Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Machyudiniar Primadiaratih
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pius Sugeng Prasetyo
Abstrak :
ABSTRAK


Kebijakan dalam menangani masalah pemukiman kumuh menunjukkan adanya kecenderungan yang mengarah pada usaha untuk menyingkirkan pemukiman beserta penghuninya dari kawasan yang menjadi tempat bernmukimnya. Kebijakan pemerintah yang demikian ini dilatarbelakangi oleh kepentingan bahwa kawasan perkotaan sedapat mungkin harus bersih dari keberadaan pemukiman yang kumuh (slum area). Di lain pihak, masyarakat dengan keterbatasan yang dimilikinya mempunyai kepentingan untuk memperoleh lahan yang dapat digunakan untuk bermukim. Perbedaan kepentingan ini sering menimbulkan konflik antara pemerintah dengan masyarakat . Suatu hal yang jarang dipertimbangkan oleh para pembuat kebijakan, bahwa penataan atau pengelolaan suatu kawasan pemukiman. yang kumuh dapat dilakukan tanpa harus menggusur para pemukim yang menempati kawasan tersebut. Hal ini ingin menegaskan bahwa masyarakat yang bermukim di pemukiman kumuh perlu diberi suatu kesempatan untuk menunjukkan kemampuan yang dimilikinya dalam mengelola permkimannya. Dengan demikian kebijakan yang dibuat sebaikaya mengarah pada suatu pemberdayaan (empowerment) masyarakat, sehingga masyarakat mempunyai kesempatan untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya.

Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya prakarsa serta partisipasi yang muncul dari masyarakat pemukim, temyata mampu mengelola kawasan pemukimau yang semula merupakan pemukiman yang kumuh menjadi suatu pemukiman yang layak untuk dihuni. Pengelolaan yang dilakukan tersebut didasarkan pada suatu konsep yang muncul dari masyarakat itu sendiri yang dikenal dengan nama Konsep Tri Bina yang mencakup Bina Manusia, Bina Usaha, dan Bina Lingkungan.

Berbagai upaya yang dilakukan oleh masyarakat pemukim yang didasarkan pada konsep tersebut, ternyata dapat mengintegrasikan antara kepentingan pemerintah di satu pihak dengan kepentingan masyarakat pemukim itu sendiri di lain pihak. Tentu saja upaya-upaya yang dilakukan oleh masyarakat tersebut tidak dapat lepas dari peran serta tokoh-tokoh masyarakat serta kelompok kelompok yang ada diluar pemukiman tersebut. Oleh karena itu pemerintah perlu mempertimbangkan untuk memberikan kesempatan bagi individu atau kelompok seperti misalnya Lembaga Swadaya Masyarakat ikut serta dalam menangani masalah munculaya pemukiman kumuh tersebut.

Berdasarkan kasus yang diambil dari kawasan pemukiman di Daerah Aliran Sungai Code Kotamadya Yogyakarta maka hal ini dapatlah dijadikan suatu usulan model percontohan, mengingat pemerintah juga masih mempunyai keterbatasan dalam menyediakan fasilitas pemukiman yang mudah dijangkau oleh masyarakat yang berada pada lapisan bawah.
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Tuty Nur Mutia
Abstrak :
Disertasi ini membahas peristiwa normalisasi hubungan diplomatik Cina-Indonesia dengan tujuan menunjukkan motivasi yang mendorong Cina untuk mewujudkannya. Pendekatan "keterkaitan mikro-makro" digunakan untuk mengangkat bukti-bukti empiris, dipertajam melalui kerangka konsep mianzi. Dalam budaya Cina mianzi mengandung makna dan nilai-nilai "kehormatan". Hasil penelitian menunjukkan, merosotnya kekuatan kubu sosialis di akhir tahun 1980-an dan peristiwa Tiananmen 1989 telah menyebabkan berubahnya prioritas politik luar negeri Cina. Ancaman terhadap kedaulatan menjadi pusat prioritas karena menyangkut kehormatan dan keutuhan bangsa. Segenap potensi Cina harus digunakan untuk menyelamatkan kehormatan negaranya, itulah baoquan mianzi. Kejayaan dan citra internasional RRC harus dikibarkan kembali. Normalisasi hubungan itu terbukti merupakan bagian dari upaya baoquan mianzi dan telah memberi peluang besar kepada Cina untuk berperan di forum regional maupun global. Dari sanalah motivasi itu terangkat.
