Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Yanti Rahayuningsih
"Latar Belakang: Pasien sindrom Down (Down?s syndrome/DS) berbeda dari anak normal karena memiliki banyak kelainan selain defek jantung yang dapat memengaruhi luaran pasca-operasi jantung. Sampai saat ini belum ada penelitian mengenai luaran pasca-operasi penyakit jantung bawaan (PJB) pada DS di pusat-pusat pelayanan jantung di Indonesia.
Tujuan: Untuk mengetahui luaran jangka pendek dan mortalitas pada pasien DS yang dilakukan operasi jantung di RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Metode: Studi kohort retrospektif dan prospektif pada subjek anak dengan DS yang menjalani operasi koreksi PJB. Kontrol adalah anak tanpa DS yang masuk kriteria inklusi dan eksklusi, dengan matching rentang usia dan jenis penyakit jantung yang sama dengan pasien DS.
Hasil: Sebanyak 57 pasien DS dan 43 non-DS yang telah menjalani operasi koreksi PJB diikutkan dalam penelitian. Karakteristik dasar antar kelompok tidak berbeda bermakna. Jenis PJB terbanyak pada DS adalah defek septum atrioventrikular (AVSD) dan defek septum ventrikel (VSD) masing-masing sebesar 31,6%, tetralogi Fallot (TF) 21%, defek septum atrium (ASD) 7%, duktus arteriosus persisten (PDA) 7% dan transposisi arteri besar (TGA)-VSD 1,8%. Lama rawat ruang rawat intensif (ICU) pada DS 1,9 (0,6-34) hari dibanding non-DS 1 (0,3-43), p=0,373. Lama penggunaan ventilator pada DS 19,9 (3-540) jam, non-DS 18 (3-600), p=0,308. Krisis hipertensi pulmoner (PH) tidak terjadi pada kedua kelompok, proporsi komplikasi paru pada DS 24,6% dibanding non-DS 14%, dan sepsis pada DS 28,1% dibanding non-DS 14% tidak berbeda bermakna. Proporsi blok atrioventrikular (AV) komplit pada DS 10,5% dan non-DS tidak ada, dengan p=0,036. Kematian di rumah sakit (RS) pada DS 8,8%, non-DS tidak ada, dengan p=0,068.
Simpulan: Morbiditas dan mortalitas pasca-operasi jantung pada DS tidak terbukti lebih sering terjadi dibandingkan dengan non-DS.

Background: Down syndrome patients different from normal child because many other genetic related aspects that can affect outcome after congenital heart surgery. Until now there has been no research on the outcome after congenital heart surgery on paediatric Down syndrome patients in Indonesia.
Objective: To determine the short term outcomes and mortality in DS patients who underwent heart surgery at Cipto Mangunkusumo hospital, Jakarta.
Methods: A prospective and retrospective cohort study was conducted to subject with DS who underwent heart surgery from July 2007- April 2015. Control group was patients without DS who underwent heart surgery with matching on age and type of heart defects.
Results: A total of 57 DS patients and 43 non-DS patients were recruited during study period. Basic characteristics between groups were not significantly different. Most type of CHD in patients with DS were AVSD and VSD respectively in 18 (31,6%), tetralogi of Fallot 12 (21%), ASD 4 (7%), PDA 4 (7%) and TGA-VSD 1 (1,8%) patients. Duration of ICU stay in patients with DS was 1,9 (0,6-34) days compared to non-DS patients 1 (0,3-43) days, p=0,373. Duration of mechanical ventilation in patients with DS was 19,9 (3-540) hours, compared to non-DS patients 18 (3-600) hours, p=0,308. Pulmonary hypertension crisis was not occurred in both groups. Pulmonary complication in patients with DS was 14 (24,6%) compared to non-DS 6 (14%) patients, and sepsis in patients with DS was 16 (28,1%) compared to non-DS 6 (14%) patients, there was no difference. Complete AV block in patients with DS was 6 (10,5%) compared none in patients with non-DS, p=0,036. In-hospital mortality in patients with DS was 5 (8,8%), compared none in patients with non-DS, significantly different with p=0,068.
Conclusion: Morbidity and mortality after cardiac surgery in DS is not proven to be more frequent compared to non-DS.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T58754
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Indah
"Latar belakang: Cedera duktus bilier sewaktu operasi laparoskopi kolesistektomi berpotensi menimbulkan masalah untuk pasien dan ahli bedahnya. Rekonstruksi duktus bilier cukuplah sulit dimana diagnosis dini dan tatalaksana yang tepat diperlukan untuk mencegah morbiditas lanjut dan komplikasi yang mengancam jiwa. Operasi koreksi oleh ahli bedah hepatobilier yang berpengalaman di rumah sakit pusat rujukan penting untuk menjamin keberhasilan rekonstruksi.
Metode: Sepanjang Juni 2010 hingga Juni 2015 terdapat 7 kasus cedera saluran bilier. Dilakukan penelitian secera retrospektif, mengevaluasi karakteristik, tindakan dan keluaran dari operasi rekonstruksi.
