Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas reformasi yang terjadi di Kesultanan Oman pada 2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah. Penelitian ini membahas latar belakang, kronologi dan dampak dari reformasi yang terjadi di Kesultanan Oman pada 2011. Fokus penelitian ini terdapat dalam bidang politik dan sosial ekonomi. Hasil penelitian menemukan bahwa aksi protes yang dilakukan oleh masyarakat Oman pada 2011 membawa arus reformasi dalam negara tersebut. Aksi protes oleh masyarakat terjadi sejak Januari hingga Mei 2011 di beberapa kota besar di Oman. Gelombang perubahan yang terjadi di Kesultanan Oman disebabkan oleh adanya ketidakpuasan serta keinginan masyarakat untuk mengubah keadaan dalam negeri. Tidak adanya tokoh pemimpin dalam gerakan masyarakat Oman menyebabkan gerakan kurang terkoordinasi dan dampaknya pemerintah berusaha meredakan amarah masyarakat dengan memenuhi tuntutan yang bersifat jangka pendek. Pemerintah juga melakukan pembenahan politik dan kondisi sosial ekonomi dengan melakukan reformasi di berbagai bidang. Perubahan yang timbul pasca gerakan perubahan tidak dapat terjadi dalam kurun waktu yang singkat dan harus terus diupayakan secara bertahap.

---

ABSTRACT
This thesis discusses the reforms going on in the Sultanate of Oman in 2011. The method used in this research is the historical research method. This study discusses the background, chronology and impact of the reforms going on in the Sultanate of Oman 2011. The focus of this research laid in the political and socio-economic aspects. The study found that the Omanis protests in 2011 brought current reforms in the country. The protests occurred from January to May 2011 in several major cities in Oman. A wave of changes going on in the Sultanate of Oman due to people's discontent and their desire to change the situation in the country. The absence of a leading figure in Oman‟s social movement made it poorly coordinated and effected to the government‟s response. The government tried to defuse public anger by meeting their short-term demands in short order. The government reform the political and socio-economic conditions by applying changes in various fields. The transformation emerging after the movement of change can not happen in a short period of time and should continue to be pursued gradually.

Abstrak :
ABSTRAK
Jurnal ini berisi tentang sistem irigasi falaj di Oman. Jurnal ini membahas bagaimana sistem falaj dapat bertahan beribu tahun lamanya dan juga bagaimana peran masyarakat oman dalam pengelolaan sistem falaj. Falaj adalah sistem irigasi bawah tanah yang digunakan di negara Oman. Sistem ini berbeda dengan sistem irigasi yang ada selama ini, karena airnya dialirkan di bawah tanah melalui pipa-pipa. Pada dasarnya sistem ini mengandalkan gaya gravitasi, namun demi terjaganya air dari penguapan mengingat Oman merupakan daerah yang sangat kering, maka air dialirkan di bawah tanah. Sistem ini sama dengan sistem qanat di Iran. Tidak ada yang tahu persis kapan sistem ini dibangun, dan siapa yang pertama kali menemukannya. Di Oman sendiri, terdapat kurang lebih 3.000 saluran falaj yang mana lima diantaranya diakui UNESCO sebagai warisan sejarah dunia pada tahun 2006. Salah satu falaj terbesar di Oman adalah Falaj Dawis yang masih digunakan sampai saat ini. Masyarakat sekitar falaj memanfaatkan air dari hasil falaj untuk kebutuhan rumah tangga dan juga untuk lahan pertanian. Mereka membentuk komite dalam penjagaan dan pengelolaan sistem falaj. Komite terebut terdiri dari wakil kepala komite , qabidh bendahara , arif mandor , bidar buruh . Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deksriptif-analisis, yaitu menggambarkan tentang sistem irigasi falaj. Selain itu, penulis juga menggunakan kajian sejarah dalam penulisannya. Penulisan ini bertujuan untuk memaparkan tentang sistem irigasi falaj di Oman dan bagaimana masarakat di sekitar sistem falaj menjaga dan mempertahankan sistem falaj.

---

ABSTRACT
This journal contains about the irrigation system in Oman called falaj. This journal discusses how the falaj system can survive thousands of years and also how the role of the oman community in the management system falaj. Falaj is an underground irrigation system used in the country of Oman. The system is different from the existing irrigation systems, because the water is channeled underground through pipes. Basically this system relies on the force of gravity, but for the sake of water sustained from evaporation considering that Oman is a very dry area then the water flowed underground. This journal discusses how the falaj system can survive thousands of years and also how the role of the oman community in the management system falaj. This system is the same as the qanat system in Iran. No one knows exactly when the system was built, and who first discovered it. In Oman itself, there are approximately 3,000 falaj channels in which five are recognized by UNESCO as a world heritage in 2006. One of the largest falaj in Oman is Falaj Dawis still in use today. The people around us use water from falaj products for household needs and also for agricultural land. They formed a committee in the maintenance and management of the falaj system. The committee consists of wakil heads of committees , qabidh treasurer , arif foreman , bidar laborer . The method used in this paper is descriptive analysis method, which describes the irrigation system falaj. In addition, the author also uses historical studies in writing. This paper aims to describe the irrigation system falaj in Oman and how communities around the system falaj maintain and maintain the system falaj.

Abstrak :
ABSTRACT
This is a reflection and field trip report about the scene of teaching and learning Arabic as a foreign language in Oman, as part of a project to write about the same topic in different Arabic speaking countries, hoping It may be useful for foreign learners of Arabic. The visit was between 19th to 25th of February 2018 and financed by the research money allocated by Osaka University to the writer. The traditional places to study Arabic as a foreign language were usually -related with Cairo-Egypt, Damascus- Syria, Amman-Jordan, and Tunis- Tunisia. Oman is joining the race to attract learners for two reasons+ the possibility to learn the dialect of a Gulf country; and after the Arab spring it became difficult to visit some countries for safety reasons.