Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aditya Rangga Yogatama
Abstrak :
Penetapan Piagam OKI yang baru dalam KTT OKI ke sebelas di Dakkar, 2008, menjadi momentum bagi negara-negara OKI untuk memperkuat demokrasi dan kelembagaan dalam rangka mendorong kerjasama ekonomi dan perdagangan. Penelitian ini bertujuan mengeskplorasi peran demokrasi dan kepemerintahan dalam meningkatkan ekspor Indonesia ke negara-negara OKI selama periode 1998-2012 dengan menggunakan augmented gravity model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa demokrasi dan kepemerintahan Indonesia, serta kepemerintahan negara-negara OKI sebagai tujuan ekspor Indonesia berpengaruh positif dan signifikan dalam meningkatkan ekspor Indonesia ke negara-negara OKI. Sebaliknya, demokrasi di negara-negara OKI berpengaruh negatif dan signifikan. Negara-negara OKI berpendapatan rendah cenderung mengimplementasikan kebijakan perdagangan yang lebih tertutup. ...... The enforcement of new OIC Charter at the 11th OIC Summit in Dakar, 2008, has become a momentum for OIC member states to reassert the importance of democracy and institutional reform in promoting economic and trade cooperation among its members. This study aims to explore the role of democracy and governance on the enhancement of Indonesian export to OIC countries during the period 1998-2012 by using augmented gravity model. The results showed that both democracy and governance in Indonesia have positive and significant effect in enhancing Indonesian export to OIC countries. The similar result is also found in the governance of OIC countries. On the other hand, democracy in OIC countries are having negative and significant effect on the same matter. Low-income OIC countries have a tendency to implement a more closed trade policy.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T41704
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Menik Darmayanti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mengusulkan konsep dinar sebagai salah satu alat pembayaran dalam transaksi perdagangan international. Dinar dan Dirham dalam dunia Islam sudah digunakan sejak zaman sebelum Nabi Muhammad menjadi Khalifah, dan tetap digunakan di masa kepemimpinan Nabi Muhammad hingga Khalifah Ottoman pada tahun 1924. Berdasarkan studi literatur, Dinar mempunyai tingkat kestabilan yang lebih tinggi dibandingkan mata uang fiat yang saat ini digunakan. Mata uang yang digunakan dalam perdagangan internasional adalah mata uang dari negar maju yang dinilai memiliki nilai kestabilan yang lebih tinggi seperti US Dollar, Europe, Poundsterling. Namun, beberapa kajian juga menilai kekurangan dari mata uang (currency tersebut, karena nilainya yang fluktuatif dan menimbulkan kerugian bagi para pelaku pedagang international (eksportir dan importir). Analisa pada penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kestabilan antara Dinar dengan US Dolar, serta melihat data transaksi perdagangan Internasional Indonesia dengan negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Berdasarkan Analisa trend data dari 2001-2019, diduga volatilitas Dinar lebih tinggi daripada US Dolar. Berdasarkan Uji Kausalitas Granger didapatkan bahwa variable Dinar secara statistic signifikan mempengaruhi nilai tukar US Dolar, dan tidak sebaliknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan satu arah, yaitu hanya Dinar yang secara statistic signifikan mempengaruhi US Dolar. Berdasarkan pernyataan hasil perhitungan standar deviasi, dapat diputuskan bahwa Dinar Emas (DINAR) merupakan mata uang yang lebih stabil dibandingkan Dolar AS (USD). Hal tersebut dikarenakan Dinar Emas (DINAR) memiliki volatilitas yang lebih rendah dibandingkan Dolar AS (USD). Hasil analisis studi kasus perdagangan international antara Indonesia dengan anggota negara OKI didapatkan hasil bahwa untuk negara-negara tertentu yang memiliki nilai transaksi impor tidak terlalu besar (Indonesia meng-impor, dan lawan transaksi meng-ekspor), dimungkinkan penggunaan dinar diterapkan dengan mempertimbangkan kecukupan emas yang dimiliki Indonesia. Namun, perlu dilihat juga nilai kecukupan emas negara lawan transaksi tersebut, mengingat mereka juga memiliki nilai transaksi ekspor dengan Indonesia ( Indonesia meng-ekspor, dan negara lawan transaksi meng-impor dari Indonesia). Namun, untuk negara yang memiliki nilai transaksi impor besar, misal dengan Malaysia, tidak memungkinkan penerapan dinar sebagai alat tukar dilakukan, karena Indonesia tidak memiliki kecukupan emas. Apalagi jika mengikutsertakan impor migas dari negara timur tengah yang notabene juga anggota Negara OKI, maka penerapan Dinar sebagai alat pembayaran sangat tidak mungkin dilakukan. ......exchange in international trading. Based on Islamic history, Dinar and Dirham had been used as medium of exchange before Rasulullaah Muhammad SAW became a prophet, and Rasulullah still used that medium and they still be used until The Ottoman Caliphate in 1924. Based on the literature, Dinar has the highest stability level rather than fiat money that is used for now. In international trading, developed