Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anis Ratna Ningsih
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian mengenai transformasi organisasi Pusdiklat Pegawai Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, dilatar belakangi oleh adanya tuntutan dalam pembangunan hukum dan hak asasi manusia, sehingga mengharuskan Pusdiklat untuk melakukan suatu strategi perubahan melalui transformasi organisasi. Analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan 4R yang dikemukakan oleh Gouillart and Kelly (1995), melalui; Pernbentukan ulang pola pikir (Refraining), Restrukturisasi (Restructure), Revitalisasi (Revitalization) dan Pembaruan (Renewal). Informan dalam penelitian ini terdiri dart 15 orang pejabat struktural di lingkungan Sekretariat Jenderal dan di lingkungan Pusdiklat. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, sedangkan analisis dilakukan dengan merujuk pada pendapat informan dan didukung dengan teori¬-teori yang terkait dengan transformasi organisasi. Dari analisis hasil wawancara, disimpulkan bahwa: 1) Refraining belum sesuai dengan harapan, meskipun visi sudah dirumuskan dan meski sudah ada LAKIP namun belum ada standar pengukuran kinerja yang disepakati bagi organisasi BPSDM; 2) sedangkan pada Restrukturisasi, struktur organisasi yang baru berpedoman pada kebijakan pemerintah dan penempatan SDMnya berdasarkan pada Pedoman Pola Karir PNS Departemen Hukum dan HAM, namun karena strukturnya masih baru maka infrastruktur masih terbatas dan model ekonomi belum dijalankan; 3) dalam Revitalisasi BPSDM belum membuka jaringan kerjasama dan mernanfaatkan kebijakan pemerintah menjadi Badan Layanan Umurrm (BLU), selain itu keberadaan ICT masih belum optimal; 4) pada Renewal pimpinan sudah memberikan kesempatan mengembangkan diri melalui pendidikan gelar maupun non gelar, namun belum dimotivasi dengan kebijakan organisasi yang memberi perhatian pada pegawai dan sistem renumerasi yang berdasarkan kinerja. Hasil penelitian menyarankan bahwa: perlu pemberdayaan peran pimpinan untuk memobilisasi pegawai, menyiapkan indikator kinerja selain LAKIP dengan tetap berpedoman pada visi dan misi organisasi, antara lain dengan Balance Scorecard, Kemudian peningkatan sarana dan prasarana pendukung diktat, BPSDM juga harus didukung dengan sarana ICTyang memadai. Selain itu penempatan pegawai dalam struktur organisasi baru berdasarkan pada analisis jabatan dan analisis beban kerja dan untuk reward, BPSDM perlu menerapkan Merit system, dimana penghargaan diberikan berdasarkan basil kerjanya.
ABSTRACT
The Research is about organization transformation Education and Training Centre (Pusdiklat) of Law and Human Rights Department, based on the need in restructure of law and human rights, with the result that Pusdiklat have to do the strategy for changing pass through organization transformation. 4R theory by Gouillart and Kelly (1995) was used as the model for analyzing, and it contains of 4 dimensions such as Refraining, Restructure, Revitalization, and Renewal, Technique of Sampling Data is by interview to 15 informants in the Secretariat General and Pusdiklat environments, while the analize to done it's reference by informant say dan supported with related theory organization transformation, From the interview result, it was assumed that: 1) Refraining is not appropriate with the expectation, while the vision abbreviated and with present the LAKIP, but without the activity measurement standart presence which cleated for BPSDM organization; 2). While at Restructure, the new organization structure is oriented in government policy and SDM located based on Pedoman Pala Karir PNS Department of Law and Human Rights, but because the structure still new then the infrastructure still limited and economy model still not impelemented; 3) in Revitalization BPSDM still not opened the cooperation network and using government policy become Badan Layanan Umum (BLU), beside ICT existence still not optimal; 4) in Renewal, the leadership must giving the opportunity for expand themselves by means of formal or non-formal education, but still not motivated with organization policy which is give the attention for employee and renumeration system based on work. The research result suggestion that: the leadership beneficial is needed for mobilization employee, prepare the work indicator besides LAKIP with still refer to vision and mission organization, e.g. with Balance Scorecard, then improving the infrastructure which support the education and training, BPSDM must supported with the sufficient ICT sarana In addition to employee located in the new organization structure based on position and occupation responsibility analyze and then reward, BPSDM need to impelement Merit system, where the reward gived based on the work result.
