Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andreas Billy Falian
Abstrak :
Pendahuluan: Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak diinginkan sebagai suara yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan gangguan non-pendengaran, seperti kondisi fisiologis, psikologis, dan komunikasi. Gangguan fisiologi dan psikologi dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Dampak fisik yang mungkin terjadi dari pajanan kebisingan, adalah kram otot, pusing, mual, muntah dan peningkatan sekresi katekolamin dan kortisol, di mana akan mempengaruhi sistem saraf yang kemudian berpengaruh pada detak jantung, dan akan meningkatkan tekanan darah. Menurut WHO, hipertensi diperkirakan menyebabkan 7.5 juta kematian, sekitar 12.8 dari total semua kematian. Hipertensi merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25.8 , sesuai dengan data Riskesdas 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan kebisingan >85 dB terhadap kejadian hipertensi. Metode: Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah kombinasi metode kuantitatif dan kualitatif, dengan desain penelitian potong lintang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportionate stratified random sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengolahan data dilakukan dengan analisis univariat, bivariat, dan multivariat dengan interval kepercayaan 95 . Dalam penelitian ini juga dilakukan tes laboratorium untuk memvalidasi dan mendapatkan data kondisi stres biologis pada pekerja melalui pengujian hormon kortisol dari air liur. Hasil: Seluruh variabel independen memiliki faktor risiko > 1 terhadap variabel dependen. Terdapat hasil yang signifikan dari variabel independen kebisingan, lama kerja, umur, riwayat keturunan hipertensi, aktivitas fisik, penggunaan APT, indeks massa tubuh, dan kadar hormon kortisol terhadap hipertensi, melalui pengujian secara statistik dengan p value < 0.05. Sedangkan, untuk variabel perilaku merokok dan konsumsi alkohol memiliki p value > 0.05. Kebisingan sebagai variabel utama memiliki OR 19.067 melalui uji multivariat, setelah dilakukan kontrol oleh variabel perancu lama kerja, riwayat keturunan hipertensi, aktivitas fisik, penggunaan APT, dan indeks massa tubuh terhadap hipertensi. Kesimpulan: Pekerja yang terpapar kebisingan berisiko untuk mengalami hipertensi. Pekerja yang memiliki lama kerja lebih dari lima tahun, tidak melakukan aktivitas fisik, tidak menggunakan APT, dan memiliki indeks massa tubuh yang tidak normal berisiko lebih besar untuk mengalami hipertensi.
Introductions: Noise is defined as an unwanted noise that can cause auditory and non auditory disorders, such as physiological, psychological, and communication conditions. Physiology and psychology disorders can increase heart rate and blood pressure. Possible physiological effects of noise exposure are muscle cramps, dizziness, nausea, vomiting and increased secretion of catecholamines and cortisol, which affects the nervous system which then affects the heart rate, and increases blood pressure. According to WHO, hypertension is estimated to cause 7.5 million deaths, about 12.8 of all deaths. Hypertension is a health problem with a high prevalence of 25.8 , in accordance with Basic Health Research Republic of Indonesia rsquo s 2013 data. The objective in this study to analyze relationship between noise 85 dB to hypertension. Methods: The research approach used in this research is quantitative approach. The research method used is a combination of quantitative and qualitative methods, with cross sectional study design. The sampling technique used in this research is proportionate stratified random sampling with inclusion and exclusion criteria. Data processing was done by univariate, bivariate, and multivariate analysis with 95 confidence interval. In the experiment also conducted laboratory tests to validate and get the biological stress condition data on workers through testing the hormone cortisol by its saliva. Results: All independent variables have risk factor 1 to dependent variable. There were significant results by statistical testing with p value 0.05. Noise as the main variable has OR 19.067 through multivariate test, after controlled by long working confounding variables, hereditary factors, physical activity, PPE usage, and body mass index on hypertension. Conclusions: Workers exposed to noise are at risk for hypertension. The risk for having hypertension will be greater in workers who have worked longer than five years, do no physical activity, do not use PPE, and have an abnormal body mass index.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erviana Indriani
Abstrak :