This disertation examine the normalization of China-Indonesia diplomatic relations in order to understand China"s main motivation. The "micro-macro linkage" used to uphold empirical evidence that being enhanced through "Mianzi" concept. In Chinese culture, mianzi consist honorable values and meanings. The result of this research shows that the changes on China foreign policy priority has been caused by the decreasing of socialist power in the late 1980"s and the Tiananmen incident in 1989. Threat to China`s sovereignty and unity has been the main priority to keep the country honor and existence. The term of baoquan mianzi is being used on this matter. It means using the whole potential of Chinese people to save the country honor. PRC international image and glory need to be restored. The normalization of diplomatic relations has been proven to be a part of baoquan mianzi and has given China a big opportunity to take part in regional and global forums. From there the motivation was raised.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
D1337
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S7880
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
S8052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christi Pangesti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan flexploitation yang merupakan keadaan yang memaksa pekerja untuk tunduk saat tereksploitasi. Berbeda dengan eksploitasi biasa, flexploitation terjadi di kalangan pekerja dengan kondisi kerja yang flexible seperti pekerja lepas. Studi-studi sebelumnya mengkaji bagaimana pekerja seni turut melanggengkan serta menormalisasi kondisi rentan mereka. Namun, studi-studi sebelumnya belum secara khusus berfokus membahas perempuan pekerja seni. Masih minimnya pembahasan mengenai topik tersebut membuat peneliti berargumen bahwa perempuan pekerja seni mengalami kondisi kerentanan yang khas karena adanya kerugian atas lingkungan kerja yang buruk, diskriminasi gender, timpang dan adanya beban ganda. Penelitian ini menggunakan konsep flexploitation untuk membantu menjelaskan kerentanan yang terjadi pada perempuan pekerja seni visual. Temuan penelitian menunjukkan bahwa perempuan pekerja seni terjebak dalam flexploitation. Flexploitation terhadap perempuan pekerja seni terlihat pada penerimaan terhadap kondisi eksploitasi dalam sistem kerja flexible dan menyebabkan normalisasi kerentanan. Kerentanan ini dinormalisasi berupa ketidakamanan pendapatan, jam kerja yang tidak menentu, kontrak kerja yang tidak mengikat, ketiadaan jaminan sosial, dan ketidakpastian jenjang karir. Kemungkinan flexploitation terjadi lebih besar pada perempuan pekerja seni visual karena perempuan dianggap tidak memiliki tanggung jawab utama sebagai pencari nafkah dan perempuan dapat memiliki keleluasaan untuk dapat mengurus rumah tangga. ......This study aims to describe flexploitation which is a condition that forces workers to submit when exploited. In contrast to ordinary exploitation, flexploitation occurs among workers with flexible working conditions such as casual workers. Previous studies examined how arts workers helped perpetuate and normalize their vulnerable condition. However, previous studies have not specifically focused on women arts workers. The lack of discussion on this topic has led researchers to argue that women arts workers experience unique conditions of vulnerability due to the disadvantages of a bad working environment, gender discrimination, inequality and a double burden. This study uses the concept of flexploitation to help explain the vulnerability that occurs in female visual arts workers. The research findings show that women arts workers are trapped in flexploitation. Flexploitation of women arts workers can be seen in the acceptance of conditions of exploitation in a flexible work system and causes the normalization of vulnerabilities. This vulnerability is normalized in the form of income insecurity, erratic working hours, non-binding work contracts, lack of social security, and uncertain career paths. The possibility of flexploitation to occur is greater for women visual arts workers because women are considered not to have the main responsibility as breadwinners and women can have the freedom to be able to manage the household
