Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riri Auliadita
Abstrak :
ABSTRAK
Denitrifikasi merupakan proses perubahan bentuk nitrat menjadi gas nitrogen. Proses tersebut umumnya dilakukan oleh bakteri dalam kondisi lingkungan dengan konsentrasi nitrat tinggi dan rendah oksigen. Isolat CD I-III telah diisolasi dari sungai Cideng, Jakarta, diketahui memiliki kemampuan denitrifikasi. Optimasi terhadap aktivitas denitrifikasi dilakukan dengan menumbuhkan isolat dalam medium Nitrate Broth dengan variasi sumber karbon glukosa dan gliserol selama 19 hari. Parameter uji aktivitas denitrifikasi dilakukan dengan perhitungan konsentrasi nitrat dan nitrit menggunakan metode kolorimetri dan perhitungan jumlah bakteri dengan metode Total Plate Count. Identifikasi isolat CD I-III dilakukan menggunakan VITEK-2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan sumber karbon glukosa dan gliserol memberikan perbedaan signifikan pada = 0,05 terhadap perubahan konsentrasi nitrat dan nitrit namun tidak pada jumlah bakteri. Isolat CD I-III berhasil diidentifikasi menggunakan VITEK-2 sebagai Escherichia hermannii dengan tingkat probabilitas 97.
ABSTRACT
Denitrification is reducing processes of nitrate into nitrogen gases. Bacteria is able to do this process in high nitrate and low oxygen concentration. Isolate CD I III isolated from Cideng river, Jakarta, is known to have the denitrification ability. Isolate was inoculated in Nitrate Broth medium with carbon source variations for 19 days to optimize denitrification activity. Parameters used to measure the denitrification activity are nitrate and nitrite concentration by colorimetric method and bacterial viability by total plate count method. Isolate was also identified by using VITEK 2. The result revealed that glucose and glycerol as carbon source variations gave a significant difference 0,05 in nitrate and nitrite concentration whilst no difference in bacterial viability. Isolate CD I III was identified by VITEK 2 as Escherichia hermannii with 97 probability.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farizan Radhiyya Yahya
Abstrak :
Tingginya permintaan pengujian kualitas air permukaan di laboratorium komersil menyebabkan adanya antrian. Dengan adanya antrian, maka sampel yang diserahkan memiliki kemungkinan tidak langsung diuji sehingga sampel akan mengalami fase yang dinamakan fase waktu tunggu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan nilai konsentrasi nitrogen selama rentang waktu tunggu. Selain itu, penelitian ini bertujuan menentukan laju perubahan selama proses nitrifikasi berdasarkan nilai perubahan konsentrasi yang terjadi. Kemudian penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan nilai konsentrasi awal dari setiap parameter yang ada di dalam proses nitrifikasi. Adapun metode yang digunakan untuk mengetahui perubahan nilai konsentrasi nitrogen selama waktu tunggu adalah dengan melakukan pengujian laboratorium berdasarkan HACH. Sedangkan penentuan laju perubahan yang terjadi dilakukan dengan menggunakan metode Solver. Analisis perkiraan nilai konsentrasi awal dilakukan dengan pemodelan yang menggunakan solusi persamaan ODE Linear faktor pengintegrasian. Hasil pengujian laboratorium menunjukan adanya perubahan nilai konsentrasi amonia, nitrit, dan nitrat dari sampel yang didiamkan selama rentang waktu 14 hari dengan kondisi tanpa diawetkan dan dengan diawetkan. Rentang persentase perubahan nilai konsentrasi yang terjadi adalah sebesar 0,4% - 100% untuk amonia, 7% - 300% untuk nitrit, dan 18,2% - 960% untuk nitrat. Nilai laju perubahan amonia secara berurutan adalah 0,74/hari dan 0,4/hari untuk sampel tanpa pengawetan dan dengan pengawetan sedangkan nitrit adalah sebesar 0,05/hari dan 0,08/hari. Nilai error terkecil ada pada hari kedua untuk meperkirakan konsentrasi awal. Nilai konsentrasi amonia, nitrit, dan nitrat dengan kondisi tanpa pengawetan dan dengan pengawetan secara berurutan dengan menggunakan hari kedua sebagai waktu acuan adalah 17,29 dan 13,17 mg/L, 2,84 dan 15,26 mg/L, 0,93 dan 1,46 mg/L ......The high demand for surface water quality testing in commercial laboratories causes queues. With the existence of a queue, the samples submitted have the possibility of not being directly tested so that the sample will experience a phase called the holding