Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Satya Arinanto
"Sejalan dengan penetapan pembangunan ekonomi sebagai prioritas utama pembangunan pada masa Orde Baru, pada tahun 1994 Indonesia mulai melaksanakan era industrialisasi. Dalam implementasinya, kegandrungan terhadap pembangunan industri ternyata telah mengabaikan kebutuhan pembangunan sektor-sektor lainnya. Masalah sosial dan ekonomi yang serius pun timbul, seperti ketidakmerataan pendapatan dan kekayaan serta pengangguran.
Bagi sebagian masyarakat, kesempatan untuk berusaha semakin sempit dan mata pencaharian mereka menghilang karena kesalahan manajemen dari kegiatan industri yang mengabaikan pertimbangan sosial budaya dan lingkungan. Program diversifikasi industri pada Pembangunan Lima Tahun (Pelita) II dan IV telah mendorong tumbuhnya industri-industri kimia seperti pulp, kertas, rayon, pupuk, semen, dan industri petrokimia. Masing-masing jenis pembangunan tersebut memiliki konsekuensi terhadap lingkungan (Heroepoetri, 1994: 76-80).
Semua kegiatan tersebut tentunya memerlukan aturan-aturan hukum untuk menjamin keseimbangan sumberdaya alam yang ada dengan aktivitas-aktivitas manusia yang menggangunya. Sayangnya, gegap gempita pembangunan industri tersebut tidak diikuti dengan tersedianya perangkat pengawasan terhadap pencemaran yang menyeluruh. Di tengah masih terdapatnya berbagai kekosongan hukum lingkungan ini, kendala utamanya adalah bagaimana agar para pelaku industri tersebut mentaati (compliance) peraturan yang ada, dan bagaimana hukum yang ada dapat ditegakkan (enforcement).
Salah satu pihak yang diharapkan dapat berperan serta dalam upaya penegakan hukum lingkungan di tengah kondisi masih terdapatnya berbagai kekosongan hukum lingkungan tersebut ialah lembaga swadaya masyarakat (LSM). Hal ini sejalan dengan ketentuan Undang-Undang (UU) No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagaimana diubah dengan UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang memberikan ruang bagi lembaga swadaya masyarakat untuk berperan sebagai penunjang dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Dalam UU No. 23 Tahun 1997 tersebut, hak, kewajiban, dan peran masyarakat mendapatkan pengakuan. Hal tersebut tercantum dalam Bab III yang terdiri dari Pasal 5, 6, dan 7. Sedangkan dalam UU yang berlaku sebelumnya, yakni UU No. 4 Tahun 1982, peran serta masyarakat juga mendapatkan pengakuan sebagaimana tercantum dalam Pasal 6 dan 19."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Nurul Ilahiyyah
"ABSTRAK
Teknologi finansial semakin berkembang di Indonesia. Pada khususnya transaksi uang elektronik di Indonesia sangat berkembang cepat dengan rata-rata 87% dari tahun 2012 hingga September tahun 2019. Namun sayangnya, berdasarkan survey Jakpat pada tahun 2018, masih belum adanya adopsi teknologi finansial pada dunia kesehatan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengadopsi teknologi finansial di Rumah Sakit dan manajemen resiko sesuai dengan kerangka (framework) TOEH (Technology, Organization, Environment, dan Human). Lingkup dari penelitian ini adalah rawat jalan unit administrasi pembayaran di Rumah Sakit. Fuzzy ANP dan manajemen resiko digunakan untuk mencari faktor penting yang perlu dipersiapkan rumah sakit dan mempertimbangkan resiko yang mungkin terjadi jika mengadopsi teknologi finansial sesuai dengan kerangka TOEH (Technology, Organization, Environment, Human). Penelitian ini juga mempertimbangkan adanya segmentasi kesiapan rumah sakit. Penelitian ini menghasilkan dua segmen kesiapan rumah sakit. Selain itu, dari segmen pertama dihasilkan faktor penting dari sisi technology dengan subfaktor compatibility dan security concern sedangkan untuk segmen kedua dihasilkan faktor environment dan subfaktor coercive government pressure dan vendor support. Dari hasil analisa manajemen resiko dihasilkan time risk berupa dan psychological risksebagai kategori resiko yang paling tinggi. Sedangkan dari hasil analisis biaya manfaat dihasilkan 4 rumah sakit yang sudah layak untuk menginvestasikan teknologi finansial dan 1 rumah sakit yang belum layak untuk menginvestasikan teknologi finansial.

