Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Winarni
Abstrak :
Koagulasi terjadi karena adanya interaksi antara produk hidrolisa aluminum dengan kontaminan seperti partikel koloid. Berbagai spesies aluminum yang mungkin hadir pada kondisi tertentu perlu diperhatikan, mengingat bahwa mekanisme penurunan kekeruhan sangat tergantung pada spesies tersebut. PACl terdiri dari produk hidrolisa aluminum yang telah dibuat terlebih dahulu, dimana produk ini stabil pada pH di bawah 6 serta kurang sensitif dibandingkan dengan produk hidrolisa in situ yang dihasilkan dari alum. Keuntungan PACl dibandingkan alum diteliti sebagai fungsi dari pH dan dosis Al. Juga dibahas tentang kondisi spesifik dan spesies aluminum yang hadir dalam mekanisme koagulasi tertentu. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa PACl lebih efektif daripada alum pada rentang pH yang rendah dan pH tinggi, sedangkan penggunaan alum optimum pada kondisi netral.
Alum and PACl Coagulation. Coagulation occurs by interaction of aluminum hydrolysis products with the contaminant such as colloidal particles. It is necessary to consider the different aluminum species that may present during specific conditions, since the mechanism of turbidity removal is dependent upon them. PACl consists of preformed aluminum hydrolysis products, which are stable below pH 6 and less sensitive than in situ hydrolysis product, alum. The benefits of PACl relative to alum have been investigated as a function of pH and Al dosages. Specific conditions and aluminum species that exist during the certain mechanisms of coagulation are discussed. Results suggest that PACl is more effective than alum in lower pH range and high pH range, whereas alum is optimum in the neutral condition.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Taufika Nurani Fajri
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fenomena food loss dan food waste pada Warung Tegal di Kota Bekasi dimana dominasi food loss dan food waste di Tempat Pembuangan Akhir menyebabkan overload capacity. Warteg sebagai bisnis makanan belum mengetahui potensinya menyebabkan food loss dan food waste diabaikan. Analisa potensi timbulan food loss dan food waste menggunakan material flow cost accounting (MFCA) dari 3 (tiga) unit Warung yang menjadi obyek penelitian. Penelitian ini menggunakan neutralization dan nudge theory guna melihat perilaku Warung Tegal. Strategi penelitian berupa studi kasus dengan metode kualitatif, menggunakan instrumen penelitian berupa observasi dan wawancara. Analisis dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif, konten, tematik, dan konstan komparatif. Hasil penelitian menunjukkan Warteg A menghasilkan food loss dan food waste sebesar 10,57% setara dengan Rp 568.855, Warteg B sebesar 11,68% setara Rp178.857, dan Warteg C sebesar 11,05% setara Rp 192.814. Hasil temuan penelitian menyimpulkan Warteg melakukan 3 (tiga) teknik netralisasi antara lain: denial of responsibility, denial of injury, dan appear to higher loyalty. Warteg berupaya mitigasi minimal atas food loss dan food waste melalui upaya nugding yang dilakukan pada hulu dan hilir melalui kebijakan pemasok dengan mendorong penyediaan bahan sesuai dengan standar, intervensi porsi, dorongan untuk membungkus dan evaluasi pada pelanggan. ......This study aims to analyze the phenomenon of food loss and food waste at Warung Tegal in Bekasi City where the dominance of food loss and food waste in landfills causes overload capacity. Warteg as a food business does not yet know its potential to cause food loss and food waste to be ignored. Analysis of potential food loss and food waste generation using material flow cost accounting (MFCA) from 3 (three) Warung units which are the object of research. This research uses neutralization and nudge theory to see the behavior of Warung Tegal. The research strategy is in the form of case studies with qualitative methods, using research instruments in the form of observation and interviews. The analysis in this study is descriptive quantitative, content, thematic, and comparative constant. The results showed Warteg A produced food loss and food waste of 10.57%, equivalent to Rp. 568,855, Warteg B was 11.68%, equivalent to Rp. 178,857, and Warteg C was 11.05%, equivalent to Rp. 192,814. The research findings concluded that Warteg carried out 3 (three) neutralization techniques, including: denial of responsibility, denial of injury, and appear to higher loyalty. Warteg seeks to minimize minimal food loss and food waste through nudging efforts carried out upstream and downstream through supplier policies by encouraging the provision of materials according to standards, portion interventions, encouragement to package, and evaluation to customers.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kasmanto Rinaldi