2007
T20502
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Iman Rohimat Widianto
Abstrak :
Sebagai upaya meningkatkan pelayanan terhadap Wajib Pajak dan merupakan jawaban atas perkembangan lingkungan yang kompleks serta mempunyai ketidakpastian tinggi Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan transformasi dalam struktur organisasinya. Transformasi organisasi bukan sekedar melakukan downsizing tetapi mengandung rnakna yang lebih mendasar yaitu pergesaran secara fundamental akan nilai-nilai, pola kerja, budaya organisasi dan pola pikir yang sesuai dengan tuntutan organisasi dalam rangka meningkatkan kualitas produk dan jasa kepada para pelanggannya. Keberadaan Kantor Palayanan Pajak Wajib Pajak Besar selanjutnya disebut KPP WP Besar dibentuk atas dasar Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor. 65/KMK.01/2002 tanggal 27 Pebruari 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan KFP Wajib Pajak Besar. KPP ini dirancang sedemikian rupa sehingga akan menjadi kantor percontohan bagi KPP lainnya sehingga mempunyai perbedaan mendasar dalam pelaksanaannya. Atas dasar itulah, maka perlu diketahui bagaimana tingkat efektivitas kinerja KPP yang telah dibentuk, diukur dengan pendekatan Balanced Scorecard. Pendekatan Balanced Scorecard yang digunakan dalam penilaian kinerja karena penilaian tidak dilihat dari aspek finansial saja akan tetapi menggunakan instrumen penilaian yang menyeluruh dan mampu memberikan hasil yang telah dicapai saat ini serta bagaimana mencapai tujuan jangka panjang. Intrumen yang dimaksud adalah aspek-aspek lain dalam Balanced Scorecard yaitu aspek pertumbuhan dan pembelajaran, aspek proses bisnis internal dan aspek pelanggan. Pola pikir yang ada dalam Balanced Scorecard adalah aspek Finansial merupakan dampak logis yang ditimbulkan karena adanya pelanggan (Wajib Pajak) yang loyal sehingga dengan penuh tanggung jawab akan membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pelanggan yang loyal merupakan suatu keberhasilan dari aspek proses bisnis internal yang berjalan dengan baik, dan proses ini muncul karena tingkat pertumbuhan dan pembelajaran dari seluruh karyawan KPP telah terbina dengan baik. Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan kinerja KPP WP Besar dilihat dari aspek Finansial, aspek Pembelajaran dan Pertumbuhan, aspek Proses Bisnis Internal dan aspek Kepuasan Pelanggan. Penelitian ini menggunakan Metode Deskriptif karena bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan kinerja KPP WP Besar seperti adanya. Sedangkan teknik pengumpulan data adalah deskriptif statistik berupa frekuensi distribusi dan prosentase untuk menggambarkan profit indikator-indikatornya kemudian akan dideskripsikan atau digambarkan sebagaimana adanya. Hasil penelitian menunjukkan, skor yang diperoleh KPP WP Besar secara keseluruhan dari seluruh aspek kinerja yang diukur mencapai angka 63 dengan jumlah indikator sebanyak 15. Dari rentang skor tersebut, dapat dikatakan bahwa kinerja KPP WP Besar untuk seluruh aspek yang diukur dalam kondisi baik.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12033
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Muhammadi Pradono Budi
Abstrak :
Produk TELKOMVSAT-IP adalah suatu layanan Jaringan akses melalui sistem komunikasi satelit yang digunakan untuk mendistribusikan layanan multimedia pita lebar berbasis Internet Protokol seperti VoIP over Satellite, Internet over Satellite, VPN-IP over Satellite dan Video over Satellite yang tergabung dalam satu layanan triple play. Perangkat HUB VSAT-IP dioperasikan di Stasiun Pengendali Utama (Master Control Station) Satelit Cibinong sedangkan perangkat terminal remote VSAT-IP lokasinya tersebar diseluruh Indonesia. Teknologi yang dipergunakan yaitu VSAT Digital Video Broadcast (DVB-S2) dengan topologi STAR sehingga memungkinkan pelanggan dapat memilih sendiri data rate dari layanan yang sesuai dengan kebutuhan dan trafik yang akan dilaluinya. Layanan TELKOM VSAT-IP multimedia pita lebar pada tahun 2012 diproyeksikan akan menjadi layanan yang konvergen untuk segmen retail dengan kecepatan akses mencapai 4 Mbps untuk downstream dan 256 kbps untuk upstream, tergantung dari platform aksesnya. Jumlah pelanggan Telkom VSAT-IP sampai dengan akhir tahun 2008 sebanyak 492 node dan diprediksikan permintaan akan terus meningkat. Masalah utamanya adalah produk Telkom VSAT-IP yang sudah dipasarkan belum didukung dengan kesiapan struktur organisasi dan proses bisnis VSAT-IP yang sesuai, sehingga berdampak langsung terhadap pencapaian target performansi bisnis dan performansi operasional (KPI) yang dijaminkan pada stakeholders. Transformasi struktur organisasi dan proses bisnis dilakukan untuk meningkatkan performansi bisnis dan performansi