Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saiful Fata
Abstrak :
Sampai saat ini telah dipelajari tiga teknologi untuk menghilangkan olefin dalam gas i-C4 yaitu: hydrorreating, Disnlasi-Ekstraksi dan Distilasi Fraksionasi. Akan tetapi ketiga teknologi ini digunakan untuk konsentrasi kandunganan olefin yang tinggi dalam Lunpan aliran proses dan produk utama yang diinginkan adalah olefin dengan kapasitas produksi besar_ Teknologi ini tidak ekonomis jika dipakai pada Lunpan aliran proses yang konsentrasi oleiinnya rendah, 4 - 6% dalam LPG iso-butan.

Telcnologi (metode) yang paling, ekonomis dalam proses penghilangan kandungan olefin dalam iso-butan, altematiiimya adalah dengan menggunakan metode adsorpsi. Proses adsorpsi merupakan kcmampuan dari sualu adsorben unluk mengikat suatu zat tertentu dalam larutan (Huida) pada pemwkaannya sehingga zat tersebut dapat dipisahkan dari Iarutannya. Terikatnya zat tersbut dimungkinkan karena adanya gaya pada adsorben. Adsorben tertentu dapat mengadsorp oletin dan mendesorpsi iso-butan dengan baik. Untuk melakukan proses ini dikembangkan suatu kolom adsorpsi yang ditempatkan adsorben didalamnya.

Hasil penelitian dengan menggunakan molekuler-sieve SA, dan karbon aktif, pada kondisi temperatur yang berbeda diperoleh, masing-masing pola kurva terobosan oleiu cukup memadai karena membentuk S-shape, dimana molekulcrsieve marnpu menurunkan sampai i 0.3 pmol/cc pada temperatur 20 ?C dan karbon aktif sampai i 0.2 pmol/cc pada temperalur 20 °C. Kapasitas adsorben molekulersieve pada temperatur 20 °C ,dc 14317415 pmol/cc; karbon aktif 1 21530030 pmol/cc, ini cukup layak dipakai sebagai adsorben untuk mengadsorpsi Olefin dalam gas iso-butan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49025
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Roswanda
Abstrak :
Oleic acid, one of the major components of palm oil, has attracted much interest in modern oleochemistry. The internal olefin group in oleic acid is a useful functional group in the transformation of a fatty acid to other functional chemicals and materials. In this paper, we discuss the application of the olefin metathesis reaction by preparing a long-chain dicarboxylic acid and alkene from the ester of oleic acid. The internal olefin metathesis reaction of methyl oleate produced dimethyl 9-oktadecendioate and 9-octadecene in the presence of a ruthenium Grubbs II (second generation) catalyst with a 51% yield. We also found that there was a higher amount of the E isomer products than the Z isomer products.
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2017
UI-IJTECH 8:8 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Setyo Widodo
Abstrak :
Penyusunan formula minyak lumas selalu melibatkan penggunaan aditif yang bersifat non-Newtonian kuat, seperti viscosity modifiers, package additives dan component additives. Kehadiran fluida tersebut menyebabkan penyimpangan dalam memprediksi nilai viskositas kinematik campuran. Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa metode Wright memiliki akurasi yang lebih baik dibandingkan dengan metode ASTM dan persamaan Refutas. Naumn demikian, ketiga metode tersebut masih menunjukkan penyimpangan nilai yang relatif tinggi, terlihat dari nilai percent average absolute deviation (% AAD). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan persamaan matematik yang digunakan dalam metode Wright untuk memprediksi viskositas kinematik campuran biner base oil dan aditif. Pengembangan persamaan dilakukan dengan menambahkan parameter spesifik (αi dan αc), yang menunjukkan interaksi setiap komponen di dalam campuran. Evaluasi dilakukan terhadap 70 data empiris dari 35 sample yang diperoleh dari pencampuran 4 jenis base oil (B.1, B.2, B.3 dan B.4) dengan olefin copolymers (OCPs) yang divariasikan pada kisaran konsentrasi 5-30 % berat. Viskositas kinematik diukur pada temperatur 40°C dan 100°C menggunakan Cannon Automatic Viscometer series 2000 (CAV 2000) mengacu kepada metode ASTM D 445. Validasi persamaan baru (Modified-Wright's method) dilakukan terhadap keseluruhan data campuran biner base oil-OCPs dan akurasi hasil estimasi ditunjukkan oleh nilai %AAD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan parameter spesifik ke dalam persamaan dapat memperkecil penyimpangan nilai estimasi. Nilai penyimpangan rata-rata untuk estimasi viskositas kinematik menggunakan Modified-Wright's method pada temperatur 40°C dan 100°C menjadi masingmasing 1,024 % dan 1,252%, lebih rendah dibandingkan metode Wright yang mencapai 8,341 % dan 14,696%. Nilai penyimpangan maksimum pada kedua temperatur pengukuran tersebut mencapai 2,022 % dan 3,638%, lebih rendah dibandingkan metode Wright yang mencapai masing-masing 21,256 % dan 25,265 %. Nilai-nilai