Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Kautsar
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang: Kardiomiopati akibat kelebihan besi masih merupakan penyebab kematian utama pada pasien thalassemia b mayor. Kardiomipati akibat kelebihan besi merupakan penyakit yang reversibel dengan pemberian kelasi besi yang ditandai dengan gejala awal gangguan diastolik. Amino-terminal pro-brain natriuretic peptide NT-proBNP merupakan biomarker yang sensitif dalam mendeteksi disfungsi diastolik.Tujuan: Mengevaluasi nilai diagnostik NT-proBNP dalam mendeteksi hemosiderosis jantung yang dinilai dengan MRI T2 jantung.Metode: Enam puluh delapan pasien dengan thalassemia b mayor usia 10-18 tahun tanpa gejala gagal jantung menjalani pemeriksaan NT-proBNP saat sebelum transfusi darah. Semua subyek diperiksa MRI T2 Jantung dalam kurun waktu maksimal 3 bulan median 19 hari . Pasien kemudian dibagi menjadi kelompok hemosiderosis jantung MRI T2 jantung 20 ms .Hasil: Dari 68 pasien, didapatkan rasio lelaki : perempuan sebesar 1: 1,1 dengan usia median 14,1 tahun rentang : 10-17,8 tahun . Kadar NT-proBNP tidak berbeda bermakna antara kelompok hemosiderosis jantung dan tidak hemosiderosis jantung p-0,233 . Uji diagnosis NT-proBNP dengan nilai titik potong 160 pg/mL menghasilkan nilai sensitivitas, spesifisitas, nilai duga postif, dan nilai duga negatif secara berurutan sebesar 38,46 , 58,1 , 17,8 , dan 50 .Simpulan: Pengukuran NT-proBNP tidak dapat digunakan untuk mendeteksi hemosiderosis jantung pada anak. ABSTRACT
Background Iron induced cardiomyopathy remains the leading cause of mortality in patients with thalassemia b major. Iron deposition related cardiomiopathy, which may be reversible through iron chelation, is characterized by early diastolic dysnfunction. Amino terminal pro brain natriuretic peptide NT proBNP is a sensitive biomarker of diastolic dysfunction.Aim To evaluate the diagnostic value of NT proBNP as a surrogate marker of iron overload examined with MRI T2 .Methods sixty eight b thalassemia major patients 10 18 years with no signs of heart failure underwent NT proBNP measurement before routine transfusion. All subjects were prospectively performed cardiac MRI T2 examination within three months median 19 days . Patients were divided as cardiac hemosiderosis cardiac MRI T2 20 ms Result Of 68 patients, the male to female ratio was 1 1,1 and the median age was 14.1 years range 10 17.8 years . NT proBNP levels were not different between hemosiderosis and non hemosiderosis p 0,233 . Diagnosis test using cut off value of 160 pg mL resulted in sensitivity of 38.46 , specificity of 58.1 , positive predictive value of 17.8 , and negative predictive value of 50 .Conclusion NT proBNP cannot be used to detect cardiac hemosiderosis in adolescent.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58966
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Dasraf
Abstrak :
Latar Belakang: Duktus arteriosus persisten (patent ductus arteiosus, PDA) merupakan penyakit jantung bawaan yang sering ditemukan pada bayi, terutama bayi prematur. Ekokardiografi menjadi baku emas untuk mendiagnosis PDA dengan gangguan hemodinamik signifikan (hs-PDA) pada bayi prematur. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa, pemeriksaan biomarker darah Amino-Terminal pro-Brain Natriuretic Peptide (NT-proBNP) bermanfaat untuk diagnosis dan penatalaksanaan hs-PDA. Namun, di Indonesia penelitian seperti ini belum pernah dilakukan; padahal akurasi diagnostik NT-proBNP untuk hs-PDA sangat dipengaruhi oleh karakteristik assay (assay kit dan nilai ambangnya), serta karakteristik pasien (gestational dan usia kronologis). Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara nilai NT-proBNP dan hs-PDA Metode: Penelitian potong lintang dilakukan di RSCM dari bulan Desember 2015? Febuari 2016 terhadap 49 neonatus prematur dengan usia gestasi <37 minggu dan berat lahir di bawah 2000 gram. Diagnosis PDA dipastikan dengan menggunakan ekokardiografi. Pasien dikelompokkan menjadi kelompok tanpa PDA, non hs-PDA dan hs-PDA. Pemeriksaan NT-proBNP dikerjakan pada neonatus dengan PDA, kemudian dibandingkan nilai NT-proBNP pada kelompok non hs-PDA dan hs-PDA. Hasil: Pada 49 subyek yang diteliti, terdapat 33 neonatus dengan PDA, 16 diantaranya dengan hs-PDA. Terdapat korelasi bermakna antara nilai NT-proBNP dengan hs-PDA (p<0,0001). Kesimpulan: Peningkatan NT-proBNP berkorelasi dengan PDA hemodinamik signifikan.
