Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Novi Setyowati
"ABSTRAK
Produk obat yang dihasilkan suatu perusahaan farmasi harus
memiliki kualitas yang terjamin, dan untuk menjaga kualitas tersebut maka
diperlukan suatu pengawasan mutu yang berkesinambungan.
Pengawasan mutu dimulai dari pemeriksaan bahan baku yang digunakan
hingga sediaan obat selesai diproduksi. Sediaan obat tersusun atas bahan
aktif dan bahan pengisi.
Pseudoefedrin hidroklorida merupakan bahan aktif yang berfungsi sebagai
dekongestan dan digunakan sebagai bahan baku obat batuk Triaminic.
Pengujian bertujuan untuk mengetahui apakah sampel tersebut memenuhi
persyaratan yang ditentukan oleh pihak perusahaan atau tidak. Uji analisis
yang dilakukan terhadap dua batch meliputi uji pemerian, kelarutan, uji
spektrum serapan infra merah, uji klorida, pH, rotasi spesifik, susut
pengeringan, sisa pemijaran, cemaran umum, dan kadar zat aktif tersebut.
Dari hasil analisis terhadap kedua batch tersebut, didapat hasil yang
berbeda. Namun, hasil tersebut masih memenuhi persyaratan yang
ditentukan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel Pseudoefedrin
HCl tersebut dapat digunakan dalam proses produksi obat batuk Triaminic
oleh P.T Novartis Indonesia."
2007
TA1441
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Kadarsih
"OBH quinqplex adalah sediaan Obat Batuk Hitam konsentrat dalam konsentrasi lima kali lebih pekat daripada sediaan Obat Batuk Hitam biasa. OBH quinqplex banyak dibuat sebagai sediaan di apotik maupun di rumah sakit, karena lebih menghemat waktu, tenaga, dan tempat, serta lebih praktis clan lebih memudahkan jika sewaktu - waktu dibutuhkan dalam waktu yang cepat danjumlah yang banyak. Dalam OBH quinqplex terdapat air dan Glicyrrhizae succus yang mengandung karbohidrat tinggi, sehingga dapat mempermudah pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme, akibatnya jumlah mikroorganisme dapat melebihi batas maksimum cemaran mikroba yang diperbolehkan dalam sediaan oral cair, yaitu 100 kuman per mL. Penelitian mi dimaksudkan untuk memeriksa stabilitas mikrobiologis OBH quinqplex tanpa pengawet dan OBH quinqplex yang diberi pengawet nipagin dengan konsentrasi 0,10 %, 0,15 %, 0,20 %, dan 0,25 %. Pemeriksaan stabilitas mikrobiologis dilakukan selama 6 bulan pada sampel OBH quinqplex tanpa pengawet dan OBH quinqplex yang diberi pengawet nipagin dalam konsentrasi 0,10 %, 0,15 %, 0,20 %, dan 0,25 %, clan didapat hasil bahwa OBH quinqplex tanpa pengawet tidak stabil secara mikrobiologis, sedangkan OBH quinqplex yang diberi pengawet nipagin 0,10 %, 0,15 %, 0,20 %, dan 0,25 % stabil secara mikrobiologis selama 6 bulan pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan tersebut dapat disimpulkan bahwa nipagin dengan konsentrasi 0,10 %, 0,15 %, 0,20 %, dan 0,25 % efektif sebagai pengawet dalam sediaan OBH quinqplex.

