Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Ikhsan
Abstrak :
Semenjak lahirnya beberapa stasiun televisi swasta di Indonesia, kecenderungan untuk memanjakan pemirsa dengan memberikan tayangan menarik, merupakan suatu keharusan guna bisa menjaring pemirsa sebanyak mungkin. Berbagai strategi diciptakan, guna bisa berkompetisi dengan lainnya. Dampaknya jika sebuah acara bisa menarik minat pemirsa maka hal ini diyakini akan memberikan pemasukan berupa iklan (bagi swasta) yang merupakan sumber penghasilannya. Skripsi ini berusaha memberikan gambaran tingkat persaingan stasiun televisi, dari sisi harapan dan kepuasan yang diperoleh. Guna menunjang hal itu dipakai Teori Niche yang menjelaskan bahwa persaingan antar media massa dapat dianalogikan sebagai persaingan antara populasi makhluk hidup yang memiliki sumber penunjang kehidupan yang sama. Penerapan teori ini, dalam penelitian komunikasi massa dilaksanakan pada pendekatan Uses and Gratification Sesungguhnya pendekatan ini menjabarkan bagaimana khalayak menggunakan media massa untuk memenuhi kebutuhan mereka yakni apa yang menjadi harapan dan apa yang diperoleh. Di sini terdapat sebuah penggabungan dengan teori Niche dalam mengamati tingkat persaingan antar stasiun TV dalam memanjakan pemirsa. Pengetahuan tentang superioritas dari Niche , dilaksanakan dalam mengetahui siapa yang unggul dalam melakasanakan hal tersebut. Hasil dari penelitian ini bahwa TVRI masih belum mampu menandingi superioritas RCTI, baik pada dimensi kognitif (informasi) dan Afektif (hiburan). Untuk TPI dalam tingkat perhatian mahasiswa belum begitu menguat. Superioritas antara SCTV, Anteve dan Indosiar bisa saling mengisi ( interchagebility ) baik dalam dimensi kognitif maupun afektif.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S3998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
As a mall zoobenthos inhabiting interstitial spaces of the substrates, endopsammon play an important ecological role in ecological marine ecosystem....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
C. P. Sarwono
Abstrak :
Media cetak, khususnya majalah, mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun belakangan ini (meningkat lebih dari 300%). Implikasi dari perkembangan media majalah adalah kompetisi yang ketat diantara majalah-majalah tersebut. Kompetisi yang terjadi semakin ketat untuk memperebutkan "kue" iklan dan khalayak pembaca agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup majalah tersebut. Thesis ini adalah sebuah thesis tentang kompetisi empat majalah otomotif, MOBIL, AUTOCAR, MOBIL MOTOR, dan INTAN MOTOR. Peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian terhadap keempat majalah ini karena keempatnya mengincar pasar yang sama: otomotif. Keempatnya menunjukkan performa yang sama. Perbedaannya hanya pada jumlah halaman dan harga jual majalah. Thesis ini bertujuan untuk mengetahui fenomena kompetisi diantara keempat majalah tersebut, dan kemudian memberikan alternatif "positioning" untuk majalah MOBIL. Untuk mendapatkan data dasar penelitian digunakan tehnik analisis isi sederhana, dengan menghitung frekuensi dan volume isi majalah, periode tahun Juli 2000 sampai dengan Juli 2001. Analisis hasil penelitian dilakukan dengan mengaplikasi teori Niche dengan rumusan Niche Breadth untuk menentukan apakah posisi keempat majalah tersebut cenderung spesialis atau generalis dan Niche Overlap untuk mengetahui derajat ketumpang tindihan antara keempat majalah tersebut. Setelah mengetahui fenomena kompetisi keempat majalah tersebut, maka dengan konsep-konsep "positioning" dapat diberikan alternatif "positioning" untuk majalah MOBIL. Ternyata kompetisi keempat majalah tersebut sangat tinggi, keempat majalah tersebut cenderung generalis dan terjadi ketumpang tindihan antara satu dengan yang lainnya, dan majalah MOBIL disarankan untuk tetap generalis agar dapat menjaga khalayak pembacanya serta pemasukan iklan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T8061
