Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Friend, Wayne Z.
New York: John Wiley, 1981
620.188 2 FRI c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Farizzi F.S
Abstrak :
Studi pada nanokarbon sintesis dari polietilen telah berkembang saat ini Penelitian ini menggunakan polietlen tereftalat karena kandungan karbon tinggi Penelitian ini juga diusulkan karena dalam produksi nanocarbon masih bergantung dan menggunakan gas alam sebagai bahan baku Karena gas alam tidak dapat di perbaharui polietlen tereftala diusulkan karena itu menjadi sangat sulit untuk mendaur ulang dan terakumulasi Dalam penelitian ini PET diubah menjadi nanocarbon dengan metode pirolisis Pemotongan PET ditempatkan dalam reaktor pirolisis dan dipanaskan sampai 450oC untuk dekomposisi termal menjadi gas hidrokarbon ringan Berbagai lapisan katalis nikel ditempatkan dalam reaktor sintesis yang terhubung ke reaktor pirolisis dan proses sintesis dilakukan pada suhu 800oC selama satu jam Gas Argon ditambahkan selama proses dan juga hidrogen untuk variasi lainnya Hasil dikarakterisasi menggunakan SEM FE SEM dan XRD menunjukkan nanocarbons dalam bentuk nanotube karbon atau nanofiber telah terbentuk pada permukaan katalis nikel. ......The study on carbon nanotubes synthesis from polyethylene has been developing nowadays. This process uses polytheylene terephthalate because of its high carbon content. The process is also proposed because in the past nanocarbon production has mainly used natural gas as the raw material. Because natural gas is not renewable polyethylene terephthalate was proposed due to it being very hard to recycle and accumulates. In this research, PET was converted into nanocarbon by a method of pyrolysis. PET cuts were placed in the pyrolysis reactor and was heated to 450oC for thermal decomposition into light hydrocarbon gases. Various nickel catalyst coating were placed in the synthesis reactor, which was connected to the pyrolysis reactor and synthesis process was done at a temperature of 800oC for one hour. Argon gas was added during the process and also hydrogen for the other variation. Results were characterized using SEM, FE-SEM and XRD, showing nanocarbons in a form of carbon nanotube or carbon nanofiber were formed on the surface of the nickel catalyst.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55490
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Mahendya Lestariono
Abstrak :
Polyethylene terephthalate (PET) merupakan bahan poliester termoplastik yang diproduksi secara komersial melalui produk kondensasi. PET adalah bahan dasar dari botol plastik dan akan mengeras bila dipanaskan. Berdasarkan karakteristik fisik dari PET, dalam skripsi ini telah dilakukan penelitian limbah botol plastik PET sebagai bahan tambah dalam campuran beton dan menggunakannya dalam campuran beton normal (fc?=25 MPa). Bahan tambah limbah botol plastik PET tersebut berupa cacahan-cacahan yang sebelumnya telah dipotong dengan mesin yang khusus untuk memotong limbah botol plastik dengan mudah. Cacahan-cacahan botol plastik PET tersebut dalam dimensi yang beragam dan bervariasi. Kadar Polyethylene terephthalate (PET) yang ditambahkan pada beton mutu normal dalam volume fraksi adalah 0,10, 0,20, 0,30, 0,50, 0,70 dan 1,00%. Dengan persentase yang berbeda maka akan diketahui pengaruh penambahan limbah botol plastik (PET) terhadap beton tanpa penambahan limbah botol plastik (PET). Sifat fisik botol plastik PET didapat dari literatur, sedangkan yang diuji hanya berat jenisnya saja yaitu dari hasil percobaan yang dilakukan diperoleh nilai sebesar 1,35 gr/cm_ Percobaan pembebanan yang dilakukan meliputi kuat tarik belah dan kuat geser. Benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm digunakan untuk pengujian kuat tarik belah dan benda uji double L berukuran 20_30_7.5 cm_ untuk pengujian kuat geser. Dari hasil penelitian beton normal terhadap beton segar, dapat disimpulkan bahwa dengan bertambahnya kadar cacahan botol plastik PET yang dicampur dalam campuran beton, maka akan cenderung terjadi penurunan pada nilai slump. Dari hasil pengujian terhadap beton yang telah mengeras didapatkan hasil dengan penambahan cacahan botol plastik PET optimum sebesar 0,5% terjadi peningkatan kuat tarik belah sebesar 25,44% pada umur 7 hari, sedangkan pada umur 28 hari peningkatan optimum pada 0,7% yaitu sebesar 19,39%. Pada kuat geser peningkatan optimum terjadi pada 0,5% yaitu sebesar 37,19%. Kata kunci : Polyethylene Terephtalate (PET), Botol Plastik, Bahan Tambah, Beton Normal.