Background: Persistent ductus arteriosus is one of the most frequently congenital heart disease found in infant mainly in preterm infant. Echocardiography is the gold standard for the diagnosis of hemodinamically significant patent ductus arteriosus (hs-PDA) in preterm neonates. There are few studies demonstrate that the examination of simple blood assay such as N Terminal-proBrain Natriuretic Peptide (NT- proBNP) may be useful in determining the diagnosis and management of hs-PDA. However in Indonesia there are no studies have been done before even though the level of NT-proBNP accuracy in determining hs-PDA is influenced by the assay kit, and the characteristic of the patient (gestational age and chronological age). Objective: To determine the association between NT-proBNP level and the prevalence of hs-PDA. Methods: Across sectional study was conducted at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital from Desember 2015 to February 2016. Forty-nine preterm neonates with gestational age less than 37 weeks and birthweight of less than 2000 gram were performed echocardiography to determine PDA, subsequently these patients were divided into three groups: non PDA, non hs-PDA, and hs-PDA. Further, in the non hs-PDA and hs-PDA groups, blood NT pro-BNP was examined. We then compared the level of NT pro-BNP between these groups. Results: Among 49 neonates, there were 33 patients with PDA, of those 16 patients were hs-PDA. There was an association between the level of NT pro-BNP and hs-PDA (p<0,0001). Conclusion: This study found a significant association between the NT-proBNP level and hs-PDA
Depok: Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Danasha Utomo
Abstrak :
B-type natriuretic peptide(BNP), merupakan suatu bagian dari keluarga peptida natriuretik yang diproduksi oleh kardiak miosit dan disekreksi ke sirkulasi dalam merespon adanya peningkatan volume intrakardiakyangmenyebabkan diuresis, natriuresis dan vasodilatasi, juga menghambat sistem renin-angiotensin- aldosteron dan aktivitas simpatik. Anak dengan kelainan jantung bawaan akan terjadi peningkatan volumedan tekanan intrakardiaak yang signifikan sehingga diikuti peningkatan NT-proBNPdi sirkulasi.NilaiNT-proBNP akan meningkat pada awal kehidupan dan mulai turun secara drastissetelahnya.Malnutrisi merupakan penyebab morbiditas yang utama pada anak dengan penyakit jantung bawaan. Penelitian cross sectional observasional dengan jumlah 80 subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang akan menjalani operasi bedah jantung terbuka di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dan yang akan menjalani pemeriksaan darah rutin dan direncanakan operasidi Rumah Sakit Ibu dan Anak Harapan kita pada bulan Februari - Mei 2019. Data pasien berupa data karakteristik demografis (usia, jenis kelamin, berat badandan tinggi badan) dan diagnostik pasien dicatat. Kadar NT-proBNP akan diambil prabedah. Analisis data menggunakan uji Mann-Whitney. Data nilai NT-proBNP pada pasien tanpa penyakit jantung bawaan sesuai rentang usia > 1bulan - <1 tahun dengan nilai tengah 142,5 pg/mL ( 49-935 pg/mL), >1 tahun - £2 tahun dengan nilai tengah 142 pg/mL ( 44-545 pg/mL) dan >2 tahun - £7 dengan nilai tengah 70 pg/mL ( 14-1440 pg/mL). Sedangkan nilai NT-pro BNP pasien dengan penyakit jantung bawaan dengan nilai tengah 2558, nilai terendah 426 pg/mL dan nilai tertinggi 33166 pg/mL. Hasilnya terdapat perbedaan bermakna (p = 0,001) nilai NT-pro BNP pada pasien tanpa penyakit jantung bawaan dan pasien dengan penyakit jantung bawaan. Terjadi peningkatan nilai tengah kadar NT-pro BNP > 20 kali antara anak tanpa penyakit jantung bawaan dan anak dengan penyakit jantung bawaan.Terdapat perbedaan yang bermakna kadar NT-pro BNP pada subjek tanpa penyakit jantung bawaan dan dengan penyakit jantung bawaan. Terjadi peningkatan kadar NT- pro BNP pada bayi baru lahir dan akan menurun seiring bertambah nya usia. Proporsi gangguan status gizi pada pasien dengan penyakit jantung bawaan mengalami peningkatan. ...... B-type