Abstrak :
Dibalik semangat memerangi kejahatan korupsi, terdapat realita unik di tengah kehidupan masyarakat menyangkut reaksi terhadap pelaku kejahatan korupsi. Jika dilihat dari proses penerimaan masyarakat terhadap mantan pelaku korupsi yang telah selesai menjalani masa tahanan di lembaga pemasyarakatan. Indikasi penerimaan masyarakat terhadap mantan pelaku korupsi tersebut, setidaknya dapat terlihat dalam kehidupan sosial di beberapa daerah di Provinsi Riau, di mana masyarakat tetap memberikan penghormatan yang tinggi dan bahkan memposisikannya sebagai tokoh kembali di tengah kehidupan bermasyarakat. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti dimungkinkan untuk membuat deskripsi yang holistik tentang rasionaliasi pembenaran perilaku koruptif elit birokrasi pada masyarakat Riau. Penelitian ini menghasilkan bahwa para elit birokrasi di Riau yang telah terbukti oleh pengadilan telah melakukan korupsi dan merugikan keuangan negara tidak kehilangan reputasinya di mata masyarakat Riau. Gejala ini dapat dijelaskan sebagai bentuk "Cultural Investment", yaitu penanaman budi baik kepada konstituennya yang dibalas dengan rasa hormat dari konstituen kepada elit tersebut. Cultural Investment yang terjadi dalam konteks masyarakat Riau tersebut dapat dijelaskan melalui beberapa proposisi, yaitu Cultural Investment Budaya Riau Dimanipulasi, Cultural Investment Perlu Modal, Cultural Investment Habitus yang Mengalami Degradasi Pemahaman, Cultural Investment Terjadi Dalam Hubungan Patron-Klien, Cultural Investment Merupakan Rasionalisasi Korupsi. Meskipun dalam konteks ini tidak dalam artian menjeneralisasi bahwa seluruh masyarakat Riau merasionalisasikan perilaku korupsi, namun jumlah dan eksistensi dari pihak pihak yang kontra berjumlah sedikit dan tidak memiliki kekuatan untuk dapat memberikan pembandingan yang seimbang dari fenomena yang terjadi.
Behind the spirit of fighting corruption, there is a unique reality in the society life about the reaction to the corruptor. When viewed from the process of public acceptance of ekscorruptor who have finished punishment in prison. Indications of public acceptance of ekscorruptor, at least visible in social life in some areas in Riau Province, where people still give high respect and even give position as a figure again in the middle of society life. Using a qualitative approach, researchers are allowed to create a holistic description of the justification rationalization for corruptive elite behavior of bureaucracy on Riau society. This research result is that the bureaucratic elite in Riau who have been proven by the court have done corruption and harm the country finance does not lose its reputation in the eyes of Riau people. This phenomenon can be described as a form of Cultural Investment, is the cultivation of good character to the constituent who are rewarded with respect from the constituent to the elite. Cultural Investment that occurs in the context of Riau society can be explained through several propositions, namely Cultural Investment Riau Culture Manipulated, Cultural Investment Needs Fund, Cultural Investment Habitus undergo Understanding Degradation, Cultural Investment Occurs In Patron-Client Relationship, Cultural Investment Is Corruption Rationalization. Although in this context it is not in the sense of generalizing that the all society of Riau rationalizes the corruption behavior, but the amount and existence of the contra parties are little and does not have the power to provide a balanced comparison of the phenomena that occur.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
D2441
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Rosalind Ismantara
Abstrak :