Polyethylene terephthalate (PET) is classified as thermoplastic polyester material that is commercially produced by condensation product. PET is the basic raw material from plastic bottle and will ossify when heated. Based on physical characteristic of PET, in this study has been conducted by research of plastic bottle waste PET as admixture which add in concrete mixture and use it in normal concrete mixture (fc?=25 MPa). Substance of these plastic bottle waste PET in the form of cutting that has been cut by special machine to cut plastic bottle waste easily. Cutting of these plastic bottle PET mentioned in immeasurable dimension and vary. Rate of Polyethylene terephthalate (PET) that added on normal concrete in fraction volume is 0,10; 0,20; 0,30; 0,50; 0,70 and 1,00%. With the different percentage hence will be known the influence of addition plastic bottle waste (PET) to concrete without addition plastic bottle waste. Nature of physical of plastic bottle PET got from literature, while examine only specific gravity and from attempt result conducted to be obtained value equal to 1.35 gr/cm_ The loading attempt conducted cover tensile and shear strength. Object test in the form of cylinder with 15 cm on diameter and 30 cm high is used for tensile strength test and double L samples with size 20_30_7,5 cm_ is used for shear test. From normal concrete research result to fresh concrete, inferential that by increasing rate of cutting plastic bottle PET in concrete mixture, hence will tend to occured the degradation of the slump value. From examination result to concrete ossified got by result with the addition of cutting plastic bottle PET optimum equal to 0,5% will increasing tensile strength 25,44% at 7 day, while at age 28 day optimum increasing optimum occured at 0,7% that is equal to 19,39%. For the shear strength the optimum improvement occured at 0,5% that is equal to 37,19%. Keywords : Polyethylene Terephtalate (PET), Botol Plastik, Bahan Tambah, Beton Normal.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35746
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Irawan
Abstrak :
Kebutuhan akan restorasi tuang di bidang kedokteran gigi semakin meningkat seiring dengan keberhasilan pembangunan Indonesia. Logam pilihan untuk membuat restorasi tuang pada umumnya adalah logam paduan emas, dan material yang beredar di Indonesia pada umumnya masih harus diimpor dari luar negeri dan harganya cukup mahal. Dengan meningkatnya harga emas, maka perlu dicari logam alternatif lain untuk restorasi tuang. Indonesia yang merupakan salah satu penghasil tambang nikel dan tembaga, sudah sepatutnya dapat memanfaatkannya untuk berbagai keperluan termasuk di bidang kedokteran gigi. Dalam penelitian ini digunakan logam paduan nikel-tembaga-mangan untuk keperluan restorasi gigi. Hasil penelitian di tahun pertama telah dibuat 5 komposisi paduan nikel-tembaga-mangan, yaitu . 2ONi-40Cu-40Mn, 30Ni-40Cu-40Mn, 30Ni-40Cu-30Mn, 40Ni-30Cu-30Hn, dan 5ONi-30Cu-20Mn. Kelima paduan tersebut telah dilakukan uji komposisi, kekerasan, kemampuan tuang, dan kekuatan tarik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paduan nikel-tembaga-mangan mempunyai kekerasan yang lebih besar dari logam paduan emas. Temperatur lebur paduan berkisar dari 960 0C sampai dengan 1160 0C. Kemampuan tuang cukup baik terutama pada paduan dengan temperatur lebur kurang dari 1000 0C. Kekuatan tarik memperlihatkan hasil yang bervariasi dimana mempunyai kombinasi kekuatan tarik dan strain yang cukup besar. Hal tersebut memperlihatkan bahwa paduan nikel-tembaga-mangan dapat digunakan sebagai bahan untuk pembuatan restorasi tuang di bidang kedokteran gigi. Untuk memperbaiki sifat yang dipunyai logam paduan, maka perlu ditambahkan sedikit logam Pd (palladium). Pada penelitian pada tahun berikutnya perlu dilakukan pengujian sifat kimia, yaitu uji korosi, dan uji sifat biologis, yaitu uji toksisitas dan sensitivitas pada binatang percobaan.