Potio Nigra Contra Tussim quinqplex is a concentrate preparation of Potio Nigra Contra Tussim in five times concentration of regular Potio Nigra Contra Tussim. In hospital and dispensary, Potio Nigra Contra Tussim quinqplex is made as a stock of pharmaceutical preparation, because it can save time, energy, and place, beside it is more practice and easier if anytime it is needed quickly and in a large number of quantities. In Potio Nigra Contra Tussim quinqplex, there are water and Glicyrrhizae succus which consists of carbohydrate in high concentrate, so it can facilitate the growth of microorganisms and it can rise the number of microorganisms over maximum limits of acceptance microbial contamination in liquid oral dosage form i.e. 100 microorganisms per mL. The purpose of this study is to determine the microbiological stability of regular Potio Nigra Contra Tussim quinqplex and Potio Nigra Contra Tussim quinqplex with nipagin as preservative in concentration of 0,10 %, 0,15 %, 0,20 %, dan 0,25 %. The study of microbiological stability has been done for six months and the result showed that Potio Nigra Contra Tussim without preservative was unstable in microbiological stability, while the one which was added by nipagin in concentration of 0,10 %, 0,15 %, 0,20 %, and 0,25 % were stable. From this study, we can say that nipagin in concentration of 0,10 %, 0,15 %, 0,20 %, and 0,25 % are effective as preservative in Potio Nigra Contra Tussim quinqplex."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Hastini
"ABSTRAK
Telah dilakukan penetapan kadar oleum anisi dalam Obat Batuk Putih dengan menggunakan alat kromatografi gas dengan detektor FID. Sampel Obat Batuk Putih diperoleh dari lima wilayah di DKI Jakarta. Sampel yang diperoleh diekstraksi dengan petroleum eter, kemudian dianalisa dengan kromatografi gas untuk mengukur kadar anetol dalam oleum anisi dengan menggunakan kamfor sebagai baku dalam. Pada percobaan ini dilakukan pemrograman temperatur kolom, dengan temperatur kolom mula-mula 600C dinaikkan 10 0C /menit sampai 160°C. Dari 51 sampel yang diperiksa hanya 2 macam yang memenuhi persyaratan (Nederland Pharmacopoeia V), sedangkan yang lain tidak memenuhi persyaratan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asma Zahidah
"Batuk merupakan tindakan perlindungan dan pertahanan terhadap infeksi mukosa, zat berbahaya, infeksi pada laring, trakea dan bronkus. Penggunaan obat di fasilitas kesehatan harus sesuai dengan acuan yang berlaku secara nasional yaitu Formularium Nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan obat batuk pada pasien ISPA di Puskesmas Kota Depok pada tahun 2015. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pengambilan data secara retrospektif dari resep pasien, Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS), dan Sistem Informasi Pengelolaan Obat (SIPO). Sampel adalah resep pasien ISPA periode Januari hingga Desember 2015. Analisis dilakukan pada resep yang memenuhi kriteria inklusi secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis secara kuantitatif dinyatakan dalam DDD dan DDD/1000 pasien/hari. Analisis kualitatif dinyatakan dalam segmen DU90%. Berdasarkan hasil analisis menggunakan Microsoft Excel, urutan puskesmas dengan kuantitas penggunaan obat yang dinyatakan dalam DDD dari yang terbesar adalah Puskesmas Cipayung (59136,33g), Puskesmas Limo (34512,55g), dan Puskesmas Bojongsari (14771.28g). Total kuantitas DDD/1000 pasien/hari pada ketiga puskesmas yaitu gliseril guaiakolat (34,885g), ambroksol (1,92g), sirup ambroksol (0,2692g), tablet dekstrometorfan (0,2692g) dan sirup dekstrometorfan (0,0006g). Obat batuk yang menyusun segmen DU90%, yaitu gliseril guaiakolat. Obat batuk penyusun DU90% tidak sesuai dengan Formularium Nasional.