ABSTRACT
Financial technology is growing in Indonesia. Especially for electronic money transactions in Indonesia has been growing rapidly with an average 87% from 2012 until September 2019. Unfortunately, based on Jakpat Survey in 2018, there is still no adoption of financial technology in health services. This research aimed to adopt financial technology in hospital and risk management from TOEH ((Technology, Organization, Environment, Human) framework. This research also considers about the hospital readiness segmentation which had two segments in the result. In addition, the result shows that the first segment have an important factor in technology with compatibility and security concern as a subfactors while the second segment have an important factor in environmentalwith coercive government pressure and vendor support as a subfactors. Based on risk management analysis also said that time risk and psychological risk as the highest risk category.Whereas, from benefit cost analysis result, there are 4 hospitals that already feasible if they want to adopt financial technology and 1 hospital that not yet feasible if they want to adopt financial technology.
"
2020
T55376
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Ismawati Jaafar
"This study identifies the factors that have a direct effect on a manager’s decision towards Open
Source System (OSS) enterprise system adoption in Malaysia. Using the Technology-Organization-
Environment (TOE) framework, the research is initiated by inviting the managers in Malaysian organizations
who implemented OSS. A survey was conducted via online OSS social communities and
by sending emails to shortlisted public. A total of 124 managers from 124 organizations responded
to the survey and the results showed that four out of six factors were found significant in this study.
In the technological context, ‘perceived relative advantage’, ‘perceived compatibility and trialability’
and ‘perceived complexity’ factors were found significant in the OSS adoption. In the organizational
context, ‘management support, knowledge and expertise’ was identified as the adoption factor.
Two factors in the environmental context that was not supported were the ‘technology skills and
services’ and ‘platform long term viability’ although previous studies suggested otherwise."
University of Malaya, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Denisha Vanda Ersa Firsty
"UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia. E-commerce memiliki banyak keuntungan bagi UMKM yang meliputi keunggulan kompetitif, pangsa pasar yang lebih besar dan layanan pelanggan yang lebih baik, antara lain. Pengguna Indonesia sudah mahir dengan e-commerce namun sayangnya baru 19% UMKM Indonesia yang mengadopsi e-commerce. Penelitian ini mengkaji variabel-variabel yang mempengaruhi adopsi teknologi e-commerce pada UMKM Indonesia dengan menggunakan Technology Acceptance Model, Technology Organization Environment (TOE) framework dan Diffusion of Innovation (DOI) Theory. Kuesioner survei dilakukan untuk mengumpulkan data dari 260 pemilik UMKM di industri makanan dan minuman yang telah atau belum mengadopsi teknologi e-commerce untuk bisnisnya. Hasilnya dihitung menggunakan regresi logistik dan Relative Importance Index (RII) untuk mendapatkan variabel mana yang relevan dalam adopsi e-commerce di UMKM Indonesia. Dari penelitian terungkap bahwa keuntungan relatif, manfaat yang dirasakan, keamanan, pengetahuan TI karyawan dan dukungan pemerintah memiliki pengaruh penting dalam adopsi e-commerce bagi pemilik UMKM. Strategi adopsi e-commerce direkomendasikan berdasarkan hasil penelitian.