countries’s currencies are used as a medium of exchange, because their curencies were valued have more stabil, for example US Dollar, Euro and Poundsterling. However, there are many papers that found the shortage of the currencies, because they are fluctuating and cause losses in international trading transactions. Analysis in this paper are aimed to compare the stability between Dinar and US Dollar, and also analyze international trading transaction between Indonesia and the members of Organization of Islamic Cooperation (OIC). The result of trend analysis from data series within 2001-2019, Dinar’s volatility is higher than US Dollar. Granger Causalities test shows there is one way causality between Dinar and US Dollar, Dinar does cause ganger USD or statistically, Dinar influence significantly US Dollar, and not vice versa. The result of standard deviation calculation, was found that Dinar more stabil than USD. Based on case study analysis, for some country that Indonesia has transaction’s import amount not too big, it’s possible to apply dinar as a medium of exchange. This is considering the number of gold that Indonesia has. But, this paper doesn’t include oil and gas transaction. Indonesia imports oil and gas from middle east country which is the member of OIC with a big amount. And the gold that Indonesia has not sufficient to pay that big amount. By that, generally, Dinar couldn’t apply in International trading between Indonesia and the the few members of OIC.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windiya Saputri
Abstrak :
Sejarah pandemi yang pernah melanda dunia tidak hanya mempengaruhi kehidupan manusia di bidang kesehatan, tetapi juga pada keamanan dan sosial-ekonomi. COVID-19 sebagai pandemi yang berlangsung sejak akhir 2019 juga telah menunjukkan dampaknya terhadap investasi di pasar modal. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti reaksi saham syariah atas peristiwa Pengumuman Pandemi COVID-19 oleh WHO pada 11 Maret 2020. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah market model. Objek penelitian ini adalah saham syariah di Indonesia dan beberapa negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) lainnya. Hasil penelitian menunjukkan terdapat Abnormal Return yang signifikan di sekitar peristiwa tersebut pada saham Syariah di Indonesia, Malaysia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Pakistan, dan Qatar. Indikasi dari hal ini adalah saham Syariah bereaksi atas peristiwa tersebut dan informasi diserap secara merata oleh investor. Kecuali Pakistan, saham Syariah di kelima negara lainnya dapat merespons informasi yang terkandung dalam peristiwa tersebut dengan cepat, yang ditunjukkan dengan tidak adanya perbedaan Abnormal Return yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa tersebut, sehingga dapat disebut sebagai pasar efisien dalam bentuk setengah kuat. Hasil lain yang diperoleh dari penelitian ini adalah tidak semua saham Syariah terdampak buruk dari peristiwa tersebut, melainkan terdapat beberapa sektor yang tahan terhadap guncangan pada pasar modal yang diakibatkan oleh peristiwa Pengumuman Pandemi COVID-19 oleh WHO pada 11 Maret 2020. ......The history of the Pandemic that hit the world has not only affect human life in the health sector, but also on security and socio-economics. COVID-19 hitting since the end of 2019 has also shown its impact on investment in the capital market. This study aims to examine the reaction of Sharia Stocks to the WHO’s COVID-19 Pandemic Announcement on 11 March 2020 The research approach used in this study is market model. The objects of this research are sharia stocks in Indonesia and other members of the Organization of Islamic Cooperation (OIC). The results show that there are significant Abnormal Returns around this event on Sharia stocks in Indonesia, Malaysia, Saudi Arabia, United Arab Emirates, Pakistan, and Qatar. Thus, Sharia stocks react to the event and the information is responded evenly by investors. Except Pakistan, Sharia stocks in the other five countries respond quickly to the information contained in the event, which is indicated by the absence of significant differences in Abnormal Returns before and after the event, accordingly, it can be called an efficient market in a semi-strong form. Another result obtained from this research is that not all Sharia stocks are adversely affected by the event, but there are several sectors that are resilient to the market shocks in the capital market caused by the WHO's COVID-19 Pandemic Announcement on March 11, 2020.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jelita Sarah Rofifa
