Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Markani
Abstrak :
Penyakit malaria merupakan penyakit yang dapat menyerang siapa saja, baik pada ibu hamil, bayi, balita, dan orang dewasa maupun tua. Penyakit ini apabila dilakukan penanganan secara serius dan komprehensip berbasis masyarakat sesuai dengan faktor spesifik daerah maka angka kesakitan dan kematian bisa ditekan serendah mungkin, jika tidak maka sebaliknya dapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria. Kecamatan Dusun Hilir salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Barito Selatan, merupakan daerah endemis malaria. Pekerja yang menginap di hutan karena pekerjaannya dan lingkungan masyarakat berisiko untuk terkena malaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian malaria, hubungan faktor lingkungan rumah, upaya pencegahan, karakteristik individu dan pekerja yang menginap di hutan karena pekerjaannya dengan kejadian malaria, serta faktor dominan, di Kecamatan Dusun Hilir Kabupaten Barito Selatan. Rancangan penelitian adalah studi potong lintang (cross sectional). Penelitian dilakukan pada bulan Mei - Juni 2004. Unit analisis yaitu individu yang berumur 19 - 55 tahun yang berada di Kecamatan Dusun Hilir. Jumlah sampel sebanyak 300 dan pengolahan data dengan uji kai kuadrat dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian didapatkan yaitu: variabel yang berhubungan dengan kejadian malaria di Kecamatan Dusun Hilir adalah: Lingkungan rumah; hutan/rawa (nilai p = 0,000, OR = 5,2), upaya pencegahan; penggunaan kawat nyamuk (nilai p = 0,005, OR = 0,4), penggunaan obat penolak nyamuk/repellent (nilai p = 0,009, OR= 2,3), Kelambu (nilai p = 0,016, OR = 1,9), pekerja yang menginap di hutan/pedagang menggelar dagangan di malam hari (nilai p = 0,000, OR = 3,1). Faktor yang dominan berhubungan dengan kejadian malaria adalah: hutan/rawa pekerja menginap di hutan atau pedagang yang menggelar dagangan malam hari, penggunaan repellent dan penggunaan kelambu. Kesimpulan penelitian bahwa pekerja yang menginap di hutan atau pedagang yang menggelar dagangan malam hari, dengan lingkungan rumah di sekitar hutan/rawa, dan tidak menggunakan repellent/kelambu berpeluang lebih besar untuk terkena malaria. Disarankan bahwa kepada mereka yang berisiko untuk terkena malaria (penebang rotan, penebang kayu, penyadap karet, bertani dan berkebun yang pernah menginap di hutan dan pedagang yang menggelar-dagangan malam hari) agar menggunakan baju lengan panjang, celana panjang, sepatu, dan penutup kepala, dan jika bermalam di hutan agar menggunakan kelambu/obat penolak nyamuk. Rumah yang berada di lingkungan berisiko (hutan/rawa) gunakanlah kelambu waktu tidur malam hari/penggunaan kawat nyamuk/obat penolak nyamuk(repellent). ......Dynamics of Infection and Factors Concern with Occurrences of Malaria in Sub District Dusun Hilir Regency of South Barito Year 2004Malaria disease can attack pregnant women, babies, children, adults and also old ages. This disease if handled seriously and comprehensive base on society according to specific area factor will reduce morbidity and mortality number as low as possible, if not, it can generate Extraordinary Occurrence (KLB) of Malaria. Sub district Dusun Hilir, one of sub district in Regency of South Barito, represents an endemic area of malaria. Labors stayed in forest, because of their work and society environment have a risk of being infected by malaria. This research's aim is to have a description about malaria occurrences, the connection of house environmental factor, prevention effort, individual characteristic and labors stayed in forest with malaria occurrences, and also its dominant factor, in Sub district Dusun Hilir Regency of South Barito. The research uses a (cross sectional) method and it is conducted in May - June 2004. Analyzing unit is an individual between 19 - 55 years stayed in Sub district Dusun Hilir. The amount of sample is 300 and processed with kai square test and double logistic regression. The research shows that the variables relate to occurrence of malaria in Subdistrict Dusun Hilir is: House environment; forest/swamp (p value = 0,000, OR value = 5,2), prevention effort; the use of Klement for mosquito (p value = 0,005, OR value = 0,4), the use of repellent (p value = 0,009, OR value = 2,3), kelambu (p value = 0,016, OR value = 1,9), labors stayed in forest or merchant performing nighttime merchandise (p value = 0,000, OR value = 3,1). Dominant factors relate to malaria occurence is: Forest/swamp, labors stayed in forest or merchant performing nighttime merchandise, the use of repellent and net for mosquitoes. The research concludes that labor stayed in forest or merchant performing nighttime merchandise, who stays in swampy area and do not use repellent/net have higher risk of being incurred by malaria. It s better for those who have high risk to be incurred malaria (cane hewer, woodcutter, farmer and gardener stayed in forest or merchant performing nighttime merchandise) to use long arm clothes, long pants, shoe, and helmet. If they should spend the night in forest, it is recommend that they would use kelambu or mosquitoes' repellent. House in swampy environment should use kelambu or filement for mosquito or mosquito?s' repellent during night sleep.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13157