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radiana Dhewayani Antarianto
Abstrak :
Latar Belakang: Penemuan sel stem jantung (CSC, cardrkzc stem cells) membuktikan jantung sebagai organ dengan pergantian sel-sel parenkim dan non-parenkim di bawah pengaturan kompartemen sel stem. Kemampuan regenerasi jantung berkurang dengan bertambahnya usia. Penyebab penuaan sel stem jantung adalah perubahan pada lingkungan mikro (niche) jantung yang mempengaruhi keberlangsungan hidup sel stem jantung. Tenascin C adalah molekul di niche jantung yang berperan dalam remodeling jaringan jantung dan angiogenesis, dna komponen peuting dalam regenerasi jantung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan diameter sel otot jantung di jantung tikus yang berbeda usia, menilai ekspresi Tenascin C dan mengetahui hubungan antara ekspresi tenascin C dan perubahan morfometri sel otot jantung. Metode: Desain penelitian ini adalah komparatif potong lintang dengan 6 tikus neonatus (usia 1-4 hari), 9 tikus dewasa muda (usia 3-4 bulan) dan 9 tikus dewasa (usia 12-16 bulan). Proses pembuatan sediaan mikroskopik dilanjutkan dengan pewarnaan HE dan imunohistokimia Tenascin C (sc-9871, sc~2023). Mikrofografi jamung (HE) dipilih 2 Ipb atrium dan 2 Ipb ventrikel. Hasil mikrofotograf dimasukkan dalam format jpeg dan dianalisis dengan Digimizer Image Analyzer. J umlah sel otot jantung dihitung per Ipb dengan tagging system dan diameter sel otot jantung diukur berdzsar unit kalibrasi skala mikrometer. Milcrofotograf tenascin C Iewat software DP2BSW dalam format tifl Dihitung 100 sel otot jantung atrium dan 100 sol ventrikel untuk musing-masing subyek. Imunoreaktivitas tenascin C di sel otot jantung dinyatakan lokasi ekqaresi dan skor intensitas. Lokasi ekspresi adalah positif intra sel, ekstra seL kombinasi keduanya dan negatifl [ntensitas pewarnaan tenascin C diberi skor 1 (lemah) sampai 3 (lcuat). Analisis statistik menggunakan SPSS 13. Hasil : Jumlah sel otot jantung per Ipb terbesar di kelompok neonatus (Atrium=73.4:l=4.8'7; Ventrikel= l52.5:1:3.6) dan paling sedikit di kelompok dewasa (Atrium= 26:I:1.5; Ventrikel= 43.7:1:2.8). Diameter sel otot jantung terkecil di kelompok neonatus (Atrium= 6.lprni0.23; Ventrikel=-° 7.39pmi0.3) dan paling besar di kelompok dewasa (Atrium°-= l7.42pmi0.42; Ventrikel== 23.44|1m=1=0.74). Ekspresi tenascin C ditemukan pada jantung tikus neonatus, dewasa ruuda dan dewasa. Pola ekspresi tenascin C yang sering ditemukan di kelompok neonatus adalah pola kombinasi (Atrium= 43.l7i9.4, Ventrikel= 56.83=l=8.5) dan pola intra sel (Atrium-= 41.33=+=13.4; Ventrikel= 33 .67:|:6.7). Pola ekspresi tenascin C ekstra se! lebih sering ditemukan di kelompok dewasa muda (Atrium= ll.56t3.2; Ventrikel= l2.ll=b7.4) dan dew:-lm (Atrium= 9.22=l:3.5; Ventrikel= 11.67:E3.9) dibandingkan kelompok neonatus (Atrium= 3.33:I=1.3; Ventrikel= 2.5¢l.4). Ekspresi tenascin C negatif paling sering ditemukan di ventrikel jantung dewasa muda (74.44t8 2) dan dewasa (67 .33=\:?7 .6) . Intensitas pewamaan tenascin C kuat (skor 3) paling sering ditemukan di kelempok neonatus (Atrium= 42.83=1=l3.6; Venti-ikel= 59.33=1=9). Skor I paling sering ditemukan di ventrikel jantung kelompok dewasa (16.1 l=|=5.3). Dari analisis korelasi bivariat Pearson ditemukan korelasi positif yang bermakna antara pola ekspresi tenascin C kombinasi di atrium dengan jumlah sel ototjantung atrium (p==0.0l6); pola ekspresi tenasein C intra sel di ventrikel dengan jumlah sel otot jantung ventrikel (p=0.0l) dan pola ekspresi kombinasi di ventrikel dengan jumlah (p=0.00) dan diameter sel otot jantung vcntrikel (p=0.026). Ditemukan pula korelasi positif