Cough is an act of protection and defense against mucosal infections, harmful substances, infection of the larynx, trachea and bronchi. The drug utilization in health facilities must comply with applicable national reference namely Formularium Nasional. This study aimed to evaluate the use of cough medicine in ARI’spatientsat three primary health care in Depok 2015. This study used descriptive design with retrospectively data collection of patient prescriptions, Primary health care Management Information System (SIMPUS), and Medication Management Information System (SIPO). Analysis was conducted on prescriptions that appropriate with inclusion criteria. Samples are prescribed to patients with ARI’s period January to December 2015. Analyses were performed quantitatively and qualitatively. Quantitative analysis expressed in DDD and DDD/1000 patients/day. Qualitative analysis expressed in DU 90% segment. Based on the analysis using Microsoft Excel, the biggest quantity of drug utilization in DDD were Cipayung primary health care (59136.33g), Limo primary health care (34512.55g), and Bojongsari primary health care (14771.28g). Quantity of DDD/1000 patients/day in the third primary health care were glyceryl guaiakolat (34.885g), ambroksol (1.92g), ambroksol syrup (0.2692g), dextromethorphan tablets (0.2692g) and dextromethorphan syrup (0.0006g). Cough medicines that compose DU 90% segment was Glyceryl Guaiacolat. Cough medicines that compose segment DU 90% were not in accordance with national formulary."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S63482
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elda Bahar
"Glycyrrhizae Succus dan air yang terdapat di dalam
Obat Batuk Hitam akan mempermudah tumbuhnya mila'oorganisme
sehingga Obat Batuk Hitam tidak bisa tahan lama. Telah di:
lakukan perielitian stabilitas mil'obio1ogik Obat Batuk Hi
tam de=an pengawet NiDagin dan Asam Benzoat.
Femeriksaan stabilitas milobiologik dilakukan de -
ngan menghiturig jumlah miioo.anis1e total yang, terdaçat
di dalam Obat Batuk 1-litam den-an mempergunakan perbenihan
Agar tripton soya. Untuk pemeriksaan bakteri patogen Esche
richia coli, Salmonella, Shigella..dan Staphylococcus aureus
digunakan perbenihan perbenihan Agar Endo, Agar EMB, Agar
Salmonella Shigella dan perbenihan gula-gula.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa Obat Batul: -
Hitam dent--an pengawet Nipagin 0,1% ; 0,15% dan 02% sesu -
dali enam bulan masih memenuhi syarat. Demikian juga Obat -
Batuk Hitam dengan pengawet Asam Benzoat 0,05% ; 0,1% dan
0,15% sesudah enambulan masih memenuhi syarat.

The Glycyrrhizae Succus and water contained in Potio
Nigra Contra Tussim will make the microorganism's growth
easier, that cause Potio Nigra Contra Tussim unstable.There
fore the study to determine microbiological stability of Po
tio Nigra Contra Tussim with Ni pagin and Benzoic acid .• as
reservatives have been done.
The observation of microbiological stability carried
out by counting the total microorganism contained in Potio
Nigra Contra Tussim using Tryptic soya agar medium • To
observe patogeni.cmicrooranism such as Escherichia coli,
Salmonella, Shigella and Staphylococcus aureus, the media
Endo agar, EMB agar, Salmonella Shigella agax and sugars
media have been used.
The result obtained showed Potio Nira Contra Tussim
containing Nipagin 00% ; 0,15% and 0,2% after six month
still qualified.
The Potio Nigra Contra Tussim that contained Benzoic
acid 0,05% ; 00% and 0,15% after six month also give the
same result
"
Depok: Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yolita Satya Gitya Utami
"Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dilaksanakan di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Periode Bulan Maret-April Tahun 2016. Kegiatan PKPA ini bertujuan agar mahasiswa calon apoteker mampu memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker di Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan dan etika pelayanan farmasi khususnya dan pelayanan kesehatan umumnya, memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di Rumah Sakit, memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktek kefarmasian serta mempelajari strategi dan kegiatan- kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktek kefarmasian di Rumah Sakit. Tugas khusus yang diberikan berjudul Evaluasi Interaksi Obat Batuk Racikan pada Resep di Depo Farmasi 2 (IGD) Instalasi Farmasi Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Bulan Maret 2016. Tujuan dilaksanakan tugas khusus ini yaitu untuk mengetahui gambaran interaksi obat batuk racikan yang dapat terjadi pada pasien di depo farmasi Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita.

