Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Atikah Cyntia Putri
"
ABSTRACTLatar Belakang : Nitric oxide (NO) merupakan sistem pertahanan non spesifik yang berperan sebagai antibakterial di dalam rongga mulut yang dapat ditemukan di dalam saliva. Tujuan : Mengetahui hubungan konsentrasi NO sebagai sistem pertahanan non spesifik dengan derajat kebersihan gigi dan mulut yang dinilai melalui skor OHI-S. Metode : Sampel yang diteliti adalah saliva unstimulated dan diukur dengan metode Griess Reagent pada 50 subjek dewasa muda yang terdiri dari dua kelompok, yaitu 25 subjek perokok dan 25 subjek non perokok. Indeks skor OHI-S dikategorikan menjadi baik, sedang, dan buruk. Metode analisis yang digunakan adalah uji statistik Independent T-test, dan korelasi Spearman. Hasil : Konsentrasi NO saliva pada dewasa muda perokok lebih tinggi dari non perokok dengan adanya perbedaan bermakna (p < 0,05) dan hubungan antara konsentrasi NO dengan skor indeks OHI-S adalah positif sedang dengan tidak ada hubungan yang signifikan (r = 0,305, p > 0,05). Kesimpulan : Konsentrasi nitric oxide saliva pada perokok meningkat diakibatkan oleh kondisi kebersihan rongga mulut subjek yang buruk.
ABSTRACT Background: Nitric oxide (NO) is a non-specific defense system that acts as an antibacterial in the oral cavity which can be found in saliva. Objective: To determine the relationship between NO concentration as a non-specific defense system and the degree of oral hygiene as assessed by the OHI-S score. Methods: The sample studied was unstimulated saliva and measured by the Griess Reagent method on 50 young adult subjects consisting of two groups, namely 25 smoking subjects and 25 non-smoking subjects. The OHI-S score index was categorized into good, moderate, and bad. The analytical method used is the Independent T-test statistical test, and the Spearman correlation. Results: NO salivary concentration in young adult smokers was higher than non-smokers with a significant difference (p <0.05) and the relationship between NO concentration and OHI-S index score was moderate positive with no significant relationship (r = 0.305, p> 0.05). Conclusion: The concentration of salivary nitric oxide in smokers is increased due to poor oral hygiene conditions in the subject."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Karuniawati Dewi Ramadani
"Kebiasaan merokok dapat merusak kesehatan, baik bagi penggunanya maupun orangorang di sekitarnya. Terdapat pengaruh dose response antara kebiasaan merokok dan risiko penyakit tertentu. Semakin lama individu memiliki kebiasaan merokok maka semakin besar pula kemungkinan terkena penyakit tertentu. Di sisi lain, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) ternyata hampir separuh lansia mengalami keluhan kesehatan dan hampir seperempat lansia memiliki kebiasaan merokok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara perilaku merokok (current smoker, ex-smoker, passive smoker, dan non-smoker) terhadap keluhan kesehatan lansia dengan dikontrol oleh faktor demografi, sosial, ekonomi, dan keterpaparan terhadap asap rokok. Data yang digunakan bersumber dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2020 dengan metode analisis regresi logistik multinomial. Penelitian ini menemukan bahwa lansia dengan status ex-smoker memiliki hubungan dengan keluhan kesehatan paling tinggi daripada lansia dengan status current smoker, passive smoker, dan non-smoker. Temuan lainnya adalah lansia dengan status current smoker cenderung lebih rendah untuk mengalami keluhan kesehatan daripada lansia dengan status non-smoker. Perlunya edukasi terkait pemahaman, kesadaran, kepedulian, dan dampak merokok dalam jangka panjang sehingga kebiasaan untuk tidak merokok sudah ditanamkan sejak usia dini.
