Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Fauzan
Abstrak :
ABSTRAK
Pengelolaan lindi merupakan salah satu masalah utama yang terjadi dalam pengoperasionalan TPA. Kualitas Lindi yang buruk dapat mencemari tanah maupun badan air disekitar lokasi TPA. Salah satu cara penanganan lindi yang diteliti dalam penelitian ini adalah dengan mengalirkan air lindi kedalam bioreaktor yang didalamnya terdapat sampah berusia 3 tahun yang sebelumnya telah dilakukan resirkulasi lindi untuk meningkatkan kemampuan dekomosisi sampah. Metode yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini adalah dengan membandingkan kemampuan removal konsentrasi lindi dan perubahan yang terjadi pada sampah dalam bioreaktor. Kemampuan removal didapat dari menghitung pengurangan konsentrasi yang terjadi sebelum dan setelah lindi melewati bioreaktor. Parameter yang menjadi penilaian kemampuan peningkatan kualitas lindi adalah BOD, COD, TSS, Nitrit, dan Nitrat, serta pH. Serta ada peninjauan dari perubahan karakteristik ultimate analisis sampah dan nilai kalor yang ada pada sampah. Hasil dari penelitian ini adalah terdapatnya peningkatan kualitas air lindi hingga mencapai diatas 90 pada parameter COD, BOD, TSS, dan Nitrit. Sedangkan untuk parameter Nitrat terdapat peningkatan konsentrasi akibat terjadinya reaksi denitrifikasi. Parameter pH menampakkan terjadinya netralisasi l. Nilai kalor sampah yang didapat dari perhitungan menggunakan data ultimate analisis menampilkan term penurunan sehingga sampah sebaiknya tidak digunakan sebagai renewable energy dalam pemanfaatan kalor karena ketidakoptimalan hasil yang akan diperoleh.
ABSTRACT
Leachate management is an issue in landfill management. The bad quality of leachate can contaminate soil and bodies of water. One of ways to handle leachate that studied in this thesis is by drain the leachate into the bioreactor contain of decomposted garbage to improve leachate quality. The method that used is by comparing the ability of removal leachate concentrations and the changes of garbage in the bioreactor. Removal capability is derived by calculate the reduction in concentrations that occur before and after leachate passed through the bioreactor. The parameters that assessed to improve the leachate quality is BOD, COD, TSS, Nitrite, Nitrate, and pH. There is also a review of garbage ultimate analysis characteristics and HHV contained changes. The results is bioreactor can improve the leachate quality higher than 90 in COD, BOD, TSS, and Nitrite. On the other side, the concentration nitrates parameter is increased due to denitrification reaction. Parameters of pH show neutralization process. The HHV of the garbage that derived from the calculation of ultimate analysis data show a decline term, so that the garbage should not be used as a renewable energy in the utilization of heat because the result is not optimum.
2017
S66814
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal
Abstrak :
ABSTRAK
Permasalahan konsumsi energi adalah satu masalah yang menjadi perhatian serius pemerintahan Indonesia. Pemerintah Indonesia serius memperhatikan tingkat konsumsi energi terutama konsumsi bahan bakar minyak (bbm), dikarenakan cadangan minyak yang diangkat dari seluruh kilang minyak di Indonesia (lifting bbm) masih kurang dibandingkan tingkat konsumsi yang dilakukan oleh rakyat. Pemerintah dalam hal ini berusaha mengembangkan alternative energi yang ada. Penelitian ini mencoba merekayasa bbm solar dengan menambah dengan zat luar. Zat luar yang dipakai adalah Virgin Coconut Oil (VCO) dan minyak goreng bekas (minyak jelantah). Tujuannya untuk melihat bagaimana hasil nilai kalor (heat value) dari bbm solar (High Speed Diesel) yang telah direkayasa dengan menambah dengan zat luar (Menambah secara bergantian dan terpisah antara VCO dan Minyak Jelantah). Penelitian dilakukan dengan menguji nilai panas (HV) dari bahan bakar solar, bahan bakar campuran solar dan minyak jelantah, serta bahan bakar campuran solar dan VCO. Besar campuran pada penelitian ini dibuat 1:2 atau dengan kandungan campuran zat luar sebesar 33,3 % didalam bahan bakar campuran solar dan zat luar. Hasil pengujian dan pengamatan pada penelitian ini sebagai berikut. Nilai kalor (HV) bahan bakar solar 79726 J/g, bahan bakar campuran solar dan minyak jelantah 73034 J/g, serta bahan bakar campuran solar dan VCO 61103 J/g. Penyimpangan (eror) nilai kalor bahan bakar campuran solar dan minyak jelantah terhadap nilai kalor bahan bakar solar sebesar 8,4 %, sedangkan penyimpangan (eror) nilai kalor bahan bakar campuran solar dan VCO terhadap nilai kalor bahan bakar solar sebesar 23,4 %. Analisa secara teoritis di lihat dari grafik menunjukkan bahwa bahan bakar campuran solar dan minyak jelantah cenderung proses pembakarannya lebih baik dibandingkan bahan bakar campuran solar dan VCO.
