Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Ooi Keat Gin
Abstrak :
Malaya attained independence on August 31, 1957 from
Britain. However this new nation faced a communist insurgency
known today as the ?Malayan Emergency? (1948-1960). Then
in 1961, Tunku announced a wider federation of ?Malaysia?,
viz. Malaya, British Crown Colonies of Singapore, Sarawak
and North Borneo, and the protectorate of Brunei. Countering
communism was a principal motive for ?Malaysia?.
Sarawak?s leftist elements were rejected with an armed
opposition. Malaysia was formed excluding Brunei. Amidst
its birth pangs, Malaysia faced hostile neighbors Indonesia
and the Philippines; the former objected by way of
Konfrontasi (1963-1967) while the latter laid claim to Sabah
(formerly North Borneo). Malaya/ Malaysia was borne in the
midst of the Cold War (1947?1991), a bipolar world between
the US and the USSR. Malaya/Malaysia is utilized as a case
of analysis and evaluation in the context of the twin trends
of continuities and transformations in tracing the historical
developments from the 1950?s to the 1990?s. The risks,
motives, and challenges that prompted the shift in foreign
relations reveal as much of the personality of the political leadership, the prevailing situations, and conditions from
within and circumstances from without.
ISEAS/BUFS, 2016
327 SUV 8:2 (2016)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Nanik S. Pudjiastuti
Abstrak :
NAM Centre (Non Alignment Movement Centre for South South Technical Cooperation) adalah bukti nyata bahwa Indonesia tak terlepas kaitannya dengan Gerakan Non Blok (GNB). Organisasi NAM Centre bisa dikatakan unik karena fungsi utamanya adalah sebagai tempat pendidikan bagi negara-negara yang tergabung dalam GNB yang non profit oriented, namun untuk membiayai operasinya (self sustainable) dikomersilkan untuk memperoleh penerimaan.
NAM Centre merupakan salah satu badan usaha yang bergerak di bidang MICE (Meeting, Intensive, Conference, Exhibition) dengan pelayanan seperti hotel bintang tiga. Usaha di bidang pelayanan tersebut memerlukan penanganan yang cukup serius agar survive sehingga pada akhirnya memenangkan persaingan yang makin berat seiring dengan keadaan perekonomian yang terpuruk dewasa ini.
Penelitian ini berfokus pada kualitas pelayanan yang ada di NAM Centre menurut persepsi karyawan dan harapan pelanggan dalam penyajian pelayanan pada NAM Centre.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian kualitas pelayanan NAM Centre, sejauh mana tingkat harapan pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang disajikan NAM Centre.
Alat analisis statisitik yang digunakan untuk mengetahui kondisi setiap variabel adalah Analisis Rentang Kriteria yaitu untuk mengetahui pada rentang manakah keputusan itu ada. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif eksploratif yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat serta mengevaluasi dimensi kualitas pelayanan NAM Centre. Penelitian dilakukan dengan menggunakan lima dimensi kualitas jasa yaitu tangible, reliability, assurance, responsiveness dan emphaty. Dengan model kesenjangan 1 yaitu antara persepsi karyawan dan harapan pelanggan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi nyata (persepsi) menurut karyawan terhadap kelima dimensi tersebut dengan keputusan tinggi, sedangkan menurut harapan pelanggan sangat tinggi. Disini dijumpai gap diantara keduanya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T5935
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library