Demand for cast restorations in dentistry is rapidly increasing along with the improvement in economical status as a result of development. Among other metals used in dentistry, gold alloys are usually the metal of choice for cast restorations, because of its superior qualities. The materials available in Indonesia are still imported and they do cost a fortune. As the value of gold increases, it is necessary to use metal for cast restorations. For Indonesia, as one of the nickel and copper producing countries, it is most obvious that we should be able to utilize the metals for various purposes, especially in dentistry. The study uses nickel-copper-manganese alloys for tooth restoration. In the first year of study, 5 compositions of nickel-copper-manganese alloys combinations have been produced, namely: 2ONi-40Cu-4OHn, 30Ni-40Cu-40Mn, 3ONi-4OCu-30Mn, 4ONi-30Cu-30Mn, and 5ONi-30Cu-2OMn. Each of the five composition have undergone several tests, which are composition test, hardness test, castability, and tensile strength test. The result of the study shows that nickel-copper-manganese alloys are harder than gold alloys. The melting point of Ni-Cu-Mn alloys are between 960 C and 1160 C. The castability is satisfactory, especially when the melting point is below 1000 ,C. Variety of its tensile strength has been noted, with a relatively high strain. These properties indicates that nickel-copper-manganese alloys can be used as cast restoration in dentistry. To improve the property or quality of the alloy, a small amount of palladium was added. Studies for the following year is designed to test the alloys chemical properties .(corrosion) and biological properties (toxicity and sensitivity on experimental animals).
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1993
LP 1993 67
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dhio Wahyu Tri Saputra
Abstrak :
ABSTRAK
Negara Indonesia adalah negara yang kaya akan kandungan unsur mineral berharga pada sumber daya alamnya terhususnya dalam bidang pertambangan. Terak nikel adalah salah satu hasil mentah atau slag dari pemurnian kadar unsur ndash; unsur berharga dimana yang berasal dari perut bumi Indonesia yang didalamnya banyak mengandung mineral berharga seperti Magnetite Fe3O4, Pendlandite Fe,Ni 9S8, Nickel Iron NiFe, dan Bornite CuFeS4. Studi penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar pH terhadap effisiensi pengambilan kadar unsur nikel dan kobalt pada proses pelindian asam ndash; basa menggunakan larutan H2SO4 0,2 M dan NH4OH pada variasi pH yang beragam. Berdasarkan hasil XRD dan AAS, diperoleh hasil yang cukup signifikan pada hasil pelindian pada pH 9.
ABSTRACT
Indonesia is a country rich in the content of valuable mineral elements in its natural resources particularly in the field of mining. Nickel matte is one of the crude or slag results of purifying the precious elements of which are derived from the nature of the Indonesian earth in which it contains many valuable minerals such as Magnetite Fe3O4, Pendlandite Fe,Ni 9S8, Nickel Iron NiFe, and Bornite CuFeS4. This research study aims to determine the effect of pH levels on the efficiency of taking the element content of nickel and cobalt in the acid base leaching process using a solution of H2SO4 0.2 M and NH4OH on various pH variations. Based on XRD and AAS results, significant results were obtained in leaching results at pH 9.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya An Ambari
Abstrak :