Penggunaan kadaver sebagai media pembelajaran dalam pendidikan kedokteran telah berlangsung lama. Salah satu zat kimia yang banyak digunakan dalam pengawetan kadaver adalah formalin karena mampu memfiksasi jaringan dengan baik. Namun, penggunaan formalin juga memiliki dampak negatif karena kadaver yang diawetkan dengan formalin tidak mudah mengalami dekomposisi sehingga dapat mencemari tanah ketika kadaver dikebumikan. Sebagai upaya pencegahan, perlu dilakukan proses netralisasi formalin pada kadaver sebelum penguburan. Natrium karbonat dapat menetralkan formalin dalam bentuk asam format. Namun, belum pernah ada penelitian yang membuktikan apakah natrium karbonat mampu menetralkan formalin dalam jaringan. Maka dari itu, untuk mengetahui apakah natrium karbonat mampu menetralkan formalin jaringan, dilakukan studi eksperimental menggunakan hewan coba mencit (Mus musculus) sebanyak 18 ekor yang dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu tanpa pengawetan (kelompok kontrol, n=6), dengan pengawetan formalin tanpa netralisasi (kelompok formalin, n=6), dan dengan pengawetan formalin serta netralisasi dengan 30% natrium karbonat (kelompok natrium karbonat, n=6). Mencit dikuburkan dan diamati setiap minggu selama enam minggu. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan bermakna pada persentase penurunan massa, bahwa persentase penurunan massa kelompok formalin lebih tinggi dari kelompok natrium karbonat. Kemudian, kecepatan tahapan dekomposisi mencit kelompok formalin lebih tinggi dari kelompok natrium karbonat. Disimpulkan bahwa 30% natrium karbonat belum mampu menetralkan jaringan tungkai mencit yang sudah diawetkan dengan formalin. ......Cadaver have been used as learning media in medical education for a long time. One of the chemicals that is used in preserving cadaver is formalin because it can fix tissue well. However, this also has negative impact because the cadaver that is preserved with formalin is not easy to decompose so it can pollute the soil when the cadaver is buried. As preventive measure, it is necessary to carry out a formalin neutralization process on cadaver before burial. Sodium carbonate can neutralize formaldehyde in the form of formic acid. However, there has never been a study that proves whether sodium carbonate is able to neutralize formalin in tissues. Therefore, to find out whether sodium carbonate is able to neutralize tissue formalin, an experimental study was conducted using 18 mice (Mus musculus) which were divided into three groups, namely without preservation (control group, n=6), with formalin preservation without neutralization (formalin group, n=6), and with formalin preservation and neutralization with sodium carbonate (sodium carbonate group, n=6). The mice were buried and observed every week for six weeks. The results showed a significant difference in the percentage reduction in mass, that the percentage reduction in mass in the formalin group was higher than in the sodium carbonate group. Then, the rate of decomposition of the formalin group of mice was higher than that of the sodium carbonate group. It was concluded that 30% sodium carbonate had not been able to neutralize the muscle tissue of mice that had been preserved with formalin.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ngatijo
Abstrak :
Abstrak Telah dilakukan analisis kadar uranium dan keasaman untuk menentukan kebutuhan sodium hidroksida pada penetralan limbah uranium cair di laboratorium kimia IEBE. Analisis kadar uranium dilakukan untuk mengetahui kandungan uranium dalam limbah sehingga jumlah dan keberadaan bahan nuklir dapat diketahui dalam rangka menjamin pelaksanaan pertanggungjawaban dan pengendalian bahan nuklir. Sedangkan analisis keasaman dilakukan untuk mengetahui tingkat keasaman limbah sehingga dalam pengolahan lebih lanjut dapat dilakukan secara efisien dan aman bagi lingkungan. Disamping itu juga analisis keasaman dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan sodium hidroksida yang digunakan dalam penetralan limbah sehingga penggunaan sodium hidroksida lebih efisien dan efektif. Analisis kadar uranium dilakukan dengan metode potensiometri dan analisis keasaman menggunakan metode alkalimetri. Dari hasil analisis diketahui bahwa untuk limbah drum nomor 1 kadar U sebesar 0,8665 g/L dengan keasaman 2,0790 mol/L, drum nomor 2 kadar U sebesar 0,6939 g/L dengan keasaman 1,9076 mol/L, drum nomor 3 kadar U sebesar 2,8901 g/L dan keasaman 8,1309 mol/L. Penetralan limbah uranium cair dilakukan sampai pH 7. Berdasarkan hasil analisis kadar U dan keasaman serta volume limbah uranium cair maka untuk menetralkan limbah uranium cair tersebut diperlukan sodium hidroksida masing-masing untuk drum nomor 1 sebanyak 12.474,44 g, drum nomor 2 sebanyak 11.445,95 g dan drum nomor 3 sebanyak 22.767,98 g. Total kebutuhan sodium hidroksida untuk menetralkan limbah uranium cair sebanyak 46.687,61 g (50 kg).
