Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Brian Christiantoro
"Laporan Praktik Keinsinyuran ini menggambarkan desain sumur eksplorasi migas di Lapangan "A" di Indonesia. Fokus utama adalah pada eksplorasi sumber daya migas yang terdapat dalam formasi batuan. Karena target eksplorasi berada dalam kondisi High Pressure & High Temperature (HPHT) dan pada kedalaman yang signifikan, desain sumur menjadi krusial untuk menjamin keberhasilan dan keselamatan operasi pengeboran. Proses desain dimulai dengan penetapan well trajectory dimana metode Minimum Curvature digunakan untuk menentukan lintasan pengeboran berbentuk 'S' dari permukaan ke target. Desain ini memungkinkan pencapaian target vertikal meski terdapat keterbatasan koordinat permukaan, mengakomodasi isu pembebasan lahan. Selanjutnya, ukuran lubang dan casing sumur ditetapkan. Desain ini didasarkan pada kebutuhan akuisisi data, metode coring, dan wireline logging. Diagram hole and casing size selector membantu menentukan ukuran yang paling sesuai untuk setiap trayek sumur. Pertimbangan efisiensi biaya mengarah pada pemilihan liner daripada casing penuh untuk tahap tertentu, terutama di trayek terakhir yang memerlukan hydraulic fracturing. Penentuan casing setting depth dilakukan dengan menggunakan data gradien tekanan pori dan tekanan rekah formasi batuan, dengan mempertimbangkan safety factor dan hasil analisis sumur offset di lapangan. Proses ini menetapkan kedalaman kaki casing yang optimal untuk setiap trayek sumur, dengan mempertimbangkan aspek perlindungan sumber air bawah tanah dan pengaturan peralatan pengeboran. Desain casing dan pemilihan spesifikasi casing dilakukan berdasarkan standar internasional API. Aspek teknis seperti burst, collapse, axial, dan triaxial stress diperhitungkan untuk memastikan integritas struktural sumur. Secara keseluruhan, laporan ini menyajikan metodologi desain sumur eksplorasi migas di Lapangan "A", menyoroti tantangan dan solusi dalam eksplorasi migas di lingkungan HPHT. Pendekatan ini diarahkan untuk mencapai pengeboran yang efisien dan aman, esensial dalam industri migas.

This Engineering Practice Report describes the design of oil and gas exploration wells in "A" Field in Indonesia. The primary focus is on the exploration of hydrocarbon resources found in rock formations. Given that the exploration target is in a High Pressure & High Temperature (HPHT) environment and at significant depth, the well design is crucial for ensuring the success and safety of drilling operations. The design process begins with the determination of the well trajectory, using the Minimum Curvature method to define an 'S'-shaped drilling path from the surface to the target. This design allows for the achievement of vertical targets despite limitations in surface coordinates, accommodating land acquisition issues. Next, the sizes of the wellbore and casing are established. This design is based on data acquisition needs, coring methods, and wireline logging. The hole and casing size selector diagram aids in determining the most suitable sizes for each well trajectory. Cost efficiency considerations lead to the selection of liners over full casing for certain stages, particularly in the final trajectory requiring hydraulic fracturing.

The determination of casing setting depth is conducted using data on pore pressure gradients and formation fracture pressures, considering a safety factor and results from the analysis of offset wells in the field. This process sets the optimal casing shoe depth for each well trajectory, considering aspects such as protection of underground water sources and the arrangement of drilling equipment. The design and selection of casing specifications are based on international API standards. Technical aspects such as burst, collapse, axial, and triaxial stress are considered to ensure the structural integrity of the well. Overall, this report presents a methodology for designing hydrocarbon exploration wells in "A" Field, highlighting the challenges and solutions in hydrocarbon exploration in HPHT environments. This approach is aimed at achieving efficient and safe drilling, essential in the oil and gas industry."

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bret-Rouzaut, Nadine
Paris, France: Editions Technip, 2011
338 BRE o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Aminy Ilahi Bisgar
"Zona tumbukan, khususnya pada zona fold thrust belt (FTB), menjadi salah satu target penting eksplorasi migas di dunia. Di Indonesia sendiri, terdapat FTB yang berkembang di wilayah Kepulauan Tanimbar yang merupakan hasil dari tumbukan Lempeng Australia dengan Lempeng Sunda. Struktur ini menjadi perhatian dalam studi eksplorasi migas di Kawasan Indonesia Timur (KIT). Namun, dengan keterbatasan data geofisika yang ada, maka diperlukan integrasi beberapa metode geofisika untuk mempelajari karakteristik struktur tersebut. Dengan memanfaatkan integrasi metode seismik dan magnetik, dapat diperoleh interpretasi dan pemodelan struktur bawah permukaan di wilayah ini. Interpretasi seismik dilakukan untuk mengetahui batas masing-masing horizon dan struktur geologi yang terdapat di Pulau Selaru, Kepulauan Tanimbar. Sedangkan pengolahan data magnetik dilakukan untuk mendapatkan profil anomali magnet dan model bawah permukaannya. Interpretasi seismik menunjukkan 5 horizon yang terdiri atas Neogen, Paleogen, Kapur, Jura, dan Trias serta keberadaan struktur FTB. Selain itu, hasil time structure map menunjukkan pola struktur yang memiliki tren dengan orientasi barat daya – timur laut. Pengolahan dan pemodelan data magnetik menghasilkan 4 peta anomali dan 4 model bawah permukaan. Variasi nilai anomali magnet total berkisar dari -102.9 nT sampai dengan 73.8 nT. Nilai ini dipengaruhi oleh suseptibilitas magnetik batuan dan struktur geologi bawah permukaan di wilayah Pulau Selaru.

The collision zone, especially in the fold thrust belt (FTB) zone, is one of the most important targets for oil and gas exploration in the world. In Indonesia, FTB which developed in the Tanimbar Islands is the result of the collision between Australian Plate and Sunda Plate. This structure is a concern in oil and gas exploration study in the Eastern Indonesia Region. However, due to the limitations of the existing geophysical data, it is necessary to integrate several geophysical methods to study the characteristics of the structure. By utilizing the integration of seismic and magnetic methods, interpretation and modeling of subsurface structures in this region can be obtained. Seismic interpretation is carried out to determine the boundaries of each horizon and the geological structure found on Selaru Island, Tanimbar Islands. Meanwhile, magnetic data processing is carried out to obtain magnetic anomaly profiles and subsurface models. Seismic interpretation shows 5 horizons consisting of Neogene, Paleogene, Cretaceous, Jurassic, and Triassic as well as the presence of the FTB structure. In addition, the results of the time structure map show a structural pattern that has a trend with a SW - NE orientation. Magnetic data processing and modeling resulted in 4 anomaly maps and 4 subsurface models. Variations in total magnetic anomaly ranged from -102.9 nT to 73.8 nT. This value is influenced by the magnetic susceptibility of rocks and subsurface geological structures in the Selaru Island region.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library