Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aris Priyanto
Abstrak :
Teknologi adsorpsi dengan memanfaatkan karbon aktif merupakan teknologi pengendalian VOC yang cukup banyak digunakan karena murah dan sederhana serta mempunyai efisiensi yang cukup tinggi untuk me-recover VOC. Uji adsorpsi aseton dan kloroform terhadap karbon aktif kering (kadar air ± 0%) dan basah (kadar air ± 10%) pada temperatur adsorpsi 27°C menghasilkan kurva terobosan yang mengikuti S-shape dari emisi 10°, 20° dan 30°C, sedangkan kurva terobosan dan kapasitas adsorpsi dibawah ini hanya untuk emisi 30°C terhadap aseton dan kloroform. Dari kurva terobosan dapat dilihat karbon aktif kering mampu mengadsorp kadar uap aseton dari 29 mg/L sampai 409,81 mg/L, uap kloroform dari 29 mg/L sampai 900,83 mg/L. Untuk karbon aktif basah dapat mengadsorp kadar uap aseton dari 17 mg/L sampai 410,33 mg/L, dan uap kloroform dari 17 mg/L sampai 1002,95 mg/L. Dari kurva terobosan dapat ditentukan kemampnan adsorpsi karbon aktif atau kapasitas adsorpsi karbon aktif (q*) untuk mengadsorp adsorbat. Karbon aktif kering mampu mengadsorp uap aseton sebesar 8184,53 μmol/gr karbon aktif kering; uap kloroform sebesar 7700,21 μmol/gr karbon aktif kering. Untuk karbon aktif basah dapat mengadsorp uap aseton sebesar 5420,06 μmol/gr karbon aktif basah; uap kloroform sebesar 5764,20 μmol/gr karbon aktifbasah. Penentuan Iaju adsorpsi dilakukan pada daerah linier dari kedua jenis adsorbat. Laju adsorpsi aseton pada temperatur adsorpsi 27°C untuk karbon aktif keting mengikuti persamaan r = 0,1290 (q*- q) untuk daerah linier 0-57 menit, dengan karbon aktif basah, r = 0,1391(q*- q) untuk daerah linier 0-50 menit; klorofom, karbon aktif kering, r = 0,119 (q* - q) untuk daerah linier 0-65 menit, karbon aktif basah, r = 0,1293 (q* - q) untuk daerah linier 0-60 menit. Kapasitas adsorpsi adsorbat pada karbon aktif dipengaruhi oleh temperatur adsorpsi. Hasil perhitungan panas adsorpsi aseton menggunakan karbon aktif kering menghasilkan harga panas adsorpsi (Q) sebesar - 29 kJ/mol dan dengan karbon aktif basah - 14 kJ/mol sedangkan pada adsorpisi kloroform sebesar -10 kJ/mol pada karbon aktif kering dan -15 kJ/mol pada karbon aktif basah. Ini menunjukkan adsorpsi yang terjadi merupakan adsorpsi fisika.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kafka Alghifari
Abstrak :
Air bersih adalah suatu aset yang sangat berharga, tetapi jumlahnya terbatas dan tentunya tidak dapat mencukupi kebutuhan miliaran manusia seiring bertambahnya waktu. Untuk itu, urgensi pengolahan berbagai macam sumber alternatif air bersih meningkat, salah satunya adalah pengolahan air laut. Tantangan dalam pengolahan air laut pun juga menghadirkan permasalahan baru sehingga diperlukan adanya teknologi rendah biaya yang bisa menyisihkan polutan di dalam air laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi metode desalinasi terbaru dengan menggunakan adsorben dengan bahan dasar biomassa, diantaranya adalah kulit pisang kepok dan tempurung kelapa. Kapabilitas kulit pisang kepok dan tempurung kelapa sebagai karbon aktif terbukti bisa menyisihkan berbagai macam polutan di dalam air laut. Namun, diperlukan analisis lebih lanjut terkait penyisihan senyawa organik. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi performa karbon aktif kulit pisang kepok dan tempurung kelapa dalam menyisihkan polutan di dalam air laut, yaitu senyawa organik berdasarkan karakteristik material, kapasitas, adsorpsi, hingga model adsorpsi yang ditempuh. Berdasarkan hasil penelitian, adsorben kulit pisang kepok mencapai penyisihan tertinggi pada variasi waktu kontak, spesifiknya pada waktu kontak 30 menit, dengan nilai sebesar 80,4% untuk sampel air laut dan 56,7% untuk sampel brine. Di satu sisi, pada kasus adsorben tempurung kelapa, penelitian mengenai variasi dosis mencapai penyisihan tertinggi pada dosis 20 g/L sebesar 4,69% untuk sampel air laut sedangkan pada variasi waktu kontak, diperoleh penyisihan tertinggi 80,4% pada waktu kontak 30 menit untuk sampel brine. ......Clean water is a valuable asset, yet its quantity is limited and cannot meet the needs of billions of people as time progresses. Thus, processing alternative sources of clean water is an utmost priority. One proposed solution is desalination. However, the challenges in seawater treatment present new problems, necessitating low-cost technology that provides alternative desalination methods as a solution. A new desalination method