Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hedy Soeparni
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1992
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asman Boedisantoso Ranakusuma
"Pada pagi hari ini bagi kita yang hadir, tiada kata yang lebih indah untuk diucapkan selain puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan kesehatan kepada kita semua, sehingga pada pagi hari ini kita dapat berkumpul di ruangan ini untuk mendengarkan pidato pengukuhan saya.
Mengapa saya memilih Ilmu Penyakit Dalam (IPD)?
Sebenarnya mudah dimengerti dan dipahami bahwa seorang dokter muda memilih IPD karena ilmu penyakit dalam adalah ibu dari semua cabang ilmu kedokteran. Ilmu ini melihat manusia sebagai sosok tubuh seutuhnya, dari ujung rambut ke ujung jari kaki; dan kulit luar ke dalam sel yang paling dalam pada tubuh kita. Ilmu ini juga menelusuri titik awal penyakit dengan segala akibat-akbatnya. Pengembangan logika analitik sangat diperlukan, pola pikir holistik, integral antar organ dan sistem dibutuhkan. Agaknya dunia ilmu ini penuh tantangan. Di sini titik mula.hati saya terpikat. Sebagai seorang dokter muda yang penuh khayalan ternyata pola pikir itu bukanlah mudah dan sederhana. Ternyata ilmu penyakit dalam tidak semudah yang dikhayalkan, terlalu banyak untuk dicerna dan terlalu sulit untuk diantisipasi apalagi 'untuk menyembuhkan pasien. Angka kematian di bangsal perawatan rumah sakit tinggi. Pada saat itu kesulitan tetap berputar-putar di.sekitar diri saya. Terkadang tidak tahu harus mulai dari mana, selalu terbayang wajah pasien yang menderita yang hanya dapat saya obati dengan kata-kata.
Wajah pucat pasi
pedih cemas berbaur satu
Langan tangan menggapai
seraya mencari siapakah membantu
Kuberi lengan sebelah
Sepenggal ilmu
Sia, sia
Kau, Aku Berpisah
Sama-sama meniti jalan panjang
Kelam
(Antara Jakarta ,- Magelang, Media- Juli 1984)
Kalimat di atas dapat menggambarkan betapa galau hati seorang dokter muda sewaktu mulai bekerja di bagian IPD. Dalam proses peningkatan keterampilan, saya dapat merasakan pendidikan dengan pola penalaran holistik integral, tidak terkotak kotak, pengembangan logika analitik dan kerjasama yang erat antar sejawat telah dapat meningkatkan keterampilan dan mengikis sedikit demi sedikit kegalauan yang ada."
Jakarta: UI-Press, 1994
PGB Pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Subekti
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mieke Marindawati
"ABSTRAK
Latar belakang: Biopsi aspirasi jarum halus/Fine needle aspiration biopsy (FNAB) merupakan teknik diagnostik yang efektif untuk membedakan lesi jinak dan ganas yang dapat membantu menilai perlu atau tidaknya dilakukan pembedahan. Namun FNAB mempunyai keterbatasan dalam mendiagnosis terutama pada lesi indeterminate sehingga perlu dilakukan pulasan imunositokimia untuk meningkatkan akurasi. Cytokeratin 19 (CK19) merupakan penanda yang sensitif untuk karsinoma papiler tiroid, namun masih jarang dilakukan pada spesimen FNAB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akurasi diagnostik imunositokimia CK19 pada spesimen FNAB lesi indeterminate nodul tiroid.
