Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lin Yuwarni
Abstrak :
Tesis ini untuk membuktikan hepotesa bahwa pajanan debu total pada industri semen memegang peran dominan dalam kasus terjadinya kelainan fungsi paru. Melalui studi ini, dicari hubungan antara kelainan paru obstruktif pada pekerja yang terpajan debu total di industri semen dengan (1) konsentrasi debu total terpajan, (2) umur pekerja, (3) lama pajanan, (4) kebiasaan merokok, dan (5) kebiasaan menggunakan alat pelindung diri (APD). Studi dengan teknik potong lintang (cross-sectional) ini dilaksanakan di sebuah pabrik semen di Jawa Barat pada 2003, di antara 604 pekerja yang menderita kelainan fungsi paru. Data pribadi (n = 104) dari pengukuran debu terisap menunjukkan pajanan rata-rata. Kuesioner digunakan untuk menggali data tentang kebiasaan merokok, kebiasaan menggunakan APD, dan lama pajanan. Fungsi paru diukur dengan spirometer untuk menentukan jenis kelainan. Pajanan debu total diperoleh melalui penggunaan personal dust sampler dan kemudian ditimbang dengan timbangan elektronik. Berdasarkan data yang dianalisis, tampak bahwa tidak terdapat hubungan di antara variabel-variabel. Kesimpulan dari studi ini adalah tidak adanya hubungan antara pajanan debu total di bawah nilai ambang batas (NAB) dan kasus terjadinya kelainan fungsi paru obstruktif.
Study on Cement Dust and Another Factors against Obstructive Lung DisfunctionThis thesis hypothesized in cement industry that expose to total dust plays dominant role in the incidence of obstructive lung disfunction. The purpose of this study was to relate the obstructive lung disjunction in workers exposed to total dust in cement industry to (1) the concentration of total exposed dust, (2) the worker's age, (3) the length of exposure, (4) the smoking habit, and (5) the usage of personal protective equipment (PPE). A cross-sectional study in a cement plant in West Java was done in 2003, among 604 workers who suffering from lung disfunction. Personal sampling (n --104) of inhalable dust measurements indicated average exposure. Questionnaires were used to explore data about the smoking habit, the usage of PPE, and the length of exposure. Lung function was measured with spirometer to determine the type of the disjunction. The total dust exposure obtained by personal dust sampler (IDS) and electronic scale weighted. According to the result of data analyses, there's no relations among the variables. The conclusion of this study was that there is no relationship between total dust exposure (below the TLVs) and the incidence of obstructive lung disfunction.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12764
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leleulya, Marlond Rainol
Abstrak :
Gangguan fungsi seksual dapat terjadi pada laki-laki di segala usia, suku dan latar belakang budaya. Diperkirakan lebih dari 152 juta laki-laki di dunia menderita disfungsi ereksi pada tahun 1995 dan jumlahnya terus meningkat sehingga diperkirakan akan mencapai 322 juta di tahun 2025. Pengetahuan tentang fisiologi, patofisiologi fungsi seksual laki-laki dan melode diagnostik serta pengobatan dalam 3 dekade terakhir mengalami kemajuan bermakna. Keterlibatan fisiologi, sifat dan elemen-elemen yang terlibat dalam respons seksual normal dan aktiviti fungsional struktur penis telah berhasil diketahui. Mekanisme pasti komponen sistem saraf yang terlibat dalam proses ereksi jugs telah dapat dimengerti. Dalam bidang patofisiologi perkiraan kontribusi relatif faktor psi kogenik dan organik diketahui menjadi penyebab disfungsi ereksi pada laki-laki serta banyak faktor risiko yang menjadi penyebab disfungsi ereksi berhasil diidentifikasi. Pemeriksaan fisis dan laboratorium berkembang dengan pesat dengan berbagai pemeriksaan psikometri, hormonal, vaskular dan neurotogis. Pedoman yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) tahun 2003 menyatakan PPOK adalah penyakit paru obstruktif kronik yang ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran napas yang tidak sepenuhnya reversibel. Hambatan aliran udara ini bersifat progresif dan berhubungan dengan respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas beracun dan berbahaya. Pertambahan jumlah perokok, perkembangan industrialisasi dan polusi udara akibat penggunaan slat transportasi meningkatkan jumlah penderita PPOK dan menimbulkan masalah kesehatan. Diperkirakan 14 juta orang menderita PPOK di Amerika Serikat pada tahun 1991, meningkat 41,5 % dibandingkan tahun 1982 sedangkan mortalitinya menduduki peringkat ke-4 penyebab kematian terbanyak yakni 18,6 per 100.000 penduduk pada tahun 1991 dan angka kematian ini meningkat 32,9 % dari tahun 1979 sampai 1991. Laki-laki dan perempuan mempunyai angka mortaliti yang sama sebelum usia 55 tahun sedangkan laki-laki usia 70 tahun angka kematian meningkat dua kali dari perempuan. Studi pada 12 negara di Asia Pasifik oleh Chronic Obstructive Pulmonary