time phase. This study aims to analyze changes in the value of nitrogen concentrations during the waiting period. In addition, this study tries to determine the level of change during the nitrification process based on the value of the changes in concentration that occur. Then this study aims to develop the concentration of the initial value of each parameter in the nitrification process. The method used to determine changes in the value of nitrogen concentration during the holding time is by conducting laboratory tests based on HACH. While the rate of change that occurs is done using the Solver method. Analysis of the estimated value of the initial concentration was carried out by modeling using the solution of the Linear integrating factor ODE equation. The results of laboratory tests showed that there was a change in the concentration values of ammonia, nitrite, and nitrate from the samples which were left for a period of 14 days with unpreserved and preserved conditions. The proportion of change in concentration value that occured is 0,4% - 100% for ammonia, 7% - 300% for nitrite, and 18,2% - 960% for nitrate. The value of the rate of change of ammonia respectively is 0,74/day and 0,4/day for samples without preservation and with preservation while for nitrite is 0,05/day and 0.08/day. Most of the smallest error value exist on the second day to estimate the initial concentration. The concentration values of ammonia, nitrite and nitrate under the condition of unpreserved and preserved respectively using the second day as a time reference were 17,29 and 13,17 mg/L, 2,84 and 15,26 mg/L, 0,93 and 1,46 mg/L.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Sedimen salah satu factor yang dapat mempengaruhi kualitas air tambak udang. Pada sedimen terjadi akumulasi dan perombakan bahan organik oleh bakteri. Kelimpahan dan aktivitas bakteri di sediment berpengaruh terhadap konsentrasi senyawa toksik di tambak yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup dan pertumbuhan udang. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kelimpahan bakteri penghasil senyawa nitrit dan amonium pada sedimen tambak udang sistem semi intensif, dan hubungannya dengan konsentrasi amonium, nitrit yang dihasilkan. Penelitian dilakukan di Tambak Pandu Karawang, DKP Karawang- Jawa Barat, pada Bulan April sampai september 2009. Sampel sedimen diambil pada 3 tambak semi intensif pada kedalaman berbeda, yaitu : 0-5 cm, dan 10-15 cm, yaitu pada tahap persiapan, 0 hari, 30 hari, 60 hari,90 hari,120 hari. Sampel diambil secara acak menggunakan core sampler.Analisis kelimpahan bakteri dengan metode MPN (Most Probable Number). Kelimpahan bakteri penghasil senyawa nitrit terbanyak pada sedimen berumur 120 hari di kedalaman 0-5 cm, yaitu sebanyak 9x10(pangkat 22)sel/g dan paling sedikit pada sedimen berumur 30 hari di kedalaman 10-15 cm,yaitu sebanyak 1,5x10(pangkat 6) sel/g. Kelimpahan bakteri penghasil amonium terbanyak pada sedimen berumur 120 hari di kedalaman 10-15 cm, yaitu sebesar 1,2x10(pangkat 20) sel/g dan paling sedikit pada sedimen berumur 0 hari di kedalaman 0-5 cm, yaitu sebanyak 4,3x10(pangkat 5) sel/g. Terlihat adanya korelasi positif antara kelimpahan bakteri dengan konsentrasi amonia dan nitrit yang dihasilkan. Hal ini menunjukkan kelimpahan bakteri berpengaruh terhadap proses perombakan bahan organik dan senyawa nitrit dan amonium yang dihasilkan pada sedimen tambak
2010
551 LIMNO 17:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andina Putri Zata Dini
Abstrak :
Timbulan sampah meningkat sejalan dengan perkembangan aktivitas manusia. Hal ini memberikan masalah terhadap kemampuan lahan untuk menampung sampah. Timbulan sampah juga menghasilkan lindi yang mengandung senyawa organik berbahaya, seperti ammonia, nitrat, nitrit. Penelitian dilakukan dengan memodifikasi lysimeter dan menerapkan sistem pengisian sampah berkala selama tiga minggu, sehingga terdapat tiga lapisan sampah beda umur dalam lysimeter. Resirkulasi lindi diberikan ke dalam reaktor untuk mengetahui efeknya terhadap dekomposisi sampah dan kandungan ammonia, nitrat, nitrit. Akhirnya diketahui kesetimbangan nitrogen yang terjadi di dalam reaktor. Hasil pengamatan selama 150 hari membuktikan bahwa sistem pengisian sampah berlapis dan resirkulasi lindi ke dalam lysimeter akan