Medan: Politeknik Negeri Medan, 2019
338 PLMD 22:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Regia Purnama Shofriyah
Abstrak :
ABSTRACT
Pemanfaatan sampah seabgai sumber energi dapat menjadi salah satu solusi untuk menanggulangi tingginya timbulan sampah serta memenuhi kebutuhan energi alternatif yang ramah lingkungan. Namun, hal tersebut dibatasi dengan tingginya kadar air pada sampah khususnya sampah organik yang mempengaruhi nilai kalor yang terkandung pada sampah. Biodrying merupakan suatu metode yang memanfaatkan aktivitas mikroorganisme untuk menghasilkan panas yang mampu menurunkan kadar air dengan bantuan injeksi udara. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai pengaruh dari kadar air awal terhadap proses biodrying. Dengan memanfaatkan sampah organik berupa sampah makanan dan sampah halaman sebagai feedstock, akan dibuat 3 buah reaktor skala laboratorium dengan volume 168 dm3 yang terbuat dari styrofoam dengan kadar air masing ndash; masing reaktor adalah 51,07 , 63,96 dan 71,06 . Dengan durasi percobaan selama 21 hari, diperoleh hasil bahwa ketiga reaktor menunjukkan kadar air akhir yang signifikan berbeda namun dengan nilai volatile solid yang identik. Perubahan karakteristik seperti rasio C:N, FAS, dan nilai kalor juga berubah setelah proses biodrying. Perbedaan kadar air awal juga berpengaruh terhadap lamanya penegringan untuk mencapai kadar air akhir.
ABSTRACT
The use of solid waste can be a good solution for increasing waste generation and alternative energy demand which is environmentally friendly. However, it is limited by the high moisture content, especially organic waste which affects the heat value of the waste. Biodrying is a method by utilizing microbial activities to produce heat in order to decrease the moisture content which helped by the air injection. The experiment will discuss about the effects of wastes rsquo initial moisture content on biodrying process. By using organic waste consist of food wastes and garden wastes as feedstock, there will be 3 laboratory scale reactors with volume 168 dm3 made by styrofoam. Feedstocks were made into 3 initial moisture content variations which were 51,07, 63,96, and 71,06 wt w with air flow rate 10 L min.kg. After 21 days, it was shown that moisture content among 3 reactors are significantly different while the volatile solids are identic. Also, C N ratio, free air space and heat value change after biodrying process. Different initial moisture content causing different duration to dry the organic waste until the moistures reache.
2017
S69307
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indi Azmi Rizka Amalia
Abstrak :
ABSTRAK
Lumpur tinja berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan energi terbarukan, akan tetapi karena karakteristiknya yang memiliki kadar air relatif tinggi diperlukan proses pengeringan terlebih dahulu dengan menggunakan metode biodrying dan hasilnya dapat digunakan sebagai bahan baku refused derived fuel (RDF). Penelitian ini menggunakan 3 desain reaktor dengan rasio pencampuran fraksi organik yang berbeda-beda, yaitu sebesar 31 persen, 40 persen, dan 47 persen. Kemudian dilakukan pengujian parameter kunci dari biodrying, antara lain suhu, kadar air, volatile solid, dan nilai kalor, serta dilakukan juga pengujian tingkat biostabilitas dari feedstock. Berdasarkan hasil yang diperoleh, biodrying menggunakan lumpur tinja dan campuran material organik mampu meningkatkan suhu feedstock hingga rentang 48-52 derajat C, dengan suhu tertinggi terjadi pada Reaktor 2, menurunkan kadar air hingga 5-12 persen, dan kadar volatile solid terendah dicapai Reaktor 3, sebesar 36.57 persen. Pada durasi biodrying hari ke-15, nilai kalor tertinggi terjadi pada Reaktor 3, yaitu sebesar 14.66 MJ/kg, serta tingkat stabilitas tertinggi terjadi pada Reaktor 2 sebesar 0.3 O2.g TS-1.jam-1.