MSMEs (Micro, Small, and Medium Enterprises) play a significant role in Indonesia's economy. E-commerce has many advantages for MSMEs which includes competitive advantage, greater market share and better customer service, among others. Indonesian users are already proficient with e-commerce but unfortunately only 19% of Indonesian MSMEs have adopted e-commerce. This research investigates the variables that influence e-commerce technology adoption in Indonesian MSMEs using Technology Acceptance Model, Technology Organization Environment (TOE) framework and Diffusion of Innovation (DOI) Theory. A survey questionnaire was conducted to collect data from 260 MSME owners in the food and beverage industry who have or have not adopted e-commerce technology for their business. The result was calculated using logistic regression and Relative Importance Index (RII) to get which variables are relevant in e-commerce adoption in Indonesia MSMEs. From the research, it is revealed that relative advantage, perceived usefulness, security, employee’s IT knowledge and government’s support have a crucial influence in e-commerce adoption for MSME owners. An e-commerce adoption strategy was recommended based on the study’s results."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muttaqin
"BUMN menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan kinerja yang optimal di tengah persaingan global. Efisiensi dan optimalisasi proses bisnis menjadi fokus utama untuk memastikan daya saing tetap terjaga. Penerapan layanan bersama (shared services) disektor operasi menjadi langkah strategis bagi PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) sebagai bagian dari Holding BUMN Jasa Survei. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan implementasi layanan bersama (shared services) pada Direktorat Operasi Komersil PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) dengan menggunakan kerangka kerja Technology-Organization-Environment (TOE). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei yang melibatkan 61 responden dari berbagai departemen terkait. Data dianalisis menggunakan metode Confirmatory Factor Analysis (CFA) dan Analisis Jalur untuk menguji pengaruh faktor teknologi (Keunggulan Relatif, Kompatibilitas, dan Kompleksitas), organisasi (Kemampuan Adaptif, Dukungan Manajemen Puncak, dan Hambatan Manajerial), serta lingkungan (Tekanan Kompetitif dan Dukungan Pemerintah) terhadap kesuksesan implementasi shared services. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kompatibilitas, Hambatan Manajerial, dan Dukungan Pemerintah memiliki pengaruh signifikan terhadap kesuksesan implementasi shared services. Kompatibilitas shared services dengan nilai dan budaya perusahaan, hambatan manajerial yang rendah serta adanya dukungan yang baik dari pemerintah akan meningkatkan kesuksesan implementasi shared services di PT. BKI. Temuan ini memberikan kontribusi penting bagi literatur terkait penerapan konsep shared services di BUMN serta memberikan rekomendasi praktis untuk mengoptimalkan implementasi shared services di lingkungan operasi BUMN.

State Owned Enterprises (SOEs) face great challenges in maintaining optimal performance amid global competition. Efficiency and optimization of business processes are the main focus to ensure competitiveness is maintained. The implementation of shared services in the operations sector is a strategic step for PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) as part of the SOE Survey Services Holding. This study aims to analyze the factors that influence the successful implementation of shared services at the Directorate of Commercial Operations of PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) using the Technology-Organization-Environment (TOE) framework. This research uses a quantitative approach with a survey method involving 61 respondents from various related departments. The data were analyzed using Confirmatory Factor Analysis (CFA) and Path Analysis methods to examine the influence of technological (Relative Advantage, Compatibility, and Complexity), organizational (Adaptive Capability, Top Management Support, and Managerial Obstacle), and environmental (Competitive Pressure and Government Support) factors on the successful implementation of shared services. The results showed that Compatibility, Managerial Obstacle, and Government Support have a significant influence on the successful implementation of shared services. Compatibility of shared services with corporate values and culture, low managerial obstacle and good support from the government will increase the success of shared services implementation at PT BKI. These findings make an important contribution to the literature related to the application of the shared services concept in SOEs and provide practical recommendations for optimizing the implementation of shared services in the SOE operating environment."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adiguna Wijaya
"Fenomena hubungan internasional pasca perang dingin diwarnai dengan beragam masalah yang semakin kompleks dan multi-dimensional, saling terkait satu dengan yang lain. Masalah lingkungan hidup, khususnya menyangkut masalah keanekaragaman hayati yang bersinggungan dengan faktor ekonomi merupakan salah satu contohnya. Adanya berbagai kepentingan negara-negara di dunia dalam keterkaitan antar isu ekonomi dan lingkungan hidup ini menimbulkan serangkaian polemik, seperti yang ditimbulkan oleh kesepakatan TRIPs (Trade-Related Aspects of intellectual Property Rights) dari WTO (World Trade Organization). Indonesia sebagai salah satu negara anggota WTO yang juga memiliki potensi sumber keanekaragaman hayati yang besar menghadapi dilema dalam polemik ini. Masalah tersebut menjadi fokus penelitian dalam tesis ini. Sebagai titik tolak penelitian maka dibuat dalam bentuk pertanyaan penelitian, yaitu :
1. Bagaimana keterkaitan kesepakatan TRIPs dengan isu lingkungan hidup, khususnya masalah keanekaragaman hayati?
2. Bagaimana upaya diplomasi lingkungan hidup Indonesia menanggapi keterkaitan tersebut ?
Untuk membantu menjawab pertanyaan penelitian dan sekaligus merupakan justifikasi ilmiah atas penelitian yang dilakukan, maka digunakan berbagai pemikiran dari teori-teori hubungan internasional yang relevan. Untuk menelaah masalah lingkungan hidup yang sifatnya semakin global dan tidak lagi hanya semata menjadi isu lokal maupun regional, dilandasi oleh pemikiran-pemikiran dalam paradigma model masyarakat global. Selain itu, pemikiran dalam teori sistem dunia juga digunakan untuk membantu menjelaskan hahwa kapitalisme global merupakan salah satu penggerak utama hubungan internasional saat ini. Berbagai pemikiran dalam teori-teori diplomasi juga dijadikan acuan untuk membantu menjabarkan upaya diplomasi yang dilakukan Indonesia dalam menanggapi keterkaitan antar isu ekonomi dan lingkungan hidup dalam kesepakatan TRIPs.