Disease Working Group mendapatkan prevalens PPOK bervariasi mulai dari 3,5% di Hong Kong dan 6,7% di Vietnam sedangkan di Indonesia sebesar 5,6%. World Health Organization (WHO) memperkirakan prevalens PPOK akan meningkat pada tahun 2020 dari peringkat 12 ke 5 penyebab penyakit tersering di seluruh dunia. Koitus merupakan proses alamiah dan dibutuhkan manusia. Penyakit kronik selain mengganggu kemampuan menikmati hidup jugs mengganggu fungsi seksual. Disfungsi ereksi yang terjadi berkisar dari gangguan kecii sampai bencana bagi keluarga. Hudoyo dkk. menemukan disfungsi ereksi pada penderita PPOK mencapai 62,5%. Selama ini layanan medis dalam penanganan penderita PPOK terbatas pada keluhan-keluhan penderita yang berhubungan dengan sesak napas, faktor-faktor penyulit dan komplikasinya sedangkan masalah psikososial kurang mendapat perhatian. Walaupun masalah psikososial secara langsung tidak mempengaruhi angka harapan hidup, tetapi kondisi ini sangat mempengaruhi kualiti hidup penderita beserta pasangannya.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernie Piet
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang Penggunaan pestisida yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan fungsi paru obstruksi. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi kejadian gangguan fungsi paru obstruksi, profil perilaku petani dan mencari hubungannya dengan gangguan fungsi paru obstruksi. Metode Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan besar sampel 99 orang petani hortikultura penyemprot pestisida yang diambil secara cluster random sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2016 di Desa Cibeureum. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pemeriksaan spirometri. Variabel yang diteliti adalah profil perilaku dalam menyimpan pestisida, sebelum menyemprot pestisida dan penanganan limbah wadah pestisida, intensitas pajanan dengan menggunakan sistem skoring Sulistomo, terdiri dari variabel : jenis tugas kerja, penggunaan alat pelindung diri dan riwayat higiene. Hasil Total prevalensi gangguan fungsi paru obstruksi adalah 18,2%. Profil perilaku dalam menyimpan pestisida, sebelum menyemprot pestisida dan penanganan limbah wadah pestisida masih belum menunjukkan perilaku kerja yang baik dan aman. Proporsi petani dengan nilai intensitas pajanan tinggi sebesar 25,3%. Intensitas pajanan pestisida pada petani hortikultura tidak berhubungan secara bermakna dengan gangguan fungsi paru obstruksi. Profil perilaku petani hortikultura yang meningkatkan risiko gangguan fungsi paru obstruksi adalah : perilaku menyimpan pestisida di dalam rumah (OR suaian: 4,85, IK95% 1,27-18,55) dan perilaku tidak memeriksa peralatan sebelum melakukan penyemprotan pestisida (OR suaian: 3,83, IK95% 1,07-13,66). Kesimpulan dan Saran Prevalensi gangguan fungsi paru cukup tinggi serta profil perilaku petani hortikultura meningkatkan risiko terjadinya gangguan fungsi paru obstruksi. Pemeriksaan kesehatan berkala setiap 6 bulan perlu dilakukan terutama bagi petani dengan gangguan fungsi paru
ABSTRACT
Background The improperly used of pesticide could increase the risk of obstructive lung impairment. The objectives of this study are to determine the prevalence of obstructive lung impairment, farmers behavior profile and its relationship with obstructive lung impairment. Method This study was designed as a cross sectional study with 99 pesticide sprayed horticultural farmers as the respondents taken by cluster random sampling. The study was conducted in May to June 2016 in Cibeureum village.. Data was collected by interview and spirometry examination. Variables studied were exposure intensity using Sulistomo scoring method, consisted of : work task, personal protective equipments usage, habitual personal hygiene, behavior profile of storing pesticides, prior to spraying and handling the pesticide?s empty containers. Results Total prevalence of obstructive lung impairment was 18.2%. Behavior profile of storing pesticides, prior to spraying and handling the pesticides? empty containers had not represented a picture of safe work practises yet. The proportion of the farmers with high intensity of pesticide exposure was 25.3%. The intensity of pesticide exposure was not significantly related with obstructive lung impairment event. Behavior profile among pesticides sprayed horticultural farmers which increased the risk of obstructive lung impairment event were storing the pesticide at home (adj OR: 4.85, CI95% 1.27-18.55), not checking the equipments prior to spraying pesticides (adj OR : 3.83, CI95% 1.07-13.66). Conclusion Prevalence of obstructive lung impairment was quite high and the pesticide sprayed horticultural farmer behavior profile increased the risk of obstructive lung impairment. Periodical medical examination needs to be done every 6 months, especially farmers with lung impairment
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library