Metode: Penelitian ini dilakukan secara retrospektif dan merupakan penelitian observasional analitik menggunakan desain potong lintang. Populasi penelitian adalah kasus FNAB nodul tiroid yang berpasangan dengan kasus histopatologi dari arsip Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM tahun 2014-2015. Pemilihan sampel dilakukan secara consecutive sampling. Sampel berjumlah 42 kasus yang terdiri dari 11 kasus (26%) lesi jinak, 12 kasus (29%) atypical of undetermined significance (AUS), 10 kasus (24%) suspicious, dan 9 kasus (21%) ganas. Dilakukan pulasan CK19 dan dinilai ekspresinya berdasarkan titik potong
Hasil: Pada 42 sampel yang diteliti terdapat 23 kasus sitologik dengan ekspresi CK19 positif kuat, yang terdiri atas 21 kasus histopatologik ganas dan 2 kasus histopatologik jinak. Sedangkan 19 kasus sitologik yang menunjukkan ekspresi CK19 positif lemah/negatif terdiri atas 17 kasus histopatologik jinak dan 2 kasus histopatologik ganas. Berdasarkan hasil ini akurasi diagnostik sediaan FNAB lesi indeterminate adalah 86%. Secara umum juga menunjukkan bahwa pulasan imunositokimia CK19 pada spesimen sitologik FNAB mempunyai nilai sensitivitas 91%, spesifisitas 89%, nilai prediksi positif 91%, nilai prediksi negatif 89% dan akurasi diagnostik 90%.
Kesimpulan: Pulasan CK19 dapat digunakan sebagai penanda untuk membedakan karsinoma papiler tiroid dan nodul jinak tiroid pada spesimen FNAB lesi indeterminate dengan akurasi diagnostik 86%.

ABSTRACT
Background: Fine-needle aspiration biopsy (FNAB) is a diagnostic technique that is effective in distinguish between benign and malignant lesions that can help to assess whether any surgery is required or not. However FNAB has limitations in diagnosis, especially in indeterminate lesions. Therefore accuracy of this technique can be improved by immunocytochemistry staining. Cytokeratin 19 (CK19) is a sensitive marker for papillary carcinoma of the thyroid, but still rarely performed in FNAB specimens. The aim of the present study was to establish the diagnostic accuracy of CK19 in thyroid FNAB indeterminate lesion
Methods: This study is an analytic observational research using cross sectional design. The population of this study was FNAB cases of thyroid nodules which paired with histopathological cases. Data was retrieved from the archives of Anatomic Pathology Department of the Faculty of medicine/Cipto Mangunkusumo Hospital years 2014-2015. Sample selection performed by consecutive sampling. Total 42 cases in this study consisting of 11 benign lesions (26%), 12 Atypical of undetermined significance (AUS) (29%), 10 suspicious (24%), and 9 malignant (21%). CK19 staining was performed and the positivity expression was determined based on cut off.
Results: Totally 42 samples studied contained 23 cytologic case with strong positive expression of CK19, consisting of 21 malignant histopathologic cases and 2 benign histopathologic cases. While 19 cytologic cases that showed weakly positive/ negative CK19 expression was consisted of 17 benign histopathologic cases and 2 malignant histopathologic cases. Based on these results the diagnostic accuracy of FNAB preparations indeterminate lesions was 86%. In general showed that CK19 staining immunocytochemistry on cytologic specimens FNAB have a sensitivity of 91%, specificity of 89%, positive predictive value of 91% , negative predictive value of 89% and diagnostic accuracy of 90%.
Conclusion: CK19 staining can be used as a marker to distinguish between papillary carcinoma thyroid and benign thyroid nodules in FNAB indeterminate lesions with a diagnostic accuracy of 86%."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Ayu Chitrasmara
"Latar belakang dan tujuan : Nodul tiroid banyak ditemukan pada populasi dewasa. Kebanyakan merupakan lesi jinak yang tidak memerlukan tindakan lanjutan, namun 7-15% dapat ganas. Modalitas paling sensitif untuk evaluasi adalah ultrasonografi (USG), namun untuk memastikan jenis nodul tetap diperlukan diagnosis invasif dengan lini pertama yaitu pemeriksaan sitopatologi dengan fine needle aspiration biopsy (FNAB). Saat ini berkembang elastografi untuk menilai kekakuan jaringan, dengan teori semakin ganas nodul maka semakin padat jaringan dan elastisitas berkurang. Elastografi kualitatif menggunakan skoring dengan kriteria Rago berdasarkan warna nodul yang semakin gelap dengan meningkatnya kepadatan. Diharapkan elastografi dapat menjadi tambahan untuk evaluasi nodul tiroid. Tujuan penelitian untuk mengetahui kesesuaian antara pemeriksaan strain elastografi kualitatif kriteria Rago dengan hasil sitopatologi.