Penelitian ini bersifat deskriptif-analitis dengan pendekatan kualitatif. Pengkajian dalam penelitian ini didasarkan pada berbagai materi dan data-data yang berhubungan dengan topik bahasan, melalui analisa data primer dan sekunder dari berbagai dokumen, buku, laporan, jurnal, dan surat kabar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua pertanyaan penelitian terjawab. Keterkaitan kesepakatan TRIPs dengan lingkungan hidup, khususnya masalah keanekaragaman hayati menyangkut pasal 27 dan 28 dari kesepakatan yang mengatur tentang subyek materi yang dipatenkan yang melibatkan unsur-unsur materi genetis di dalamnya. Hal ini dapat menimbulkan berbagai implikasi, seperti hak paten atas mahluk hidup dapat mendorong monopoli atas mahluk hidup yang dipatenkan, mendorong terjadinya erosi keanekaragamn hayati, berpotensi mendorong terjadinya praktekpraktek bio-piracy, para pelaku bioteknologi lebih diakui ketimbang masyarakat adat lokal. pemerintah Indonesia dalam kerangka negosiasi WTO, termasuk forum negosiasi TRIPs pemerintah Indonesia telah membentuk "Tim Nasional untuk Perundingan Perdagangan Multilateral dalam Kerangka WTO", sesuai dengan Keppres No. 104 tahun 1999 tanggal 1 September 1999. Tim Nasional ini terdiri dari berbagai unsur departemenl lembaga terkait.
Menanggapi keterkaitan antar isu ekonomi dan lingkungan hidup dalam berbagai forum negosiasi TRIPs, pemerintah Indonesia juga melakukan upaya diplomasi lingkungan hidup, yaitu upaya diplomasi dengan mengintegrasikan aspek lingkungan hidup secara lebih komprehensif.
Walaupun secara bilateral diplomasi lingkungan hidup Indonesia menanggapi polemik TR1Ps masih belum optimal, akan tetapi dalam konteks conference diplomacy secara multilateral dalam berbagai forum negosiasi TRIPs, diplomasi lingkungan hidup Indonesia dalam skala tertentu dapat dikatakan berhasil. Hal ini dikaitkan dengan masih belum tercapainya keputusan final negosiasi TRIPs, karena masih adanya conflict of interest antara kelompok negara maju dart negara berkembang dalam forum negosiasi TRIPs yang secara langsung maupun tidak langsung turut dipengaruhi oleh upaya diplomasi Indonesia tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T9789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manik, Jonathan
"Industri perbankan di Indonesia saat ini belum mengadopsi layanan cloud computing akibat dari peraturan Bank Indonesia dan Pemerintah. Penelitian ini bertujuan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan perbankan untuk mengadopsi layanan cloud computing dilihat dari konteks technology, environtment, dan organization. Analisis ini menggunakan kerangka TOE (Technology-Organization-Environtment), teori DOI (Diffusion of Innovation), dan metoda PLS (Partial Least Square).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor technology tidak berpengaruh signifikan bagi perusahaan perbankan untuk mengadopsi cloud computing, namun faktor organization dan environtment berpengaruh signifikan bagi perusahaan perbankan dalam mengadopsi cloud computing, dimana model yang dihasilkan dalam penelitian ini cukup kuat (moderate) sebesar 36.1 %.

The banking industry in Indonesia has yet to adopt cloud computing services as a result of the regulation of Bank Indonesia and the Government. This study aims to explain the factors that affect the banking companies to adopt cloud computing services viewed from the context of technology, environtment, and organization. This analysis uses a framework TOE (Technology-Organization-Environment), the theory DOI (Diffusion of Innovation), and the method of PLS (Partial Least Square).