Nikel merupakan logam hasil ekstraksi dari bijih sulfida, bijih laterit, dan batuan mineral laut dalam. Nikel banyak dibutuhkan di sektor industri logam paduan, baterai, electroplating, dan lainnya. Nikel biasanya diekstraksi dalam bentuk feronikel atau nikel murni sesuai kebutuhan industri. Bijih nikel yang paling banyak ditemukan di Indonesia merupakan mineral jenis laterit. Nikel laterit di Indonesia terbagi menjadi jenis limonit dan saprolit. Mineral jenis limonit memiliki kandungan nikel lebih rendah daripada jenis saprolit. Bijih nikel jenis saprolit biasa diolah dengan metode pirometalurgi dan jenis limonit diolah dengan metode hidrometalurgi, dimana hal ini ditentukan berdasarkan kandungan nikelnya. Proses hidrometalurgi bijih nikel laterit dilakukan dengan teknik pelindian menggunakan larutan asam sulfat pada temperatur tinggi untuk menghasilkan perolehan kadar nikel yang tinggi. Pada temperatur atmosfer, perolehan nikel bernilai rendah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan karakterisasi elektrokimia bijih nikel laterit menggunakan larutan asam sulfat pada temperatur atmosfer. Larutan asam sulfat yang digunakan divariasikan untuk penelitian ini dengan konsentrasi larutan 1 M, 2 M, 4 M, dan 6 M. Metodologi penelitian dilakukan dengan alur preparasi sampel dan larutan, karakterisasi dengan SEM-EDAX dan metode Petrografi, serta karakterisasi elektrokimia menggunakan metode OCP, EIS, dan LSV. Hasil dari ketiga pengujian tersebut menunjukkan laju pelarutan tertinggi terjadi pada pelarutan dengan konsentrasi 6 M. Peningkatan konsentrasi menurunkan nilai OCP pengujian. Berdasarkan uji LSV, lapisan pasif terbentuk pada pelarutan pada tiap konsentrasi. Peningkatan konsentrasi menyebabkan pemecahan lapisan pasif hingga konsentrasi 4 M, namun lapisan pasif terbentuk kembali pada peningkatan hingga 6 M berdasarkan uji EIS. Ketiga pengujian tersebut menunjukkan perilaku pelarutan meningkatnya laju pelarutan dengan penambahan konsentrasi, namun menimbulkan pembentukan kembali lapisan pasif pada konsentrasi asam melebihi 4 M. ......Nickel was an extracted metal from sulphide ore, laterite ore, and deep-sea mineral rocks. Nickel was needed in the industrial sector of alloy metal, batteries, electroplating, and others. Nickel was usually extracted in the form of pure ferronickel or nickel according to industrial needs. The nickel ore most commonly found in Indonesia was laterite type minerals. Laterite nickel in Indonesia was divided into limonite and saprolite types. Limonite minerals had lower nickel content than saprolite types. Saprolite type nickel ore was usually processed by the pyrometallurgical method and the limonite type was processed by the hydrometallurgical method, where was determined based on the nickel content. The hydrometallurgical process of laterite nickel ore was carried out by leaching technique using a solution of sulfuric acid at high temperatures to produce high nickel content. At atmospheric temperatures, recovery of nickel was low. Therefore, this study aimed to conduct an electrochemical caharacterization of laterite nickel ore using a solution of sulfuric acid at atmospheric temperature. The sulfuric acid solution used for this study was varied with concentration of 1 M, 2 M, 4 M, and 6 M. The research methodology flow was carried out first with sample and solution preparation, SEM-EDAX characterization and Petrographic method, and electrochemical studies using the OCP, EIS, and LSV methods. The results showed the highest dissolution rate occurred at dissolution of 6 M concentration. The increasing concentration decreased the OCP value. Based on the LSV test, a passive layer was formed at each concentration of dissolution. Increased concentration causes the breakdown of the passive layer for adding concentration to 4 M, but the passive layer was formed again at increasing concentration up to 6 M based on the EIS test. The electrochemical characterization revealed the dissolution behavior increased the dissolution rate with the addition of concentration, but caused the formation of the passive layer again at the acid concentration exceeding 4 M.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thiofani Karin
Abstrak :
