Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
Mattulada, H. Andi
Jakarta: Dirjen Dikti. Depdikbud RI, 1979
306.52 MAT p (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Hani Iskadarwati
Abstrak :
Berbagai perubahan yang mewarnai sektor ekonomi, sosial masyarakat, politik maupun kebudayaan menandai masa peralihan pemerintahan di awal zaman Meiji. Prioritas utama pemerintah untuk melaksanakan industrialisasi menarik arus urbanisasi ke daerah-daerah industri. Sementara kebijakan pajak pertanahan yang baru hanya semakin menekan kaum petani. Didorong oleh keinginan untuk memperbaiki keadaan ekonomi keluarga sekaligus mencari pengalaman hidup di luar negeri, dimulailah proses emigrasi orang Jepang ke Amerika Utara. Kesempatan untuk bepergian ke luar negeri menjadi lebih terbuka dengan berkuasanya Kaisar Meiji. Meskipun emigrasi awal orang Jepang ke Amerika Utara tidak dapat diketahui secara pasti, namun emigrasi secara resmi dianggap dimulai sejak tahun 1884. Kehadiran emigran Jepang di Amerika Utara pada mulanya tidak begitu menarik perhatian masyarakat kulit putih. Namun sejak jumlah emigran Jepang melonjak dengan pesat dan peran mereka terlihat secara menyolok di beberapa negara bagian tertentu, mulailah muncul reaksi yang menentang kehadiran mereka. Perasaan sentimen kepada emigran Jepang berkembang menjadi Gerakan Anti Orang Jepang. Hal ini lebih didorong dengan timbulnya rasa takut terhadap kemungkinan ekspansi militer Jepang ke Amerika. Emigran Jepang sendiri yang sebagian besar buta mengenai permasalahan yang sedang terjadi di crania, tidak berusaha mengatasi kritik yang dilancarkan kepada gaya hidup mereka. Mereka tetap merasa enggan untuk beradaptasi dan berbaur dengan penduduk kulit putih. Karena pandangan dekasegi roda yang mereka miliki. Mereka Jadi kurang berusaha untuk mempelajari pemikiran, pandangan hidup maupun tata cara kehidupan orang kulit putih. Usaha pendukung gerakan anti orang Jepang untuk mengeluarkan emigran Jepang akhirnya berhasil dengan diluluskannya Undang-undang Imigrasi 1924, dan menghenti_kan emigrasi orang Jepang ke Amerika sampai ditetapkannya undang-undang imigrasi yang baru di tahun 1946.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13657
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sri Ratnaningsih
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Abigail Indriana M.
Abstrak :
Bahasa-bahasa di dunia ada ribuan jumlahnya dan dalam perkembangan pemakaiannya pasti bersinggungan satu dengan yang lain seiring kemajuan saling tukar infonnasi di antara manusia pemakai bahasa, Ketika bahasa saling bersinggungan terjadi pula saling mempengaruhi atau meminjam antar bahasa. Banyak bahasa yang meminjam dan memasukkan unsur bahasa asing ke dalam bahasanya termasuk bahasa Jepang, banyak memasukkan terutama unsur bahasa Inggris dan Eropa, yang disebut gairaigo (bahasa pinjaman). Dari penelitian-penel tian berkenaan dengan gairaigo di Jepang terlihat bahwa orang Jepang cenderung makin gemar dengan bahasa pinjaman, sementara belum tentu mereka mengerti arti dari bahasa pinjaman tersebut.
Untuk itulah penulis ingin meneliti sen diri apakah benar orang Jepang sangat menyukai bahasa pinjaman dan mereka belum tentu mengerti artinya, dengan metode angket yang sasarannya adalah orang Jepang yang tinggal di Jakarta.
