Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Dwi Susanto
"Offer help to quit atau memberikan bantuan untuk berhenti merokok merupakan salah satu komponen MPOWER dari WHO dalam penanggulangan masalah tembakau. Berhenti merokok pada sebagian besar orang sulit dilakukan. Hal ini disebabkan karena faktor adiksi/ketagihan, withdrawal effect, perilaku dan lingkungan. Hanya sekitar 3-5% orang yang berupaya sendiri tanpa bantuan berhasil berhenti merokok. Berbagai modalitas tersedia yang bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan berhenti merokok. Kombinasi konseling dan farmakoterapi di berbagai guideline di luar negeri terbukti meningkatkan keberhasilan berhenti merokok sekitar 35%. Program kegiatan yang telah dilakukan terdiri atas 2 kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai efektivitas kombinasi konseling dan farmakoterapi yaitu varenicline untuk berhenti merokok di RS Persahabatan, Jakarta.
Dua kegiatan penelitian terkait program berhenti merokok dilakukan di klinik berhenti merokok RS Persahabatan. Pertama penelitian mengenai program berhenti merokok terstruktur pada agustus 2009 sampai Februari 2010 yang melibatkan 18 peserta. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan dengan design kuasi eksperimental. Setiap responden menjalani program berhenti merokok terstruktur yang terdiri atas konseling individu, farmakoterapi (varenicline) dan konseling kelompok. Total waktu terapi berhenti merokok yang diperlukan setiap responden adalah 12 minggu. Kegiatan kedua adalah penelitian uji klinis, random, single blind yang dilakukan antara bulan Juli 2012 sampai dengan Desember 2012 yang melibatkan 80 perokok laki-laki. Terapi berhenti merokok dilakukan dalam waktu 12 minggu dan dilanjutkan 4 minggu waktu pengamatan.
Subjek penelitian dibagi kedalam kelompok kombinasi konseling dan farmakoterapi sebanyak 40 orang dan kelompok konseling plus plasebo sebanyak 40 orang. Konseling diberikan setiap minggu dan farmakoterapi yang diberikan adalah varenicline. Pada penelitian pertama, 18 peserta dapat mengikuti terapi berhenti merokok sampai selesai. Sebanyak 8 peserta ( 44,4%) berhenti merokok pada bulan pertama. Sebanyak 6 peserta (33,3%) berhenti merokok pada bulan ke-2 dan sebanyak 4 peserta (22,2%) berhenti merokok pada bulan ke-3. Beberapa Withdrawal effect atau gejala putus nikotin yang ditemukan pada peserta adalah ingin merokok kembali/ketagihan (55,56%), nafsu makan meningkat (50%), mudah marah (38,89%) dan tidak sabar (38,89%). Pada penelitian ke dua setelah pengamatan 4 minggu (minggu 1-4) setelah 12 minggu terapi menunjukkan 55% peserta kelompok kombinasi konseling dan farmakoterapi (varenicUne) dapat berhenti merokok dibandingkan kelompok konseling plus plasebo sebesar 27,5%. Kombinasi konseling dan farmakoterapi meningkatkan keberhasilan program berhenti merokok di RS Persahabatan"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Prastiwi Handayani
"

ABSTRAK

Nama : Prastiwi Handayani
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Judul : Gambaran Respon Ibu Balita dan Petugas Kesehatan Terhadap
Kampanye Imunisasi Measles Rubella (MR) Di Kelurahan
Jakasampurna, Kota Bekasi Tahun 2019
Pembimbing : Dr. drs. Tri Krianto, M.Kes
Salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan dengan imunisasi (PD3I) adalah campak.
Penyakit campak dan rubella adalah penyakit yang mudah menular yang disebabkan oleh
virus dan ditularkan melalui batuk dan bersin. Kampanye imunisasi MR berakhir tanggal
31 Desember 2018. Pencapaian terendah di Jawa Barat, salah satunya kota Bekasi sebesar
85,85 persen. Dari 39 Puskesmas di Kota Bekasi terdapat lima puskesmas yang
cakupannya rendah, salah satunya yaitu Puskesmas Rawa Tembaga dengan cakupan 73%
(Bekasi, 2018). Jumlah anak yang diimunisasi di wilayah kerja Puskesmas Rawa
Tembaga, Kelurahan Jakasampurna sebanyak 12.807 anak dari target sasaran16.529
anak. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran respon ibu terhadap kampanye
imunisasi MR. Jenis penelitian kualitatif dilakukan secara singkat atau Rapid Assesment
Procedures (RAP) dengan metode wawancara mendalam. Pengumpulan data dilakukan
pada bulan Mei sampai Juni 2019 di Kelurahan Jakasampurna, Kota Bekasi. Jumlah
informan adalah 17 orang ibu yang memiliki anak usia 9 sampai 59 bulan dengan teknik
purposive (non probability). Hasil penelitian ini menunjukkan dengan adanya informasi
atau kampanye imunisasi MR baik di media massa maupun fasilitas pelayanan kesehatan
menunjukkan respon positif terhadap informan dengan membawa anaknya untuk
melakukan imunisasi MR. Informan yang bersikap negatif terhadap kampanye tidak
membawa anaknya untuk memberikan imunisasi MR dan cenderung mengabaikan
manfaat yang didapat dari memberikan imunisasi MR serta efek yang terjadi pada anak
jika tidak memberikan imunisasi pada anaknya.
Kata kunci:
Campak dan rubella, imunisasi MR, Kampanye


ABSTRACT

Name : Prastiwi Handayani
Study Program : Health Pormotion
Title : An overview of response of mothers of infants and health workers
to the Measles Rubella immunization campaign (MR) in the
Jakasampurna village, Bekasi city, 2019
Counsellor : Dr. drs. Tri Krianto, M.Kes
One of the diseases that can be prevented by immunization (PD3I) is measles. Measles
and rubella are infectious diseases that are caused by viruses and are transmitted through
coughing and sneezing. The MR immunization campaign ends on December 31, 2018.
The lowest achievement is in West Java, one of which is Bekasi city at 85.85 percent. Of
the 39 Puskesmas in Bekasi City there are five low-coverage puskesmas, one of which is
the Rawa Tembaga Health Center with a coverage of 73% (Bekasi, 2018). The number
of children immunized in the working area of the Rawa Tembaga Community Health
Center, Jakasampurna Subdistrict was 12,807 children from the target target of 16,529
children. The purpose of this study was to obtain an overview of the mother's response to
the MR immunization campaign. This type of qualitative research is carried out briefly
or Rapid Assessment Procedures (RAP) with in-depth interview methods. Data collection
is conducted from May to June 2019 in the Jakasampurna Village, Bekasi City. The
number of informants is 17 mothers who have children aged 9 to 59 months with a
purposive (non probability) technique. The results of this study indicate that with
information or MR immunization campaigns in both the mass media and health care
facilities, they showed a positive response to informants by bringing their children to do
MR immunization. Informants who were negative towards the campaign did not bring
their children to provide MR immunization and tended to ignore the benefits obtained
from providing MR immunization as well as the effects that occur on children if they did
not give immunizations to their children.
Keywords: Measles and rubella, MR Immunization, campaign

"
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library