natriuretic peptide (BNP), a member of the natriuretic peptide family, is produced in cardiac myocytes and secreted into circulation in response to cardiac volume load, that causing diuresis, natriuresis and vasodilatation, as well as inhibition of the renin-aldosteron system and sympathetic activity. Children with heart disease caused increase pressure and cardiac volume followed by elevated NT-proBNP in circulation. NT-proBNP levels were significantly elevated in the first days of life and gradually decresed into normal level in child without heart disease. Malnutrition was the cause of morbidity for child with congenital heart disease. We conducted a cross-sectional trial on 80 subjects who are fulfilled our study criteria. The study was performed at the National Cardiovascular Centre Harapan Kita and Mother and Child Hospital Harapan Kita Indonesia, in the period of February-Mei 2019. Subjects demographic data (age, gender, weight and height) and diagnoastic data were recorded. Levels of NT-proBNP were acquired presurgically. We utilized Mann - Whitney test to analysed the data. NT-ProBNP levels data was observed from child without heart disease based on interval of age> 1month -£1 year with median value 142,5 pg/mL ( 49-935 pg/mL), >1 month -£2 year with median value 142 pg/mL ( 44-545 pg/mL) and >2 year - £7 year with median value 70 pg/ml ( 14-1440 pg/mL). Whereas NT-proBNP levels from child with heart disease median value 2558 pg/mL, minimum levels 426 pg/mL and maximum levels 33166 pg/ml. Statistically significant was observed (p=0,001) between NT-proBNP level of child without heart disease and child with heart disease. There were 20 x times significantly increase levels of NT-proBNP of child with heart disease. There was statistically significant of levels NT-proBNP between child without heart disease and with heart disease. Study show high levels of NT-proBNP immediately after birth and gradually decline during childhood. The proportion of undernourished of child with congenital heart disease showed higher.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dean Handimulya Djumaryo
Abstrak :
ABSTRAK Pendahuluan: Gagal jantung akut merupakan penyebab paling sering untuk perawatan rumah sakit pada pasien usia >65 tahun, yang juga berkaitan dengan prognosis buruk. N-terminal pro brain natriuretic peptide (NT-proBNP) merupakan suatu petanda peregangan miokardium yang dapat digunakan sebagai petanda prognostik pada pasien gagal jantung akut. Penambahan parameter kadar NT-proBNP pada model prognostik yang sudah ada akan memberikan nilai klinis yang lebih baik dan akurat dalam menetapkan prognosis untuk kejadian major adverse cardiac events (MACE) pasien gagal jantung akut. Metode: Desain penelitian kohort prosfektif. Subjek penelitian terdiri dari 77 penderita gagal jantung akut dan dilakukan pemeriksaan kadar NT-proBNP saat admisi, selanjutnya ditetapkan faktor risiko klinis dan laboratoris yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki, kelompok usia >65 tahun, riwayat penyakit jantung koroner, tekanan darah sistolik <115 mmHg, kadar Hb <11,3 g/dL, serta kadar natrium 135 mEq/L. Luaran klinis berupa MACE dan mortalitas pasien gagal jantung akut dilakukan pemantauan selama 30 hari. Hasil: Insiden MACE jangka pendek pada penderita gagal jantung akut sebesar 61% dengan angka mortalitas sebesar 7,8%. Riwayat penyakit jantung koroner dan kadar NT-proBNP >1000 pg/mL berhubungan dengan terjadinya MACE. Model prognostik yang didapat adalah penderita gagal jantung akut dengan riwayat penyakit jantung koroner dan kadar NT-proBNP >1000 pg/mL. Nilai cut off kadar NT-proBNP untuk terjadinya MACE adalah 859,1 pg/mL dengan nilai AUC sebesar 77,3%, sensitivitas 72,3% dan spesifisitas 63,3%. Nilai cut off kadar NT-proBNP untuk terjadinya kematian adalah 4374,5 pg/mL dengan nilai AUC sebesar 83,1%, sensitivitas 83,3%, dan spesifisitas 77,5%. Kesimpulan: Kadar NT-proBNP >1000 pg/mL dapat menilai prognosis untuk terjadinya MACE selama perawatan rumah sakit.
