Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Syadza Qinthary
Abstrak :
Skripsi ini membahas penanganan yang telah dan akan dilakukan terhadap permasalahan keadaan tanpa kewarganegaraan yang terjadi pada Suku Bajau yang tersebar di wilayah Malaysia, Filipina, dan Indonesia dengan membandingkannya dengan penanganan Suku Gipsi di Eropa. Perlindungan akan hak berkewarganegaraan sendiri telah diatur di berbagai instrumen hukum internasional, namun pada prakteknya seringkali tidak sesuai. Pada akhirnya negara-negara wilayah persebaran Suku Bajau ini bertanggung jawab dalam menangani keadaan tanpa kewarganegaraan dengan mengambil pelajaran dari cara penanganan terhadap Suku Gipsi di Eropa seperti adanya konsep regionalcitizenship, penentuan habitual residence, dan mengimplementasikan aturanaturan hukum internasional dalam hukum nasional negaranya, serta khusus untuk Suku Bajau yang wilayah persebarannya di perairan kepulauan maka besar pula kemungkinan untuk diberikan pengakuan hak penangkapan ikan secara tradisional oleh Indonesia. ...... This paper discusses the treatment that states have and will be done concerning Suku Bajau?s nationality which has spread around Malaysia, Philippines, and Indonesia by comparing how European Union states treat the Gypsies. Protection about the right to have a nationality itself has regulate in international law instrument, but practically there are still many violations to these rights. Finally, Malaysia, Philippines, and Indonesia responsible to take action to handle Suku Bajau?s statelessness by learning about how European Union treats the Gypsies. Those actions are regional-citizenship concept, determine Bajau habitual residence, and implementing international regulation to national law. Specifically to Bajau tribal areas which in the archipelagic water, it is likely to give them traditional fishing rights by Indonesia.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
S64733
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Khoirunnisa
Abstrak :
Kebudayaan Maroko merupakan percampuran antara budaya Berber, Arab, dan Eropa. Etnis asli Berber di Maroko terkenal dengan gaya hidup nomad atau berpindah-pindah dalam bermukim. Selain di Maroko, bangsa Berber banyak ditemukan di wilayah Afrika Utara seperti Aljazair, Tunisia, dan Mauritania. Sejak 1963, bangsa Berber mengadakan pertemuan tahunan bernama Festival Tan-Tan Moussem. Namun, festival ini sempat terhenti penyelenggaraannya selama 25 tahun hingga akhirnya kembali terselenggara pada 2004. Penelitian ini mengkaji permasalahan tentang apa yang dimaksud dengan festival Tan-Tan Moussem dan bagaimana revitalisasi festival Tan-Tan Moussem di Maroko. Dalam mewujudkan penelitian ini, penulis menggunakan teori kebudayaan dan revitalisasi. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa festival Tan-Tan Moussem adalah festival kebudayaan suku nomad Berber di Maroko. Festival ini menjadi sarana pertemuan tahunan masyarakat nomad Sahara yang menyatukan lebih dari tiga puluh suku dari Maroko barat daya dan sebagian Afrika barat laut. Revitalisasi Tan-Tan Moussem dapat terlaksana dengan upaya dari Kementerian Pariwisata Maroko dan UNESCO. ......Moroccan culture is made up of a combination of the Berber, Arab, and Europe. The native Berbers in Morocco are known for their nomadic lifestyle, they don't have a settled home and never stay long in the same place. Apart from Morocco, Berbers are found in many areas of North Africa, namely Algeria, Tunisia, and Mauritania. Since 1963, the Berbers have held an annual meeting called the Tan-Tan Moussem Festival. At one point, however, the festival was put on hold for twenty-five years, and started to continued in 2004. This study aims to explain what exactly is Tan-Tan Moussem Festival and its revitalization in Morocco. The culture theory, together with revitalization theory are used to analyze this study. The method used are qualitative study with literature review approach. The result of this study shows that Tan-Tan Moussem Festival is a cultural festival of the Morocco's Saharan nomad tribe. This event becomes the place for annual gathering of the Saharan nomad tribe that includes more than thirty tribes from Southwest Morocco and a portion of Northwest Africa. The revitalization of Tan-Tan Moussem can be accomplished with the efforts of the Moroccan Ministry of Tourism and UNESCO.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fabian Naufal Adhitama
Abstrak :
Tugas akhir ini memuat tentang penjelasan mengenai digital nomad dan postur yang diambil saat bekerja di dalam variasi ruang kerja. Penulisan ini dilakukan dengan analisis data sekunder dari video gaya hidup seorang digital nomad. ......This Final Assignment contain of digital nomads and the postures taken while working in a variety of workspaces. This writing was carried out by analysing secondary data from videos of the lifestyle of a digital nomad.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tetta Riyani Valentia
Abstrak :