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor makroekonomi yang mempengaruhi perkembangan pasar sukuk di negara-negara Organisasi Kerjasama Islam OKI yang merupakan emiten terbesar pasar sukuk secara global. Penelitian ini menggunakan data panel 10 negara OKI dari tahun 2006 minus;2016. Ukuran pasar sukuk diukur dengan jumlah sukuk yang beredar terhadap produk domestik bruto PDB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor makroekonomi yang mempengaruhi perkembangan pasar sukuk di negara-negara OKI diantaranya adalah ukuran perekonomian suatu negara, tahap perkembangan ekonomi suatu negara, keterbukaan perekonomian, dan variabilitas nilai tukar. Ketika kondisi makroekonomi stabil maka hal ini akan memengaruhi keputusan para emiten untuk menerbitkan sukuk. Pasar sukuk yang berkembang dengan baik dapat menjadi sumber pembiayaan alternatif dan pada saat yang sama juga dapat meningkatkan ketahanan keuangan suatu negara dengan menyeimbangkan ketergantungan yang tinggi pada sektor perbankan dengan sektor fixed income. ......The objective of this research is to determine the effect of macroeconomic factors on sukuk market development in the Organization of Islamic Cooperation OIC countries, which is the largest issuer of sukuk market globally. Using Panel data from 10 OIC countries for the period 2006 2016. The size of the sukuk market is measured by the amount of outstanding sukuk to gross domestic product GDP. The results showed that macroeconomic factors that affecting the development of sukuk market in OIC countries are the size of economic, the stage of economic development, openness of economic, and exchange rate variability. When the macroeconomic conditions are stable then this will affect the issuers 39 decision to issue sukuk. A well developed sukuk market can be an alternative source of financing while at the same time enhancing a country 39s financial resilience by balancing high dependence on the banking sector with fixed income sector.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Galih
Abstrak :
Peningkatan konsumsi energi yang tinggi di Negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan sebagian besar dari konsumsi energi tersebut berasal dari energi fosil dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. Untuk menghindari dampak kerusakan tersebut perlu adanya transisi energi fosil menjadi energi terbarukan. Financial development dapat mempengaruhi pemanfaatan sumber energi terbarukan secara efisien. Perkembangan dalam sistem keuangan suatu negara akan mengurangi biaya investasi proyek investasi energi terbarukan dan mendorong konsumsi energi terbarukan. Penelitian ini menggunakan data panel untuk mengetahui pengaruh dari financial development terhadap konsumsi energi terbarukan studi kasus negara anggota OKI. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara financial development di sektor pasar saham dan konsumsi energi terbarukan. Selain itu, hasil menunjukkan bahwa financial development di sektor perbankan tidak memengaruhi konsumsi energi terbarukan. ......The high energy consumption in the Organization of Islamic Cooperation (OIC) countries, with a significant portion of it being derived from fossil fuels, can result in environmental damage. To avoid the impacts of such damage, a transition from fossil fuels to renewable energy is necessary. Financial development can influence the efficient utilization of renewable energy sources. The progress in a country's financial system can reduce the investment costs of renewable energy projects and promote the consumption of renewable energy. This study employs panel data to examine the impact of financial development on renewable energy consumption in a case study of OIC member countries. The research findings indicate a significant positive relationship between financial development in the stock market sector and renewable energy consumption. Additionally, the results show that financial development in the banking sector does not affect renewable energy consumption.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chusnul Chasanah
Abstrak :
Di dunia sekarang ini, konsep hak asasi manusia (HAM) mempengaruhi semua aspek hubungan internasional dan melintasbatasi semua aspek hukum internasional kontemporer, Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang dibentuk pada 1969 dan Komisi Independen Permanen HAM Organisasi Kerjasama Islam (IPHRC) yang dibentuk pada 2010 memiliki kedudukan dan peranan dalam masalah hak asasi manusia atas konflik antara Arab Saudi dan Republik Islam Iran terkait eksekusi mati 47 ulama syiah oleh Arab Saudi pada 2 Januari 2016. Kasus eksekusi mati tersebut merupakan sebuah pelanggaran hak asasi manusia karena pada dasarnya hukuman mati di zaman saat ini tidak seharusnya dilakukan, terlebih dalam kasus hukuman mati ulama syiah erat dengan unsur oposisi politis dan tidak sesuai dengan prosedur internasional seperti pelaksanaan hukuman mati dengan pengawasan dari dewan HAM PBB atau dewan HAM negara anggota PBB. Atas hal tersebut, baik dalam sudut pandang teori intervensi, sudut pandang sejarah serta sudut pandang dasar hukum, OKI memiliki peranan dan kedudukan atas kasus tersebut. Namun, upaya yang dilakukan OKI hanya pada penyampaian pernyataan bahwa seharusnya Republik Islam Iran tidak ikut campur terhadap eksekusi mati yang dilakukan oleh Arab Saudi. Upaya yang minim tersebut tidak terlepas dari beberapa faktor seperti OKI merupakan organisasi yang masih menjaga diri dari sikap saling mengintervensi antar negara anggotanya, IPHRC sebagai komisi independen