Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shinta Puspitasari
Abstrak :
Propaganda sebagai bagian dari aktivitas intelijen biasa digunakan untuk tujuan penggalangan. Propaganda merupakan bentuk komunikasi terencana dengan menyampaikan pesan yang telah didisain untuk mempengaruhi sikap, perilaku, dan emosi target propaganda sesuai dengan yang diharapkan oleh propagandis dan tanpa disadari oleh target propaganda. Propaganda sangat diperlukan dalam mendukung kebijakan pemerintah, termasuk kebijakan perang. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa efektivitas strategi propaganda yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat pada Operation Iraqi Freedom. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan metode wawancara kepada 5 orang narasumber dan metode studi dokumen. Hasil penelitian menemukan bahwa tidak semua propaganda yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap Irak berhasil mempengaruhi target propaganda. Berbagai tema yang digunakan dalam propaganda Amerika Serikat ditujukan untuk menggulingkan pemerintahan Saddam Hussein. Selain itu, kerjasama antara pemerintah, militer, dan media massa berperan penting dalam menyebarkan pesan propaganda dan mencegah penyebaran kontrapropaganda lawan. ...... Propaganda as part of intelligence activities is usually used for influencing purposes. Propaganda is a construction of well-planned communication in which conveying messages designed to influence target?s attitude, behavior and emotion according to propagandist? expectation without being realized by target. Propaganda is needed to support government policy, including war policy. Therefore, this research aims to perceive and analyze the effectiveness of propaganda strategy which had been done by United States at Operation Iraqi Freedom. This research is conducted with qualitative method. Research data are collected by interviewing five (5) informants and documentary studies. This research results in a conclusion that not all of propaganda which had been done by United States to Iraq succeed in influencing target. United States used various themes determined to overthrow Saddam Hussein. Other than that, cooperations between governments, military, and mass media have pivotal role in disseminating propaganda messages and preventing enemies? counter propaganda.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kidung Asmara
Abstrak :
Skripsi ini menganalisis bagaimana teori deterensi sempurna dapat menghasilkan konflik sebagai penyelesaian permainan rasional (rational game) dengan mengambil studi kasus proses pengambilan keputusan Operasi Pembebasan Irak tahun 2003 antara aktor Amerika Serikat dan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa - Bangsa. Dalam konteks waktu satu dekade sejak Irak terus diperingati DK PBB mengenai kepemilikan senjata pemusnah massal dan terjadinya peristiwa Penyerangan 11 September, AS menyerukan aksi militer kolektif DK PBB untuk melakukan intervensi Irak. Namun DK PBB gagal mengadopsi sebuah resolusi yang mengartikulasikan gagasan tersebut, sehingga AS memutuskan untuk secara unilateral menjalankan Operasi Pembebasan Irak di tahun 2003 yang mana keberadaannya tidak memiliki legitimasi. Meskipun dalam proses pengambilan keputusannya tidak ditemukan pengaruh kredibilitas ancaman terhadap keberhasilan deterensi diantara kedua aktor, permainan menghasilkan kondisi perang yang merupakan skenario terburuk dari keadaan konflik dan dikatakan rasional. Hal ini disebabkan adanya faktor kunci yaitu preferensi aktor dalam melihat penyelesaian konflik Irak secara militeristik sebagai penyelesaian terbaik yang dapat dipilihnya. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang diperoleh melalui studi literatur. ......This thesis analyzes how perfect deterrence theory is capable of resulting conflict as the outcome of a rational game by taking case study the decision-making process of Operation Iraqi Freedom in 2003 between actors United States of America and United Nations Security Council. In the context of the time when Iraq has been reprimanded by the UNSC for a decade of weapon of mass destruction (WMD) occupancy and the occurrence of September 11 Attacks, the U.S. calls for UNSC collective military action to intervene Iraq. Nonetheless, UNSC failed to adopt a resolution which articulates the intention, with the result that the U.S. decided to unilaterally undertake the Operation Iraqi Freedom in 2003 in which the occurrence is not legitimized. Although the game unable to find linkage between threat credibility and deterrence success between two actors, the game appeared to results conflict as the outcome and claimed to be rational. The claim is based on the key factor which is actor preference to conclude that Iraqi conflict resolution by military action is the best outcome both parties could have been chosen. This studies conducted using qualitative methods with case study approach acquired by the study of literature.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library