Pajanan kebisingan secara terus-menerus di tempat kerja dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah. PT. X merupakan pabrik tekstil yang memiliki mesin yang dapat menimbulkan kebisingan tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat pajanan kebisingan dengan kejadian hipertensi pada pekerja di departemen spinning dan weaving. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan besar sampel 103 pekerja yang dipilih dengan cara proportionate stratified random sampling. Variable independen pada penelitian ini adalah tingkat kebisingan dan variable dependen adalah kejadian hipertensi, dengan variable perancu yaitu karakteristik dan perilaku individu. Intensitas kebisingan di PT. X diketahui berada diatas NAB. Dari 103 pekerja, terdapat 35 (34%) pekerja mengalami hipertensi. Analisis intensitas kebisingan dengan kejadian hipertensi pada pekerja mnggunakan uji chi square diketahui tidak terdapat hubungan yang signifikan (p value: 0,136). Hasil yang signifikan dengan tekanan darah tinggi pada pekerja yaitu variable usia value: <0,033 dan kebiasaan merokok value: 0,036). Hasil analisis multivariate menunjukan bahwa pekerja yang bekerja pada intensitas kebisingan diatas NAB memiliki risiko mengalami hipertensi 3,172 kali lebih besar dibandingkan pekerja yang tidak bekerja pada intensitas kebisingan diatas NAB setelah dikontrol variable usia dan kebiasaan merokok. Pekerja yang terpapar kebisingan, memiliki usia >40 tahun, dan memiliki kebiasaan merokok berisiko mengalami hipertensi. Rekomendasi yang diberikan yaitu melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin, melakukan rotasi kerja dan menggunakan peredam suara pada area produksi
Repeated noise exposure in the workplace may increase the blood pressure of workers. PT. X is a textile factory that has a machine that can cause high noise. This study aimed to determine the association between noise exposure with high blood pressure in workers in the department spinning, weaving, and dyeing. This study used cross sectional design with a sample size of 103 workers selected by proportionate stratified random sampling. The independent variable in this study is the noise exposure and the dependent variable is the high blood pressure, with confounding variables are individual characteristics and lifestyle. The result of noise exposure at PT. X above the threshold limit value (TLV) of noise. 35 (34%) out of 103 workers had hypertension. The result of statistic analysis with chi squre test showed no significant relationship between noise exposure with high blood pressure (p value: 0,136). High blood pressure has a significant relationship with age (p value: 0.033) and smoking habits (p value: 0.036). Multivariate analysis showed that workers exposed to noise above the TLV had a 3,172 times risk of hypertention han workers who were not exposed to noise above the TLV after being controlled by age and smoking habits. Workers who are exposed to noise, over 40 years old and have smoking habits have a risk of hypertension. Recommendations in this study are to measuring blood pressure routinely, rotating job, and using sound-absorbing material in the production area.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhyidin
Abstrak :
Tesis ini membahas analisis kebisingan kerja di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi dan hubungannya dengan tekanan darah dan risiko hipertensi pada pekerja. Desain penelitian dengan metode cross-sectional menggunakan data primer (usia, jenis kelamin, masa kerja, kebiasaan merokok, penggunaan APT, dan stres) menggunakan kuesioner dan data sekunder (intensitas kebisingan, indeks massa tubuh, diabetes, kolesterol total, LDL/low density lipoprotein, dan tekanan darah pekerja) yang diperoleh dari PT XYZ. Sebanyak 101 pekerja berpartisipasi dalam penelitian ini dengan purposive sampling sesuai similar exposure group (SEG). Uji analisis Mann-Whitney dan Chi Square digunakan untuk melihat hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Intensitas kebisingan diukur menggunakan noise dosimeter selama 8 jam kerja. Hasil penelitian menunjukkan pekerja yang terpajan kebisingan >80 dBA memiliki tekanan darah dan prevalensi hipertensi yang lebih tinggi dibandingkan pekerja yang terpajan kebisingan ≤80 dBA. Pekerja yang terpajan kebisingan >80 dBA memiliki tingkat risiko terkena hipertensi lebih tinggi dengan OR = 3,19 dibandingkan dengan pekerja yang terpajan kebisingan ≤80 dBA. Tidak ada hubungan antara intensitas kebisingan dengan tekanan darah dan hipertensi. Akan tetapi terdapat kecenderungan dosis-respon antara intensitas kebisingan dengan tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik dan hipertensi. ......This thesis discusses the analysis of occupational noise in a Geothermal Power Plant and its relationship with workers’ blood pressure and risk of hypertension. The study design was a cross-sectional method using primary data (age, sex, years of service, smoking habits, use of hearing protection, and stress) using a questionnaire and secondary data (noise intensity, body mass index, diabetes, total cholesterol, LDL/low density lipoprotein, and workers' blood pressure) obtained from PT XYZ. A total of 101 workers participated in this study by purposive sampling according to the similar exposure group (SEG). Mann-Whitney and Chi Square analysis tests were used to investigate the relationship between the dependent variables and the independent variables. Noise intensity was measured using a noise dosimeter for 8 working hours. The results showed that workers exposed to noise >80 dBA had higher blood pressure and hypertension prevalence than workers exposed to noise ≤80 dBA. Workers exposed to noise >80 dBA had a higher risk of hypertension with OR = 3.19 compared to workers exposed to noise ≤80 dBA. There was no association between noise intensity and blood pressure and hypertension. However, there is a dose-response trend between noise intensity and systolic blood pressure, diastolic blood pressure and hypertension.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library