Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tazkia Azzahra
Abstrak :

Dalam beberapa tahun terakhir, pasar barang mewah secara konsisten menunjukkan pertumbuhan yang signifikan di seluruh dunia. Makalah ini mengusulkan sebuah analisis tentang bagaimana budaya mempengaruhi konsumsi barang mewah, khususnya antara dua budaya yang berbeda: Indonesia dan Belanda. Penelitian ini berfokus pada pengaruh self-construal (interdependent vs independent) terhadap konsumsi barang mewah saat pembelian dilakukan secara online vs offline. Pertama, efek utama menunjukkan perbedaan antara konstruksi diri yang saling bergantung vs. konstruksi diri yang independen, khususnya tentang perbedaan konsumsi barang mewah untuk kedua budaya. Kedua, efek moderasi dari pembelian online vs. offline juga dimasukkan untuk menganalisis apakah ini membuktikan lebih jauh perbedaan antara konsep diri yang saling tergantung dan mandiri saat membeli barang mewah. Berdasarkan penelitian sebelumnya, diharapkan bahwa self-construal yang saling bergantung memiliki konsumsi barang mewah yang lebih tinggi, terutama ketika pembelian dilakukan secara offline, sedangkan yang diharapkan untuk independent self-construal adalah kebalikannya. Penelitian ini mengadopsi desain antar subjek 2x2 dengan mengumpulkan sampel sebanyak 170 partisipan dari Indonesia dan Belanda. ANCOVA satu arah, ANCOVA dua arah, serta ANOVA dua arah dilakukan untuk menganalisis data. Penelitian ini tidak dapat mengkonfirmasi hipotesis, namun tetap memberikan implikasi teoritis dan manajerial untuk pasar barang mewah. Terakhir, keterbatasan dan rekomendasi untuk penelitian masa depan juga disediakan. ......In the past years, the luxury goods market has consistently shown significant growth all over the world. This paper proposes an analysis of how culture affects luxury consumption, more specifically between two different cultures: Indonesia and the Netherlands. This study focuses on the effect of self-construal (interdependent vs. independent) on luxury consumption when purchase is done online vs. offline. Firstly, the main effect showed distinction between interdependent self-construal vs. independent self-construal, specifically on how luxury consumption differs for both cultures. Secondly, the moderating effect of online vs. offline purchase was also incorporated to analyze whether this further proves the distinction between interdependent and independent self-construal when purchasing luxury goods. Based on prior research, it was expected that interdependent self-construal has higher luxury consumption, especially when purchase is done offline, while the opposite was expected for independent self-construal. This research adopts a 2x2 between-subjects design by collecting samples of 170 participants from Indonesia and the Netherlands. A one-way ANCOVA, two-way ANCOVA, as well as two-way ANOVA were performed to analyze the data. This research was not able to confirm the hypotheses, however it still provides theoretical and managerial implications for the luxury market. Lastly, limitations and recommendations for future research are also provided.

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Anjani Subagio
Abstrak :
Saat ini banyak perusahaan bisnis yang memanfaatkan media sosial untuk ikut serta dalam membuat konten agar dapat menjangkau konsumen dan terlibat dalam percakapan dengan konsumen mereka. Fenomena ini mengubah cara perusahaan untuk mengenal lebih dekat dan mencapai konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk memahami penerapan teori Stimulus – Organisme – Respons (S – O – R) di mana lingkungan media sosial berupa kualitas konten (content quality) dan interaksi merek (brand interactivity) merupakan stimuli (S) yang dapat menghasilkan reaksi emosional ataupun kognitif, yaitu motivasi hedonis (hedonic motive), motivasi utilitarian (utilitarian motive), dan keterlibatan konsumen (consumer engagement) (O) sehingga pada akhirnya mendorong respon perilaku berupa peningkatan kesadaran merek (brand awareness) dan niat beli (purchase intention) secara offline (R). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 797 sampel yang diuji menggunakan pemodelan persamaan struktural. Selain itu, penelitian ini melakukan analisis multigrup berdasarkan product involvement, yaitu high involvement product dan low involvement product. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas konten dan interaksi merek dengan konsumennya dapat meningkatkan motif hedonis maupun motif utilitarian. Namun interaksi merek tidak berpengaruh secara signifikan terhadap motif utilitarian. Selanjutnya hubungan ini memperkuat keterlibatan konsumen pada suatu merek dan meningkatkan kesadaran konsumen terhadap merek tersebut di media sosial. Keterlibatan konsumen yang tinggi ditambah dengan peningkatan kesadaran konsumen terhadap suatu merek menyebabkan peningkatan niat pembelian konsumen pada suatu produk secara offline. Selain itu, terdapat perbedaan perilaku konsumen high involvement product dan low involvement product terhadap kualitas konten dan interaksi merek yang memotivasi secara hedonis maupun utilitarian. ......Today many business companies use social media to participate in creating content to reach consumers and engage in conversations with their consumers. This phenomenon is changing the way companies know better and reach consumers. This study aims to understand the application of Stimulus - Organism - Response (S - O - R) theory in which social media environments such as content quality and brand interactivity are stimuli (S) that can produce emotional or cognitive reactions, namely hedonic motive & utilitarian motive, and consumer engagement (O) so that in the end it encourages behavioural responses in the form of increased brand awareness and offline purchase intention (R). The sample in this study amounted to 797 samples tested using structural equation modelling. Also, this study conducted a multigroup analysis based on product involvement, namely high involvement product and low involvement product. The results of this study indicate that the higher the quality of content and brand interactivity with consumers can increase the hedonic and utilitarian motives. But brand interactivity does not significantly influence utilitarian motives. Furthermore, this relationship strengthens consumer engagement in a brand and increases online consumer brand awareness on social media. This heightened online consumer engagement coupled with an increased online consumer brand awareness leads to an increase in the offline purchase intention. There are differences in consumer behaviour between high involvement product and low involvement product toward content quality and brand interactivity which motivate both hedonic and utilitarian motivations.
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library