yang bermakna aniara sl-cor 3 intensitas pewarnaan tenascin C di atrium dengan jumlah sel otot jamung atrium (p=0.035); skor 3 di ventrikel dengan jumlah sei otot jantung ventrikel (p=0.00). Korelasi negatif yang bermakna ditemukan antara skor 3 di ventrikel dengan diameter sel otot jantung ventrikel (p=0.0~0l). Kesimpulan : Semakin bertambah usia jantung, jumlah sel/Ipb semakin berkurang dan diameter semakin besar. Gambaran ini menandalcan teajadinya hipertrofi sel otot jantung. Ekspresi tenascin C ditemukan di jantung neonatus, dewasa muda dan dewasa. Semakin bertambah usia jantung terjadi penurunan jumlah sel otot jamung yang positif mengekspresikan tcnascin C dan berkurangnya intensitas pewarman tenascin C. Di atrium dan ventrikel jamung, semakin banyak jumlah sel otot dengan pola ekspresi tenascin C kombinasi maka semakin banyak jumlah sel otot jantung. Di ventrikel, pola ekspresi kombinasi juga berkorelasi positif dengan diameter se] otot jantung. Semakin tinggi jumlah sel dengan skor intensitas 3 make jumlah sel Otot jantung semakin banyak dan diameter sel otot jantung yang kecil.
Background: Discovery of Cardiac Stem Cells (CSC) showed the heart as renewable organ with parenchymal and non-parenchymal cells turnover governed by stem cells compartments. Cardiac regenerative ability decreases with advancing age. The cause of CSC?s aging is the changes in cardiac microenvironment (niche) that surrounds CSC. Tenascin C is a major glycoprotein in cardiac niche that plays a vital role in cardiac remodelling and angiogenesis, two main components of cardiac regeneration. This study aims to compare immunoreactivity of tenascin C, cardiomyocites number and diameter in three age groups rat cardiac and determine the correlation between tenascin C immunoreactivity and cardiomyocite?s motphometric changes. Methods: Design of this study is comparative cross sectional with 6 neonate rats (age I-4 days), 9 young adult rats (age 3-4 months), and 9 adult rats (age 12-16 months). The subjects underwent intravital lixation and cardiac organ was removed. Microscopic specimens were made and stained with hematoxylin-Eosin and tenascin C immunohistochemistry (sc-9871, sc-2023). From cardiac microphotograph (HE stained) two high power field (hpf) was selected for atrium and two hpf for ventricle. Microphotographs was transferred into digital format (jpeg) and analysed with Digimizer Image Analyzer. Cardiomyocite number was determined using tagging system and measurement of cardiomyocite diameter was calibrated with micrometre scale using Digimiaer Image Analyzer. immunohistochemistry results were documented with DPZBSW as tnicrophotographs in digital format (tiff). 100 catrliomyocites in the atrium and in the ventricle fiom each subject was analysed. Immunoreactivity of tenascin C was classified based on expression paltem and staining intensity. The expression pattern was positive intra cellular, positive extra cellular, positive combination (both intra and extra cellular) and negative. Staining intensity was scored I (weak) to 3 (strong). Statistical analysis was performed with SPSS I3. Result : The most abundant cardiomyocte number per high power fielf (hpf) was found in neonate cardiac (Atrium= 73.4=b4.8'7; Ventrikel= l52.5:l:3.6) and the least abundant was in adult cardiac(Atrium= 26=l:l.5; Ventrikel= 43.7=E2.8). Cardiomyocite diameter was smallest in neonate cardiac (Atrium= 6.1 um=h0.28; Ventrikel= 7.39um:I=0.3) and largest in adult group (Atrium= l7.42um:1:0.42; Ventrikel= 23.44|.un:l:0.74). Tenascin C immunoreactivity was found in neonate, adolescence and adult cardiac. Tenascin C expression pattern most frequently found in neonate cardiac was positive combination (Atrium= 43.l7:1:9.4, Ventrikel= 56.83=l:8.5) and positive intra cellular (Atrium= 