Penggunaan bahan bakar fosil dalam memenuhi kebutuhan listrik menyebabkan peningkatan emisi karbon dan pembentukan gas rumah kaca, sehingga dibutuhkan alternatif sumber listrik lain yang ramah lingkungan. Fuel cell merupakan perangkat yang dapat mengubah energi kimia menjadi energi listrik dan diharapkan dapat menggantikan bahan bakar fosil. Selain hidrogen, amonia merupakan bahan bakar yang populer untuk dikembangkan untuk fuel cell karena biaya produksinya lebih murah dibandingkan hidrogen dan tidak menghasilkan emisi karbon. Pada penelitian ini, nikel kobalt metal organic framework-74 (NiCo MOF-74) disintesa pada permukaan busa nikel sebagai elektroda dalam fuel cell berbahan bakar amonia.  Sintesis dilakukan dengan rasio optimum Ni:Co (1:1) menggunakan metode solvotermal. Hasil karakterisasi FTIR, XRD dan SEM-EDX menunjukkan bahwa busa nikel termodifikasi nikel kobalt metal organic framework-74 (NiCo MOF-74@NF) berhasil terbentuk. Studi elektrokimia NiCo MOF-74@NF dalam larutan elektrolit yang mengandung amonia menunjukkan densitas arus tertinggi sebesar 0.221 A, sedangkan penggunaan NiCo MOF-74@NF pada fuel cell amonia menunjukkan densitas daya tertinggi sebesar 97mW/cm2. Densitas daya ini 1,8  kali lebih besar dibandingkan busa nikel yang dimodifikasi dengan nikel kobalt tanpa struktur MOF (NiCo@NF) (54mW/cm2) dan 2,7 kali lebih besar dibandingkan dengan busa nikel tanpa modifikasi (35mW/cm2). Dengan demikiam, NiCo MOF-74@NF berpotensi digunakan sebagai elektroda dalam fuel cell berbahan bakar amonia. ......sources of electricity are needed. Fuel cells are devices that can convert chemical energy into electrical energy and are expected to replace the use of fossil fuels. Apart from hydrogen, ammonia is a popular fuel to be developed for fuel cells because it is cheaper and produces no carbon emissions. In this study, nickel cobalt metal organic framework-74 (NiCo MOF-74) was synthesized on the surface of nickel foam to be used as an electrode in an ammonia fuel cell. Synthesis was carried out with the optimum ratio of Ni:Co (1:1) using the solvothermal method. The results of characterization with FTIR, XRD and SEM-EDX showed that NiCo MOF-74@NF was successfully formed. Electrochemical studies of NiCo MOF-74@NF in an electrolyte solution containing ammonia showed the highest current density (0.221 A) and generate a power density of 97mW/cm2 in ammonia fuel cell. This result was 1.8 times greater than nickel cobalt modified nickel foam without MOF structure (NiCo@NF) (54mW/cm2) and 2,7 times better than unmodified nickel foam (35mW/cm2). Hence, NiCo MOF-74@NF has the potential to be used as an electrode in ammonia fueled fuel cells.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Dinitasari
Abstrak :
Pada penelitian ini preparasi komposit busa nikel termodifikasi mangan oksida dan graphene dan uji performanya sebagai elektroda untuk superkapasitor telah berhasil dilakukan. Karakterisasi menggunakan SEM-EDX menunjukkan morfologi berupa bercak putih dan terbentuknya lapisan berupa lembaran yang menyelimuti kerangka busa nikel menunjukkan keberadaan mangan oksida dan graphene. Sedangkan karakterisasi dengan Spektroskopi Raman menunjukkan adanya peak yang mengindikasikan D band dan G band  dengan rasio ID/IG yang dapat menentukan keberadaan material elektroaktif graphene. Uji elektrokimia menggunakan teknik Cyclic Voltammetry (CV) menunjukkan nilai kapasitansi spesifik tertinggi pada Busa nikel/MnO2/Graphene yaitu sebesar 1117,32 F/g pada scanrate optimum 5 mV.s-1. Uji elektrokimia menggunakan teknik Galvanostatic Charge-discharge (GCD) menunjukkan performa terbaik adalah pada Busa nikel/MnO2/Graphene pada arus yang diberikan sebesar 2 mA, dengan nilai kapasitansi spesifik mencapai 977,77 F/g, densitas energi sebesar 27,5 Wh/kg dan densitas daya sebesar 4500 W/kg. Uji elektrokimia menggunakan teknik Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) menghasilkan Nyquist plot. Nilai Rct  diperoleh untuk masing-masing elektroda busa nikel/MnO2, busa nikel/graphene, dan busa nikel/MnO2/graphene adalah sebesar 415 Ω; 580,58 Ω; dan 1460 Ω.
