Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bella Larasati
"ABSTRAK
Skripsi ini menginvestigasi
bagaimana gaya hidup dan faktor demografis
masyarakat Jakarta mempengaruhi persepsi nilai terhadap merek serta melihat
bagaimana persepsi ini mempengaruhi dorongan atau keinginan untuk membeli
produk Old dan New Luxury kategori pakaian dan alas kaki khususnya pada
kelompok umur 14 hingga 30 tahun atau yang biasa disebut dengan Generasi Y.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan design deskriptif. Hasil
penelitian memberi masukan kepada pengusaha produksi atau retail produk luxury
untuk menggali potensi pasar laki-laki, pasar Jakarta Selatan serta kelas
menengah."
2013
S54247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Pratiwi
"Perusahaan Kraft Foods adalah pemimpin dalam industri makanan ringan, dan Oreo menjadi salah satu merek mereka yang paling dikenal dan menjadi ikon sampai saat ini. Laporan ini adalah analisis situasi dari Oreo di pasar biskuit manis. Setelah dilakukan beragam analisis, kami telah mengumpulkan informasi tentang posisi, kinerja, dan potensi Oreo di pasar. Mempertimbangkan tiga faktor penentu keberhasilan - mempertahankan citra yang baik, jaringan distribusi global, dan inovasi produk dan rasa - kami berpendapat bahwa Oreo adalah merek mereka yang sangat mampu dan kuat.
Dari analisis industri kami menemukan bahwa Kraft adalah pemimpin di industrinya; memegang 37 % pangsa pasar, dengan pesaing utama yaitu: Kellogg, Campbell Soup Company dan McKee Foods Corporation. Walaupun industri biskuit manis ini telah masuk dalam tahap dewasa, potensi pertumbuhan penjualan tetaplah sama. Dengan menggunakan model lima kekuatan dari Michael Porter, kami menyimpulkan bahwa pasar biskuit manis adalah pasar yang sangat menarik untuk di masuki. Dibandingkan dengan pesaingnya, Kraft tampaknya berada dalam situasi keuangannya yang terbaik; menghasilkan $ 54,400,000,000 dalam bentuk penjualan, memiliki $ 2,000,000,000 tersedia dalam bentuk tunai, dan mampu menjaga perbandingan rasio utang dengan persentase terendah sebesar 65 % .
Faktor kesehatan merupkan salah satu kekhawatiran terbesar dari Kraft. Walaupun konsumen masih memilih Oreo sebagai merek bisuit manis mereka, populernya tren rendah lemak dan kesadaran masyarakat akan kesehatan dapat mengancam penjualan merek tersebut. Tapi ini dijadikan Oreo sebagai suatu potensi yang bisa digali lebih lanjut. Disamping masalah kesahatamn, penurunan keuntungan dari Kraft, dan ketidakmampuan mereka untuk memaksimalkan para penjual grosiran dan supermarket-supermarket adalah area-area yang juga mengkhawatiran dari merek ini.
Kami menyarankan agar Oreo memanfatkan kesadaran masyarakat akan mereknya serta loyalitas mereka yang kuat, untuk melebarkan konsumsi Oreo sebagai makanan ringan di sekolah melalui penggunaan mesin-mesin penjual, dan juga bermitra dengan sekolah-sekolah lokal. Hal-hal ini akan membantu menjaga Oreo dari potensi gangguan-gangguan distribusi.
Kami juga merekomendasikan Kraft untuk memperluas tanggung jawab perusahaan mereka untuk menarik konsumen yang peduli akan komunitas disekitarnya. Ini dapat dicapai melalui kompetisi dengan kompetitor-kompetitornya, keterlibatan dalam program lingkungan masyarakat, atau melalui dukungan dari selebriti.
Terakhir, kami menyarankan Oreo untuk berinvestasi di teknologi-teknologi baru untuk menyalurkan selera alternatif dari pasar, dan memanfaatkan media sosial untuk melacak perubahan preferensi konsumen. Keunggulan kompetitif dari Oreo adalah merek premiumnya yang berkualitas, dan bernilai tinggi di mata konsumen. Pilihan produknya yang luas, dan ketersediaannya yang sangat tinggi di pasar internasional adalah alat strategis yang dapat dimanfaatkan Kraft untuk meraih kesuksesan di masa depan.