ABSTRACT
Faecal sludge has a potential to be used as renewable energy materials, however, since its characteristics which have high moisture content, a drying process is needed using biodrying method that produce raw materials for refused derived fuel (RDF). This study investigated the biodrying performance of three reactor designs using different organic mixing fractions: 31% (Reactor 1), 40 persen (Reactor 2), and 47 persen (Reactor 3) on key parameters, such as temperature, moisture content, volatile solid, and calorific value. In addition, biostability of the feedstock biodrying will also be investigated. Based on the results obtained, the performance of biodrying using faecal sludge and organic fractions increase the temperature to a range of 48-52 derajat C, with the highest temperature occurring in Reactor 2, which is 51.4 derajat C, and decrease moisture content to 5-12 persen, with the lowest volatile solid content reached 36.57 persen in Reactor 3. At the 15th day biodrying process, the highest calorific value of mixing fraction reached 14.66 MJ / kg occurred in the Reactor 3. Besides, the highest level of biostability is equal to 0.3 O2.g TS-1.hour-1 which occurs in Reactor 2.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benedictus Mardwianta
Abstrak :
Pengolahan limbah bioarang menjadi briket sebagai pengganti biogas untuk mendukung proses roasting pengolahan kopi arabica adalah inovasi energi alternatif sebagai pengganti arang konvensional yang berasal dari kayu dan biogas dari LPG serta untuk mendukung ketahanan energi. Briket merupakan material yang sangat dipengaruhi oleh sifat dan jenis dari bahan yang menjadi penyusun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi briket dengan campuran limbah kulit kopi dan serbuk kayu terhadap nilai kalor, kadar air, kadar abu, dan uji kerapatan. Metode yang digunakan adalah eksperimen. Pada komposisi III nilai kerapatan paling tinggi karena jumlah serbuk kayu paling banyak. karena dengan adanya perlakuan gaya tekan secara manual maka partikel arang akan mengalami pemampatan sesuai dengan gaya tekan yang diberikan. Hasil penelitian komposisi I menghasilkan nilai kalor 6052 kal/gr, komposisi II menghasilkan nilai kalor 6122 kal/gr dan komposisi III menghasilkan nilai kalor 6333 kal/gr. Hasil uji kadar abu SNI 01-6235- 2000 tentang briket arang, kadar abu yang diperbolehkan tidak melebihi nilai 8%. Kadar abu yang dihasilkan pada komposisi III sesuai standar yang ditentukan
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2021
620 JIA XIII:2 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pebriano Saka Perkasa
Abstrak :
ABSTRAK
Pengembangan energi terbarukan merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi. Lumpur tinja menjadi salah satu alternatif pilihan dalam pengembangan energi tebarukan karena memiliki nilai kalor hingga 19,1 MJ/kg TS. Sehingga, berpotensi diubah menjadi Refused Derived Fuels (RDF). Akan tetapi, lumpur tinja masih memiliki nilai kadar air yang tinggi sehingga perlu proses pengeringan terlebih dahulu dengan menggunakan metode biodrying. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pertumbuhan mikroorganisme ketika terjadi variasi fraksi organik terhadap pengeringan lumpur tinja dengan metode biodrying. Berdasarkan pengujian tersebut diperoleh fakta bahwa bakteri mesofilik cenderung meningkat pada dua minggu pertama sedangkan bakteri termofilik meningkat pada satu minggu pertama dan ditemukan kolerasi yang lemah antara pertumbuhan mikroorganisme terhadap perubahan variabel volatile solids. Sementara itu, reaktor dengan penambahan fraksi organik terbesar menghasilkan nilai kalor paling baik, yaitu sebesar 14.66 MJ/Kg, kadar air paling rendah, sebesar 37.15%, dan volatile solids paling besar, 30.93%.