ABSTRACT Introduction. Acute heart failure is the most frequent cause of hospitalization in patients aged >65 years, which is also associated with poor prognosis. N-terminal pro-brain natriuretic peptide (NT-proBNP) is a marker stretching of the myocardium that can be used as a prognostic marker in patients with acute heart failure. Addition of parameter levels of NT-proBNP on existing prognostic models will provide better clinical value and accurate in determining the prognosis for the incidence of major adverse cardiac events (MACE) patients with acute heart failure. Methods. Prospective cohort study design. Subjects consisted of 77 patients with acute heart failure and examine the levels of NT-proBNP at the time of admission, the next set of clinical risk factors and laboratory consisting of a type of male sex, age group >65 years, history of coronary heart disease, systolic blood pressure <115 mmHg, Hb <11,3 g/dL, as well as levels of sodium 135 mEq/L. The clinical outcomes such as MACE and mortality of patients with acute heart failure monitoring within 30 days. Results. Incidence of acute heart failure patients with short-term MACE was 61% with a mortality rate of 7,8%. A history of coronary heart disease and levels of NTproBNP >1000 pg/mL associated with the occurrence of MACE. Prognostic models obtained is acute heart failure patients with a history of coronary heart disease and levels of NT-proBNP is >1000 pg/mL. The cut off levels of NT-proBNP for the occurrence of MACE was 859,1 pg/mL with an AUC of 77,3%, 72,3% sensitivity and 63,3% specificity. The cut off levels of NT-proBNP for the occurrence of death was 4374,5 pg/mL with an AUC of 83,1%, 83,3% sensitivity and 77,5% specificity. Conclusion. Levels of NT-proBNP >1000 pg/mL can assess the prognosis for the occurrence of MACE during hospitalization.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Citra Setiawan Hoei
Abstrak :
Latar belakang: Sindrom curah jantung rendah (low cardiac output syndrome, LCOS) merupakan salah satu morbiditas yang terjadi pascaoperasi jantung terbuka. Angka kejadian LCOS pada pasien pascaoperasi sebanyak 25–65%, sehingga diperlukannya suatu penanda biologis praoperatif untuk menilai keadaan pembedahan yang optimal. NT-proBNP merupakan suatu biomarker yang berpotensi digunakan dalam diagnosis, tata laksana dan prognosis pada populasi pediatrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi peran NT-proBNP sebagai faktor prediktor terhadap kejadian LCOS pascabedah jantung terbuka. Metode: Studi longitudinal dilakukan di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dalam periode November 2018 hingga Maret 2020 dengan merekrut subjek di bawah usia 18 tahun yang menjalani operasi korektif kelainan jantung bawaan. Kadar NT-proBNP prabedah diambil dan dianalisis terhadap kejadian LCOS pascaoperasi. Hasil: Terdapat 159 subjek dilibatkan sebagai subjek penelitian. Angka kejadian LCOS pascaoperasi sebanyak 23,9%. Median NT-proBNP prabedah berbeda bermakna antara pasien yang mengalami LCOS dengan pasien yang tidak mengalami LCOS (1592 pg/mL vs. 227 pg/mL; p = 0,001). Nilai cut-off NT-proBNP prabedah terhadap kejadian LCOS pascaoperasi adalah 400 pg/mL, dengan sensitivitas 78,95%, spesifisitas 64,46%, positive predictive value 41,10%, negative predictive value 90,70% dan diagnostic accuracy 67,92%. Simpulan: NT-proBNP prabedah dapat dijadikan faktor prediktor terhadap kejadian LCOS pascaoperasi jantung terbuka. Nilai cut-off NT-proBNP prabedah terhadap luaran LCOS pascaoperasi adalah 400 pg/mL. ...... Background: Low cardiac output syndrome (LCOS) is a common morbidity