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dania Septiani Suryadwitami
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian terhadap kukang sumatra (Nycticebus coucang Boddaert, 1785) jantan di Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku reproduksi pasangan kukang sumatra yang ditekankan pada perilaku reproduksi jantan terhadap betina pasangannya sepanjang siklus etrus betina. Penelitian dilakukan terhadap dua kukang sumatra jantan dewasa (Onyu dan Timun) dari dua pasang kukang sumatra. Pengambilan data perilaku reproduksi kukang sumatra jantan terhadap betina pasangannya menggunakan metode all occurrences sampling dan ad libitum sampling. Penelitian dilakukan setiap hari dalam satu pekan dengan waktu pengambilan data mulai dari pukul 19.00--03.00 WIB selama 44 hari mulai dari bulan Oktober hingga November 2018. Perilaku reproduksi kukang sumatra jantan yang diteliti meliputi tiga kategori perilaku, yaitu atraktivitas (following dan whistle-calls), proseptivitas (urine-marks sniffing, genital sniffing, genital licking), dan reseptivitas (inverted embrace, mounting, copulation). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Onyu (jantan 1) dari pasangan kukang 1 hanya melakukan perilaku following (100%), sedangkan Timun (jantan 2) dari pasangan kukang 2 hampir menunjukkan semua perilaku reproduksi, kecuali perilaku kopulasi. Persentase perilaku reproduksi yang dilakukan, yaitu perilaku following (40,20%). ......Research has been carried out on male sunda slow loris (Nycticebus coucang Boddaert, 1785) at Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI), Bogor. The research aims to determine the reproductive behavior of the sunda slow lorises which are emphasized on male reproductive behavior throughout the female etrus cycle. The research was conducted on two adults male sunda slow lorises (Onyu and Timun) from two pairs of sunda slow lorises. Data on reproductive behavior of male sunda slow lorises were taken using the all occurrences sampling method and ad libitum sampling. Data has been taken every day from 07:00 pm to 03:00 am for 44 days starting from October to November 2018. The reproductive behavior of male sunda slow lorises studied included three behavioral categories, that are attractivity (following and whistle-calls), proseptivity (urine-marks sniffing, genital sniffing, genital licking), and receptivity (inverted embrace, mounting, copulation). The results showed that Onyu (male 1) of first pair only carried out the following behavior (100%), while Timun (male 2) of second pair showed almost all reproductive behavior, except for copulation behavior. Percentage of reproductive behavior, that are following (40.20%), whistle-calls (9.80%), urine-marks sniffing (5,88%), genital sniffing (0,98%), genital sniffing (14,71%), inverted embrace (18,63%), and mounting (9,80%).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasni Rufaidah
Abstrak :
Hasil survey darah jari di empat Kelurahan wilayah kerja Puskesmas Bantar Gebang II Kota Bekasi pada tahun 2003 menunjukkan angka Mf rate antara 2% - 3,2%. Angka tersebut mengisaratkan derajat endemisitas filariasis cukup tinggi sehingga risiko penduduk wilayah kerja Puskesmas Bantar Gebang II untuk tertular filariasis lebih besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor lingkungan rumah dan karakteristik responden yang berhubungan dengan kejadian filariasis. Desain penelitian menggunakan kasus kontrol. Kasus adalah penduduk yang usia > 2 tahun yang diperiksa survey darah jari yang dilaksanakan tahun 2003 dengan hasil positif mikrofilaremia sedangkan kontrol adalah penduduk yang berusia > 2 tahun dan tidak dalam keadaan sakit yang diperiksa survey darah jari dengan hasil mikrofilaria negatif. Jumlah kasus 22 dan kontrol 4 kali kasus yaitu sebesar 88. Responden adalah keluarga penderita atau keluarga suspek filariasis. Pengumpulan data melalui wawancara terstruktur dan observasi. Analisa data univariat dengan distribusi frekuensi, bivariat dengan uji kai kuadrat, dan multivariat dengan regresi logistik model prediksi. Faktor lingkungan fisik dalam rumah yang berhubungan