ABSTRACT
Developing a renewable energy is one challenge that we have to face in the future. Faecal sludge could be an alternative solution in developing renewable energy sources since it has heating value up to 19.1 MJ/Kg TS. Hence, faecal sludge could be processed to Refused Derived Fuel. In the other side, faecal sludge has a high moisture content and should be dried before. This study tried to analyze the characteristics of faecal sludge biodrying and see the microbes activity behind the drying process with different organic fraction mixing. To answer the objectives, this experiment using several key parameters suh as temperature, moisture content, volatile solids, and the amount of mesophilic and thermophilic bacteria. The result of this study shows that mesophilic bacteria increased in the first two weeks while thermophilic bacteria increased in the first week and found a low correlation between the growth of microorganisms to changes in volatile solids. Meanwhile, the reactor that with the highest organic fraction shows the best result with calorific value up to 14.66 MJ/Kg, lowest moisture content, 37.15%, and has the highest volatile solids, which is 30.93%.
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Endah Lestari
Abstrak :
Biomasa mempunyai potensi besar sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar minyak dan gas. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang, membuat, dan menguji pelet biomassa sehingga menghasilkan bahan bakar dengan performa pembakaran yang optimal didampingi dengan emisi gas berbahaya yang rendah. Biomas dibuat menjadi pelet dengan bentuk silindris. Parameter yang divariasikan pada penelitian ini adalah bahan baku biomasa yaitu sekam, jerami, kayu kamper, dan kayu karet, ukuran yaitu diameter pelet dari 10-20 mm, kandungan air pada pelet biomasa yaitu 4%-20%, dan laju alir oksigen ke dalam furnace. Hasil penelitian menunjukkan performa pembakaran yang tinggi terjadi pada pelet dengan kadar air rendah dan diameter kecil serta diberi masukan oksigen. Nilai kalor paling tinggi dimiliki oleh pelet kayu kamper yaitu 4556 kal/g sedangkan temperatur pembakaran paling tinggi dimiliki oleh jerami dengan d = 1 cm dan mc = 4%. Densitas bulk pelet terbesar adalah pelet jerami d = 1 cm dan mc = 4%. Emisi CO2 terbesar memperbesar massa CO2 dan menaikkan temperatur pembakaran hingga 1060°C. ......Biomass is a potential alternative energy replacing oil and gas. The experiment goals are designing, making, and testing pellets in order to create fuels with good combustion performance and low emission. Pellets were shaped cylindrical. The variations are pellets raw materials (husk, straw, rubber wood, kamper wood), pellets size (10 ' 20 mm in diameter), moisture content (4-20%) and oxygen purging. Result of the experiment is that good combustion performance happen to pellets with low moisture content and small size with oxygen supply. The highest heating value is from straw pellets with d = 1 cm and mc = 4%. The same pellets also have highest densitas bulk. Highest CO2 emission happen to rubber wood pellets with d = 2 cm and mc = 11%. Purging of oxygen into furnace increases CO2 emission and also temperatur combustion until 1060°C.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51796
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Aswati
Abstrak :
Proses peningkatan mutu batubara peringkat rendah dengan slurry dewatering merupakan pengembangan dari proses UBC (Upgrading Brown Coal). Proses tersebut memanfaatkan pelarut limbah CPO parit dan minyak jelantah, menggantikan kerosin dan residu minyak bumi yang digunakan dalam proses UBC. Slurry dewatering dioperasikan pada temperatur dan tekanan rendah, sekitar 150°C dan 1 atmosfer. Proses ini dimaksudkan hanya untuk mengurangi sebagian besar kandungan air dalam batubara, jadi hanya melibatkan proses fisika (dewatering) tanpa melibatkan proses kimia atau pirolisis sehingga limbah cair dan emisi gas yang dihasilkan tidak berbahaya. Batubara dengan ukuran partikel < 3mm dan pelarut dimasukkan ke dalam reaktor tertutup (autoclave) berpengaduk, dengan rasio berat pelarut dan batubara bebas air 1; 1,5 dan 2. Slurry batubara dan pelarut dipanaskan dalam reaktor hingga mencapai temperatur 150°C selama sekitar 2 jam. Dalam penelitian ini digunakan 3 jenis pelarut : CPO parit, jelantah dan campuran 50/50 CPO parit dan jelantah. Uap air batubara dikondensasi dan dikumpulkan untuk dianalisa kadar BOD dan pH-nya. Pelarut yang telah dipisahkan dari batubara dengan menggunakan separator sentrifugal, direcycle dengan make-up sekitar 20%. Batubara