following open heart surgery in pediatric population. The incidence of postoperative LCOS range from 25 to 65%, indicating the needs for preoperative tool to evaluate optimum condition prior to surgery. NT-proBNP is a biomarker that has potential in diagnosis, management, and prognosis in pediatric population. This study aims to evaluate the role of NT-proBNP as predictive factor for LCOS following cardiac surgery. Methods: A longitudinal study was conducted in Harapan Kita National Heart Center between November 2018 and March 2020. We recruited subjects below 18 years old who underwent corrective cardiac surgery. NT-proBNP was obtained preoperatively and analyzed for postoperative LCOS. Results: A total of 159 subjects were enrolled. The incidence of postoperative LCOS was 23.9%. The median of preoperative NT-proBNP was found to be significantly higher in patients experiencing LCOS compared to that of patients without LCOS (1592 pg/mL vs. 227 pg/mL; p = 0.001). The cut-off value for preoperative NT-proBNP to determine postoperative LCOS was 400 pg/mL with sensitivity of 78.95%, specificity of 64.46%, positive predictive value of 41.10%, negative predictive value of 90.70% and diagnostic accuracy of 67.92%. Conclusions: Preoperative NT-proBNP can be used as predictor for postoperative LCOS following cardiac surgery. The cut-off value of preoperative NT-proBNP in determining postoperative LCOS was found to be 400 pg/mL.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Gunardi
Abstrak :
ABSTRAK Penyakit jantung bawaan asianotik yang merupakan sebagian besar dari penyakit jantung bawaan memerlukan operasi bedah jantung terbuka untuk memperbaiki kelainannya. Sindrom curah jantung rendah masih merupakan masalah yang dihadapi pada pasien pediatrik pascabedah jantung terbuka. Deteksi sindrom curah jantung rendah yang ada sekarang menggunakan kriteria klinis dan indikator laboratorik masih belum dirasa cukup, yang terbukti dengan masih adanya angka morbiditas dan mortalitas. Peranan penanda biologis NT-proBNP telah berkembang di gagal jantung dewasa diharapkan dapat digunakan untuk dapat mendeteksi sindrom curah jantung rendah pada pediatrik. Penelitian cross sectional observasional dengan jumlah 38 subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang menjalani operasi jantung bawaan asianotik bulan Oktober-November 2018 di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh darah Nasional Harapan Kita, Indonesia. Data prabedah, intrabedah dan pascabedah termasuk kejadian sindrom curah jantung rendah dicatat. Kadar NT-proBNP akan diambil prabedah, 4 jam, 24 jam dan 72 jam pascabedah. Analisis data menggunakan uji Mann-Whitney. Kadar NT-proBNP prabedah, 4 jam pascabedah dan 24 jam pascabedah berbeda bermakna dengan kejadian sindrom curah jantung rendah (nilai p <0,05). Kadar NT-proBNP prabedah memiliki perbedaan rerata lebih rendah dibandingkan dengan kadar NT-proBNP 4 jam pascabedah yang juga lebih rendah dibandingkan kadar NT-proBNP 24 jam pascabedah dan hal ini berbeda bermakna (p <0,001). Sedangkan kadar NT-proBNP 72 jam pascabedah memiliki rerata lebih rendah dibandingkan dengan kadar NT-proBNP 24 jam pascabedah yang juga berbeda bermakna (p <0,001). Analisis kadar NT-proBNP dengan variabel lainnya mendapatkan hasil berbeda bermakna dengan variabel usia, jenis kelamin, berat badan, diagnosis PJB, durasi ventilasi mekanik dan durasi ICU. Kadar NT-proBNP berhubungan dengan kejadian sindrom curah jantung rendah. Kadar NT-proBNP yang tinggi menunjukkan adanya kejadian sindrom curah jantung rendah (pada kadar NT-proBNP prabedah, 4 jam dan 24 jam pascabedah).