dengan kejadian filariasis di wilayah kerja Puskesmas Bantar Gebang II adalah konstruksi dinding rumah (3,1 ; 1,137-8,535), langit-langit rumah (4,7 ; 1,739-12,525), dan penggunaan kawat kasa nyamuk (3,7 ; 1,411-968). Faktor lingkungan fisik di luar rumah yang berhubungan dengan kejadian filariasis adalah tempat perkembangbiakan nyamuk (6,9 ; 2,322-20,609. sedangkan karakteristik responden yang berhubungan adalah tingkat pendidikan (4,1 ; 1,321-12,700). Faktor risiko yang dominan berhubungan dengan kejadian filariasis di wilayah kerja Puskesmas Bantar Gebang II adalah tempat perkembangbiakan nyamuk (7,9 ; 2,431-25,832), langit-langit rumah (4,6 ; 1,498-14,162), dan konstruksi dinding rumah (3,9 ; 1,041-15,211). Faktor risiko yang paling dominan hubungannya dengan kejadian filariasis adalah tempat perkembangbiakan nyamuk. Kesimpulan penelitian ini adalah orang yang tinggal di sekitar rumahnya ada tempat perkembangbiakan nyamuk, langit-langit rumah tidak ada plafon, dan konstruksi dinding rumah tidak permanen mempunyai risiko lebih besar menderita filariasis dibandingkan apabila tinggal di rumah yang sekitarnya ada tempat perkembangbiakan nyamuk, langit-langit rumah ada plafon, dan konstruksi dinding rumahnya permanen. Berdasarkan penelitian ini disarankan kiranya rumah yang disekitarnya ada tempat perkembangbiakan nyamuk seperti comberan dapat ditutup dan genangan air limbah dibuatkan saluran. Mengusahakan langit-Iangit rumah ada plafon, tidak membiarkan kain bergantungan dan memasang kawat kasa pada ventilasi bagian luar rumah serta meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat tentang tempat perkembangbiakan nyamuk, langit-Iangit rumah, konstruksi dinding dan penggunaan kawat kasa nyamuk. ......Housing Environment Factors and Characteristic Responder Related to Occurrences of Filariasis in Region Work of Bantar Gebang II Public Health Centre, Bantar Gebang District, Bekasi Town, 2004Result of finger blood survey in four regional Sub-District in region work of Bantar Gebang Public Health Centre, Bekasi Town in2003 showing Mf rate number between 2 - 3,2 %. The number degree of so enough high filariasis endemisitas that regional resident risk of Bantar Gebang II Public Health Centre to be high contagious of filariasis. This research aim to know housing environmental factors and characteristic responder related to occurrences of filariasis. Research Design use case control. Case is resident which is age > 2 year executed by finger blood survey in 2003 with positive result of mikrofilaremia while control is resident which is age > 2 year and not in a state of sick and finger blood survey with result of negative rnikrofilaria. Amount of ease 22 and control 4 times case that is equal to 88. Responder is patient family or filariasis suspek family. Data collecting pass structure interview and observation. Data univariat analysis with frequency distribution, bivariate with kai square test, and multivariat with Iogistics regresi model prediction. Environmental factor of physical in house related to occurrence of filariasis in region work Bantar Gebang II Public Health Centre is house wall construction (3,1 ; 1,137-8,535), house roof ( 4,7 ; 1,739-12,525), and usage of mosquito wire netting ( 3,7 ; 1,411-968). Environmental factor of outdoors physical related to occurrence of filariasis is mosquito propagation place ( 6,9; 2,322-20,609). while corresponding responder characteristic is education level (4,1 ; 1,321-12,700) Dominant Risk factor related to occurrence of filariasis in region work Bantar Gebang II Public Health Centre is mosquito propagation place ( 7,9 ; 2,431-25,832), house roof (4,6 ; 1,498-14,162), and house wall construction (3,9 ; 1,041-15,211). Most dominan risk factor of its relation with occurrence of filariasis is mosquito propagation place. Conclusion of this Research is one who live in around the house there is mosquito propagation place, house roof there no plafond, and house wall construction is not permanent have bigger risk suffer filariasis compared to if living in house which is vicinity there is mosquito propagation place, house roof there is plafond, and its permanent house wall construction. Pursuant to this research is suggested presumably house which around there is mosquito propagation place like comberan can be closed and pond irrigate waste made by channel. Laboring house roof there is plafond, do not let cloth hang-on and wire gauze at house exterior ventilation and also improve counselling to society about mosquito propagation place, house roof, wall construction and usage of mosquito wire netting.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13057
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library