operasional. Metodologi penelitian deskriptif dilaksanakan dengan cara studi kasus pada Struktur organisasi dan proses bisnis Telkom VSAT-IP di Subdivsat. Transformasi Struktur Organisasi dan Proses Bisnis yang akan didisain mengacu pada International Framework Business Process enhanced - Telecomunication Operation Map (e-TOM) dan International Standard Organization ISO 9001- 2000. Hasil dari penelitian ini yaitu berupa desain Struktur Organisasi dan Proses Bisnis Produk Telkom VSAT-IP yang baru. Hasil analisis kelayakan investasi produk Telkom VSAT-IP diproyeksikan sampai dengan tahun 2014 dengan total pendapatan sebesar Rp. 10,276 Milyard, EBITDA sebesar Rp. 4,666 Milyar dengan CAGR : 17,06 % dengan IRR: 21,90 %, NPV: 1,046 milyar dan payback period selama 2 tahun 10 bulan yang akan memberikan nilai tambah pada stakeholders.
Telkom VSAT-IP product is a network service access via satellite communication system in order to distribute multimedia services based on broadband Internet Protocol such as VOIP over Satellite, Internet over Satellite, VPN-IP over Satellite and Video over Satellite in a triple play service. HUB VSAT-IP equipment is operated in the Main Control Station (Master Control Station) Satellite Cibinong while the VSAT-IP remote terminal equipment location is spreading across Indonesia. This product is using Digital Video Broadcast (DVBS2) with a STAR topology as its technology. Costumers are available to choose data rate service which appropriate to their requirement and traffic. Telkom VSAT IP broadband multimedia services in 2012 is projected to become convergent services for retail segment with the speed of access up to 4 Mbps downstream and 256 kbps for upstream or equivalent, depend on the platform access. Telkom VSAT-IP costumer until 2008 are 492 node and costumer demands will be predicted increasing. The main problem of Telkom VSAT-IP product is not supported organizational structures which appropriate to business processes, so it makes direct impact on the achievement of business performance and operational performance (KPI) that guaranteed to stakeholders. Transformation of organizational structures and business processes is made to improve the business performance and operational performance. Descriptive research methodology will be conducted by using case study on the Telkom VSAT-IP organization structure and business processes in Subdivsat. The design of Organization Transformation and Business Process must be refer to the international framework Business Process enhanced - Telecommunication Operations Map (e-TOM) and the International Organization for Standardization ISO: 9001-2000. The results of research are new organizational structure and new business process for Telkom VSAT-IP product. The result of Telkom VSAT-IP product feseability invesment analysis are projected total revenue in 2014 Rp. 10,276 billion, EBITDA Rp. 4,666 billion with CAGR 17,06 %, IRR: 21,90 %, NPV: 1,046 billion and pay back period is 2 year and 10 month that will provide the value added to stakeholders.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26743
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maimunah
Abstrak :
Penelitian ini berfokus pada proses Transformasi Organisasi UPT Lab Uji Narkoba BNN. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan desain deskrlptif. Model operasional penelitian mengana1isis proses transformasi organisasi UPT Lab Uji Narkoba BNN melalui 4 tahapan (4 R), yaitu: Reframing, Restructuring, Revitalization dan Renewal. lnforrnan penelitian inl terdiri dari Sekretaris Utama, Kepala Biro PerencanaanKepala Bagian Perencanaan Administrasi Kepegawaian, Direktur Hukum, Kepala Bidang Kelembagaan Menpan, Kepala UPT Lab, Kepala Seksi Pengujian Kimia dan Fisika, serta Penyidik Narkoba. Dari analisis dapat disimpulkan bahwa: UPT Lao Uji Narkoba parlu melakukan pengembangan dalam bentuk transformasi organisasi menjadi Pusat Laboratorium. Adapun yang mendasari hal tersebut adalah perkembangan organisasi BNN yang telah m njadi UPT Lab Uji Narkoba yang belum mendukung kinelja BNN, sehingga kineljanya belum optimal. Proses tmnsformasi organisasi dapat dilakukan melalui 4 tahapan (4 R}, yaitu: Reframing, Restructuring, Revitalization dan Renewal. Sedangkan dalam pelaksanaannya perlu adanya koordinasi dengan instansi terkait, yaitu Menpan. Hasil penelitian menyarankan bahwa dalam proses transformasi ini yang terpenting adalah restructurisasi, dimana daiam organisasi harus membentuk rumalmya dulu kemudian dilengkapi dengan sumber daya manusianya. Sumber daya manusia yang kompeten merupakan konci kebnrhasilan dalam organisasi. Selain itu, untuk tercapainya perubahan organisasi yang diinginkan diperlukannya sarana prasarana yang cukup dan memadai.