mempercepat waktu dekomposisi sampah dan menurunkan kandungan ammonia, nitrat, nitrit dalam waktu yang relatif lebih cepat. Metode pengisian sampah 3 lapis membuktikan bahwa lapisan sampah teratas memiliki kandungan nitrogen yang terbesar. Dibuktikan pula bahwa hanya 17% nitogen terlarut dalam lindi, 21% berubah dalam fraksi gas atau cair (uncounted) dan tersisa 60,1% nitrogen yang ada di dalam sampah sebagai residu. ...... Refuse generation will increase in line with development of human activities. This fact make a problem to land area that is no longer able to accommodate. Refuse generation will produce leachate that contains dangerous organic matter such as ammonia, nitrate, nitrite. This study done with modification reactor and implemented continued waste filling method. This research also implement leachate recirculation through the lysimeter. Leachate recirculation aims to know the effect towards refuse decomposition and concentration of ammonia, nitrate, nitrite in lysimeter. This observation results nitrogen balance in reactor. The result of 150 days observation proved that leachate recirculation make refuse decomposition becomes faster and decrease concentration of ammonia, nitrate, nitrite in short period. With continued filling method proved that 3rd refuse layer has more nitrogen compounds than the other layers. This study also prove that only 17% of nitrogen leaves the system via leachate, 21% transferred either into liquid or gas phase (uncounted), and only 60,1% nitrogen stays in refuse as residual nitrogen.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57112
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Amabella Prayogo
Abstrak :
Penyakit kardiovaskular masih menempati peringkat pertama penyakit penyebab kematian terbanyak di dunia, yaitu 31% dari seluruh kematian. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), 85% dari 17,9 juta orang yang meninggal akibat penyakit kardiovaskular mengalami serangan jantung dan stroke. Moringa oleifera yang banyak ditemukan dan telah digunakan di Indonesia, memiliki bahan-bahan yang berperan sebagai antiinflamasi, seperti quercetin, kaempferol, dan flavonoid. Belum ada penelitian yang mengkaji efek ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) terhadap infark miokard tikus. Penelitian ini dilakukan menggunakan bahan biologi tersimpan jaringan jantung dari tikus yang telah menerima 3 perlakuan berbeda (kontrol negatif: tanpa perlakuan; ISO: pemberian isoproterenol 85 mg/kgBB; serta ISO+MO: pemberian isoproterenol 85 mg/kgBB dan ekstrak air daun kelor 200 mg/kgBB). Kadar nitrit diukur menggunakan Nitrite Assay Kit (Griess Reagent). Hasil uji kadar nitrit signifikan antara ketiga kelompok dengan nilai p=0,009. Uji Post-Hoc menunjukkan nilai signifikan antara kelompok kontrol negatif dengan ISO (p=0,290) dan ISO dengan ISO+MO (p=0,013). Dengan demikian, ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) dapat menurunkan kadar nitrit (NO2-) secara signifikan (p=0,013) pada tikus yang mengalami infark miokard akibat induksi isoproterenol. ......Cardiovascular diseases remain as the most common cause of death worldwide, accounted for 31% of all deaths. According to World Health Organization (WHO), 85% out of 17,9 million of people died due to cardiovascular disease, had heart attack and stroke. Moringa oleifera, which is found abundantly in Indonesia, is rich of anti-inflammation properties, such as quercetin, kaempferol, and flavonoids. Up to now, there is no research done to evaluate the effect of Moringa oleifera aqueous extract in myocardial infarction Sprague Dawley rats. This study was conducted using cardiac tissues from 3 groups of rats with different treatments: negative control group (no intervention), ISO group (85 mg/kg body weight of isoproterenol), and ISO+MO group (85 mg/kg body weight of isoproterenol and 200 mg/kg body weight of Moringa oleifera aqueous extract). Nitrite Assay kit (Griess Reagent) was used to evaluate nitrite concentration. Nitrite concentration was found to be significant between three groups (p- value = 0.009). Post-Hoc analysis revealed a significance difference between the negative control and ISO group (p=0.029) as well as the ISO and ISO+MO group (p=0.013). Hence, Moringa oleifera aqueous extract significantly reduced nitrite concentration in rats with myocardial infarction (p=0.013).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Suhartono