ABSTRACT
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachmi Ahmad Muslim
Abstrak :
Latar Belakang : Cedera reperfusi menyebabkan kerusakan dan kematian sel miokard dan memberikan kontribusi hingga 50% dari luas infark. Pengkondisian iskemia dari luar jantung (remote ischemic conditioning, RIC) dapat menjadi perlakuan non invasif, murah dan mudah untuk membatasi cedera reperfusi. Efek kardioprotektif yang didapatkan dari perlakuan ini antara lain penurunan luas infark dan peningkatan fungsi kontraktilitas ventrikel. 6 MWT merupakan salah satu penilaian luaran klinis dan NT pro BNP menjadi salah satu parameter dari penilaian fungsi miokard dari efek RIC. 6 MWT pada sejumlah studi telah menunjukkan hubungannya dengan luas infark. Dalam studi yang lain pemeriksan NT-pro BNP setelah IMA-EST berkorelasi dengan ukuran infark dan fungsi miokard setelah IMA. Tujuan : Menilai efek perlakuan pengkondisian iskemia ekstremitas pada pasien IMA EST yang menjalani IKPP terhadap 6 MWT dan kadar NT-ProBNP. Metode : Penelitian ini merupakan studi klinis acak tersamar dilakukan di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Dilakukan perlakuan RIC pada kelompok studi sebelum tindakan IKPP. Pengukuran 6 MWT dan kadar NT-ProBNP dilakukan dalam masa perawatan pada kelompok studi dan kontrol. Hasil : Terdapat 87 subyek yang terbagi dalam 2 kelompok yakni 41 orang mendapat perlakuan RIC dan 46 orang sebagai kelompok kontrol. Didapatkan jarak 6 MWT lebih jauh pada kelompok studi dibandingkan dengan kelompok kontrol namun tidak bermakna secara statistik (316 (±46) vs 289 (±66) meter; p = 0.06). Didapatkan kadar NT-Pro BNP lebih rendah pada kelompok studi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang bermakna secara statistik (1073 (328-3974) vs 1514 (205-10696) pg/mL; p = 0.05). Kesimpulan : Perlakuan RIC sebelum tindakan IKPP tidak meningkatkan kapasitas fungsional yang diukur dengan 6 MWT namun dapat menurunkan kadar NT-ProBNP. ...... Background : Reperfusion injury has been recognized to cause cell damage and death. As consequence, it contributes about 50% of infarct size. Remote ischemic condiotioning (RIC) has been identified as a noninvasive, low-cost, and easy to performed method to prevent it, so cardioprotective effect such as reducing infarct size and ventricular contraction improvement could be achieved. Meanwhile, myocardial function can be clinically assessed by measuring 6 minutes walk test (6MWT) and serum NT-proBNP level. Many studies showed association and correlation among 6MWT, NT-proBNP, infarct size and myocardial function. Objectives : To assess remote ischemic conditioning in ST-Elevation Myocardial Infarction (STEMI) patients undergoing primary percutaneous coronary intervention (PCI) to their 6 MWT distance and serum NT-proBNP level. Methods : Eighty seven subjects were randomly assigned into 2 groups, those receiving RIC intervention (4 to 5 minutes cycles of cuff inflation/deflation on lower extremity) or control (uninflated cuff for 40 minutes) protocols prior to primary PCI. Prior to hospital discharge, all subjects underwent 6MWT and NT-proBNP evaluation. Results : RIC improve 6MWT distance in intervention group, but it was not significantly different compared to control group (316 ±46 meters vs. 289 ± 66 meters). Serum NT-ProBNP level was also lower in RIC group compared to control group (1073 (328-3974) pg/mL vs. 1514 (205-10696) pg/mL ) and the difference was statistically significant. Conclusion : RIC intervention prior to primary PCI improved functional capacity measured by 6MWT but not statistically significant compared to control group, however it improved serum NT-ProBNP significantly.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Fatah Kumara
Abstrak :