yang sudah kering selanjutnya dibriket untuk memudahkan dalam transportasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses slurry dewatering dengan menggunakan ketiga jenis pelarut tersebut mampu menurunkan kadar air batubara rata-rata 90% dan peningkatan nilai kalor hingga > 40%, serta meningkatkan temperatur pembakaran maksimum sebesar 50%. Rasio pelarut dan batubara bebas air 1,5 memberikan hasil dewatering terbaik, sedangkan dari ketiga jenis pelarut yang digunakan, pelarut campuran mampu menurunkan kadar air tertinggi dibandingkan jelantah dan CPO parit. Limbah cair yang dihasilkan memiliki nilai BOD yang memenuhi syarat baku mutu lingkungan dan aman dibuang ke lingkungan setelah dilakukan pengolahan dengan bahan penetral yang murah dan efektif. ......The process of improving the quality of low rank coal by slurry dewatering process is the development of UBC (Upgrading of Brown Coal). The process utilizes a solvent trenches CPO and waste cooking oil, replacing kerosene and petroleum residue used in the UBC. Slurry dewatering operated at temperatures and low pressures, approximately 150°C and 1 atmosphere. This process is intended only to reduce most of the moisture content in coal, so it only involves physical processes (dewatering) without involving chemical processes or pirolysa so that liquid waste and gas emissions are produced is not harmful. Coal with particle size < 3mm and the solvent incorporated into a closed reactor (autoclave) stirred, with a weight ratio of solvent and water-free coal 1, 1.5 and 2. Slurry mixture of coal and solvent is heated in the reactor until the temperature reaches 150°C for about 2 hours. This study used three types of solvents : CPO trenches, waste cooking oil and 50/50 mixture of CPO trenches and waste cooking oil. Coal water vapor is condensed and collected for analysis levels of BOD and pH value. Solvents which have been separated from the coal by using centrifugal separator, in recycle with make-up around 20%. Coal was dried further brequetting process for ease in transportation. The results showed that the slurry dewatering process by using three types of solvents are able to lower the moisture content of coal on average 90% and an increase in calorific value of up to > 40%, and increasing the maximum combustion temperature by 50%. The ratio of solvent and water-free coal dewatering 1.5 gives the best results, while of the three types of solvent used, solvent mixtures can reduce the water content of the highest compared to cooking and CPO trenches. Liquid waste generated has a value of BOD qualified environmental quality standards and safe disposal into the environment after treatment with a neutralizing agent is cheap and effective.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1543
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Jansen
Abstrak :
ABSTRAK
Kapasitas TPA Bantar Gebang yang semakin terbatas, membutuhkan pengelolaan yang baik. Penambangan timbunan sampah di TPA, atau landfill mining merupakan salah satu alternatif untuk pemanfaatan material yang tertimbun, dan menambah usia TPA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan potensi dari material dari sampah yang telah ditimbun di Zona IVB dan zona V TPA Bantar Gebang sebagai bahan baku RDF dan sebagai kompos atau material cover soil. Karakteristik sampah yang diperiksa adalah kadar air dan kadar abu yang didapat melalui uji laboratorium. Nilai kalor sampah didapatkan dengan metode pengukuran dan penghitungan menggunakan data hasil pengukuran ultimate analysis. Potensi material organik sebagai kompos diketahui dengan mengolah sampah organik dengan metode open windrow selama 30 hari, dan parameter yang di periksa adalah rasio C/N dan temperatur dan potensi sebagai cover soil di lakukan analisis butiran dan kadar air dari material organik. Hasil penelitian menunjukkan komposisinya zona IVB terdiri atas 34,80% organik, 27,44% plastik film, 14,99% kayu, 14,58% kain, karet/kulit 2,24%, dense plastik 1,97% dan sisanya komponen dengan persentase yang lebih kecil. Sedangkan pada zona V terdiri atas 36,53% organik, 30,99% plastik film, 15,73% kayu, 8,56% kain, karet/kulit 1,44%, dense plastik 1,50% dan sisanya komponen dengan persentase yang lebih kecil. Hasil potensi energi sebesar 3.280, dan 3.620 kCal/kg untuk zona IVB dan zona V. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio C/N sampah 4,42-6,23. Sampah organik potensial dijadikan tanah penutup dibandingkan kompos. Potensi energi pada zona IVB sebesar 771,264 GWh dan 1.334,337 GWh. Hasil penelitian juga menunjukkan nilai kadar air sebesar 33%, ini masih terlalu tinggi sehingga perlu dilakukan pre-treatment untuk mengurangi kandungan air dalam sampah untuk meningkatkan kualitas sampah dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku RDF