dalam hak asasi manusia masih merupakan komisi yang belum bisa berperan jauh dan masih minim kewenangan, masih terdapatnya perdebatan dalam menginterpretasikan hak asasi manusia antar negara anggota OKI, serta masih kental nya pembedaan antara negara-negara kuasa OKI dalam hal ini Arab Saudi dengan negara anggota OKI lainya. ...... In today's world, the concept of human rights affects all aspects of international relations and contemporary international law, the Organisation of Islamic Cooperation (OIC) which was formed in 1969 and the Committee of Independent Permanent Human Rights Organisation of Islamic Cooperation (IPHRC), which was formed in 2010, holds a position and role in human rights issues regarding the conflict between Saudi Arabia and the Islamic Republic of Iran related to the execution of 47 Shia scholars by Saudi Arabia on January 2, 2016. The case of the execution becomes a matter of human rights violation basically a death sentence in the current era should not be done, especially since death penalty cases of Shia clerics are linked to elements of the political opposition and not in accordance with international procedures, such as the executions under the supervision of the UN Human Rights Council or the Human Rights Council of UN member states. Based on that, whether in light of the theory of intervention, historical perspectives and viewpoint of the legal basis, the OIC has a role and a position on the case. However, the only effort made by the OIC was submitting a statement that Iran should not interfere against the executions carried out by Saudi Arabia. This minimal effort is not independent from several factors such as the OIC being an organization that is still distancing itself from mutual intervention between its member states, the IPHRC being an independent commission on human rights is still a commission that has not been able to contribute much and still lacks the authority, the continuing debate on interpreting human rights among member states of the OIC, as well as there still being strong distinctions between powerful OIC countries (in this regard, Saudi Arabia) and other OIC member countries.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
T45873
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunia Fajarini
Abstrak :
Menaikkan tingkat kesejahteraan di negara berkembang menjadi prioritas utama dari agenda pembangunan dunia. Orientasi pembangunan ataupun kesejahteraan sekarang telah mengalami pergeseran paradigma dari awalnya berorientasi pertumbuhan material/ekonomi menjadi berfokus pada pembangunan manusia. Indikator yang digunakan untuk mengukur pembangunan manusia adalah Human Development Index , membawa nilai yang dibuat oleh UNDP tahun 2010, yang juga selaras dengan pembangunan manusia perspektif islam yang berlandaskan maqashid sharia. OKI atau Organisasi Kerjasama Islam dikenal dengan organisasi dengan organisasi dengan label islam memiliki anggota yang banyak dan besar  baik dari segi daratan yang luas, persebaran negara, dan jumlah populasi. Persebaran populasi negara anggota OKI tersebar di 58 negara. Dari 58 negara anggota, mayoritas negara masih dikategorikan sebagai negara berkembang/kurang berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari perdagangan terhadap pembangunan manusia di Organisasi Kerjasama Islam. Penelitian ini menggunakan data negara anggota OKI di periode 2013 – 2015(lima tahun), menggunakan data sekunder, dan diestimasi dengan metode sys-GMM.Teknik estimasi menggunakan system-GMM digunakan untuk mengatasi masalah endogenitas. Studi ini menemukan perdagangan memberikan dampak negatif  signifikan terhadap pembangunan manusia bagi seluruh negara anggota OKI.
Increasing the level of welfare in developing countries is a top priority of the world development agenda. Development or welfare orientation has now undergone a paradigm shift from initially oriented material / economic growth to focusing on human development. The indicator used to measure human development is the Human Development Index, bringing the value made by UNDP in 2010, which is also in line with the human development of an Islamic perspective based on maqashid sharia. Organization of Islamic Cooperation is known as an organization with an organization labeled Islam that has many and large members both in terms of land area, country distribution, and population size. The distribution of the population of OKI member countries is spread in 58 countries. Of the 58 member countries, the majority of countries are still categorized as developing / less developed countries. This study aims to analyze the impact of trade on human development in the Organization of Islamic Cooperation. This study uses data from OIC member countries in the period 2013 - 2015 (five years), uses secondary data, and is estimated by the sys-GMM method. The estimation technique using the GMM-system is used to overcome endogenous problems. This study found that trade had a significant negative impact on human development for all OIC member countries.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library