masalah ini adalah dengan perumusan strategi cybersecurity berdasarkan cyber threat intelligence. Salah satu metode yang dapat dimanfaatkan untuk mencari cyber threat intelligence adalah melalui open source intelligence atau OSINT. OSINT merupakan suatu metode pengumpulan dan analisis data yang tersedia secara terbuka; artinya sumber informasi dan datanya harus dapat diakses oleh siapapun, kapanpun. Pada penelitian ini, Twitter dipilih sebagai sumber OSINT dengan pertimbangan kemampuan Twitter untuk menghasilkan data yang volumenya besar, jumlah akun yang banyak dan beragam, aksesibilitas, dan popularitas di komunitas cybersecurity. Data dari Twitter akan diproses melalui enam skenario untuk menghasilkan cyber threat intelligence. Hal ini dilakukan dengan menghitung persentase jumlah kemunculan istilah terkait cyber threat dan threat actor atau software yang sering dibicarakan di Twitter. Kemudian hasil dari tiap skenario akan dibandingkan. Didapatkan hasil bahwa isu paling berbahaya di Indonesia adalah dark web: 40,12%, kebocoran data: 31,48%, dan ransomware: 12,35%; dnegan LockBit sebagai threat group yang paling berbahaya dengan persentase kemunculan 27,27%. Informasi tersebut digabungkan dengan hasil banding strategi cybersecurity dari negara Malaysia, Belgia, Inggris, dan Amerika Serikat menjadi dasar perancangan rekomendasi Strategi Cybersecurity Indonesia yang terbagi menjadi sebuah narasi, 4 komitmen, dan 17 tugas untuk mencapai tujuan tersebut. ......World Bank data shows that from 2010 to 2021 there will be an increase of 51% in the percentage of the population using internet access in Indonesia. This condition has not been accompanied by maximum cybersecurity. One way to overcome this problem is to formulate a cybersecurity strategy based on cyber threat intelligence. One method that can be used to search for cyber threat intelligence is through open source intelligence or OSINT. OSINT is an openly available data collection and analysis method; meaning that sources of information and data must be accessible to anyone, at any time. In this study, Twitter was chosen as the OSINT source by considering Twitter's ability to generate large volumes of data, the large and varied number of accounts, accessibility, and popularity in the cybersecurity community. Data from Twitter will be processed through six scenarios to generate cyber threat intelligence. This is carried out by calculating the percentage of terms related to cyber threats and threat actors or software that are frequently discussed on Twitter. Then the results of each scenario will be analyzed and compared with each other. The results show that the most dangerous issues in Indonesia are the dark web: 40.12% occurrence, data breach: 31.48% occurrence, and ransomware: 12.35% occurrence; with LockBit being the most dangerous threat group with an occurrence percentage of 27.27%. This information is combined with the results of a comparison of cybersecurity strategies from Malaysia, Belgium, the United Kingdom, and the United States of America to form the basis for designing the recommendations for the Indonesian Cybersecurity Strategy which are divided into a narrative, 4 commitments, and 17 tasks to achieve this goal.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radhiatmoko
Abstrak :
ABSTRAK
Paska Perang Dingin telah membawa era keterbukaan yang mendorong intelijen untuk lebih beratensi terhadap eksploitasi sumber data terbuka. Meskipun sebelumya, eksploitasi sumber data terbukayang dikenal sebagai OSINT sering digunakan dalam proses intelijen, namun nilainya masih dipandang rendah oleh komunitas intelijen. OSINT hanya sebagai bahan sekunder dan pelengkap bagi sumber tertutup. Pandangan tersebut muncul, sebab sumber data terbuka dinilai bukan sumber yang terklasifikasi. Agar menjadi informasi intelijen maka diperlukan validasi dan analisis terlebih dahulu. Pada penelitian ini, teknologi informasi melalui prosestext mining digunakan sebagai alat bantu dalam proses eksploitasi sumber data terbuka. Sedangkan pada proses analisisnya mengunakan pendekatan timeline analisis dan social network analisis (SNA). Pendekatan timeline analisis dilakukan untuk mengambarkaninteraksi antar aktor terhadap urutan waktu. Sedangkan pendekatan SNA dilakukan untuk memetakan siapa aktor penting pada interaksi antar aktor. Hasil eksploitasi sumber data terbukayang telah diolah digunakan untuk mendeteksi ancaman atau sebagai early warning dalam mendukung proses analisa intelijen. Deteksi ancaman tersebutdijelaskan dalam tiga sinyal: weak signal (emerging issues), strong signal dan wildcard. Isu penyadapan Australia terhadap Indonesia diangkat sebagai studi kasus dalam penelitian ini untuk menjelaskan bagaimana melakukan eksploitasi sumber data terbuka untuk mendeteksi ancaman.
ABSTRAK
The end of the Cold War has brought about an era of openness that subsequently pushed intelligence to devote more attention to the exploitation of open data sources. Although previously, the exploitation of open source data known as OSINT, is often used in the intelligence process, but the value is still considered inferior by the intelligence community. OSINT is only considered as a secondary and supplementary materials for closed sources. The opinion comes up because open data sources is not considered classified sources. To become intelligence information it needs validation and analysis beforehand. In this study, information technology through text mining process is used as a tool in the process of exploitation of open data sources, while in the process of analysis it uses a analysis timeline approach and social network analysis (SNA). The analysis timeline approach is taken to see the interaction between the actors of the time sequence, while the SNA approach is to map out who is the important actor in the interaction between actors. The exploitation of open data sources that have been processed is used to detect a threat or as an early warning in supporting the intelligence analysis process. Detection of these threats are described in the three signals: weak signal (emerging issues), strong signals and wildcards. The issue of Australian wiretapping against Indonesia is taken as a case study in this research to explain how to exploit open data sources to detect threats.
2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library