Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Junaedi Yunding
"Praktek klinik lanjut pada kasus gangguan sistem neurologi untuk memberikan asuhan keperawatan, berperan dalam menerapkan Evidence Based Nursing (EBN) serta peran sebagai inovator. Peran pemberi asuhan keperawatan dilakuan pada pasien dengan gangguan sistem persarafan menggunakan Model adaptasi Roy. Asuhan keperawatan kelolaan diberikan pada pasien dengan Meningtis TB dan ditemukan masalah pada mode adaptasi fisiologi, yaitu: risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral. Intervensi keperawatan ditujukan untuk meningkatkan adaptasi pasien dalam meningkatkan perfusi jaringan serebri. Penerapan EBN massase abdomen yang dilakukan pada 6 orang pasien stroke selama 2 minggu menunjukkan bahwa massase abdomen efektif dalam mengatasi konstipasi. Program inovasi ini didapatkan hasil bahwa seluruh caregiver mengalami peningkatan pengetahuan dan ketrampilan khususnya dalam merawat anggota keluarganya yang terserang stroke setelah dilakukan edukasi terstuktur dalam pemberdayaan caregiver.

Advanced clinical practice in cases of neurological disorders to provide nursing care, play a role in implementing the Evidence Based Nursing (EBN) and the role as an innovator. The role of nursing care giver in patients with disorders of the nervous system using Roy?s Adaptation Model. Nursing care to patients with TB meningitis had found problems on physiology adaptation mode, which are : risk of cerebral tissue perfusion ineffectiveness. Nursing interventions are aimed to improve to improve patient adaptation in increasing cerebral tissue perfusion. Application of EBN Massase abdomen performed in 6 patients with stroke for 2 weeks showed that effective abdominal Massase preformance constipation. This innovative program showed that all caregivers have increased knowledge and skills, especially in the care of family members who had a stroke after a structured education in the empowerment of caregiver.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jason Alexander Tjoa
"Latar Belakang
Tremor merupakan gangguan neurologis dengan prevalensi tinggi, tetapi masih sering terjadi misdiagnosis akibat kurangnya pengetahuan sejak masa mahasiswa kedokteran. Pengetahuan dapat dipengaruhi juga oleh tingkat pendidikan dan jenis kelamin. Penelitian terkait ini pada kalangan mahasiswa kedokteran di Indonesia masih terbatas.
Metode
Penelitian ini membuat kuesioner Indonesian Medical Students' Tremor Knowledge Questionnaire (IMSTK-Q) dan menguji validitas serta reliabilitasnya pada 80 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dengan Corrected- Item Total Correlation dan Cronbach’s Alpha. Kuesioner yang telah diuji disebar ke 184 mahasiswa FKUI pada Juni-Agustus 2024 untuk menilai pengetahuan tentang tremor. Perbedaan skor pengetahuan berdasarkan jenis kelamin dan tingkat pendidikan dianalisis menggunakan uji Independent T-test atau Mann-Whitney U test dan hubungan dengan tingkat pengetahuan diuji dengan Chi-Square atau Fisher’s exact test.
Hasil
IMSTK-Q dianggap valid dan reliabel dengan Corrected-Item Total Correlation >0.3 dan Cronbach's α 0.834. Dari 184 mahasiswa, 83 (45.1%) memiliki tingkat pengetahuan yang cukup, 50 (27.2%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik, 35 (19.0%) memiliki pengetahuan yang rendah, 8 (4.35%) memiliki pengetahuan yang baik sekali, dan 8 (4.35%) memiliki pengetahuan yang sangat rendah. Dari 63 (34.2%) mahasiswa laki-laki dan 121 (65.8%) mahasiswa perempuan, tidak ada perbedaan skor dan hubungan yang signifikan pada tingkat pengetahuan terhadap tremor (p=0.248). Perbedaan skor dan hubungan yang signifikan ditemukan pada 82 (44.6%) mahasiswa Klinik yang mendapatkan skor yang lebih tinggi daripada 102 (55.4%) mahasiswa Preklinik (p=0.000).
Kesimpulan
Kuesioner ini terbukti valid dan reliabel. Pengetahuan mahasiswa FKUI mengenai tremor tergolong cukup, dengan perbedaan yang signifikan antara mahasiswa Klinik dan Preklinik, tetapi tidak berdasarkan jenis kelamin.