Metode : Uji kesesuaian menggunakan data primer elastografi nodul tiroid berdasarkan sistem skoring Rago dengan hasil sitopatologi berdasarkan klasifikasi Bethesda, dengan desain potong lintang (cross sectional), di RSCM bulan Juli-Agustus 2018. Subjek penelitian adalah 39 nodul yang dikategorikan menjadi benign, intermediate, dan malignant. Analisis statistik menggunakan uji McNemar dan Kappa.
Hasil : Didapatkan kesesuaian antara hasil strain elastografi dengan FNAB dengan hasil McNemar test p=0,214, nilai Kappa R=0,52 dan p=0,000.
Kesimpulan : Terdapat kesesuaian antara elastografi menggunakan sistem skoring kategori Rago dengan sitopatologi dengan tingkat kesesuaian moderate sehingga elastografi dapat menjadi pemeriksaan tambahan untuk evaluasi nodul tiroid.

Introduction : Thyroid nodule is common condition in adult populations, which mostly are benign. Nevertheless, malignancy can be found in 7-15% nodules. The most sensitive modality to evaluate thyroid nodule is ultrasonography (USG), although invasive examination is still necessary to confirm benignity or malignancy with first line is cytopathology with fine needle aspiration biopsy (FNAB). Elastography is developed to asses tissue elasticity, with theory that higher malignancy the cells are denser and elasticity is decreasing. In qualitative elastography there is Rago scoring system criteria based on colors appearing in nodules which darker as nodule grows denser. Elastography may become additional examination to evaluate thyroid nodules. The objective of this research is to acknowledge the concordance between qualitative strain elastography and cytopathology result.
Methods : This research is suitability test using primary data of thyroid nodules elastography and cytopathology results in RSCM between July to August 2018. The design is cross sectional. The subjects are 39 nodules and every nodule is grouped into three categories which is benign, intermediate, and malignant. Statistical analysis is performed using McNemar and Kappa test.
Result : Concordance can be found between scoring system strain elastography with FNAB results with McNemar test p=0,214, Kappa R=0,52 and p=0,000.
Conclusion : There is concordance between scoring system strain elastography using Rago criteria with FNAB results with moderate level of agreement. Thus, elastography can be used as additional examination to evaluate thyroid nodules.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Asima
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran pajanan radiasi sinar X pada petugas Radiologi di unit Radiologi RS Paru Dr.H.A.Rotinsulu Bandung dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Penelitian dilakukan terhadap 11 responden pada bulan April?Mei 2014 menggunakan desain cross-sectional, data primer berupa kuesioner,observasi, pemeriksaan kelenjar Tiroid dengan USG,pemeriksaan hematologi, pemeriksaan sel darah tepi pada seluruh petugas Radiologi, dan pengukuran dosis paparan radiasi di unit Radiologi,data sekunder berupa hasil pengukuran dosis paparan radiasi pada petugas Radiologi dan gambaran desain ruang Rontgen dan ruang pesawat CT Scan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 45 % petugas radiologi yang menderita Nodul Tiroid, dimana frekuensi kejadian Nodul Tiroid tinggi pada petugas Radiologi : berusia lebih dari 40 tahun (60%), memiliki masa kerja lebih dari 5 tahun (55,60%), tidak terproteksi (75%). Untuk menindaklanjuti adanya kejadian Nodul Tiroid pada petugas Radiologi, dan mencegah terjadinya dampak kesehatan yang tidak diinginkan, perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan yang lebih lanjut pada seluruh petugas Radiologi RS Paru Dr.H.A.Rotinsulu.

This study aims to provide an overview of the exposure to X-ray radiation at the officers in the unit Radiology Radiology Dr.HARotinsulu Lung Hospital using quantitative descriptive analysis. The study was conducted on 11 respondents in the April-May 2014 using cross-sectional design, the primary data in the form of questionnaires, observation, examination of the thyroid gland with ultrasound, hematology examination, examination of peripheral blood cells in whole officer Radiology, radiation exposure and dose measurements in units of Radiology, secondary data from the results of measurements of radiation exposure dose to the official description of the design room of Radiology and Xray and CT scan space shuttle.