Hasilnya ternyata bahwa orang Jepang cenderung bersikap netral, tidak lebih gemar gairaigo atau lebih gemar bahasa Jepang. Mereka cenderung lebih menyukai bahasa pinjaman tidak untuk semua kata. Bahkan pada beberapa kata banyak yang lebih menyukai ungkapan bahasa Jepangnya. Mengenai tingkat pengertian orang Jepang terhadap bahasa pinjaman ternyata cukup tinggi, hanya untuk beberapa kata tertentu tingkat pengertian mereka rendah. Hasil tambahan yang didapat adalah alasan orang Jepang bersikap netral atau pada suatu waktu lebih menyukai bahasa pinjaman dan di waktu yang lain bahasa Jepang, karena ada bahasa pinjaman yang tidak memiliki padanan yang tepat dalam bahasa Jepangnya, dan karena mereka memakai bahasa disesuaikan dengan waktu, tempat dan kesempatan/peristiwa (time, place, occasion).
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1998
S13454
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Etty Nurhayati Anwar
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Brigitta Bayurina Dewanti
Abstrak :
Penulisan dilakukan dengan cara menganalisa data-data yang dikumpulkan dari buku-buku dan tulisan yang bgerkaitan dengan masalah. Data-data mengenai upacara Obon berasal dari berbagai buku panduan, diantaranya: Nihon No Matsuri, Tate Shakai No Ningen Kankei, ancestor Worship in Contemporary Japan, Bukyo Minzoku Jiten. Berdasarkan analisa dapat diuraikan mengenai upacara obon sebagai bagian dari religi orang Jepang menjadi sarana atau faktor yang mempererat kekerabatan dalam keluarga. Upacara pemujaan leluhur telah dilakukan oleh orang Jepang sejak dahulu dan merupakan tradisi yang hingga kini masih dijalankan. Di dalam upacara obon ini terjadi hubungan timbal balik di antara arwah leluhur dan keturunannya, di mana para arwah membutuhkan doa dan makanan yang diberikan melalui upacara, sedangkan keturunannya membutuhkan bimbingan dan perlindungan dari leluhurnya dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Dengan adanya berbagai pemujaan leluhur sejenis obon yang umumnya dilakukan secara berkelompok dan bersifat kekeluargaan menjadi mengakar dalam kehidupan religi orang Jepang dan menjadi sarana untuk melestarikan tradisi yang ada. Di samping itu upacara ini telah berperan sebagai faktor dalam mempererat kekerabatan dalam keluarga.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S13506
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yasmina Kusuma Dewi
Abstrak :
Pandangan umum tentang ciri-ciri khas manusia Jepang telah banyak ditinjau dari berbagai sudut. Dalam penulisan skripsi ini, penulis bermaksud mengungkapkan ciri-ciri khas manusia Jepang ditinjau dari sudut tingkah laku dan cara berfikir orang Jepang. Untuk itu penulis memusatkan perhatian pada sebuah buku karangan Isaiah Bendasan yang berjudul Nihon Jin To Yudaya Jin (orang Jepang dan orang Yahudi). Buku ini adalah sebuah buku yang sangat terkenal di Jepang yang isinya banyak mengungkapkan tingkah laku dan cara berfikir orang Jepang yang dibandingkannya dengan ornag Yahudi. Misalnya bagaimana sikap manusia Jepang dalam menghargai nilai air, kebebasan, rasa aman dan pandangan orang Jepang terrhadap waktu dan lain-lain.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13893
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jenny Vitasari
Abstrak :
Dalam berkomunikasi, orang Jepang sering memperlihatkan perilaku yang kontradiktif. Pemahaman yang baik dari sikap ini akan menimbulkan komunikasi yang baik juga, yang sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh masing-masing pihak, dalam ini orang jepang dan lawan komunikasinya. Berusaha memahami sikap orang jepang juga berusaha memahami budaya Jepang dalam suatu sosok manusia. Karena tuntutan masyarakatnya, orang Jepang selalu memisahkan antara apa yang baru dilakukan dan apa yang ingin dilakukan, yang terlihat dalam Tatemae dan Honne. Sebagai orang bukan Jepang, akan susah sekali membedakan apakah sikap yang sedang ingin dilakukan ataukah akan baru dilakukan oleh orang jepang bersangkutan.Pada orang Jepang, sikap kontradiksi ini diperkenalkan