Abstrak :
Untuk hemodialisis pasien Penyakit Ginjal Tahap Akhir (PGTA) akses vaskular terpilih adalah pembuatan fistula arteriovenosa (FAV) native, namun FAV memiliki angka kegagalan maturitas yang relatif tinggi. Primary balloon angioplasty (PBA) merupakan salah satu teknik dilatasi untuk membantu maturitas FAV. Teknik konstruksi FAV yang traumatik dan peregangan diameter lumen vena dengan balon dapat menyebabkan cedera fokal pada endotelium vena dan memberikan respons hiperplasia intima serta memengaruhi kadar NO, VEGF dan EMP yang dapat berdampak negatif pada maturitas FAV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek PBA terhadap hiperplasia intima, kadar NO, VEGF, EMP serta maturitas FAV pada pasien dengan PGTA. Desain penelitian adalah uji klinis tersamar acak tunggal di RSUPN Cipto Mangunkusumo, RSUPN Fatmawati, RSUD Kabupaten Tangerang, dan RS Hermina Depok pada bulan Desember 2019 sampai Februari 2022; dengan subjek penelitian 112 pasien. Setelah randomisasi sampel terstratifikasi, 48 pasien menjalani konstruksi FAV dengan PBA (intervensi) dan 64 pasien menjalani konstruksi FAV tanpa PBA (kontrol). Pengukuran meliputi intimal medial thickness (IMT) jukstaanastomosis, VF dan PSV draining vein 1, 2 dan 6 minggu pascaoperasi; kadar NO, kadar VEGF, kadar EMP pascaoperasi dan 2 minggu pascaoperasi serta maturitas FAV yang dievaluasi 6 minggu pascaoperasi. Terkait pandemi COVID-19, 32 pasien lost to follow-up dan 5 pasien kontrol dieksklusi karena trombus pada FAV sehingga subjek yang dianalisis 36 pasien intervensi dan 39 pasien kontrol. Terdapat perbedaan bermakna antara grup kontrol dan intervensi pada maturitas, VF dan PSV draining vein 6 minggu pascaoperasi; kadar EMP 2 minggu pascaoperasi pada pasien PGTA yang menjalani operasi konstruksi FAV (Uji Mann Whitney U, p < 0,05). Tidak didapatkan perbedaan bermakna IMT jukstaanastomosis serta kadar NO dan VEGF antara kelompok kontrol dan intervensi (Uji Mann Whitney U, p > 0,05). Simpulan: PBA meningkatkan maturitas FAV pada pasien PGTA yang menjalani operasi konstruksi FAV yang ditandai dengan peningkatan VF dan PSV draining vein hingga 6 minggu pascaoperasi tanpa memengaruhi ketebalan intima pada daerah jukstaanastomosis, kadar NO dan kadar VEGF. Terdapat peningkatan kadar EMP 2 minggu pascaoperasi pada FAV dengan PBA. ......The preferred vascular access for hemodialysis for patients with end-stage renal disease (ESRD) is through the creation of a native arteriovenous fistula (AVF). The weakness of AVF is the relatively high maturation failure rate. Primary balloon angioplasty (PBA) is a dilation technique to assist AVF maturation. Traumatic AVF construction technique and diameter stretching of the vein lumen with balloons can cause focal injury to the venous endothelium which will eventually affect intimal hyperplasia and NO, VEGF and EMP levels which can negatively impact AVF maturation. This study aimed to determine the effect of PBA on intimal hyperplasia, levels of NO, VEGF, EMP and AVF maturation in patients with ESRD who underwent AVF construction surgery. This study used a single-blind randomized clinical trial design at RSUPN Cipto Mangunkusumo, RSUPN Fatmawati, RSUD Kabupaten Tangerang, dan RS Hermina Depok in December 2019 until February 2022 with 112 subjects. With stratified sample randomization method, 48 patients underwent AVF construction with PBA (intervention), 64 patients underwent AVF construction without PBA (control). Measurements included jukstaanastomosis intimal medial thickness (IMT), VF and peak systolic value (PSV) draining veins 1, 2 and 6 weeks postoperatively; NO, VEGF, EMP levels postoperative and 2 weeks postoperative; and AVF maturation evaluated 6 weeks postoperatively. Regarding the COVID-19 pandemic, 32 patients lost to follow-up and 5 control patients were excluded because of thrombus in the AVF so that analysis was carried out on 75 subjects (36 intervention patients and 39 control patients). There were significant differences between control and intervention groups in maturity, VF and PSV draining vein 6 weeks postoperatively; EMP levels 2 weeks postoperatively in ESRD patients undergoing AVF construction (Mann Whitney U, p < 0,05). There were no significant differences in jukstaanastomosis IMT; NO and VEGF levels between control and intervention groups (Mann Whitney U, p > 0.05). Conclusion: PBA increases the maturity of the arteriovenous fistula in ESRD patients undergoing AVF construction surgery which is characterized by an increase in VF and PSV draining veins up to 6 weeks postoperatively without affecting the IMT in jukstaanastomosis area, NO and VEGF levels. There was an increase in EMP levels 2 weeks postoperatively in AVF with PBA.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghanis Mahdiana Inka Afiata