This study focused the process Transformation Organization of NNB's Drugs Testing Laboratory Unit. This research, including qualitative research with a descriptive design. Model of operational research to anaiyze proces Transformation Organization of NNB's Drug Testing Laboratory Unit based on the theory of transformation organization that consists of 4 R, namely: Reframing. Restructurinand Renewal of Revitalization. Informants thls research consists of Principal Secretary, Head of Planning, Planning Section Chief Administrative Officer, Legal Director, Head of Institutional Affairs minister, Chief of the Laboratory Unit, Section Chief of Chentical and Physical Testing and Drug Investigator. From the analysis, concluded that Drug Testing Laboratory Unit to perform the development in the form of Transformation Organization into the Laboratory Centre. That is based on developm nt Government Institutions Non MirUstry and vertical, as well as laboratory s condition which do not support yet NNB performance, so the performance is not optimal. The process of Transformation Organization based on the 4 R theory namely: Reframing, Restructuring, Revitalization and Renewal. While, in the practice to coordinate with other institution, that is Menpan. Result of the study to suggest that, in this transformation process the most important is restructurisasi. because in this organization must be make the house before, and than complited by performance of human. The performance of human which competent is the factor of success in organization. Beside that, for reaches moving organization needed the equipment to support.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T20923
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sofwatun Nida
Abstrak :
ABSTRAK
Proses marjinalisasi yang dialami orang Betawi berdampak kepada lahirnya suatu keadaan di mana orang Betawi terpinggirkan baik secara ekonomi, sosial, budaya, dan demografi. Selain itu, munculnya persepsi dan stereotip negatif pada imej orang Betawi membuat orang Betawi menjadi semakin inferior di tanah kelahirannya sendiri. Orang Betawi sebagai penduduk asli Jakarta tidak mempunyai eksistensi sosial yang kuat di masyarakat Jakarta. Melihat hal ini, Gerbang Betawi yang terdiri dari sekelompok elite Betawi mempunyai gagasan yaitu berupa gerakan transformasi yang bertujuan kepada menciptakan kondisi dan kehidupan masyarakat Betawi yang lebih baik. Tulisan ini ingin melihat bagaimana Gerbang Betawi sebagai sebuah organisasi etnik yang merupakan sekumpulan dari generasi muda berpendidikan menyadari akan persepsi yang salah yang kemudian mereka berperan sebagai wadah dalam melakukan suatu gerakan transformasi yang bukan hanya merubah persepsi tapi juga merubah kedudukan mereka sebagai salah satu etnis di Jakarta.
ABSTRACT
Process of marginalization that is experienced by Betawi People has an impact to the emergence of condition where Betawi people marginalized in aspect of economy, social, culture, and demography. Other than that, the emergence of negative perception and stereotype on the image of Betawi people makes Betawi people become more inferior in their own hometown. The Betawi people as local people in Jakarta have a weak social existency in Jakarta society. According to this, Gerbang Betawi that consist of a group of Betawi people elites that have an idea about transformation movement that has an aim to create a better condition of Betawi people lives. This paper figures out how Gerbang Betawi as an ethnic organization that is a group of young educated generation that aware of the false perception and then they have role as a forum in carrying out a transformation movement, not only to change the perception, but also to change their position as an ethnic in Jakarta. 
