Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Didi Nurdian Abadi
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mencari suatu metoda analisis kualitatif yang sederhana untuk inembedakan enam antibiotik golongan arninoglikosida ysitu aminosidin,, geritamisin, kanamisin, neomisin, sisomisin dan. streptomisin. Netoda yang dilakukan adaish reaksi warna, reaksi mikro kristal, kromatografi kertas, krornatografi. lapisan. tipis dan spektrofotometri.

Dari hasil percobsan didapatkan bahwa tidak ada cara identifikasi tunggal yang dapat membedakan sekaligus keenam antibiotik golongan arninoglikosida tersebut. Salah satu reaksi pengenal antibiotik golongan aminoglikosida adalah reaksi warna dengan ninhidrin. Ada beberapa pereaksi yang membenikan warna yang khusus untuk zat tertentu sehingga dapat dipakai untuk rnembedakan dari zat lainnya.

Kromatografi kertas dengan sistem :propanol-pinidinasam asetat glasial-air (15:10:3:12), kromatografi kertas dua dimensi dengan sis-tem : propanol-pinidin-asarn asetat glasi al-air (15:10:3:12) dan dengan sistérn : metiletilketon-butafbi tersier-metanol-amonia pekat (16:3:1:6), dan krornatogra11 lapisan tipis dengan sistem : amonia pekat-.air- aseton (16:144:40), memakai penampak nods nirthidnin dan natnium nitroprusid teroksidasi, mernbenikan hasil cukup baik, wa1pun beberapa zat membenikan niiai Rf yang berdekatan.

Percobaan mikro knistal dengan mikrosubiimasi memberi kan bentuk cukup spesifik untuk arninosidiri, neomisin dan streptornisin, dan dengan metanol dan asam suifat encer sarna banyak membe±ikan bentuk cukup spesifik untuk streptomisin.

Spektrofotometri tampak darilarutan zat dalam air dengan pereaksi ninhidrin 0,2 % b/v dalam butanol memberikan serapan maksinium dengan dus puncak pads panjang gelombang 385 dan 564 mn untuk aminosid in,. 350 dan 406 nm untuk. neomisin, 355 dan 398 nm untuk sisomisin; dengan satu puncak pada panjang gelombang 568 nm unt.uk gentamisin dan kana misin masing-masing.
1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Setiawati
Abstrak :
ABSTRAK
Penentuan kadar secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau potensi antibiotik diperlukan untuk menjamin kualitas produk antibiotik. Uji antibiotik secara mikrobiologi dan kimia, masing-masing menunjukkan kelebihan dan kekurangan. Penelitian ini bertujuan mendapatkan metode penetapan kadar neomisin sulfat dan polimiksin B sulfat dalam tetes mata secara simultan dengan KCKT Evaporative Light Scattering Detector (ELSD) dan secara mikrobiologi. Parameter validasi yang dilakukan adalah spesifisitas, linearitas, akurasi, presisi dan ketegaran. Analisis secara KCKT-ELSD dilakukan dengan menggunakan kolom fenil X Bridge Waters, suhu penguapan 50oC, tekanan nitrogen 320 kPa, fase gerak terdiri dari kombinasi metanol dan asam trikloroasetat (40 mM; pH 1,70-1,80) dalam mode gradien, laju alir 1,0 mL/menit, detector gain 6, waktu analisis 35 menit. Pengujian mikrobiologi neomisin sulfat dan polimiksin B sulfat dalam sediaan tetes mata dilakukan dengan metode Farmakope Indonesia. Hasil validasi metode KCKT-ELSD dan mikrobiologi memenuhi kriteria keberterimaan. Hasil penetapan kadar sampel neomisin sulfat dan polimiksin B sulfat dengan metode KCKT-ELSD adalah 102,27% dan 100,79%. Hasil uji potensi sampel neomisin sulfat dan polimiksin B sulfat adalah 105,12% dan 104,6%. Dari hasil uji T dua sampel bebas dengan tingkat kepercayaan 95% (a = 0,05) disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara hasil dengan metode KCKT-ELSD dan mikrobiologi.
ABSTRACT
Determination of antibiotics is needed to ensure the quality of antibiotic products. High Performance Liquid Chromatography (HPLC) and microbiological assay methods are both used to quantify antibiotics, and each method has advantages and disadvantages. This study aims to obtain a method for simultaneous quantification of neomycin sulphate and polymyxin B sulphate in eye drops, using an HPLC Evaporative Light Scattering Detector (ELSD) and microbiology. The method was validated with parameters of specificity, linearity, accuracy, precision and robustness. The HPLC-ELSD method used a phenyl XBridge column, an evaporation temperature of 50oC, a nitrogen pressure of 320 kPa, a mobile phase consisting of a combination of methanol and trichloroacetic acid (40 mM, pH 1.70-1.80) in gradient mode at a flow rate of 1.0 mL/minute, a detector gain of 6, and an analysis time of 35 minutes. The microbiological testing of neomycin sulphate and polymyxin B sulphate in eye drops used Indonesian Pharmacopoeia methods. The results of method validation showed that the HPLC-ELSD and the microbiology method fulfil the acceptance criteria. The method has been validated and used for sample analysis in the market. The results of neomycin sulphate and polymyxin B sulphate with the HPLC-ELSD method were 102.27% and 100.79%. The microbiology results for neomycin sulphate and polymyxin B sulphate were 105.12% and 104.6%. Based on the T-test results of two samples with a 95% confidence level (a = 0.05), it was concluded that there was no significant difference between HPLC-ELSD and microbiological methods for determining neomycin and polymyxin B.
2019
T54935
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library