Kraft Foods Inc. is a leader in the snack food industry, Oreo being one of their most recognised and iconic brands to date. This report is a situational analysis of Oreo in the sweet biscuit market. Having performed a spectrum of analyses, we have gathered information about Oreo’s position, performance and potential in the market. Taking into consideration the top three critical success factors - maintaining good brand image, global distribution network and product innovation and taste - we feel Kraft Oreo is a very capable and strong company.
The industry analysis found that Kraft is the business market leader, holding 37% market share with their top competitors being Kellogg’s, Campbell Soup Company’s and McKee Foods Corporation’s. While the industry is in maturity, sales growth potential remains. Utilizing Michael Porter’s five-force model, we have concluded that the sweet biscuit market is very attractive. Relative to its competitors, Kraft appears to be in the best financial situation: generating $54.4 billion in sales, $2 billion available in cash, and maintaining the lowest comparative debt ratio of 65%.
The health factor of choosing Oreo is one of the company’s biggest concerns. While consumers still choose to buy Oreo products, the expansion of the low fat and healthy conscious product line is very opportune. The decline in Kraft’s profit margin and the inability to successfully rely on wholesalers and supermarkets are areas of concern.
We recommend using Oreo’s strong brand awareness and loyalty to entrench consumption of Oreos as a school-snack through the use of vending machines and creating partnerships with local schools. This will help maintain any potential distribution disruptions.
We similarly recommend Kraft to expand corporate responsibility to appeal to community conscious consumers, which can be achieved through competitions, involvement in public environmental programs, or celebrity endorsements.
Finally, we recommend further investment to me made in technological ventures with regard to alternative tastes for niche markets and utilizing social media to track changing consumer preferences. Kraft Oreo’s competitive advantage is that they are a premium-quality brand and highly valued amongst consumers. The wide product variety and extreme accessibility in international markets is a strategic tool to be used to create future success.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Inggit Sekar Madu Siwi
"Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi dan internet sekarang ini, media sosial telah menjadi sarana komunikasi, sumber informasi, dan pemasaran merek yang strategis bagi perusahaan, salah satunya dengan digital influencer. Sebagai online opinion leader, opini dan rekomendasi digital influencer mampu mempengaruhi persepi para pengikutnya. Namun beberapa hasil penelitian terdahulu menyatakan bahwa tingkat popularitas digital influencer belum tentu sebanding dengan tingkat pengaruh yang dapat diberikan kepada pengikutnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perceived influence Tasya Farasya sebagai mega-influencer produk kosmetik Indonesia terhadap purchase intention pengikutnya pada produk kosmetik merek Maybelline melalui brand engagement in self-concept dan brand expected value sebagai variabel mediasi. Pendekatan penelitian kuantitatif dengan sampel sebanyak 220 orang melalui kuesioner online Gform dengan metode non probabilita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived influence berpengaruh positif secara langsung terhadap purchase intention; perceived influence berpengaruh positif terhadap purchase intention melalui brand engagement in self-concept dan brand expected value, serta brand engagement in self-concept berpengaruh positif terhadap brand expected value. Rekomendasi penelitian agar Maybelline mempertahankan penggunaan influencer yang memiliki keahlian di bidang produk kosmetik seperti Tasya Farasya serta meningkatkan pertimbangannya untuk memilih influencer yang memiliki kemampuan persuasif yang tinggi dalam mempengaruh persepsi pengikutnya.

Along with the development of communication technology and the internet nowdays, social media has become a means of communication, a source of information, and strategic brand marketing for companies, one of which is digital influencers. As an online opinion leader, digital influencers' opinions and recommendations are able to influence the perceptions of their followers. However, some previous research results state that the level of popularity of digital influencers is not necessarily proportional to the level of influence that can be given to their followers. Therefore, this research aims to analyze the effect of Tasya Farasya's perceived influence as a mega influencer on the purchase intention of Maybelline cosmetic products by her followers on Instagram through brand engagement in self-concept and brand expected value as a mediating variable. A quantitative research approach with a sample of 220 people through an online google form questionnaire with a non-probability method. The results shows that perceived influence had a direct positive effect on purchase intention; perceived influence has a positive effect on purchase intention through brand engagement in self-concept and brand expected value; and brand engagement in self-concept has a positive effect on brand expected value. This study recommends that Maybelline maintain the use of influencers who have expertise in cosmetic products such as Tasya Farasya and increase their consideration in choosing influencers who have high persuasive abilities in influencing the perceptions of their followers."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library