The results showed that there was a 45% radiology staff who suffer from thyroid nodules, Thyroid nodules in which the high frequency of occurrence in the officer Radiology: over the age of 40 years (60%), has a life of over 5 years (55.60%), are not protected (75%). To follow up on a similar incidence of Thyroid Nodules Radiology officers, and prevent the occurrence of undesirable health effects, is necessary to further medical examinations on all officers Dr.HARotinsulu Radiology Lung Hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Janu Ageng Nugroho
"Salah satu masalah dalam pengecoran dinding tipis adalah lapisan kulit. Hadirnya lapisan kulit memberikan efek buruk kepada kekuatan tegangan dan regangan. Salah satu cara mengendalikan lapisan kulit adalah meubah kecepatan pendinginan melalui pelapisan pada cetakan, sehingga variabel pelapisan cetakan yang digunakan ialah grafit (pelat A), zircon (pelat B), dan double layer grafit-zircon (pelat C). Kemudian, dilakukan karakterisasi metalografi benda cor dengan non etsa, etsa, uji tarik, dan pengamatan uji SEM. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pelapisan kulit rata-rata yakni pelat A 65 μm, pelat B 13,04 μm, dan pelat C 33,25 μm. Pelapisan zircon memberikan pengaruh mencegah magnesium berikatan sulfur dan pendinginan cepat. Karakteristik jumlah nodul dan nodularitas semakin tinggi maka lapisan kulit semakin tipis. Jumlah nodul yang didapat ialah pelat A 703 nodul/mm2, pelat B 798 nodul/mm2, dan pelat C 697 nodul/mm2. Nilai nodularitas yakni pelat A 82,58%, pelat B 84,53% dan pelat C 84,22%. Sementara itu, diameter nodul didapatkan adalah pelat A 12,57 μm, pelat B 12,15 μm, dan pelat C 11,9 μm. Diameter nodul semakin besar selaras dengan kecepatan pendinginan lambat. Nilai tegangan maksimal yakni pelat A 301,1 MPa, pelat B 388,8 MPa, dan pelat C 304 MPa. Perpatahan yang terjadi adalah ulet, serta matriks yakni full ferrite dan didapatkan karbida karena kecepatan pendinginan cepat.

One of the problems in casting thin wall is skin effect. The presence skin effect will decrease strength and strain. Alternate to control skin effect is change cooling rate through coating on the mold. Then mold coating used variables; graphite (Plate A), zircon (Plate B), and double layer of graphite-zircon (Plate C). After that, plates applied metallographic characterization with non-etching, etching, tensile test, and SEM observation. The test results showed average skin effect at plate A 65 μm, 13.04 μm plate B, and 33.25 μm plate C. Zircon coating effect was binding sulfur and magnesium, then prevents rapid cooling. Characteristics number of nodules and nodularity increased but skin effect decreased. The number of nodules obtained plate A 703 nodules/ mm2, plate B 798 nodules/ mm2, and plate C 697 nodules/ mm2. Nodularity value showed 82.58% A, 84.53% B, and C 84.22%. Meanwhile, nodule diameter plate A presented 12.57 μm, 12.15 μm plate B, and 11.9 μm plate C. UTS plate A showed 301.1 MPa, 388.8 MPa plate B, and 304 Mpa plate C. Ductile fracture occurred, as well as the full matrix of ferrite and carbide obtained because fast cooling rate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63725
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muliyadi
"ABSTRAK
Latar belakang Akurasi triple diagnostic USG guided FNAB untuk menentukan keganasan pada kasus nodul tirodi masih belum diketahui. Hal tersebut penting untuk diketahui sehingga tindakan definitif dan jenis operasi dapat ditentukan tanpa harus dilakukan pemeriksaan potong beku.Metode Penelitian dilakukan pada 131 pasien dengan pembesaran kelenjar tiroid pada periode Januari 2014 ndash; Desember 2014 dengan menggunakan desain potong lintang. Penelitian ini menghitung nilai sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, nilai prediksi negatif, akurasi triple diagnostic dengan USG guided FNAB dibandingkan dengan histopatologi.Hasil Hasil penelitian ini menunjukan triple diagnostic yang concordant ganas memiliki sensitivitas 81,17 , spesifisitas 96,55 , nilai prediksi positif 98,57 , nilai prediksi negatif 36,36 , dan akurasi 85,08 .Kesimpulan Tingginya nilai prediksi positif yang didapatkan dalam penelitian ini, sehingga triple diagnostic dapat digunakan untuk terapi definitif tanpa dilakukan pemeriksaan potong beku intra operatif.

