Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eman Rusmana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S38702
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitepu, Salomo
Abstrak :

ABSTRAK Lapis Lasbutag Agragat (lasbutag) adalah suatu lapis permukaan pada permukaan jalan yang terdiri dari agregat, asbuton dan bahan peremaja yang dicampur, dihampar dan dipadatkan secara dingin. fungsinya pada perkerasan jalan adalah untuk mendukung beban lalu lintas dan sebagai lapis pelindung agar lapisan-lapisan yang ada dibawahnya dapat bertahan lama. Asbuton memiliki bitumen yang sangat getas dan berpenerasi rendah sehingga diperlukan bahan peremaja yang berfungsi untuk me lunakkan bitumen asbuton dan mengubah komposisi bitumen yang cukup bagi penyelimutan dan ikatan adhesi seluruh agregat. Bahan peremaja dalam studi perbandingan biaya pembutan lasbutag ini terdiri dari bahan peremaja Residu Oli Bekas yang komposisinya terdiri dari 50% Residu Oli Bekas + 30% Aspal Minyak + 20% Minyak Tanah, bahan peremaja Bunker Fuel Oil yang terdiri dari 43,5% Bunker Oil + 43,5% + 13% Minyak Tanah, bahan peremaja Oli Bekas + Minyak Tanah dimana banyaknya bahan peremaja 42,5% dari persen berat bitumen campuran. Studi perbandingan biaya ini bertujuan untuk mengetahui campuran lapis lasbutag yang paling murah dari ketiga bahan peremaja yang digunakan, karena dari hasil penelitian di laboratorium masing- masing bahan peremaja menunjukkan kharakteristik campuran lasbutag yang berbeda. Dari hasil perhitungan didapat harga kekuata relatif untuk lapis lasbutag dengan bahan peremaja Residu Oli Bekas (ROB 50) adalah 0,35, lapis lasbutag dengan bahan peremaja Bunker Fuel Oil 0,38 dan lapis lasbutag dengan menggunakan bahan perenmaja Oli Bekas 0,42. Perbandingan biaya dari lapis lasbutag dengan menggunakan bahan peremaja Bunker Fuel Oil (BFO), bahan peremaja Oli Bekas dan bahan peremaja Residu Oli Bekas (ROB 50) adalah : 1 00 :1,10 :1.30.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jodi Noor Handibyanto
Abstrak :
Pada penelitian ini digunakan aspal butir lawele (LGA) sebagai subtitusi campuran aspal minyak. Demi pengoptimalan penggunaan asbuton salah satu inovasi dengan penggunaan teknologi CPHMA. Pada peneltian ini digunakan gradasi CPHMA, namun suhu pencampuran dan pemadatan tidak mengikuti spesifikasi CPHMA akibat adanya modifikasi penambahan ONCR dalam campuran aspal. Dilakukan pengujian marshall untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan aditif ONCR (Oli Bekas dan Nano Crumb Rubber) dalam campuran perkerasan terhadap karakteristik marshall. Pengujian dilakukan terhadap campuran aspal modifikasi ONCR dengan kandungan 5% , 10%, 15%, 20%, dan 0% sebagai pembanding hasil. Suhu pencampuran dilakukan secara hangat (125o C) dan secara panas (150o C). Dari hasil Warm Mix dan Hot Mix menunjukan bahwa campuran dengan kadar 0% ONCR memiliki nilai stabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan campuran aspal dengan kandungan ONCR. Selain itu penambahan ONCR menyebabkan perubahan parameter volumetrik (VIM.VMA,VFA) dalam campuran. Pada campuran hangat , Kadar aspal optimum untuk campuran aspal modifikasi ONCR didapatkan pada campuran ONCR 10% dengan kadar 8.53%, dan kadar aspal optimum untuk campuran aspal non-modifikasi (0% ONCR) didapatkan pada campuran dengan kadar 8.92%. Pada campuran panas , Kadar aspal optimum untuk campuran aspal modifikasi ONCR didapatkan pada campuran ONCR 5% dengan kadar 6.66%.