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erik Muhammad Rizkia
Abstrak :
Proyek akhir ini menjelaskan upaya Muhammadiyah dalam menormalisasi kehidupan masyarakat Tamansari Yogyakarta pasca peristiwa G30S/PKI tahun 1965-1980. Muhammadiyah telah melakukan perubahan sosial bagi masyarakat Tamansari yang pernah berafiliasi dengan PKI. Muhammadiyah melakukan normalisasi agar peristiwa G30S/PKI 1965 tidak akan terulang kembali. Re-Islamisasi adalah salah satu media normalisasi Muhammadiyah yang dilakukan untuk menormalisasi masyarakat di Tamansari. Permasalahan yang diangkat dari penelitian ini yaitu, mengapa Muhammadiyah menormalisasi kehidupan masyarakat Tamansari Eks- PKI. Penelitian ini menggunakan metode sejarah kritis antara lain, (1) menentukan topik/ tema, heuristik (pencarian sumber), (2) kritik (kritik atau verifikasi data), (3) interpretasi (kemampuan menafsirkan sejarah yang berlandaskan teknik accepted history), (4) historiografi (rekonstruksi/ penulisan sejarah). Sumber yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sumber primer dan sekunder yang termuat dalam arsip, jurnal, wawancara, majalah dan buku. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu, Muhammadiyah menginginkan perubahan politik dengan cara membentuk agency yang berfungsi merubah struktur sosial masyarakat PKI di Tamansari. Perubahan struktur itu dilakukan melalui tiga cara antara lain: (1) melakukan Re-Islamisasi, (2) Penggunaan dakwah humanis, (3) Pembangunan Masjid Soko Tunggal sebagai sarana ibadah umat Islam di Tamansari. ......This final project describes Muhammadiyah's efforts to normalize PKI members after the G30S/PKI in Tamansari Yogyakarta 1965-1980. Muhammadiyah has made significant changes to the lives of former PKI who were repatriated around 1970. Muhammadiyah carried out normalization so that the 1965 G30S/PKI incident would not be repeated. ReIslamization is one of the normalization media for Muhammadiyah that was carried out on the former PKI in Tamansari. The problem raised from this research is why Muhammadiyah normalizes the former PKI in Tamansari Yogyakarta. This study uses critical historical methods, among others, (1) determining the topic/theme, heuristics (search for sources), (2) criticism (criticism or data leveraging), (3) interpretation (the ability to analyze history based on accepted techniques), (4) historiography (reconstruct tion /history writing). The sources used in this study are primary and secondary sources contained in books, journals, interviews, magazines and archives. The conclusion of this study is that Muhammadiyah wants political change by creating an agency that works to change the social structure of the former PKI in Tamansari. The changes were carried out in the following three ways: : (1) carry out re-Islamization, (2) use humanist da'wah (3) construction of the Soko Tunggal Mosque as a means of worship for Muslims in Tamansari.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Rindu Prameswari
Abstrak :
[ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang ideologi yang terbentuk di balik penulisan kembali sejarah dunia dalam anime ?Hetalia Axis Powers? karya Hidekazu Himaruya. Teori yang digunakan adalah teori Semiotika Barthes dengan didukung teori Representasi Hall dan Oposisi Biner, serta teknik sinematografis. Di balik penggambaran kembali sejarah dunia dalam ?Hetalia Axis Powers? adalah ideologi superioritas bangsa Jepang, penonjolan keunikan bangsa Jepang (nihonjinron), identitas bangsa, dan adanya kecenderungan dukungan terhadap wacana normalisasi militer Jepang.