These results indicate that the technology factors had no significant effect for banking companies to adopt cloud computing, but the organization and environtment influential factors significant for the banking companies to adopt cloud computing, where the model is produced in this study is quite strong (moderate) of 36.1%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44403
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Az Zahra Izaaz
"Kerangka Technology-Organization-Environment (TOE) digunakan untuk mengevaluasi dalam mengadopsi penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) untuk pengelolaan data keuangan dan memberikan rekomendasi dalam mengoptimalkan penerapan SIM dalam Politeknik XYZ dengan tiga konteks yaitu teknologi, organisasi dan lingkungan. Metode penelitian menggunakan pendekatan secara kualitatif yang diperoleh dari hasil wawancara dengan lima narasumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam konteks teknologi, atribut keuntungan relatif pada SIM bermanfaat dalam memberikan informasi layanan keuangan kepada semua pihak Politeknik XYZ, namun dalam kompatibilitas dan kompleksitas masih ada kendala teknis pada SIM sehingga perlu perbaikan pada perhitungan Tarif Dasar Mengajar (TDM) secara akurat, slip gaji pegawai dengan format yang disamakan dan otomatis, integrasi data dan informasi secara aktual dan tepat waktu. Sedangkan untuk konteks organisasi, perlu adanya dukungan manajemen puncak untuk mengambil keputusan dalam menentukan developer sebagai penyedia SIM untuk memperbaiki masalah teknis tersebut, pelatihan yang cukup untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan penambahan staff user SIM untuk efisiensi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Faktor lingkungan dipengaruhi dukungan regulator berupa Peraturan Pemerintah dan standar operasional prosedur untuk menjamin pelaksanaan dan penyediaan SIM, karakteristik industri dengan kompetitif antar perguruan tinggi dapat meningkatkan performa Politeknik melalui perbaikan kualitas layanan keuangan pada SIM.

The Technology-Organization-Environment (TOE) framework is used to evaluate the adoption of Management Information System (MIS) for financial data management and provide recommendations for optimizing MIS implementation in XYZ Polytechnic with three contexts: technology, organization and environment. The research method uses a qualitative approach obtained from interviews with five respondents. The results showed that in the context of technology, the relative advantage attribute of MIS is useful in providing financial service information to all parties of XYZ Polytechnic, but in compatibility and complexity there are still technical obstacles in MIS so that it needs improvement in the calculation of the Basic Teaching Fee (TDM) accurately, employee pay slips with a uniform and automatic format, actual and timely data and information integration. As for the organizational context, there needs to be top management support to make decisions in determining developers as MIS providers to fix these technical problems, sufficient training to improve the quality of human resources and additional MIS user staff for work efficiency according to organizational needs.  Environmental factors are influenced by regulatory support in the form of Government Regulations and standard operating procedures to ensure the implementation and provision of MIS, industry characteristics with competition between universities can improve Polytechnic performance through improving the quality of financial services on MIS."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhomas Setia Pramudhita
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) di PT XYZ dan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan. Kerangka konseptual penelitian didukung oleh teori Teknologi-Organisasi-Lingkungan (TOE) untuk mengeksplorasi fenomena dan menjawab pertanyaan penelitian. Desain kualitatif digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh dari wawancara dengan 11 narasumber, sementara proses triangulasi digunakan untuk memvalidasi data keuangan perusahaan terkait dengan rasio keuangan. Temuan mengungkapkan bahwa adopsi teknologi ERP di PT XYZ didorong oleh perceived benefit, perceived compatibility, dan perceived complexity Selanjutnya, manajemen puncak, ketersediaan sumber daya perusahaan, dan dukungan pemerintah memiliki peran penting dalam mendorong adopsi teknologi. Kesimpulannya, penelitian ini menemukan bahwa perusahaan mengalami peningkatan rasio gross profit nargin setelah mengadopsi teknologi Enterprise Resource Planning (ERP) daripada sebelumnya

This research is aimed at investigating into factors that drive the adoption of Enterprise Resource Planning (ERP) at PT XYZ and their impact on firm performance. The conceptual framework of the study is underpinned by Technology-Organization-Environment theory (TOE) to explore phenomena and answer research questions. A qualitative design is utilized to collect and analysis data that are derived from 11 interviews meanwhile triangulation process relies on corporate archives that are related to financial ratios. Findings reveal that technology adoption of ERP at PT. XYZ is driven by perceived benefit, perceived compatibility, and perceived complexity Furthermore, top management, the availability of corporate resources, and government support has an important role in fostering technology adoption. In conclusion, the study finds that company experiences higher gross profit margin ratio after adopting ERP technology than before.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>