In this research, the preparation of nickel foam composites modified with manganese oxide and graphene and its performance test as electrodes for supercapacitor has been successfully carried out. Characterization using SEM-EDX showed morphology in the form of white spots and the formation of a layer in the form of a sheet covering the nickel foam framework indicating the presence of manganese oxide and graphene. Meanwhile, the characterization using Raman spectroscopy showed that there was a peak indicating the D band and G band with the ID/IG ratio which could determine the presence of graphene electroactive material. The electrochemical test using the Cyclic Voltammetry (CV) technique showed the highest specific capacitance value for MnO2/graphene/Ni foam, which was 1117.32 F/g at an optimum scan rate of 5 mV.s-1. The electrochemical test using the Galvanostatic Charge-discharge (GCD) technique shows that the best performance is on MnO2/graphene/Ni foam at a given current of 2 mA, with a specific capacitance value of 977.77 F/g, an energy density of 27.5 Wh/kg and a power density of 4500 W/kg. Electrochemical tests using the Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) technique produced a Nyquist plot. The Rct value obtained for each electrode of MnO2/Ni foam , graphene/Ni foam, and MnO2/graphene/Ni foam is 415 Ω; 580.58 Ω; and 1460 Ω.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Afif Denaldy
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menghilangkan kandungan besi dalam larutan sehingga pada akhirnya produk yang dihasilkan hanya mengandung nikel dan kobalt. Nikel dan kobalt kemudian akan diolah dalam pembuatan suku cadang baterai lithium. Proses penghilangan ini menggunakan pereaksi kalsium karbonat (CaCO3), dengan dua parameter yaitu pH dan konsentrasi. Parameter untuk pH adalah pH 1, pH 2, dan pH 3, sedangkan parameter lainnya adalah konsentrasi, yaitu konsentrasi 10% dan konsentrasi 15%. Karakterisasi residu dilakukan dengan dua alat, yaitu SEM EDS dan XRD. Keduanya merupakan hasil semi kuantitatif. Untuk filtrat digunakan alat ICP yang datanya bersifat kualitatif. Data tersebut akan difokuskan pada tiga unsur utama yaitu besi, nikel, dan kobalt. Unsur-unsur tersebut akan dibandingkan berdasarkan data yang peneliti lakukan, dan dibandingkan dengan data di literatur. Kondisi optimal pada percobaan ini adaalah pada konsentrasi 10%, suhu 90oC, 2 jam pengadukan dan pemanasan, pada pH 3. ......This study was aiming to remove the iron content in the solution so in the end of the product will be only nickel and cobalt contained. The nickel and cobalt then will be process in making the lithium battery parts. This removal process using calcium carbonate (CaCO3) as the reagent, with two parameters which are pH and concentration. The parameter for pH is pH 1, pH 2, and pH 3, and the other parameter is concentration which are 10% concentration and 15% concentration. The characterization of residue will be done with two tools, which are SEM EDS and XRD. Both of them are the semi quantitative result. For the filtrate it will used the ICP tools which the data is qualitative. The data will be focusing on three main elements, which are iron, nickel, and cobalt. Those elements will be compared based on the data that the researcher got and compared with the literature data. The optimal condition on removing the iron content is on 10% reagent concentration, 90oC, 2 hours of stirring and heating, and at pH 3.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Timothy Alexander Listyawan
Abstrak :
Studi tentang proses purifikasi terhadap produk larutan yang dihasilkan dari proses pelindian dari nikel laterit telah dilaksanakan. Seperti yang kita ketahui bahwa produksi nikel datang dari deposit bertipe sulfida dimana deposit oksida mengandung sebagian besar dari nikel. Hasilnya adalah jumlah deposit sulfida terus berkurang dan hamper habis. Nikel laterit merupakan satu-satunya deposit nikel dimasa depan, namun proses yang sesuai dan efektif masih belum dapat ditemukan. Konten nikel yang sangat rendah serta karateristik mineral yang sangat kompleks merupaka masalah utama dalam memproses jenis mineral ini. Proses hidrometalurgi merupakan satu-satunya cara untuk memproses jenis mineral ini untuk mendapatkan nikel yang murni serta ekonomis. Pelindian dengan kondisi atmosfir standar merupakan salah satu cara yang sangat menjanjikan di masa depan. Namun karena jumlah impuritas yang terkandung dalam produk larutan dari proses ini sangat banyak, penelitian lebih lanjut sangat dibutuhkan. Skripsi ini membahas tentang berbagai macam proses pelindian atas nikel laterit serta proses purifikasi dari produk larutan hasil pelindian. ...... Investigasi di lakukan pada tahap purifikasi untuk menghilangkan impuritas yakni besi dan mangan dalam produk larutan hasil pelindian. Impuritas berusaha untuk di hilangkan dengan proses presipitasi dalam keadaan atmosfir standar. Besi di presipitasi dengan menggunakan bahan kimia untuk netralisasi sementara mangan di presipitasi dengan menggunakan bahan kimia beroksida. Dalam studi ditemukan bahwa presispitasi dapat dilakukan dengan mengontrol pH dari larutan pada suhu tertentu. Lebih jauh lagi, dua tipe presipitasi dari besi dapat dipilih tergantung dari proses lanjutan. Dalam eksprimen untuk menghilankan mangan, ditemukan bahwa permanganat dapat mengoksidasi mangan secara efektif dengan dosis yang rendah. Temuan yang lain adalah proses oksidasi yang lambat membuktikan bahwa proses presipitasi mangan dapat dilakukan secara efektif dan selektif. Oksidasi secara bertahap membuktikan bahwa mangan dapat dihilangkan tanpa kehilangan nikel dalam produk larutan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56048
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>