Jakarta: Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2017
600 PIN 10:19 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Angky Budianti
Abstrak :
Latar belakang: Infeksi virus dengue masih menjadi masalah di negara tropis seperti Indonesia. Infeksi virus dengue menyebabkan mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Belum ada obat ataupun vaksin yang telah disetujui penggunaannya dan tersedia di dunia untuk penyakit infeksi dengue. Pencegahan infeksi dengue masih terbatas pada pengendalian vektor nyamuk Aedes aegypti. Keempat serotipe virus dengue beredar di Indonesia. Dua genotipe dari virus dengue tipe 1 (DENV-1) yaitu genotipe I dan IV lebih dominan bersirkulasi di Indonesia. Pada tahun 2012, kami mengembangkan kandidat vaksin DNA DENV-1 pUMVC RDS 59/09. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar antibodi anti-membran dan envelop DENV-1 yang dihasilkan mencit ddY setelah imunisasi sebanyak tiga kali dengan pUMVC RDS 59/09 dan untuk mengetahui kemampuan antibodi tersebut dalam menetralkan beberapa genotipe DENV-1 yang diisolasi di Indonesia. Metode: Penelitian eksperimental ini dimulai dari perbanyakan pUMVC RDS 59/09 di sel E.coli untuk mendapatkan konsentrasi yang tinggi. Imunisasi dilakukan pada 12 mencit strain ddY dengan pUMVC RDS 59/09 25 μg/100 μl menggunakan needle-free injector, sebanyak tiga kali dengan interval waktu 3 minggu. Sebanyak 12 mencit disediakan sebagai kontrol yang tidak diimunisasi. Antibodi anti-membran dan envelop DENV-1 pada masing-masing serum mencit diperiksa dengan ELISA dan dibaca pada panjang gelombang 450 nm. Berikutnya, pooled serum mencit pasca imunisasi ke 3, digunakan untuk netralisasi 13 isolat DENV-1 dengan metode focus reduction neutralization test (FRNT). Fokus yang didapatkan dari FRNT diwarnai dengan tehnik imunoperoksidase dan dihitung secara manual. Hasil: Rerata nilai OD ELISA antibodi anti-membran dan envelop DENV-1 dari serum mencit kelompok imunisasi yang diambil sebelum imunisasi, pasca imunisasi 1, pasca imunisasi 2 dan pasca imunisasi 3 adalah 0,329;0,843;1,524 dan 1,598, secara berurutan. Terdapat peningkatan nilai OD ELISA antibodi anti-membran dan envelop DENV-1 dari pooled serum mencit kelompok imunisasi pasca imunisasi pertama, kedua dan ketiga dibandingkan dengan baseline. Titer FRNT antibodi anti-membran dan envelop DENV-1 dari pooled serum mencit pasca imunisasi 3 dan pooled serum mencit kontrol terhadap strain DV-1 RDS 59/09 adalah 1/320 dan < 1/10. Titer FRNT 13 isolat DENV-1 oleh antibodi anti-membran dan envelop DENV-1 dari pooled serum mencit pasca imunisasi 3 berkisar dari 1/320 sampai lebih dari 1/1280. Kesimpulan: Variasi genotipe DENV-1 tidak menyebabkan perbedaan titer antibodi netralisasi yang bermakna (p = 0,222), sehingga dapat diuraikan bahwa antibodi anti-membran dan envelop DENV-1 dapat menetralkan 13 isolat DENV-1 Indonesia yang diuji. ...... Introduction: Dengue virus infection is still a burden in tropical country such as Indonesia. Dengue virus infection causes high mortality and morbidity. No drugs or vaccines are approved and available in the world for this disease. Dengue prevention is still limited to vector control. Four dengue serotypes are circulated in Indonesia. Two genotypes of Dengue virus type 1 (DENV-1), namely genotypes I and IV are found predominantly in Indonesia. Previously in 2012, we constructed pUMVC RDS 59/09, the DENV-1 DNA vaccine candidate. The objective of this study is to assess antibody level produced in ddY strain mice after three times immunization with pUMVC RDS 59/09 and to assess the antibody ability to neutralize genotypes of DENV-1 isolated in Indonesia. Methods: This experimental study was started with propagation of pUMVC RDS 59/09 in E. coli cells to produce high concentration of the DNA. Immunization was carried out with 25 μg/ 100 μl pUMVC RDS 59/09 by needle-free injector, three times in 3 weeks interval. Twelve mice were provided for control without immunization. Anti-DENV-1 membrane and envelope antibody of individual sera were examined by