Komunikasi semakin berkembang seiring perkembangan zaman. Kemajuan teknologi dan digitalisasi membawa cara berkomunikasi lebih beragam dan mudah, begitu pula halnya dengan komunikasi pemasaran. Integrated marketing communication telah memainkan peran penting dalam pemasaran, tidak terkecuali dalam sektor pariwisata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membahas dan melihat bagaimana integrated marketing communication digunakan dalam memasarkan dan mempromosikan destinasi wisata, yang dalam hal ini Digital Nomad Island, sebuah destinasi wisata yang berkembang pasca kondisi pandemi. Selain itu, penelitian ini juga menjabarkan akan strategi pemasaran yang diambil mulai dari segmentasi pasar, target pasar, dan juga positioning destinasi DNI di pasar. Teori yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan penelitian ini adalah teori dari Morrison (2019) yang menjabarkan pondasi kuat akan sebuah Strategi Pemasaran dan juga Integrated Marketing Communication dalam destinasi pariwisata. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan paradigma penelitian post-positivisme. Mengumpulkan seluruh data dan informasi dengan teknik wawancara, studi pustaka, dan juga dokumentasi. Dilengkapi dengan pedoman wawancara sebagai alat nya yang ditujukan untuk mendapatkan data dari informan yang dianggap berperan aktif dalam memasarkan DNI Pulau Bidadari. Hasil pada penelitian ini menggambarkan adanya strategi pemasaran yang cukup matang untuk jangka pendek dalam memasarkan DNI Pulau Bidadari, disertai juga dengan salah satu alat promosi (digital marketing) dari integrated marketing communication yang diharapkan menjadi ujung tombak dalam mempromosikan DNI. ......Communication is growing with the times. Advances in technology and digitization have brought more diverse and easier ways of communicating, the same goes for marketing communications. Integrated marketing communication has played an important role in marketing, including in the tourism sector. The purpose of this research is to discuss and see

 
 how integrated marketing communication is used in marketing and promoting tourist destinations, which in this case is Digital Nomad Island, a tourist destination that is developing after pandemic conditions. In addition, this research also describes the marketing strategy taken starting from market segmentation, target market, and also the positioning of DNI destinations in the market. The theory used as the basis for conducting this research is the theory from Morrison (2019) which outlines a strong foundation for a Marketing Strategy and also Integrated Marketing Communication in tourism destinations. This research is qualitative descriptive research with a post-positivist research paradigm. Collect all data and information using interview techniques, literature study, and also documentation. Equipped with an interview guide as a tool aimed at obtaining data from informants who are considered to have an active role in marketing DNI Pulau Bidadari. The results of this study illustrate that there is a fairly mature marketing strategy for the short term in marketing DNI Pulau Bidadari, accompanied by one of the promotional tools (digital marketing) from integrated marketing communication which is expected to be the spearhead in promoting DNI.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendaru Tri Hanggoro
Abstrak :
Skripsi ini memaparkan sejarah permukiman kumuh di Jakarta 1960—1969. Di tengah pembangunan ibukota, permukiman kumuh tersebut muncul dan tersebar. Awal 1960, Jakarta sedang bersiap menyambut Asian Games 1962. Gedung, kompleks olahraga, patung-patung, jalan-jalan, dan bangunan baru lainnya dipersiapkan untuk menyambut ajang tersebut. Jakarta mengalami perubahan besar di masa itu. Di saat yang sama, arus urbanisasi ke Jakarta meningkat pesat. Orang-orang dari desa menyerbu kota karena kemiskinan di desa dan pemberontakkan daerah. Hal ini ikut menyebabkan jumlah penduduk Jakarta meningkat. Jumlah penduduk Jakarta telah mencapai tiga juta orang sejak 1961. Penduduk tersebut memerlukan tempat bermukim di kota. Mereka yang mempunyai modal cukup dapat membangun permukiman yang layak. Sementara mereka yang tidak mempunyai cukup modal, seperti gelandangan, hanya mampu mendirikan gubuk-gubuk atau rumah-rumah kumuh tak permanen yang berbahan kayu, bambu, dan kardus. Pekerjaan mereka sebagai buruh kasar, pedagang asongan, penarik becak, dan sektor informal lainnya tidak banyak menghasilkan pemasukkan yang cukup. Sementara itu, pemerintah daerah belum mampu menyediakan permukiman yang layak untuk kelompok masyarakat tersebut. Akibatnya permukiman kumuh muncul dan tersebar di ibukota. Pemerintah daerah berusaha memecahkan masalah permukiman kumuh yang dapat menimbulkan masalah tambahan lainnya seperti pelacuran dan kriminalitas tersebut melalui berbagai cara. Melalui metode sejarah, skripsi ini mencoba memaparkan permasalahan tersebut.
This undergraduate theses describes the history of slum settlements in Jakarta among year 1960—1969. In the midst of capital development, slum settlements were emerged and spread. In the early 1960, Jakarta was preparing to welcome the Asian Games 1962. Buildings, a huge sport complexes, city statues, streets, and other new buildings were prepared to welcome this event. Jakarta had experienced major change in that period. At the same time, urbanization had rapidly increased. People from villages stormed the city because of poverty in rural areas and regional rebellions. It contributed toward the increase of city dwellers number. The population of Jakarta had reached three million people by the year 1961. The residents needed a settlement to live in the city. Those who had enough capital could build proper housing. While those who had no capital, such as nomad people, could only build huts or non-permanent houses which were made of wooden, bamboo, and cardboard. They only worked as unskilled laborers, hawkers, becak pullers, and other informal sector so that they could not raise enough revenue to build a proper house. Meanwhile, local government dad not been able to provide proper housing for these weak communities. As the result, slum settlements emerged and spread in the capital of Indonesia. Local government tried to solve the problem of slums that could cause additional problem such as prostitution and crime by doing many ways. Through the historical method, this undergraduate theses tries to explain the problems.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S94
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library