ABSTRACT
Bantar Gebang landfill capacity is more limited, requiring proper management. Landfill mining is one of the alternatives for the utilization of the accumulated material, and increase the use of the landfill. The purpose of this study was to determine the potential of the material from waste that has been dumped in zone IVB and V zones Bantar Gebang RDF as a raw material and as compost or cover soil material. Calorific value of garbage obtained by the method of measurement and calculation using measurement data ultimate analysis. The potential of organic material known as compost by processing organic waste with open windrow method for 30 days, and the parameters examined is the C / N ratio and temperature and its potential as a cover soil, examined characteristic was sieve analysis and moisture content of organic material. The results showed IVB zone composition consist of 34.80% organic, plastic films 27.44%, 14.99% wood, 14.58% linen, rubber / leather 2,24%, 1,97% dense plastic and the remaining components with a smaller percentage. While in zone V consists of 36.53% organic, plastic films 30.99%, 15.73% wood, 8.56% linen, rubber / leather 1.44%, 1.50% and the dense plastic component with the remaining percentage smaller. The results of the energy potential of 3,280, and 3,620 kCal / kg for IVB zone and zone V. The results also showed water content of 33%, this is still too high so we need a pre-treatment to reduce the moisture content of litter bins to improve the quality and can be used as raw material for RDF. The results showed that the C / N ratio from 4.42 to 6.23. Organic waste potentially be used as soil cover than compost. Calorific value of zone IVB was 3,620 kCal / kg and zone V of 3.280 kCal / kg, however, the results also showed that the water content of waste is quite high at 51.18%, so it is necessary pre-treatment to reduce the water content in the waste to improve quality and can be used as raw material for RDF. Potential energy in zone IVB amounted to 771.264 GWh and 1334.337 GWh
2016
T45856
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Pratama D.
Abstrak :
Berdasarkan hasil pengamatan selama delapan hari penelitian pula, diketahui bahwa timbulan sampah yang masuk ke TPA Sumur Batu adalah sebesar 266,88 ton/hari. Dengan komposisi sampah yang masuk ke TPA Sumur Batu yang berupa material mudah terbakar combustible material adalah sampah plastik, karet, kertas, kayu, dan tekstil yang masing-masing berjumlah 11,41 , 4,44 , 5,48 , 5,03 , dan 5,58 dari total keseluruhan sampah yang masuk ke TPA Sumur Batu. Dengan jumlah yang cukup besar tersebut, salah satu upaya untuk mengurangi jumlah sampah seperti jenis diatas dapat dilakukan dengan mengubah material sampah tersebut menjadi bahan baku Refuse Derived Fuel RDF. Potensi sampah dari tiap-tiap material tersebut ditinjau dari beberapa parameter penelitian. Parameter yang digunakan antara lain berupa kadar air, kadar volatil, kadar abu, serta nilai kalor. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa kadar air sampah yang dapat dijadikan sebagai bahan baku RDF sebesar 41,81 , kadar volatil sebesar 81,21 , dan kadar abu sebesar 12,09, serta nilai kalor sebesar 2.365,27 ndash; 3.967,12 kCal/kg. ......Based on the eight day of observation, the generation of solid waste that enter TPA Sumur Batu was as many as 266,88 tones day. With solid waste composition that enter TPA Sumur Batu consists of combustible materials which is plastic, rubber, paper, wood, and textile each with 11,41 , 4,44 , 5,48 , 5,03 , and 5,58 from the total amount of solid waste generation.With such a considerable amount of solid waste, one of the efforts that could be done to reduce the amount of solid waste varieties as mentioned above is convert the waste materials into Refuse Derived Fuels RDF. Waste potential from each materials reviewed by several research parameters.Parameters used in this research are water content, volatile content, ash content, and calorific value. Based on the research results obtained that the water content amount of solid waste which can be used as Refuse Derived Fuel RDF raw material is 41,81 , the volatile content amount is 81,21 , the ash content amount is 12,09 , and the calorific value is as much as 2.365,27 ndash 3.967,12 kCal kg.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67534
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>