4l.33il3.4; Ventrikel= 33.67=l:6.'7). Tenascin C positive extra cellular was commonly found in young adult cardiac (Atrium= 1l.56=l=3.2; Ventrikel= 12.l 1174) and adult cardiac (Atrium= 9.22d:3.5; Ventrikel= 11.671-3.9). Negative tenascin C was more ti-equently found in young adult ventricle (74.44=i=8.2) and adult cardiac (67.33:l:'7.6). High score for tenascin C staining intensity (score 3) was iiequently found in neonate cardiac (Atrium= 42.83=kl3.6; Ventrikel= 59.33d=9). Score l was iiequently found in adult ventricle (16.1l:l:5.3). Pearson bivariate correlation revealed significant correlation between positive combination tenascin C pattern in the atrium with atrial cardiomyocites number(p=0.0l6); positive intra cellular tenascin C pattem in the ventricle with ventricular cardiomyocitcs number (p=0.0l) and positive combination in the ventricle with ventricular cardiomyocites number (p=0.00) and diameter (p=0.026). Significant correlation was also found between score 3 in the atrium with atrial cardiomyocites number (p=0.035); score 3 in the ventricle with ventricular cardiomyocites number (p=0.00). Negative correlation was found signiiicant between score 3 in the ventricle with ventricular cardiomyocitcs diameter (p=0.00l). Conclusions : With advancing age, cardiomyocte number per hpf decreases while the diameter increases. This resembles hypertrophy of cardiomyocite. Tenascin C immunoreactivity was found in neonate, adolescence and adult mrdiac tissue. With advancing age, we found reduced number of cardiomyocites expressing tenascin C and decreased staining intensity. In cardiac atrium and ventricle, increased number of positive combination tenascin C expression showed increased cardiomyocites number. In ventricle, increased number of positive combination showed increased cardiomyocitec diameter. Increased number of cardiomyocites with score 3 tenascin C staining intensity showed higher cardiomyocites number and smaller diameter.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T33066
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Anggun Paramita Djati
Abstrak :
Leptospirosis adalah penyakit berbasis lingkungan yang masih belum menjadi prioritas upaya pengendalian penyakit. Masalah dalam penelitian ini yaitu distribusi leptospirosis berdasarkan habitat dan relung ekologi yang sesuai berbasis ekososial dengan pendekatan ilmu lingkungan belum banyak diketahui. Penelitian bertujuan untuk mengembangkan model prediksi kejadian leptospirosis menurut relung ekologis berbasis ekososial. Penelitian dilakukan tahun 2019- 2020. Data time-series (2008-2018) di Demak, Boyolali, Kota Semarang, dan Ponorogo meliputi titik koordinat penderita dan variabel lingkungan alam, sosial, dan binaan, dilengkapi hasil wawancara dan Focus Group Discussion (FGD). Metode yang digunakan yaitu Pemodelan Relung Ekologis dan Analisis Jaringan Sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum kerapatan vegetasi berkontribusi paling besar terhadap semua model prediksi. Faktor lingkungan lain yang berkontribusi yaitu kepadatan penduduk dan tata guna lahan. Kesimpulan penelitian ini yaitu pemodelan relung ekologis yang dikombinasi dengan analisis jaringan sosial dapat memprediksi sebaran leptospirosis. Prediksi ini dapat digunakan sebagai dasar penentuan intervensi disesuaikan kearifan lokal daerah. ......Leptospirosis is an environmental-based disease that has not yet become a priority in disease control efforts. The problem in this study namely the distribution of leptospirosis based on habitat and ecological linkages in accordance with the environmental science approach, is not widely known. This study aimed to develop a predictive model for the incidence of leptospirosis according to ecosocial based ecological niches. The research was conducted in 2019-2020. Time-series