Introduction
Tremor is a neurological disorder with a high prevalence, but misdiagnosis still occurs frequently due to a lack of knowledge among doctors since medical school. Knowledge can also be influenced by education level and gender. Research on this topic among Indonesian medical students is still limited.
Method
This study developed the Indonesian Medical Students' Tremor Knowledge Questionnaire (IMSTK-Q) and tested its validity and reliability on 80 students from the Faculty of Medicine, University of Indonesia (FMUI), using Corrected-Item Total Correlation and Cronbach’s Alpha. The validated questionnaire was distributed to 184 FMUI students from June to August 2024 to assess their knowledge of tremor. Differences in knowledge scores based on gender and education level were analyzed using the Independent T-test or Mann-Whitney U test, while associations with knowledge levels were evaluated using the Chi-Square or Fisher’s exact test.
Results
IMSTK-Q was considered valid and reliable with Corrected-Item Total Correlation >0.3 and a Cronbach's α of 0.834. Out of 184 students, 83 (45.1%) had an adequate level of knowledge about tremor, 50 (27.2%) had good knowledge, 35 (19.0%) had a low knowledge, 8 (4.3%) had level of knowledge, and 8 (4.35%) had very low knowledge. From the 63 (34.2%) male students and 121 (65.8%) female students, no significant differences in scores or associations with knowledge levels were found (p=0.248). Significant differences were found among 82 (44.6%) clinical students who had better scores and knowledge levels compared to 102 (55.4%) preclinical students (p=0.000).
Conclusion
The questionnaire proved to be valid and reliable. FKUI students' knowledge of tremor is considered adequate, with significant differences between clinical and preclinical students but not between genders.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Hidayatullah
"Praktek klinik lanjut selama praktek residensi keperawatan pada sistem neurologi dimaksudkan untuk mampu memberikan asuhan keperawatan, menerapkan Evidence Based Nursing (EBN) serta mampu berperan sebagai innovator di ruang perawatan. Peran pemberi asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan model adaptasi Roy pada pasien dengan status epileptikus dan 30 pasien lainnya dengan berbagai gangguan sistem persarafan. Perilaku maladaptif paling banyak adalah mode adaptasi fisiologi, yaitu ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral. Intervensi keperawatan berupa manajemen edema cerebral ditujukkan untuk meningkatkan adaptasi pasien dalam meningkatkan perfusi jaringan ceredral. Penerapan EBN diagonally aligned sitting training (DAST) pada empat pasien stroke menunjukkan keefektifan DAST dalam meningkatkan keseimbangan duduk pasien fase awal pasca stroke. Program inovasi keperawatan berupa penerapan program pencegahan kejadian jatuh pada pasien neurologi di rawat inap.

Advance clinical practice in neurological system during residency period is proposed to be able to provide nursing care, implement the evidence based nursing (EBN) and be able to act as innovator in the treatment room. The role of nurse care provider was made using Roy’s adaptation model in patients with status epilepticus and 30 other patients with various neural system disorders. The most maladaptive behavior is the physiological adaptation mode is the ineffective cerebral tissue perfusion, The nursing management intervention was cerebral edema management to improve patient adaptation in enchancing cerebral tissue perfusion. Implementation of EBN: diagonally aligned sitting training (DAST) in four patients with stroke can improve the sitting balance of the patients in the early post stroke phase. Implementation of the fall prevention program can be used for prevent the patient’s fall risk. Keywords: neurological disorder, status epilepticus, prevent risk, diagonally aligned sitting training, Roy Adaptation Model."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Ganefianty
"Praktek klinik lanjut selama praktek residensi keperawatan pada sistem neurologi dimaksudkan untuk mampu memberikan asuhan keperawatan, menerapkan Evidence Based Nursing (EBN) serta mampu berperan sebagai innovator di ruang perawatan. Peran pemberi asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan model adaptasi Roy pada pasien dengan tumor otak dan 30 pasien lainnya dengan berbagai gangguan sistem persarafan. Perilaku maladaptif paling banyak adalah mode adaptasi fisiologi, yaitu ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral.
Intervensi keperawatan berupa manajemen edema cerebral ditujukkan untuk meningkatkan adaptasi pasien dalam meningkatkan perfusi jaringan ceredral. Penerapan EBN respiratory muscle training (RMT) pada tiga pasien stroke menunjukkan keefektifan RMT dalam meningkatkan fungsi pernafasan pasien stroke. Program inovasi keperawatan berupa penerapan program pencegahan kejadian jatuh pada pasien neurologi di rawat inap.

Advance clinical practice in neurological system during residency period is proposed to be able to provide nursing care, implement the evidence based nursing (EBN) and be able to act as innovator in the treatment room. The role of nurse care provider was made using Roy`s adaptation model in patients with brain tumor and 30 other patients with various neural system disorders. The most maladaptive behavior is the physiological adaptation mode is the ineffective cerebral tissue perfusion, The nursing management intervention was cerebral edema management to improve patient adaptation in enchancing cerebral tissue perfusion. Implementation of EBN: respiratory muscle training (RMT) in three patients with stroke can improve the respiratory function of the stroke patients. Implementation of the fall prevention program can be used for prevent the patient`s fall risk."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library