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Muhammadi Pradono Budi
Abstrak :
Produk TELKOMVSAT-IP adalah suatu layanan Jaringan akses melalui sistem komunikasi satelit yang digunakan untuk mendistribusikan layanan multimedia pita lebar berbasis Internet Protokol seperti VoIP over Satellite, Internet over Satellite, VPN-IP over Satellite dan Video over Satellite yang tergabung dalam satu layanan triple play. Perangkat HUB VSAT-IP dioperasikan di Stasiun Pengendali Utama (Master Control Station) Satelit Cibinong sedangkan perangkat terminal remote VSAT-IP lokasinya tersebar diseluruh Indonesia. Teknologi yang dipergunakan yaitu VSAT Digital Video Broadcast (DVB-S2) dengan topologi STAR sehingga memungkinkan pelanggan dapat memilih sendiri data rate dari layanan yang sesuai dengan kebutuhan dan trafik yang akan dilaluinya. Layanan TELKOM VSAT-IP multimedia pita lebar pada tahun 2012 diproyeksikan akan menjadi layanan yang konvergen untuk segmen retail dengan kecepatan akses mencapai 4 Mbps untuk downstream dan 256 kbps untuk upstream, tergantung dari platform aksesnya. Jumlah pelanggan Telkom VSAT-IP sampai dengan akhir tahun 2008 sebanyak 492 node dan diprediksikan permintaan akan terus meningkat. Masalah utamanya adalah produk Telkom VSAT-IP yang sudah dipasarkan belum didukung dengan kesiapan struktur organisasi dan proses bisnis VSAT-IP yang sesuai, sehingga berdampak langsung terhadap pencapaian target performansi bisnis dan performansi operasional (KPI) yang dijaminkan pada stakeholders. Transformasi struktur organisasi dan proses bisnis dilakukan untuk meningkatkan performansi bisnis dan performansi operasional. Metodologi penelitian deskriptif dilaksanakan dengan cara studi kasus pada Struktur organisasi dan proses bisnis Telkom VSAT-IP di Subdivsat. Transformasi Struktur Organisasi dan Proses Bisnis yang akan didisain mengacu pada International Framework Business Process enhanced ? Telecomunication Operation Map (e-TOM) dan International Standard Organization ISO 9001- 2000. Hasil dari penelitian ini yaitu berupa desain Struktur Organisasi dan Proses Bisnis Produk Telkom VSAT-IP yang baru. Hasil analisis kelayakan investasi produk Telkom VSAT-IP diproyeksikan sampai dengan tahun 2014 dengan total pendapatan sebesar Rp. 10,276 Milyard, EBITDA sebesar Rp. 4,666 Milyar dengan CAGR : 17,06 % dengan IRR: 21,90 %, NPV: 1,046 milyar dan payback period selama 2 tahun 10 bulan yang akan memberikan nilai tambah pada stakeholders.
Telkom VSAT-IP product is a network service access via satellite communication system in order to distribute multimedia services based on broadband Internet Protocol such as VOIP over Satellite, Internet over Satellite, VPN-IP over Satellite and Video over Satellite in a triple play service. HUB VSAT-IP equipment is operated in the Main Control Station (Master Control Station) Satellite Cibinong while the VSAT-IP remote terminal equipment location is spreading across Indonesia. This product is using Digital Video Broadcast (DVB- S2) with a STAR topology as its technology. Costumers are available to choose data rate service which appropriate to their requirement and traffic. Telkom VSAT IP broadband multimedia services in 2012 is projected to become convergent services for retail segment with the speed of access up to 4 Mbps downstream and 256 kbps for upstream or equivalent, depend on the platform access. Telkom VSAT-IP costumer until 2008 are 492 node and costumer demands will be predicted increasing. The main problem of Telkom VSAT-IP product is not supported organizational structures which appropriate to business processes, so it makes direct impact on the achievement of business performance and operational performance (KPI) that guaranteed to stakeholders. Transformation of organizational structures and business processes is made to improve the business performance and operational performance. Descriptive research methodology will be conducted by using case study on the Telkom VSAT-IP organization structure and business processes in Subdivsat. The design of Organization Transformation and Business Process must be refer to the international framework Business Process enhanced - Telecommunication Operations Map (e-TOM) and the International Organization for Standardization ISO: 9001-2000. The results of research are new organizational structure and new business process for Telkom VSAT-IP product. The result of Telkom VSAT-IP product feseability invesment analysis are projected total revenue in 2014 Rp. 10,276 billion, EBITDA Rp. 4,666 billion with CAGR 17,06 %, IRR: 21,90 %, NPV: 1,046 billion and pay back period is 2 year and 10 month that will provide the value added to stakeholders.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T41011
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library