using biomass-based adsorbents, such as kepok banana peels and coconut shells, has been proposed. The adsorption capability of these materials as activated carbon has been proven effective in removing various pollutants from seawater. However, the removal of Natural Organic Matter (NOM) as a pollutant in seawater remains unidentified. Consequently, this study was conducted to identify the adsorption performance of biomass-based activated carbon (or bioadsorbents) made from kepok banana peels and coconut shells in removing organic compounds or NOM from seawater based on its material characteristics, adsorption capacity, and adsorption model. Based on its results, the kepok banana peel adsorbent achieved the highest removal rate at a contact time variation, specifically at a contact time of 30 minutes, with a value of 80.4% for seawater samples and 56.7% for brine samples. On the other hand, in the case of coconut shell adsorbent, research on dose variation achieved the highest removal rate at a dose of 20 g/L of 4.69% for seawater samples, while in the contact time variation, the highest removal rate was 80.4% at a contact time of 30 minutes for brine samples.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elia Yulaeva
Abstrak :
Kualitas udara dalam ruangan yang baik di lingkungan sekolah merupakan hal penting untuk kesehatan dan produktivitas siswa. Pencemaran udara dalam ruangan menjadi perhatian karena seseorang dapat menghabiskan 90 waktunya di dalam ruangan. Pencemaran udara dalam ruangan merupakan masalah utama bagi kesehatan masyarakat secara global. Karbon Dioksida CO2 dan Total Volatile Organic Compound VOC merupakan polutan dalam ruangan yang berdampak pada gangguan fungsi paru. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara pajanan konsentrasi CO2, total VOC dalam ruangan dan gangguan fungsi paru pada siswa Sekolah Menengah Pertama. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Maret- Mei 2018. Sampel yang diambil berjumlah sebanyak 139 siswa dengan menggunakan metoda simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi CO2 dalam kelas di Sekolah Menengah Pertama di Depok sebesar 478,70ppm, rata-rata konsentrasi total VOC sekitar 6,4 x 10-3 ppm, rata- rata KVP = 72,66, VEP1 = 74,52 dan VEP1/KVP = 93,97, proporsi siswa yang mengalami gangguanfungsi paru sebesar 3,6. Tidak ditemukan hubungan antara pajanan konsentrasi CO2 dan total VOC dalam ruangan dengan gangguan fungsi paru VEP1/KVP CO2, p =1,000dan total VOC p =0,374 karena jumlah yang mengalami gangguan fungsi paru kecil dan konsentrasi CO2, total VOC masih di bawah ambang batas yang diijinkan. Perlu peningkatan perilaku hidup sehat dan bersih di sekolah serta dilakukan penelitian lebih lanjut dengan parameter pencemar udara lain di dalam ruangan dan gangguan pernafasan atau penyakit degeratif dengan metoda yang berbeda. ...... Good indoor air quality in school environments is important for student health and productivity. Indoor air pollution is a concern because people can spend 90 of their time indoors. Indoor air pollution is a major problems to public health globally. CarbonDioxide CO2 and Total Volatile Organic Compound VOC are indoor pollutants that affect pulmonary function disorders. The purpose of this research was to know the relationship between exposure of CO2 concentration, total VOC indoor and pulmonary function disorder of students in Junior High School. This research used cross sectional design which conducted in March May 2018. The sample was 139 students using simple random sampling method. The results showed that the average concentration ofCO2 in the class room at Junior High School in Depok was 478,70 ppm, mean total VOC concentration was about 5.4 x 10 3 ppm, mean FVC 72.66, FEV1 74.52 and FEV1 FVC 93.97, the proportion of student with lung function disorder 3.6. No association was found between exposure to CO2 concentrations and total indoor VOCs with pulmonary function impairment of VEP1 KVP CO2, p 1,000 and total VOC p 0.374 due to the number of impaired small pulmonary function and CO2 concentrations, total VOC was still below the threshold of the allowable limit. It needs to improve healthy and clean life behavior in school and do further research with another parameter of air pollution indoors and respiratory disorder or degenerative disease with a different method.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51382
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library