ELISA and absorbance value was measured by ELISA reader in 450 nm wave length. Further, pooled sera of 3rd immunization were used to neutralize 13 DENV-1 isolates by focus reduction neutralization test (FRNT) method. The focus obtained in FRNT was stained by immune-peroxides technique and counted manually. Results: ELISA OD value mean of anti-DENV-1 membrane and envelope antibody in individual ddY mice sera of immunized group before immunization, post first immunization, after second immunization and post third immunization were 0.329; 0.843; 1.524 and 1.598, respectively. An increase in ELISA OD value of anti-DENV-1 membrane and envelope antibody in ddY mice pooled sera of immunized group after first, second and third immunization compared to baseline was observed. FRNT titre of anti-DENV-1 membrane and envelope antibody from third immunization pooled sera compared to control mice pooled sera in RDS 59/09 isolate neutralization was 1/320 compared to < 1/10. Neutralization titre of 13 DENV-1 isolates by anti-DENV-1 membrane and envelope antibody from third immunization pooled sera ranged from 1/320 to more than 1/1280. Conclussions: DENV-1 genotype variation did not lead to significant neutralization antibody titre difference (p = 0,222), so it can be explained that anti-DENV-1 membrane and envelope antibody was able to neutralize 13 strains of Indonesia DENV-1 isolates examined.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihann Hasan
Abstrak :

Perjudian online merupakan kegiatan yang dilarang di Indonesia. Namun, kasus judi online masih marak terjadi dan memberikan banyak dampak negatif bagi penjudi dan juga lingkungan sekitarnya. Penelitian ini berusaha mengeksplorasi pembelajaran sosial teknik netralisasi dari penjudi online. Hubungan narasumber dengan orang terdekatnya dan perjalanan hidup narasumber ditelusuri dan dianalisis menggunakan konsep pembelajaran sosial. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode wawancara mendalam terhadap tiga penjudi online, ditemukan bahwa para narasumber menggunakan teknik netralisasi untuk menghindari reaksi negatif yang mungkin muncul dari keluarga, pacarnya, dan reaksi dari pertemanannya. Narasumber tidak memedulikan reaksi dari teman-temannya, karenanya mereka menggunakan teknik netralisasi sebagai justifikasi untuk terus berjudi online. Pembelajaran akan teknis dan justifikasi untuk berjudi online dari kelompok pertemanan merupakan salah satu pengaruh terkuat yang membuat para narasumber tertarik untuk berjudi online. Pembelajaran tersebut membuat narasumber menggunakan denial of injury dan condemnation of the condemners. Sedangkan penggunaan denial of responsibility dan denial of the victim tidak berasal dari pembelajaran sosial, melainkan melalui narasumber itu sendiri. ......Online gambling is a prohibited activity in Indonesia. However, cases of online gambling persist and have various negative impacts on the gamblers and their immediate surroundings. This research seeks to explore the social learning of neutralization techniques by online gamblers. The relationship between the interviewees and their close associates, as well as the life journey of the interviewees, is examined and analyzed using the concept of social learning. Employing a qualitative approach through in-depth interviews with three online gamblers, it was found that the interviewees employed neutralization techniques to avoid potential negative reactions from family, partners, and friends. The interviewees disregarded the reactions of their friends, hence using neutralization techniques as justification to continue online gambling. Learning technicalities and justifications for online gambling from their peer group proved to be one of the strongest influences that attracted the interviewees to engage in online gambling. This learning led the interviewees to utilize denial of injury and condemnation of the condemners. Meanwhile, the use of denial of responsibility and denial of the victim did not stem from social learning but rather from the interviewees themselves.

Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Bertha Danica Sally Novalina
Abstrak :
Tulisan ini mengkaji bagaimana kekerasan terhadap anak dalam keluarga saat pandemi COVID-19 terjadi melalui sudut pandang relasi antar pelaku dan korban. Studi ini menggunakan teori teknik netralisasi dan kerangka social-ecological model untuk menganalisis perbedaan kekerasan terhadap anak dalam lingkup keluarga sebelum dan saat pandemi berlangsung. Studi ini juga menganalisis proses netralisasi yang dilakukan oleh orangtua sebagai pelaku terhadap anak sebagai korbannya. Metode penulisan yang digunakan adalah explanatory research dengan melakukan pooled cross-sectional untuk mendeteksi pola yang ada. Analisis dalam tulisan ini menggunakan teori teknik netralisasi dan social-ecological model. Dari hasil analisis ditemukan bahwa pelaku lebih banyak melakukan denial of responsibility, denial of victim, dan denial of injury dengan melihat tingkatan social-ecological model yang mencakup individu, relasi, masyarakat, dan institusi untuk memberikan latar konteks fenomena kekerasan terhadap anak dalam lingkup keluarga di Indonesia. ......This writing examines how violence against children in the family during the COVID-19 pandemic happened from the point of view of the relationship between perpetrators and victims. This study uses the theory of neutralization techniques and a social-ecological model framework to analyze differences in violence against children within the family before and during the pandemic. This study also analyzes the neutralization process carried out by parents as perpetrators against children as victims. The writing method is used explanatory research by conducting a pooled cross-sectional study to detect existing patterns. The analysis in this paper uses the theory of neutralization techniques and social-ecological models. From the results of the analysis, it was found that the perpetrators mostly carried out denial of responsibility, denial of victim, and denial of injury by looking at the level of the social-ecological model that included individuals, relationships, communities, and institutions to provide a context for the phenomenon of violence against children in the family environment in Indonesia. Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Sosisal dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The conventional PID control (linear) is popular control scheme that is used in almost pH control at waste water treatment process......
IPTEKAB
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Christina
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas analisis situasi pelaku korupsi yang melakukan teknik netralisasi. Peneliti menggunakan teori Differential Association E.H Sutherland dan Teknik Netralisasi Sykes dan Matza yang telah dikolaborasikan dengan teknik netralisasi Coleman. Perspektif yang digunakan adalah interaksionis atas proses sosial yang dialami pelaku korupsi. Metodologi penelitiannya adalah analisa situasi dari studi kasus kasus individual AM, pelaku korupsi yang divonis seumur hidup. Penelitian ini menemukan penempatan asosiasi AM, Paparan secara verbal atas lima teknik netralisasi, rasionalitas AM melakukan tindakan menyimpang serta menetralisasikan pilihan tindakannya. Peneliti menyimpulkan bahwa proses interaksi dapat mempengaruhi pertimbangan AM atas menentukan perilaku. Rasionalitas yang ada pada diri AM mempertimbangkan keuntungan serta kesempatan dirinya untuk menentukan pilihan sikap. Maka dari itu, identifikasi dari motif yang bervariasi serta dalih pembenaran yang pernah dilakukan akan menjadi landasan berpikir AM dalam membenarkan tindakan korupsi. Upaya mencari dalih dan alasan atas kesalahan yang diperbuat merupakan respon langsung yang diberikan oleh AM dalam menanggapi desakan konformis dari aturan sosial yang berlaku.
ABSTRACT
This thesis discusses the situation analysis of the corrupt offender who performs the neutralization technique. Researchers use the Differential Association theories E. H Sutherland and Neutralization Technique Sykes and Matza which has been collaborated with the neutralization technique by Coleman. Using an interactionist approach in particular to social processes experienced by corruption perpetrators. This research methodology is the situation analysis of the case study of individual AM cases, a life sentence of corruption perpetrators. This research finds AM association placement, verbal exposure to five neutralization techniques, AM rationality performs deviant actions and neutralizes the choice of actions. The authors concluded that the interaction process could influence AM 39s judgment in determining behavior. The rationality that is in AM considers the advantages and opportunities itself to determine the choice of attitude. Therefore, the identification of the varied motives and justifications that have been made will be the basis of thinking AM in justifying the act of corruption. Attempts to find excuses for wrongdoing is a direct response provided by AM in response to the conformist insistence of the prevailing social rules.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>