tersebut menunjukkan bahwa persamaan baru yang diusulkan memiliki akurasi yang lebih baik. ......Lubricating oil formulations always involve additives which exhibit strong non-Newtonian properties such as viscosity modifiers, package and component additives. The presence of these fluids causes the deviation on kinematic viscosity estimation. Preliminary study shows that Wright's method has better accuracy than ASTM methods and Refutas equations. However, all of those methods show relatively high deviation values, represented by percent average absolute deviation (% AAD). This study aims to develop mathematical equations used in Wright's method to predict kinematic viscosity of liquid-binary mixture consisting of base oil and additive. The equation is Modified by addition of specific parameters (αi and αc), representing interaction of each component in the mixtures. Evaluation is done using 70 empirical data from 35 samples derived from liquid blending of 4 types of base oils (B.1, B.2, B.3 and B.4) and olefin copolymers (OCPs) varied between 5-30 % by weight. Kinematic viscosity is measured at 40°C and 100°C using a Cannon Automatic Viscometer series 2000 (CAV 2000) according to ASTM method D 445. Validation of new equation (Modified-Wright's method) is performed over all of liquid-binary mixtures of base oil-OCPs, and the accuracy is indicated by percent average absolute deviation (%AAD). The results show that the addition of specific parameters could minimize the deviations of estimated values. The average deviation of Modified-Wright's method on kinematic viscosity estimation at 40°C and 100°C becomes 1.024 % and 1.252% respectively, lower than Wright's method which are 8.341 % and 14.696%; meanwhile the maximum deviation reaches 2.022 % and 3.638%, lower than Wright's method which are 21.256 % and 25.265% respectively. These values indicate that the Modified-Wright's method has better accuracy.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29355
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Raka Divananda
Abstrak :
Penlitian ini membahas tentang eliminasi componen metallic dan saturasi componen olefin bersama dengan eliminasi componen lain yang juga tidak di inginkan yang akan mempengaruhi laju reaksi dan kualitas produk. Solusi dari masalah ini adalah dengan mendesain sebuah trickle bed reactor berisikan Cobalt Molybdenum sebagai katalis yang dilengkapi dengan pelindung alumina dan mengandung HCL anhidrat. Reaktor ini mempunyai tinggi 3.33 m dan lebar diameter 1.5 berisikan 3080 kg katalis. Reactor yang mempunyai volume 5.874 m3 ini di desain untuk memproses 1 kg/s naphtha yang mengandung 0.03wt% sulfur, 40 ppb lead, dan 2vol% olefin. ...... This research discusses on removal of metallic compound and saturation of olefin with addition to other impurities removal from selected naphtha composition since it affects overall reaction rate and product quality. The solution is to design a trickle bed reactor loaded with Cobalt Molybdenum catalyst supported with alumina guard and potentially impregnated with anhydrous HCL. The reactor dimension is found to be 3.33 m in height and 1.5 in diameter packed with 3080 kg of catalyst. This 5.874 m3 reactor is designed to treat 1 kg/s naphtha which contains 0.03wt% sulphur, 40 ppb of lead and 2vol% of olefin.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65095
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafi Irzani
Abstrak :
ABSTRACT
Penanganan gas karbon dioksida CO2 buangan pembangkit listrik tenaga batubara dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi Carbon Capture and Sequestration CCS melalui penangkapan CO2. CO2 yang telah ditangkap dari pembangkit dapat dikonversi menjadi produk kimia. Penelitian bertujuan mendapatkan kinerja teknis dan kelayakan ekonomi dari proses terintegrasi Carbon Capture dengan sintesis olefin menggunakan CO2 hasil penangkapan dan hidrogen terbarukan. Dilakukan simulasi terhadap 2 skema proses terintegrasi, yaitu produksi olefin dari CO2 hasil CCS dengan menggunakan hidrogen terbarukan dari elektrolisis air dan gasifikasi biomassa. Simulasi dilakukan dengan UniSim Design dan Aspen. Dari hasil simulasi tersebut dianalisis kinerja teknisnya dan secara ekonomi menggunakan metode levelized cost. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa proses terintegrasi CCS dengan produksi olefin menggunakan hidrogen terbarukan dari elektrolisis air memiliki intensitas energi termal dan CO2 abatement yang paling baik 123.21 GJ/ton olefin dan 79.3 sedangkan proses terinetgrasi CCS dengan produksi olefin menggunakan hidrogen terbarukan dari gasifikasi biomassa memiliki intensitas energi listrik dan biaya produksi yang paling baik 32.29 MWh/ton olefin dan 3,064.43 /ton olefin.