Abstrak :
Kenaikan timbulan sampah menyebabkan terbatasnya lahan TPA dan permasalahan pengelolaan pada lindi. Hal ini dapat diatasi dengan penerapan bioreaktor landfill yang dapat mempercepat dekomposisi sampah yang sekaligus dapat menurunkan kandungan pencemar yang ada dalam lindi. Pada penelitian ini berfokus pada kemampuan sampah bioreaktor lysimeter yang terdekomposisi berumur 3 tahun tanpa resirkulasi lindi dalam mengolah air lindi yang berasal dari TPA Cipayung. Parameter yang diukur di dalam penelitian ini adalah karakteristik sampah dan parameter kimia air lindi. Uji karakteristik sampah yang dilakukan adalah analisis ultimate yang berupa kandungan unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), total sulfur (S), dan fosfor (P), rasio C/N, serta analisis proximate yang berupa uji kadar kelembaban, dan kadar abu, serta nilai kalori sampah. Sedangkan untuk parameter kimia lindi berupa tingkat penyisihan BOD, COD, TSS, nitrit, nitrat, dan pH. Berdasarkan simulasi pengolahan yang telah dilakukan, data analisis ultimate yang mengalami penurunan adalah unsur C dengan hasil akhir 1,38% dan N adalah 0,16%, sedangkan unsur H dan O mengalami peningkatan dengan kadar akhir sebesar 1,98% dan 12,16%. Peningkatan juga terjadi pada data analisis proximate, dimana kadar kelembaban akhir sebesar 3,4%, sedangkan kadar abu dalam sampah adalah 85,1%. Berdasarkan data analisis ultimate, nilai kalor akhir pada sampah adalah 550,599 kkal/kg dengan rasio C/N sebesar 8,625. Sedangkan untuk pengolahan lindi, sampah bioreaktor memiliki efisiensi rata-rata tingkat penyisihan lindi pada parameter BOD, COD, TSS, dan nitrit sebesar 89,26%, dan penurunan pH efluen mendekati rentang pH netral sebesar 7,2-7,8, sedangkan kenaikan konsentrasi terjadi pada parameter nitrat hingga kenaikan rata-rata sebesar 249,99%.
Increasing in solid waste generation causing limited area of landfill and leachate management problems. These can be solved by applying the bioreactor landfill to accelerate waste decomposition that also can reduce pollutants content in the leachate. This study focused on the ability of 3-year-old decomposed waste in bioreactor lysimeter without leachate recirculation for treating the leachate from Cipayung landfill. Parameters measured in this study are the waste characteristics and leachate chemical parameters.Characteristics of waste includes ultimate analysis of element content of carbon (C), hydrogen (H), oxygen (O), nitrogen (N), total sulphur (S) and phosphorus (P), ratio of C / N, and proximate analysis in the form of moisture content, ash content, and calorific value of the waste.As for chemical parameters of the leachate includes removal efficiencies of BOD, COD, TSS, nitrite, change of pH, and rate of nitrate increase. Based on the simulation of leachate treatment has been done, ultimate analysis data that decreased was element C with final results 1.38% and N was 0.16%, while the final results of element H and O increased by 1.98% and 12,16%. Escalation also occurred in proximate analysis data, which the final moisture content was 3.4%, while the ash content in the waste was 85.1%.Based on data from ultimate analysis, final result of calorific value of waste was 550.599 kcal/kg with C/N ratio was 8.625.As for the results of leachate treatment, bioreactor landfill has average efficiency rate of leachate removal on the BOD, COD, TSS, and nitrite parameters at rate 89,26%, and a decrease of pH occured in leachate effluent with pH range 7,2 to 7,8, while the increase occured in average of nitrates concentrations reached 249,99%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S65867
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library