Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dimas Prasetyo Siswanto
"Penelitian ini menyelidiki faktor-faktor yang menentukan niat berjudi secara daring di kalangan 443 warga Jabodetabek berusia 18-30 tahun, dengan menggunakan regresi logistik biner untuk menganalisis data primer. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengaruh sikap, norma sosial, dan kendali perilaku yang dirasakan terhadap niat berjudi secara daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi akan pentingnya berjudi secara daring, kemudahan penggunaan, kemampuan mencapai hasil yang diinginkan, persetujuan teman terhadap perilaku berjudi secara daring, dan kemampuan menjadi ahli dalam menggunakan platform perjudian daring memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap niat berjudi secara daring. Temuan ini menekankan pentingnya menangani faktor-faktor ini melalui intervensi yang tepat dan kampanye kesadaran untuk mendorong perilaku daring yang bertanggung jawab dan mengurangi risiko potensial yang terkait dengan berjudi secara daring di kalangan pemuda di wilayah Jabodetabek.

This research investigates the determinants of online gambling intention among 443 citizens of Jabodetabek aged 18-30, utilizing binary logistic regression to analyze primary data. The study aims to understand the influence of attitude, social norms, and perceived behavioral control on the intention to engage in online gambling. The results indicate that perceived importance, ease of use, ability to achieve desirable results, friends' agreement toward online gambling behavior, and the ability to become an expert at using online gambling platforms have significant and positive effects on online gambling intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giorgio Ramadhan
"Pada tahun 2010-an, muncul genre baru video game yang berasal dari Jepang. Video game ini hadir dengan fitur baru yang disebut sistem Gacha yang pada dasarnya melibatkan permainan peluang. Penciptaan genre baru ini segera menuai kontroversi, namun keberhasilannya tampaknya telah mengaburkan perhatian sebelumnya dari fitur tersebut. Selain pasar video game Jepang, industri game Gacha telah mencapai tingkat global. Lebih dari setengah dari 100 daftar game iOS terlaris menggunakan Gacha di mekanik mereka. Pada April 2016, sepertiga dari game dari daftar iOS di luar 100 teratas menyertakan bentuk mekanik Gacha. Melihat bahwa industri mobile gaming dikatakan bernilai $48,5 miliar Dolar AS pada tahun yang sama, dan terus meningkat hingga tahun 2020 dengan perkiraan jumlah saat ini menjadi 102,2 miliar Dolar AS pada tahun 2020.

In the 2010s, there arises a new genre of video games coming originally from Japan. These video games come with a new novel feature called the Gacha system which essentially involves a game of chance. The creation of this new genre immediately garners controversy, however its success has seemingly obscured the prior concerns of the feature[1]. Aside from the Japanese video game market, the Gacha gaming industry has reached a global level. Over half of the top grossing 100 list of iOS games use Gacha in their mechanic. As of April 2016, one third of the games from the iOS list outside of the top 100 include a form of Gacha mechanic. Seeing that the mobile gaming industry is said to be worth $48.5 billion US Dollars in the same year, and continues to increase up until 2020 with the current number forecast being 102.2 billion US Dollars in 2020."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Egaputra
"ABSTRAK
Perjudian pada hakekatnya adalah suatu tindakan yang bertentangan dengan agama, kesusilaan, dan moral Pancasila, serta membahayakan bagi penghidupan dan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Perjudian awalnya hanya
berlangsung dengan cara konvensional contohnya dengan cara tatap muka, namun seiring dengan berkembangnya teknologi khususnya internet, perjudian kemudian berkembang melalui media internet. Dalam tahap pembuktian tindak pidana perjudian melalui internet di persidangan, selain menggunakan alat bukti sebagaimana diatur secara limitatif oleh Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana, juga dibutuhkan adanya alat bukti elektronik dan/atau hasil cetaknya yang merupakan perluasan alat bukti sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dalam prakteknya, penerapan proses pembuktian tidak dilakukan sebagaimana mestinya, seperti yang terjadi pada kasus yang diputus dalam Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor.
1672/PID.B/2010/PN.JKT.PST. Proses pembuktian tindak pidana perjudian melalui internet tersebut dianggap sama dengan proses pembuktian tindak pidana perjudian biasa yang dilakukan dengan cara konvensional, dengan hanya menghadirkan alat bukti yang diatur secara limitatif dalam KUHAP. Seharusnya dalam proses pembuktian dalam persidangan dihadirkan pula alat bukti elektronik dan atau hasil cetaknya, seperti hasil cetak situs perjudian dan data transaksi
transfer uang antara para bandar judi dan pemain.