Smoking habits can damage health, both for users and those around them. There is a dose response effect between smoking habit and the risk of certain diseases. The longer an invidual has a smoking habit, the greater possibility of getting certain diseases. On the other hand, according to data from Badan Pusat Statistik (BPS), it turns out that almost half of the elderly experience health complaints and nearly a quarter of the elderly have a smoking habit. Even though This study aims to analyze the associations between smoking behaviour (current smoker, ex-smoker, passive smoker, dan non-smoker) on elderly health complaints controlled by demographic, social, economic, and exposure to cigarette smoke factors. The data used comes from the 2020 Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) with the multinomial logistic regression analysis method. This study found that ex-smoker have the highest associations with health complaints in the elderly compared to current smoker, passive smoker, and non-smoker. Other findings are current smoker tended to be less likely to experience health complaints in the elderly than non-smoker. Need for education related to understanding, awareness, concern, and the long-term impact of smoking so that the habit of not smoking has been instilled from an early age. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Noorwati Sutandyo
"Background: the increasing incidence of lung cancer in female patients has been observed in Indonesia. Lung cancer in female might have different biology process than male, but it has never been evaluated in Indonesia. This study aimed to know characteristics and survival of female patients with non-small-cell lung carcinoma (NSCLC) in Dharmais National Cancer Centre Hospital.
Methods: a retrospective cohort study was performed among NSCLC female patients in Dharmais National Cancer Centre Hospital between January 2005 and December 2015. Survival analysis was done using the Kaplan-Meir estimation curve with proportional assumption test. Independent prognostic factors were analyzed using the Cox proportional hazard model with a hazard ratio (HR) and its 95% confidence interval (CI).
Results: a total of 956 NSCLC cases were retrieved during the study; 268 (28.0%) were female patients. Mean of age in female patients was 56.9 (11.87) years old. Among female patients, 21 (7.8%) were smokers, 244 (91.1%) had adenocarcinoma subtype, and 261 (98.0%) were in advanced stage (III-IV). Median survival was slightly longer in female than male patients (14.9 months vs. 12.2 months; log-rank p=0.055). Significant prognostic factors for survival were older age (>50 y.o) (HR = 0.681; 95% CI = 0.467 – 0.992; p= 0.045) and positive eGFR mutation (HR = 0.393; 95% CI = 0.251 – 0.615; p<0.001). Conclusion: female patients contributed to about 28% of all NSCLC cases. They were mostly non-smokers, had more adenocarcinoma histopathology and eGFR mutation. Survival tended to be longer in female than male patients. Age over 50 years and the presence of eGFR mutation were good prognostic factors to survival in female lung cancer patients.
Latar belakang: kanker paru merupakan kanker terbanyak di dunia baik pada pria maupun wanita. Kanker paru pada wanita berbeda dengan pada pria dalam berbagai aspek. Peningkatan trend kanker paru pada wanita terjadi di Indonesia. Studi ini dilakukan untuk melihat karakteristik dan kesintasan kanker paru karsinoma bukan sel kecil pada wanita di RS Pusat Kanker Nasional Dharmais. Metode: penelitian ini merupakan studi kohort retrospektif mengenai karateristik pasien wanita dengan kanker paru karsinoma bukan sel kecil dengan mengambil data sekunder mulai Januari 2005 sampai Desember 2015. Analisis kesintasan menggunakan kurva Kaplan-Meier. Faktor-faktor prognostik independen dianalisis dengan menggunakan model regresi Cox risiko proporsional dengan hazard ratio (HR) dan interval kepercayaan (CI) sebesar 95%. Hasil: dari studi didapatkan karsinoma paru bukan sel kecil sebanyak 956 kasus, 256 diantaranya adalah wanita. Rata-rata usia yang didapatkan adalah 56,9 (11,87) tahun. Riwayat merokok dijumpai pada 21 pasien (7,8%). Jenis histologi terbanyak adalah adenokarsinoma (91,1%), dan 261 pasien (98,0%) berada pada stadium lanjut (III-IV). Median kesintasan sedikit lebih panjang pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki (14.9 bulan berbanding 12.2 bulan; log-rank p= 0,055). Faktor prognostik signifikan terhadap kesintasan adalah usia yang lebih dari 50 tahun (HR=0,681; 95% CI=0,467 – 0,992; p=0,045) dan mutasi eGFR positif (HR=0,393; 95% CI=0,251–0,615; p<0,001). Kesimpulan: dua puluh delapan persen kasus karsinoma paru bukan sel kecil diderita oleh perempuan. Sebagian besar tidak merokok, memiliki histopatologi adenokarsinoma, dan mutasi eGFR. Kesintasan ditemukan lebih baik pada pasien wanita dibandingkan dengan laki-laki. Faktor prognostik positif terhadap kesintasan pada pasien wanita dengan kanker paru adalah usia lebih dari 50 tahun dan adanya mutasi eGFR."
Jakarta: University of Indonesia. Faculty of Medicine, 2018
610 UI-IJIM 50:4 (2018)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library