ABSTRACT
Background The triple diagnostic accuracy with Ultrasound guided FNAB to determine the risk of malignancy in cases of thyroid nodules remains unknown. It is important to know so that definitive measures and types of operations can be determined without the need for a frozen section. Methods The study was conducted using cross sectional design on 131 patients with thyroid nodule in the period of January 2014 December 2014. This study calculated the values of sensitivity, specificity, positive predictive value, negative predictive value, triple diagnostic accuracy with ultrasound guided FNAB compared with histopathological result.Results This study show triple diagnostic with malignant concordant has sensitivity of 81.17 , specificity of 96.55 , positive predictive value of 98.57 , negative predictive value of36.36 , and 85.08 accuracy.Conclusions The high positive predictive values obtained in this study, show that triple diagnostic can be used for definitive therapy without intraoperative frozen section"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adimas Aprilio Hardinanto
"Penelitian ini membahas tentang pengecoran besi tuang nodular (BTN) dinding tipis sebagai alternatif bagi material aluminium pada aplikasinya di bidang otomotif dalam rangka penghematan energi. Permasalahan yang dihadapi adalah penurunan sifat mekanis akibat terbentuknya lapisan kulit pada BTN dinding tipis. Lapisan kulit terbentuk akibat terjadinya degradasi bentuk grafit nodul dalam logam cair di dinding cetakan pada saat pengecoran. Digunakan tiga jenis variabel dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mengurangi ketebalan lapisan kulit : pelapis cetakan grafit yang bersifat aktif; MgO yang bersifat reaktif; dan metode pelapisan cetakan ganda MgO/grafit. Ketebalan rata-rata lapisan kulit paling tipis yang didapatkan dalam penelitian adalah sebesar 30,41µm dengan metode pelapisan cetakan ganda, lebih rendah 57% dari ketebalan lapisan kulit variabel pelapis cetakan MgO (71,46 µm) dan 60% dari ketebalan lapisan kulit variabel pelapis cetakan grafit (74,44 µm). Berkurangnya ketebalan lapisan kulit berpengaruh terhadap peningkatan sifat mekanis BTN sehingga didapatkan kekuatan tarik rata-rata sebesar 376 MPa dan elongasi rata-rata sebesar 2,76% pada variabel metode pelapisan cetakan ganda. Kekuatan tarik yang didapatkan dari variabel pelapisan cetakan ganda 69% lebih tinggi dari kekuatan tarik variabel pelapis cetakan MgO (223 MPa) dan 26% lebih tinggi dari variabel pelapis cetakan grafit (297 MPa). Elongasi variabel metode pelapisan cetakan ganda adalah yang paling tinggi sebesar 2,76%, atau 93% lebih tinggi dari elongasi variabel pelapis cetakan MgO (1,43%) dan grafit (1,43%).

This research explains about thin wall ductile iron (TWDI) casting as an alternative for aluminum usage in automotive parts. The occurring problem in TWDI casting is the formation of casting skin which reduces mechanical properties of TWDI. Casting skin is formed by degradation of nodular graphite shape at the mould interface while casting process is in progress. Three variables were uside in this experiment : graphite as active mould coating, MgO as reactive mould coating, and MgO/graphite double layer coating method. Average casting skin thickness was found at lowest value in double layer coating method variable (30,41µm), 57% lower than casting skin thickness in MgO coating variable (71,46 µm) and 60% lower than graphite coating variable (74,44µm). The reduction of casting skin thickness increased the mechanical properties of TWDI so that highest UTS value of 346 MPa and elongation of 2,76% could be achieved by using double layer coating method, which UTS is 69% higher than using MgO coating variable (223 MPa) and 26% higher than using graphite coating variable (297 MPa). Elongation value achieved by using double layer coating method was the highest (2,7%), which was 93% higher than using MgO (1,43%) coating variable and graphite coating variable (1,43%)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library