In this research, lawele granular asphalt (LGA) is used as a substitution of oil asphalt mixture. For optimizing the use of asbuton, one of the innovations is with the use of CPHMA technology. CPHMA gradation is used in this research, but the mixing and compaction temperatures do not follow the CPHMA specifications due to the modification of the addition of ONCR in the asphalt mixture. Marshall testing was conducted to determine the effect of ONCR additives (Waste Engine Oil and Nano Crumb Rubber) used in the pavement mixture on the characteristics of Marshall. Tests carried out on a mixture of ONCR modified asphalt containing 5%, 10%, 15%, 20%, and 0% as a comparison of results. The mixing temperature is warm (125oC) and hot (150oC). The Warm Mix and Hot Mix results show that the mixture with 0% ONCR content has a better stability value than the asphalt mixture with ONCR content. In addition, the addition of ONCR causes changes in volumetric parameters (VIM.VMA, VFA) in the mixture. In warm mixtures, optimum asphalt levels for ONCR modified asphalt mixes are found in 10% ONCR mixtures with 8.53% content, and optimum asphalt levels for non-modified asphalt mixtures (0% ONCR) are obtained in mixes with 8.92% levels. In the hot mixture, the optimum asphalt level for ONCR modified asphalt mixture is found in the 5% ONCR mixture with 6.66% content.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeremia Clarino
Abstrak :
Pengembangan sistem transportasi yang dewasa ini sedang sering diteliti ialah pengembangan material Warm Mix Asphalt dan Hot Mix Asphalt. Hot Mix Asphalt telah menjadi perkerasan jalan yang dapat diandalkan sejak lama akibat daya tahan, kekuatan, dan biayanya yang rendah. Penggunaan Aspal Buton atau yang dikenal dengan Asbuton berjenis Lawele Granular Asphalt, juga dapat menghindari penipisan sumber daya alam aspal minyak yang terdapat di dunia dan juga menekan biaya perkerasan. Penemuan mengatakan bahwa Asbuton (Lawele Granular Asphalt) dapat secara signifikan meningkatkan sifat anti rutting (deformasi permanen akibat consolidasi menerus) pada temperature yang tinggi. Penggunaan Nano-Silica dalam campuran aspal ditemukan dapat mengurangi sejumlah deformasi yang terjadi pada aspal. Aspal modifikasi yang digunakan merupakan campuran dari aspal minyak, bitumen LGA, dan oli bekas sebagai pelunak pengganti dengan harga yang relative lebih murah untuk meningkatkan penetrasi. Variasi kadar aspal modifikasi nano silika sebesar 0%, 2.5%, 5%, 7.5%, dan 10%. Kinerja campuran aspal ditentukan dengan uji Marshall dan Marshall Immersion untuk menentukan kadar Nano Silika terbaik. Nilai Modulus Resilient diperoleh dengan melakukan uji Indirect Tensile Strength (ITS) dengan menggunakan sampel ANSi 0% dan ANSi 7.5%. Dengan penelitian ini diharapkan dapat diketahui pengaruh temperatur terhadap modulus resilient campuran panas aspal modifikasi dengan additive yaitu nano silika dan oli bekas. ......The development of a transportation system that is currently being researched is the development of Warm Mix Asphalt and Hot Mix Asphalt materials. Hot Mix Asphalt has been a reliable pavement for a long time due to its durability, strength and low cost. The use of Buton Asphalt, also known as Lawele Granular Asphalt Asbuton, can also avoid the depletion of petroleum asphalt natural resources found in the world and also reduce pavement costs. The findings suggest that Asbuton (Lawele Granular Asphalt) can significantly improve its anti-rutting properties (permanent deformation due to continuous consolidation) at high temperatures. The use of Nano-Silica in asphalt mixtures was found to reduce the amount of deformation that occurs in asphalt. The modified asphalt used is a mixture of oil asphalt, LGA bitumen, and used oil as a substitute softener with a relatively cheaper price to increase penetration. Variations in the content of nano silica modified asphalt are 0%, 2.5%, 5%, 7.5%, and 10%. The performance of the asphalt mixture was determined by Marshall and Marshall Immersion tests to determine the best Nano Silica content. Resilient Modulus value was obtained by performing the Indirect Tensile Strength (ITS) test using 0% ANSi and 7.5% ANSi samples. With this research, it is expected to know the effect of temperature on the resilient modulus of hot mixture modified asphalt with additives, namely nano silica and Waste Engine Oil.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library