sejak masa kanak-kana dan dikembangkan pada masa dewasa. Pada masa kanak-kanak orang jepang dan rasa keberanian dan kebebasan dalam mengekspresikan diri Bersamaan dengan itu juga diperkenalkan akan rasa malu dan rasa untuk menghormati diri sendiri, yang membatasi gerak mereka dalam mengekspresikan diri, Kedua perasaan ini mendominasi orang jepang dalam setiap gerak, dan dengan bertambahnya kedewasaaan mereka, bertambah pula kemampuan mereka dalam mengatur dua perasaan berlawanan tersebut dalam sikap mereka. Ini yang menyebabkan kadangkala orang bukan--Jepang menganggap sikap orang Jepang membingungkan. Padahal itu adalah cara mereka menempatkan diri pada dua perasaan yang mendominasi dirinya. Dengan menyadari adanya dua sikap berlawanan dalam diri orang Jepang, maka akan lebih mudah bagi orang bukan Jepang untuk memahami sikap kontradiksi yang kadang kala muncul dalam perilaku orang Jepang.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13584
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sasaki, Fumio
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2019
158.1 SAS g
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Muhammad Hasmi Yanuardi
Abstrak :
Penelitian mengenai kehidupan kaum imigan Jepang di dalam kamp-kamp relokasi semasa pecah Perang Dunia II di Amerika Serikat telah dilakukan semenjak bulan Maret 2000, tujuannya ialah untuk mengungkapkan sejarah orang-orang Jepang yang menjadi bagian dari masyarakat Amerika Serikat yang sempat mendapat perlakuan diskriminatif secara besar-besaran dengan menempatkan mereka di sepuluh kamp khusus pada kurun waktu Perang Dunia II akibat ketakutan dari sebagian masyarakat kulit putihnya yang lebih didasari oleh prasangka rasial. Pengumpulan data dilakukan dengan mencari sumber-sumber dari berbagai literatur maupun `web-site' di internet yang berkaitan dengan kehidupan orang-orang Jepang khususnya yang ada di Amerika Serikat. Penelitian bersifat kualitatif dengan menggunakan metode ilmu sejarah. Sumber yang dipergunakan ada yang berupa sumber primer yakni tulisan yang telah dibukukan tentang pengalaman kehidupan di dalam kamp relokasi oleh imigran Jepang yang mengalami sendiri peristiwa tersebut dan beberapa dokumen resmi Pemerintah Amerika Serikat yang berkaitan dengan relokasi. Sumber sekunder yang digunakan berupa buku teks yang membahas baik secara umum maupun khusus tentang imigran Jepang dan kamp relokasi, selain beberapa novel dan cerita pendek yang ditulis sendiri oleh imigran Jepang. Dampak dan akibat yang ditimbulkan dengan adanya pengevakuasian sebanyak 112.000 orang keturunan Jepang di Amerika Serikat ke berbagai kamp relokasi adalah adanya keinginan dari sekitar 5.589 orang Amerika berketurunan Jepang untuk melepas kewarganegaraan Amerika Serikatnya pada tahun 1945. Sebanyak 9.300 dari mereka siap menjalani repatriasi ke Jepang setelah kehilangan segala harta benda dan juga kekecewaan yang sulit diukur atas perlakuan terhadap mereka. Kehidupan di kamp relokasi ternyata juga telah banyak memberi perubahan pada pola perilaku budaya di sebagian internir Jepang, seperti yang dialami oleh kaum perempuan generasi pertama (Isser) yang menjadi lebih mau terbuka, aktif dan bersedia bersosialisasi dengan lingkungannya yang merupakan kebalikan dari kaum laki-lakinya. Sikap yang cenderung untuk lebih menunjukkan bahwa imigran Jepang setia kepada Amerika Serikat diperlihatkan pada umumnya oleh para imigran generasi kedua (Nisei) yang bergabung di dinas kententaraan Amerika Serikat dalam kancah Perang Dunia II baik di Eropa maupun yang di Asia-Pasifik. Sikap maupun tindakan yang mendiskriminasikan seseorang atau suatu golongan apalagi didasarkan pada prasangka rasial, pada dasarnya mereduksi nilai-_nilai kemanusiaannya sendiri walau itu sudah menjadi kenyataan sosial. Berdasarkan pemahaman tersebut, selayaknya segala macam pendiskriminasian dimanapun dan apapun bentuknya harus diupayakan untuk dihentikan.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S12505
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library