Hasil: Satu dari 7 kasus cedera duktus bilier ditangani secara endoskopi, selebihnya menjalani pembedahan. Lima kasus (83,3%) menjalani operasi koreksi yang ditunda. Mean interval dari waktu terjadinya cedera hingga saat rujukan adalah 45 hari (median 45 hari). Mean interval dari waktu terjadinya cedera hingga operasi rekonstruksi adalah 182 hari (median 65 hari). Semua pasien mengalami biloma, dua pasien telah dilakukan drainase sebelum dirujuk. Satu pasien datang dengan ikterus dan 3 pasien mengalami peningkatan kadar bilirubin. Berdasarkan kolangiografi pra operasi; dua pasien dengan cedera Strassberg E3 dan satu pasien dengan cedera Strassberg E1. Dua pasien lain masing-masing mengalami cedera Strassberg C dan D. Pada semua pasien dilakukan rekonstruksi hepatikoyeyunostomi Roux en Y dan stent internal dipasang pada 2 pasien. Stent internal ini dilepas masing-masing pada hari post operatif ke-18 dan ke-20. Rerata durasi operasi adalah 4 jam 42 menit. Rerata durasi rawat inap adalah 38,2 hari. Hanya satu pasien yang mengalami morbiditas pasca operasi. Pasien ini memerlukan tindakan operasi untuk memperbaiki luka operasi yang terbuka. Dilakukan pemantauan pasca operasi selama 6-24 bulan. Semua pasein tidak ada yang mengalami ikterus maupun kolangitis pada periode tersebut.
Simpulan: Tindakan koreksi operatif pada cedera duktus bilier akan menunjukkan hasil yang baik bila dilakukan oleh ahli bedah hepatobilier yang berpengalaman. Hepatikoyeyunostomi merupakan tindakan yang terbaik untuk mengembalikan kontinuitas aliran bilier. Follow up jangka panjang tetap dibutuhkan untuk melihat keluaran pada seluruh pasien.

Background: Bile duct injury (BDI) during laparoscopic cholecystectomy (LC) procedure bears problem for the patients and the surgeon. Biliary reconstruction is often challenging while prompt diagnosis and proper treatment are needed to prevent long term morbidity and life threatenting complications. Surgical repair by an experienced hepatobiliary surgeon in a tertiary care is important to ensure the success of the reconstruction.
Methods: From June 2010 to June 2015 there are 7 BDI. We conduct a retrospective study by evaluating the characteristic, type of surgery and the outcome.
Results: One out of 7 BDI cases were managed endoscopically. The rest had surgical reconstruction. Five cases (83.3%) had a late surgical repair. The mean interval from the time of BDI to referral was 45 days (median 45 days). The mean interval from the time of BDI to the reconstruction surgery was 182 days (median 65 days). All of the patients had biloma, two patients had drainage prior of the referral. One patient had clinical jaundice, three patients with slightly elevated bilirubin level. Based on the cholangiography studies prior of the surgery, two patients had Strassberg E3 injury and 1 patient had Strassberg E1 injury. Two other patients each had Strassberg C and D injury . All of the patients had a hepaticojejunostomy Roux en Y reconstruction; an internal stent was placed in two patients. The internal stent were removed on POD 18 and POD 20. Mean operative time was 4 hours 42 minutes. Mean hospital stay was 38.2 days. Only one patient developed a post operative morbidity. She needed another surgery to repair the burst abdomen. The follow up period range from 6-24 months. All patients did not develop jaundice or cholangitis during that period.
Conclusion: Surgical repair for BDI will show a better outcome when being done by an experienced hepatobilliary surgeon. Hepaticojejunostomy offers the best chance to restore the continuity of the biliary flow. A long term follow up still needed to see the overall result on these patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Qudsiddik Unggul Putranto
"Latar Belakang : Pasien yang menjalani operasi koreksi skoliosis pascaoperasi di RSCMmendapatkan lama ventilasi mekanik pascaoperasi yang beragam. Pemakaian ventilasimekanik pascaoperasi koreksi skoliosis memengaruhi biaya perawatan dan waktu kontakpasien dengan keluarga. Identifikasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi lama ventilasimekanik diharapkan dapat memprediksi lama ventilasi mekanik pascaoperasi sehinggalebih efektif dalam penggunaan ventilasi mekanik. Penelitian ini dilakukan dengan harapanmengetahui faktor risiko lama ventilasi mekanik pascaoperasi koreksi skoliosis pendekatanposterior di RSCM.
Tujuan : Mengetahui faktor-faktor risiko yang dapat memengaruhi lama penggunaanventilasi mekanik pascaoperasi koreksi skoliosis pendekatan posterior.
Metode : Penelitian ini adalah penelitian kohort retrospektif menggunakan data dari rekammedis. Lima puluh dua pasien yang menjalani operasi koreksi skoliosis pendekatanposterior antara januari 2011 hingga Juni 2016 dianalisis secara retrospektif. Dicatat lamapemakaian ventilasi mekanik pascaoperasi koreksi skoliosis pendekatan posterior. Faktorpreoperasi dan intraoperasi yang dianalisis merupakan data yang biasa dicatat dalam rekammedis antara lain nilai kapasitas vital paksa preoperasi, hipertensi pulmonal, jumlahperdarahan, jumlah cairan intraoperasi, transfusi darah dan lokasi segmen vertebra. Dataakan diolah menggunakan perangkat lunak SPSS dengan uji korelasi dan analisismultivariat regresi linier.
Hasil : Mayoritas sampel adalah wanita 86,5 . Analisis korelasi didapatkan jumlahperdarahan r=0,431."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library