Latar belakang : Anemia akut sering terjadi pada anak sakit kritis yang dirawat di PICU, memiliki konsekuensi hipoksia global yang dapat mengakibatkan disfungsi miokardium. Transfusi PRC masih menjadi salah satu pilihan dalam rangka memperbaiki oksigenasi dan kinerja jantung saat terjadi anemia. Bukti-bukti pengaruh transfusi pada perbaikan performa jantung masih terbatas. Tujuan : Mengevaluasi kadar NT-proBNP, pasokan oksigen, indeks inotropi dan rasio energi potensial:energi gerak pada jantung sebelum dan sesudah transfusi PRC pada anak sakit kritis yang mengalami anemia akut. Metode : Penelitian analitik observasional potong lintang sejak April sampai Agustus 2019 pada anak usia 1 bulan-18 tahun dengan sakit kritis yang dirawat di PICU RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Penilaian hemodinamik menggunakan USCOM. Hasil : Penelitian ini melibatkan 31 subyek dengan median umur 3,6 tahun (rentang 0,1-17,5 tahun). Kadar Hb naik sebesar 29,1±15,9% setelah mendapat transfusi PRC 9±3,3 mL/KgBB. Rerata kadar hemoglobin sebelum dan sesudah transfusi adalah 7,94±1,46 dan 10,17±1,92 g/dL (p<0,000 IK 95%: 1,80-2,64). Kadar NT-proBNP meningkat tak bermakna sebesar 12% (-77,0-199) setelah transfusi dari 4214±6678 menjadi 5182±8327 pg/mL (p=0,186 IK 95%: -493-2428). Tidak terdapat korelasi antara persen perubahan Hb dan NT-proBNP (Spearman correlation r=0,124; p=0,505). Terdapat kenaikan pasokan oksigen pasca transfusi sebesar 20,7±38,9% dan berkorelasi dengan kanaikan hemoglobin (Pearson correlation r=0,39; p=0,029). Uji Chi-square menunjukkan adanya hubungan bermakna antara kelompok yang mengalami kenaikan DO dengan perbaikan indeks inotropi (uji Chi square, p=0,031) dan perbaikan PKR (p=0,008), namun tak ada hubungan dengan perubahan NT-proBNP (p=0,511). Simpulan : Tidak terdapat perubahan bermakna kadar NT-proBNP sebelum dan sesudah transfusi PRC pada anak sakit kritis yang mengalami anemia akut. Peningkatan pasokan oksigen pasca transfusi PRC berkorelasi dengan peningkatan indeks inotropi (Smith-Madigan Inotropy Index) dan perbaikan potensial to kinetic ratio (PKR)
Background: Acute anemia often occurs in critically ill children in PICU, which has global hypoxic consequences resulting myocardial dysfunction. Transfusion of PRC is still choosen in order to improve oxygenation and cardiac performance during anemia. Evidence of the effect of transfusion on improving cardiac performance is still limited. Objective: To evaluate NT-proBNP levels, delivery oxygen (DO2), inotropy index and the potential to kinetic energy ratio (PKR) of heart before and after PRC transfusion in critically ill children with acute anemia. Methods: A cross-sectional observational analytic study conducted from April to August 2019 in children aged 1 month-18 years cared in PICU Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital. Hemodynamic assessment using USCOM. Results: This study involved 31 subjects with a median age of 3.6 years (range 0.1-17.5 years). Hb levels increased by 29.1±15.9% after receiving a 9±3.3 mL / KgBB transfusion PRC. The mean hemoglobin levels before and after the transfusion were 7.94±1.46 and 10.17±1.92 g / dL (p <0.000; CI 95%: 1.80-2.64). NT-proBNP levels slight increased but not statistically sgnificant by 12%(-77.0 - 199) after PRC transfusion from 4214±6678 to 5182±8327 pg/mL (p = 0.186; CI 95%: -493 - 2428). There was no correlation between percent change in Hb and NT-proBNP (Spearman correlation r=0.124; p=0.505). There was increasing in DO2 after transfusion by 20.7±38.9% and correlated with increased hemogolobin (Pearson correlation r=0.39; p=0.029). Chi-square test showed a significant relationship between groups that experienced an increase in DO2 with an improvement in the inotropy index (Chi square test, p=0.031) and improvement in PKR (p=0.008), but there was no relationship with NT-proBNP changes (p=0.511) . Conclusions: There was no significant change in NT-proBNP levels before and after PRC transfusion in critically ill children who had acute anemia. Increased DO2 after PRC transfusion correlates with an increase in the inotropy index (Smith-Madigan Inotropy Index) and improvement in potential to kinetic ratio (PKR).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library