ABSTRACT
This thesis analyses the ideology behind the re-writing of world history in anime ?Hetalia Axis Powers? by Hidekazu Himaruya. The theories which used are Hall?s Representation, Barthes? Semiotic, Binary Opposition, and cinematography technique. Behind the re-writing of world history in ?Hetalia Axis Powers? are Japanese superiority ideology, emphasis on Japanese uniqueness, nation identity, and a tendency to support Japan?s military normalization plan.;This thesis analyses the ideology behind the re-writing of world history in anime ?Hetalia Axis Powers? by Hidekazu Himaruya. The theories which used are Hall?s Representation, Barthes? Semiotic, Binary Opposition, and cinematography technique. Behind the re-writing of world history in ?Hetalia Axis Powers? are Japanese superiority ideology, emphasis on Japanese uniqueness, nation identity, and a tendency to support Japan?s military normalization plan.;This thesis analyses the ideology behind the re-writing of world history in anime ?Hetalia Axis Powers? by Hidekazu Himaruya. The theories which used are Hall?s Representation, Barthes? Semiotic, Binary Opposition, and cinematography technique. Behind the re-writing of world history in ?Hetalia Axis Powers? are Japanese superiority ideology, emphasis on Japanese uniqueness, nation identity, and a tendency to support Japan?s military normalization plan.;This thesis analyses the ideology behind the re-writing of world history in anime ?Hetalia Axis Powers? by Hidekazu Himaruya. The theories which used are Hall?s Representation, Barthes? Semiotic, Binary Opposition, and cinematography technique. Behind the re-writing of world history in ?Hetalia Axis Powers? are Japanese superiority ideology, emphasis on Japanese uniqueness, nation identity, and a tendency to support Japan?s military normalization plan., This thesis analyses the ideology behind the re-writing of world history in anime “Hetalia Axis Powers” by Hidekazu Himaruya. The theories which used are Hall’s Representation, Barthes’ Semiotic, Binary Opposition, and cinematography technique. Behind the re-writing of world history in “Hetalia Axis Powers” are Japanese superiority ideology, emphasis on Japanese uniqueness, nation identity, and a tendency to support Japan’s military normalization plan.]
[, ], [2015;2015;2015;2015;2015, 2015]
T43292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Nariswari Nayadheyu
Abstrak :
ABSTRAK

Tesis ini membahas objektifikasi dan normalisasi tubuh perempuan yang terjadi pada media sosial, khususnya akun Instagram @dramaojol.id. Akun ini tidak hanya dimanfaatkan untuk pembagian informasi terkait dengan transportasi online, namun juga sebagai tempat hiburan dimana tubuh perempuan seringkali diobjektifikasi. Penelitian ini menggunakan paradigma kritis dengan pendekatan kualitatif. Teori objektifikasi Fredickson & Roberts dan teori kekuasaan Foucault digunakan untuk melihat objektifikasi dan normalisasi tersebut. Data dianalisis melalui semiotika sosial Theo van Leeuwen melalui 3 tahap, yakni metafungsi representasi, interaksi, dan komposisi. Hasil yang ditemukan adalah pada metafungsi representasi, perempuan selalu ditempatkan sebagai tujuan (goal), metafungsi interaksi menunjukkan bahwa perempuan ditampilkan kepada khalayak sebagai penawaran (offer), dan metafungsi komposisi perempuan selalu ditempatkan ditengah sebagai fokus utama. Objektifikasi yang sering ditemukan pada akun ini adalah fungibility, penyamaan tubuh dengan obyek lain. Normalisasi dilakukan melalui wacana humor dengan karakteristik oposisi seksual dan non-seksual serta penggunaan teks maskulin melalui naming and androcentrism, double entendres, dan euphemism and taboo.


ABSTRACT

The focus of this study is objectification and normalization of woman's body that happen in social media, particularly @dramaojol.id's Instagram account. This account is not only used as a place to share information regarding to online transportation, but also as a place for recreation where women's body is often objectified. This research is a qualitative research using critical paradigm. Fredickson & Roberts' objectification theory and Foucault's power theory is used to explain the process of objectification and normalization. The data is analysed by using Theo van Leeuwen's social semiotics through 3 steps of analysis, namely metafunction of representation, interaction and composition. The findings are, at the level of representation woman is always placed as a goal. At the level of interaction, woman is presented as an offer to the followers and at composition woman's body is always placed as a focus to be objectified. It is also found that objectification that often happen in @dramaojol.id Instagram account is fungibility, treating the person as interchangeable with objects. Furthermore, normalization is done through humor with characteristics of sexual and non-sexual opposition whereas masculinity is portrayed by naming and androcentrism, double entendres and euphemism and taboo.

Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T51831
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajmal Kurnia
Abstrak :
Code-mixing adalah sebuah fenomena pengunaan dua atau lebih bahasa dalam suatu percakapan. Fenomena ini semakin banyak digunakan oleh pengguna internet Indonesia yang mencampur bahasa Indonesia-Inggris. Normalisasi teks code-mixed ke dalam satu bahasa perlu dilakukan agar kata-kata yang ditulis dalam bahasa lain dalam teks tersebut dapat diproses dengan efektif dan efisien. Penelitian ini melakukan normalisasi teks code-mixed pada bahasa Indonesia-Inggris dengan menerjemahkan teks ke dalam bahasa Indonesia. Penulis melakukan pengembangan pada pipeline normalisasi code-mixed dari penelitian sebelumnya sebagai berikut: melakukan rekayasa fitur pada proses identifikasi bahasa, menggunakan kombinasi ruleset dan penerjemahan mesin pada proses normalisasi slang, dan menambahkan konteks pada proses Matrix Language Frame (MLF) pada proses penerjemahan. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa model identifikasi bahasa yang dibuat dapat meningkatkan nilai F1-score 4,26%. Model normalisasi slang yang dibuat meningkatkan nilai BLEU hingga 25,22% lebih tinggi dan menunrunkan nilai WER 62,49%. Terakhir, proses penerjemahan yang dilakukan pada penelitian ini berhasil memperoleh nilai BLEU 2,5% lebih tinggi dan metrik WER 8,84% lebih rendah dibandingkan dengan baseline. Hasil ini sejalan dengan hasil eksperimen keseluruhan pipeline. Berdasarkan hasil eksperimen keseluruhan pipeline yang dibuat oleh penulis dapat meningkatkan secara signifikan performa BLEU hingga 32,11% dan menurunkan nilai WER hingga 33,82% lebih rendah dibandingkan dengan metode baseline. Selanjutnya, penelitian ini juga menganalisis pengaruh dari proses normalisasi teks code-mixed untuk klasifikasi emosi. Proses normalisasi teks code-mixed terbukti dapat meningkatkan performa sistem klasifikasi emosi hingga 12,45% untuk nilai F1-score dibandingkan dengan hanya melakukan tokenisasi dan meningkatkan nilai F1-score hingga 6,24% dibandingkan dengan metode preproses sederhana yang umum digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa normalisasi teks code-mixed memiliki pengaruh positif terhadap efektifitas pemrosesan teks, sehingga normalisasi ini penting untuk dilakukan pada task yang menggunakan data code-mixed. ...... Code-mixing is the mixing of two or more languages in a conversation. The usage of code-mixing has increased in recent years among Indonesian internet users that often mixed Indonesian language with English. Normalization of code-mixed text has to be applied to translate code-mixed text so that the text can be processed effectively and efficiently. This research performed code-mixed text normalization on Indonesian-English text by translating the text to Indonesian language. Author improves existing normalization pipeline from previous research by: (1) feature engineering on language identification, (2) using combination of ruleset and machine translation approach on slang normalization, and (3) adding some context on matrix language frame that used on translation process. Experiment result shows language identification model that developed in this research is able to improve F1-score by 4,26%. Slang normalization model from this research is able to improve BLEU score by 25,22% and lower WER score by 62,49%. Lastly, translation process on this research is able to improve BLEU score by 2,5% and lower WER score by 8,84% compared to baseline. Experiment results on the entire normalization pipeline shows similar results. The result shows the new pipeline is able to significantly improves previous pipeline by 32,11% on BLEU metric and reduces WER by 33,82% compared to baseline normalization system. This research also tried to analyze the effect of code-mixed text normalization process on emotion classification. Code-mixed text normalization is able to improve evaluation result of emotion classification model by 12,45% on F1-score compared to tokenization only preprocessing data and 6,24% compared to common text preprocessing method. This result shows that the code-mixed text normalization has positive effect to text processing and also shows the importance to perform this normalization when using code-mixed data.
Depok: Fakultas Ilmu Kompter Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>