data (2008-2018) in Demak, Boyolali, Semarang City, and Ponorogo included the coordinates of sufferers and variables of the natural, social, and built environment, complemented by the results of interviews and Focus Group Discussions (FGD). The methods used were Ecological Niche Modeling and Social Network Analysis. The results showed that in general the density grew the largest for all predictive models. Other environmental factors were population density and land use. The conclusion of this study was that ecological niche modeling combined with social network analysis can predict the distribution of leptospirosis. This prediction could be used as a basis for determining the choice of local wisdom.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Univeristas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luki Surya Sumirat
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4373
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Stephanus Widjanarko
Abstrak :
This review provides an insight for Carbon Capture and Storage (CCS) technology implementation possibilities in the niche of coal power generation plants. A brief explanation of the technology is necessary for understanding the technological and economic constraints affecting successful implementation. Barriers and opportunities for the technology are addressed, and the advantages for achieving climate change mitigation goals are discussed. Possible solutions to protect the technology and its implementation support are provided as well. This study maintains that international collaboration, government incentives, a positive investment climate, public awareness, and learning by doing experiments are needed to ensure that CCS technology operates successfully within coal power plants. Based on the conducted review, we conclude that renewable energy technologies must be developed rapidly and implemented as soon as possible; and until that time, CCS technology can provide a temporary solution by contributing to climate change mitigation plans.
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2011
UI-IJTECH 2:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hanifa Azanda
Abstrak :
Penelitian ini akan menjabarkan pemasaran bisnis online niche dengan online shop yang dijalankan dengan menggunakan media sosial. Bagaimana melihat peluang pada ceruk (niche) dan melakukan komunikasi pemasaran pada pemasaran di era digital. Penelitian ini akan mengambil studi kasus mengenai pemasaran niche barang-barang khusus individu yang memiliki tubuh big size. Pendekatan penelitian adalah kualitatif dengan paradigma post positivis. Dari penelitian yang dilakukan ditemukan, banyak netpreneur yang berbisnis pada komunitas big size dengan menjalin hubungan atau relasi dengan melakukan komunikasi secara langsung dan saling berinteraksi dengan pelanggan dengan penggunaan media sosial. Selain itu, bentuk pemasaran dilakukan dengan konsep new wave marketing untuk menjaring konsumen dalam komunitas. ......This study will describe the niche marketing online business with an online shop through by using social media. How do see opportunities in nicheand do the marketing communication in the digital age. This study will take a case study on marketing niche specialty items individuals who have a big body size. The approach of research is qualitative research with post-positivist paradigm. From this research found, many netpreneur doing business in a niche with a relationship or a relationship with to communicate directly and interact with customers with the use of social media. Moreover, this form of marketing is done with the concept of the new wave of marketing to attract customers in the community.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45678
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>