ABSTRACT
Handling of exhaust gases from coal based power plant can be done using Carbon Capture and Sequestration CCS technology by installing additional equipment for the capture of CO2. CO2 that has been captured from the plant can be converted into a product. The goal of this research is to obtain the technical performance and economical feasibility of an integrated process of CCS with olefin synthesis using renewable hydrogen. In this research, simulations are done to 2 integrated process scheme, which is olefin production using captured CO2 through renewable hydrogen from water electrolysis and biomass gasification using UniSim Design and Aspen Plus simulators. These schemes rsquo technical performance will be analyzed which is its energy intensity, CO2 abatement, and whole energy usage. These schemes will also be analyzed economically using levelized cost analysis method. It is found that olefin production using captured CO2 through renewable hydrogen from water electrolysis has the best thermal energy intensity and CO2 abatement 123.21 GJ ton olefin 79.3 whereas olefin production using captured CO2 through renewable hydrogen from biomass gasification has the best electrical energy intensity and has the lowest levelized cost value 32.29 MWh ton olefin 3,064.43 ton olefin.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jayusandi Mulya Sentosa
Abstrak :
Olefin ringan merupakan salah satu bahan baku petrokimia yang yang sebagian besar dihasilkan menggunakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Limbah jerami padi merupakan sumber biomassa lignoselulosa yang potensial karena memiliki kandungan selulosa yang besar dan jumlah yang melimpah di Indonesia. Pada penelitian ini, proses yang terjadi adalah proses katalitik pirolisis dengan suhu operasi sekitar 500oC dan laju alir N2 sekitar 150 ml/menit. Jenis katalis logam tersangga yang digunakan yaitu La2O3/ZSM-5, ZnO/ZSM-5, La2O3/Al2O3 dan ZnO/Al2O3 yang dibuat dengan metode impregnasi. Proses katalitik pirolisis dilakukan menggunakan reaktor unggun tetap dengan tungku listrik sebagai sumber panas. Untuk memahami hasil katalitik pirolisis, percobaan juga dilakukan dalam kondisi pirolisis limbah jerami padi tanpa katalis. Hasil pirolisis dikondensasikan dengan menggunakan perangkap serapan dingin dengan n-heksana. FT-IR Fourier Transform - Infrared dan GC-TCD Gas Chromatography-Thermal Conductivity Detector digunakan sebagai instrumen analitik untuk mengidentifikasi keberadaan dan kuantitas olefin ringan dalam bio-oil dan bio-gas. Dalam metode ini, ada beberapa variasi yang ditentukan, yaitu jenis katalis logam tersangga dan komposisi logam pada katalis 1, 5, dan 10. Keberadaan olefin ringan terdeteksi dengan adanya peak pada FT-IR dengan nomor gelombang 3010-3095 cm-1, 1610-1680 cm-1, dan 675-995 cm-1. Perbedaan susut massa yang sedikit, yaitu diantara 66,5 hingga 78,5 selama 25 menit pada setiap sampel, dengan massa awal sebesar 2 gram menunjukkan katalis tidak mempengaruhi mekanisme reaksi. Produk olefin ringan yang paling besar kandungannya terdapat pada sampel dengan katalis ZnO/ZSM-5 dengan komposisi logam 5, yaitu sebesar 29,1, sedangkan produk olefin ringan tanpa katalis yang terbentuk sebesar 11.
