Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reza Alexander Antonius Wattimewa
"Tulisan ini hendak memahami hakekat dari kesadaran. Kesadaran bukan hanya milik manusia. Mahluk hidup lain, dan bahkan seluruh dalam semesta, memiliki sebentuk kesadaran tertentu."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2023
330 ASCSM 61 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kadarsyah
"Golongan benzodiazepin adalah salah satu golongan obat dari kelas ansiolitik sedatif. Benzodiazepin merupakan obat yang sering digunakan. Di Amerika Serikat setiap tahun ditulis kira-kira 100 juta resep benzodiazepin. Diazepam, salah satu obat golongan benzodiazepin, adalah merupakan obat ansiolitik sedatif yang paling sering digunakan. Pada tahun 1973 kira-kira 15% dari populasi orang dewasa di negara-negara Barat paling sedikit satu kali menggunakan benzodiazepin dalam tahun tersebut, yang digunakan untuk anti kejang, ansiolitik, atau hipnotik.

The benzodiazepine group is a class of drugs from the sedative anxiolytic class. Benzodiazepines are frequently used drugs. In the United States each year approximately 100 million prescriptions for benzodiazepines are written. Diazepam, one of the benzodiazepine class of drugs, is the most frequently used sedative anxiolytic drug. In 1973 approximately 15% of the adult population in Western countries had used at least one benzodiazepine during the year, which was used as an anticonvulsant, anxiolytic, or hypnotic."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1985
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dona Niagara Dinata
"ABSTRAK
Conscience merupakan masalah yang tersamarkan pada pembahasan moralitas. Conscience dalam pendangan religi dan budaya sehari-hari disebut sebagai bentuk kesadaran yang memiliki kuasa untuk memberikan penilaian pada pilihan moral yang diambil dengan penilaian benar atau salah, atau sebagai suara hati atau cahaya yang menuntun tindakan manusia agar manusia melakukan tindakan sesuai dengan tindakan yang dianggap benar. Sejalan dengan pemahaman tersebut Conscience dipercaya sebagai otoritas yang ada dalam diri manusia untuk menentukan nilai dari tindakan sendiri. Afirmasi ini menyebabkan kelengahan terhadap pemahaman keberadaan Conscience. Melalui skripsi ini, Conscience dicoba untuk dijelaskan kembali dengan melihat bagaimana genealogi moralitas sehingga Conscience tersebut dapat terbentuk serta mempertimbangkan modalitas kebertubuhan manusia. Modalitas kebertubuhan yang dimiliki manusia memberikan perbedaan (bukan hierarki) bentuk moralitas manusia (human style morality) dengan makhluk nonmanusia. Conscience merupakan meme. Berbagai replikasi dan rekombinasi meme moralitas dalam budaya turut mengkonstitusi Conscience pada manusia, dan disebar melalui bahasa. Dalam pembahasan moralitas, modalitas kebertubuhan juga perlu diikutkan. Modalitas kebertubuhan tersebut salah satunya meliputi kemampuan otak manusia, yang dijelaskan dalam neurosains. Bentuk meme tertentu merupakan konstalasi tertentu dari jaringan neuron di dalam otak, dan pada otak manusia memungkinkan manusia untuk dapat merasakan sensasi moralitas. Tulisan ini bertujuan untuk mengingatkan bahwa moralitas dan Conscience adalah sesuatu yang sifatnya relatif dan berpeluang memiliki perbedaan, bahkan di antara sesama manusia dikarenakan perbedaan kesejarahan, genetik, dan pengalaman kebertubuhannya

Abstract
Conscience is a vague issue in the morality studies. Conscience, in the perspective of religion and daily culture, is called as consciousness which has authority to give value or appraisal to moral choices taken by the judgment of true or false, or as the inner voice or light which guides human?s action in order that human take action according to the assumed true action. Referring to this understanding, Conscience is trusted as the authority inside a human to decide the value of self-action. This affirmation causes the negligence of the understanding of the Conscience being. Through this thesis, Conscience will be re-explained by seeing how is the genealogy of morality that Conscience can be formed, and considering human?s physical modality. Physical modality owned by human gives the difference of (not hierarchical) human style morality to nonhuman creature. Conscience is meme. Various replications and recombination of cultural morality meme participate in constituting Conscience in human, and is spread / distributed through language. In morality studies, physical modality is necessarily needed to be included. One of the physical modality includes the ability of human brain, which is specifically explained in neuroscience. Certain meme forms are a constellation of neuron networks inside the brain, and human brain makes it possible for human to sense the sensation of morality. The purpose of this writing is to remind that morality and Conscience is relative and has the possibilities of differences, even among humans, because of the differences of historical, genetic physics and physical experiences.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43486
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library