Pharmacist's internship was conducted at RSAB Harapan Kita Period March- April 2016. The purpose of internship gives prospective as pharmacist to apply the role, duties, and responsibilities in hospitals in accordance with the provisions of the pharmaceutical service and ethics in particular and health care generally, have the insight, knowledge, skills, and practical experience to do clinical pharmacy in the hospital, have an idea about the real problems of clinical pharmacy practices as well as learn the strategies and activities that can be done in the framework of the development of clinical pharmacy at the hospital. The specific tasks given titled Evaluation of Drug Interactions in the Emergency Department Depo Pharmacy 2 of RSAB Harapan Kita for March 2016. The purpose of this particular task that is carried out to know the description of the interaction of the compunding cough medicine may occur in patients on Emergency Department of RSAB Harapan Kita."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riva Mahfuzhah Saphira
"Penelitian ini membahas mengenai penggunaan Dekstrometorfan yang merupakan produk turunan Morfin, dimana telah terdapat inkonsistensi terhadap legalitas penggunaannya dalam obat batuk. Obat Legalization batuk yang mengandung Dekstrometorfan yang merupakan produk turunan Morfin dapat menimbulkan efek mabuk apabila dikonsumsi dengan dosis berlebih. Sehingga, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Nomor HK.04.1.35.06.13.3534 Tahun 2013 tentang Pembatalan Izin Edar Obat yang Mengandung Dekstrometorfan Sediaan Tunggal untuk melakukan penarikan izin edar terhadap obat batuk tersebut. Kemudian, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI kembali mengeluarkan peraturan, yakni Peraturan BPOM No. 28 Tahun 2018 tentang Pedoman Obat – Obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan dengan tujuan untuk pengawasan yang lebih ketat. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan penggunaan zat Dekstrometorfan dengan benar. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis-normatif dengan tipe penelitian deskriptif serta data yang diperoleh dari studi kepustakaan dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlu adanya kepastian hukum terhadap legalitas dari penggunaan obat batuk tersebut yang mengandung Dekstrometorfan untuk mencegah terjadinya inkonsistensi terhadap penerapan regulasi serta terjadinya penarikan izin edar, dimana pengkajian dapat dilakukan dengan menggunakan teori serta peraturan hukum yang berlaku selama tidak bertentangan dengan aturan hukum yang lebih tinggi. Penarikan izin edar obat batuk pada dasarnya dapat berdampak pada masyarakat yang mengalami sakit batuk kering karena dapat mengganggu hak atas kesehatannya, sehingga perlu ketegasan dalam penerapan kebijakan oleh pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI terhadap penggunaan Obat Batuk yang mengandung Dekstrometorfan untuk dapat mencapai tujuan dari hukum kesehatan.

This study discusses the use of Dextrometorphan which is the derivative product of Morphine, where an inconsistencies has occur in the legality of its use in cough medicine. Cough medicine that contains Dextrometorphan which is the derivative product of Morphine can cause hangover due to excess doses consumption. This has caused Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI released Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Nomor HK.04.1.35.06.13.3534 Tahun 2013 tentang Pembatalan Izin Edar Obat yang Mengandung Dekstrometorfan Sediaan Tunggal to withdraw the distribution permit of the cough medicine. Then, BPOM RI again released another regulation namedly Peraturan BPOM No. 28 Tahun 2018 tentang Pedoman Obat – Obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan for the purpose of a stricter monitoring. This study aims to describe the correct use of Dextrometorphan. The research method that used is judicial-normative, the research type is descriptive, and the data being obtained from literature studies and interviews. This study shows that there is a need for legal certainty regarding the legality of this medicine to prevent an inconsistencies in the application of the regulations and its distribution permit withdrawal. The study can be carried out using theories and applicable legal regulations as long as not conflicted with the higher legal rules. The withdrawal can basically gave an impact towards the right to health of the people with dry cough. So, BPOM RI should be firm in the application of the policies to achieve the goals of health law."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library