Light olefins are one of the most common petrochemical raw materials produced using non renewable natural resources. Rice straw waste is a potential source of lignocellulosic biomass because it has a large cellulose content and an abudant amount in Indonesia. In this research, the process is developed by catalytic pyrolysis processes with operating temperature around 500oC and N2 flow rate around 150 ml min. The type of supported metal catalyst used are La2O3 ZSM 5, ZnO ZSM 5, La2O3 Al2O3 and ZnO Al2O3, which made with the impregnation method. The catalytic pyrolysis process was carried out in a fixed bed turbular reactor with electric furnace as the heat source. To comprehend the catalytic pyrolysis processes, the experiment was also performed in condition pyrolysis rice straw waste without catalyst. The output of pyrolysis is condensed by using cold absorption trap with n hexane. FT IR Fourier Transform Infrared and GC TCD Gas Chromatography Thermal Conductivity Detector serve as analytical instrument in order to identify the presence and the quantity of light olefins group in bio oil and bio gas. In this method, there are several variations to be determine, there are type of supported metal catalyst and metal composition on catalysts 1, 5, and 10. Light olefins were detected with peaks in FT IR with a wavenumber of 3010 3095 cm 1, 1610 1680 cm 1, and 675 995 cm 1. A slight difference in mass shrinkage, which is between 66.5 to 78.5 for 25 minutes in each sample, with an initial mass of 2 grams indicates that the catalysts does not affect the reaction. The largest light olefins yields were found in samples with ZnO ZSM 5 catalyst with 5 metal oxide, which amounted to 29.1, while light olefin products without catalyst were formed at 11.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Ramadhan
Abstrak :
Friksi yang tidak dikendalikan pada mesin dapat mengakibatkan keausan yang tinggi, menyebabkan maintenance yang sering, dan membuat umur pendek serta memiliki efisiensi energi yang rendah. Lubrikasi merupakan solusi untuk masalah ini dengan membentuk lapisan pelumas yang mencegah kontak langsung antara permukaan material, mengurangi gesekan dan keausan pada mesin. Material nanopartikel timah oksida dan graphene digunakan sebagai aditif pada lubrikan PAO karena masing-masing material sudah menunjukkan performa yang baik dalam menurunkan coefficient of friction (COF) dan wear scar dimension (WSD) pada minyak PAO. Selain itu usaha pemanfaatan SnO2 dilakukan guna memaksimalkan hilirasi tambang dan industri timah dengan usaha pengolahan limbah solder dross. Sintesis SnO₂ dilakukan dari limbah solder dross menggunakan metode leaching dengan asam nitrat berkonsentrasi 68%. Hasil sintesis menunjukkan kemurnian SnO₂ sebesar 98.4%. Karakterisasi XRD mengindikasikan fase kristal rutile dengan ukuran kristal sekitar 21.7 nm. SEM-EDS mengungkapkan partikel SnO₂ berukuran rata-rata 198.5 nm² yang cenderung beraglomerasi. Graphene yang digunakan menunjukkan kemurnian tinggi dengan kandungan karbon 99.4% berdasarkan berat. Pengujian HFRR dilakukan untuk menilai kinerja tribologi dari berbagai sampel pelumas. Penambahan 0.05 wt% graphene dan variasi konsentrasi SnO₂ (1 wt%, 3 wt%, dan 5 wt%) secara signifikan menurunkan COF dan WSD dibandingkan dengan PAO murni. Penambahan 1 wt% SnO₂ dan 0.05 wt% graphene memberikan hasil paling optimal dengan penurunan COF sebesar 44.59% dan WSD sebesar 71.53% dibandingkan PAO murni. ......Uncontrolled friction in machinery can lead to high wear, frequent maintenance, short lifespan, and low energy efficiency. Lubrication addresses these issues by forming a lubricating layer that prevents direct contact between material surfaces, reducing friction and wear. Tin oxide nanoparticles and graphene are used as additives in PAO lubricants due to their proven performance in reducing the coefficient of friction (COF) and wear scar dimension (WSD) in PAO oil. Additionally, the utilization of SnO₂ aims to optimize downstream mining and the tin industry by processing solder dross waste. SnO₂ was synthesized from solder dross waste using a leaching method with 68% nitric acid. The synthesis resulted in SnO₂ with a purity of 98.4%. XRD characterization indicated a rutile crystal phase with a crystal size of approximately 21.7 nm. SEM-EDS revealed SnO₂ particles with an average size of 198.5 nm², which tended to agglomerate. The graphene used exhibited high purity with a carbon content of 99.4% by weight. HFRR testing was conducted to evaluate the tribological performance of various lubricant samples. The addition of 0.05 wt% graphene and varying concentrations of SnO₂ (1 wt%, 3 wt%, and 5 wt%) significantly reduced COF and WSD compared to pure PAO. The optimal results were achieved with the addition of 1 wt% SnO₂ and 0.05 wt% graphene, resulting in a 44.59% reduction in COF and a 71.53% reduction in WSD compared to pure PAO.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library