ABSTRACT
The act of gambling is essentially an act which is against religion value, morality, and morale contained in Pancasila, also endangering the livelihoods and lives of the people, nation and state. The act of gambling was originally comitted as conventional manner, as the player meet the bookies in person. By the time of the
technology development, especially the internet, the act of gambling then evolved into online gambling. In the emphasis of criminal procedure on online gambling, aside of the use of the evidence which is limitatively regulated on Indonesian Criminal Procedural Law, it is also required to present the electronic evidence and or printout which is an expansion of evidence as set forth in the Act of Information and Electronic Transactions. In practice, the emphasis of criminal procedure on online gambling is not conducted properly, as happened in the case number 1672/PID.B/2010/PN.JKT.PST. The emphasis of criminal procedure on online gambling via Internet should be regarded equally as conventional gambling, by simply presenting the evidence which is limitatively regulated on Indonesian Criminal Procedural Law. The emphasis of criminal procedure should present the electronic president or printout, such as gambling sites printouts and transaction data transfers money between bookies and players."
2012
S1182
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raihann Hasan
"

Perjudian online merupakan kegiatan yang dilarang di Indonesia. Namun, kasus judi online masih marak terjadi dan memberikan banyak dampak negatif bagi penjudi dan juga lingkungan sekitarnya. Penelitian ini berusaha mengeksplorasi pembelajaran sosial teknik netralisasi dari penjudi online. Hubungan narasumber dengan orang terdekatnya dan perjalanan hidup narasumber ditelusuri dan dianalisis menggunakan konsep pembelajaran sosial. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode wawancara mendalam terhadap tiga penjudi online, ditemukan bahwa para narasumber menggunakan teknik netralisasi untuk menghindari reaksi negatif yang mungkin muncul dari keluarga, pacarnya, dan reaksi dari pertemanannya. Narasumber tidak memedulikan reaksi dari teman-temannya, karenanya mereka menggunakan teknik netralisasi sebagai justifikasi untuk terus berjudi online. Pembelajaran akan teknis dan justifikasi untuk berjudi online dari kelompok pertemanan merupakan salah satu pengaruh terkuat yang membuat para narasumber tertarik untuk berjudi online. Pembelajaran tersebut membuat narasumber menggunakan denial of injury dan condemnation of the condemners. Sedangkan penggunaan denial of responsibility dan denial of the victim tidak berasal dari pembelajaran sosial, melainkan melalui narasumber itu sendiri.


Online gambling is a prohibited activity in Indonesia. However, cases of online gambling persist and have various negative impacts on the gamblers and their immediate surroundings. This research seeks to explore the social learning of neutralization techniques by online gamblers. The relationship between the interviewees and their close associates, as well as the life journey of the interviewees, is examined and analyzed using the concept of social learning. Employing a qualitative approach through in-depth interviews with three online gamblers, it was found that the interviewees employed neutralization techniques to avoid potential negative reactions from family, partners, and friends. The interviewees disregarded the reactions of their friends, hence using neutralization techniques as justification to continue online gambling. Learning technicalities and justifications for online gambling from their peer group proved to be one of the strongest influences that attracted the interviewees to engage in online gambling. This learning led the interviewees to utilize denial of injury and condemnation of the condemners. Meanwhile, the use of denial of responsibility and denial of the victim did not stem from social learning but rather from the interviewees themselves.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alfan Nuruddin
"

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penerapan reappraisal pada konteks perjudian menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Hasil-hasil yang tidak konsisten tersebut mungkin disebabkan oleh variabel lain yang memicu penggunaan reappraisal menjadi positive reinforcer untuk berjudi. Di dalam penelitian ini, alexithymia diperhitungkan sebagai variabel yang dapat memperkuat hubungan positif antara reappraisal dan problem gambling. Analisis moderasi sederhana dengan PROCESS digunakan untuk menganalisis peran moderasi alexithymia dalam hubungan antara cognitive reappraisal dan problem gambling pada 115 individu laki-laki yang terlibat dalam perjudian daring. Data yang dianalisis dikumpulkan melalui kuesioner self-report yang terdiri dari alat ukur SOGS, TAS-20, dan ERQ. Hasil analisis menunjukkan bahwa alexithymia memoderasi hubungan antara cognitive reappraisal dan problem gambling dengan signifikan. Walaupun demikian, reappraisal gagal dalam memprediksi problem gambling secara langsung. Secara umum, penelitian ini menemukan bahwa cognitive reappraisal dapat memperparah problem gambling pada individu dengan tingkat alexithymia yang tinggi.


Previous research has shown inconsistent results regarding the application of reappraisal in the context of gambling. These inconsistent results may be due to other variables that trigger the use of reappraisal as a positive reinforcer for gambling. In this study, alexithymia is considered as a variable that can strengthen the positive relationship between reappraisal and problem gambling. A simple moderation analysis with PROCESS was used to analyze the moderating role of alexithymia in the relationship between cognitive reappraisal and problem gambling in 115 male individuals involved in online gambling. The analyzed data were collected through self-report questionnaires consisting of the SOGS, TAS-20, and ERQ measurement tools. The results of the analysis showed that alexithymia significantly moderates the relationship between cognitive reappraisal and problem gambling. However, reappraisal failed to directly predict problem gambling. Overall, this study found that cognitive reappraisal can exacerbate problem gambling in individuals with high levels of alexithymia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library