Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Program pengentasan kemiskinan,khususnya pemberdayaan pada komunitas nelayan tradisional,merupakan kebijakan strategis yang telah diambil oleh pemerintah daerah dan instansi terkait pada era otonomi
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fanada Sholihah
"ABSTRAK
Tulisan ini mengkaji tentang aktivitas nelayan tradisional Indonesia yang dinilai "menerobos batas" serta melakukan tindakan ilegal di perairan Australia. Pada 1999, terjadi perubahan target operasi, nelayan Indonesia tidak lagi melakukan penangkapan teripang, kerang lola (trochus niloticus), dan hiu untuk diambil siripnya, tetapi beralih pada "penyelundupan manusia (people smuggling)". Kasus penyelundupan
manusia telah mengonfirmasi betapa sistem kapitalis berhasil mengkooptasi aktivitas pelayaran nelayan tradisional Indonesia dengan memanfaatkan rute-rute pelayaran tradisional. Sementara, posisi mereka di wilayah perairan Indonesia semakin termarjinalkan dan terdesak oleh keberadaan nelayan asing dengan penguasaan modal lebih besar dan teknologi modern. Keberadaan "pemodal besar" berhasil merubah mindset nelayan dari sekadar memenuhi kebutuhan sehari-hari (subsiten) menjadi nelayan industri yang turut aktif dalam kontestasi penangkapan ikan ilegal bahkan penyelundupan manusia. Penelitian ini hendak mengetengahkan dua permasalahan: Pertama, jalannya sistem ekonomi kapitalis dalam mengkooptasi aktivitas pelayaran nelayan tradisional di wilayah lintas batas Laut Timor. Kedua, manifestasi dari kapitalisasi aktivitas pelayaran. Akhirnya, pemerintah perlu hadir untuk melakukan penegakan terhadap aturan main dalam aktivitas pelayaran di wilayah lintas batas Laut Timor."
Lengkap +
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta, 2018
959 PATRA 19:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Reny Syafriny
"ABSTRAK
Masalah utama dari pertumbuhan pesat ekonomi modern adalah terjadinya kontestasi ruang yang berdampak ketimpangan dan ketidakadilan spasial bagi kelompok ekonomi tradisional yakni kelompok nelayan. Melalui kasus kota pesisir Manado dengan kondisi fisik kota yang terkendala bentang alam, tumbuh persaingan ruang ekonomi yang tidak berimbang antara ekonomi modern kapitalistik dan ekonomi subsisten. Kompetisi penggunaan ruang memerlukan diskusi dan pengetahuan yang belum banyak dibahas tentang pengembangan konsepsi rancangan kota yang adil antara sektor formal dan informal. Melalui pendekatan kualitatif grounded theory yang tidak mengkonstruksi hipotesis sebagai pijakan awal, penelitian berjalan dalam dua alur, yakni ekplorasi kasus, dan pengembangan trialektika spasialitas yakni pemahaman terhadap kompleksitas ruang melalui sosio-spasial historis, dapat diungkap penyebab dan proses terjadinya ketidakadilan. Menggunakan analisis strukturasi masyarakat urban dapat dipahami bagaimana proses kelompok dominan memarginalkan kelompok lain serta peran dan keterlibatan aktor dalam penentuan bentuk ruang urban. Temuan riset menunjukkan bahwa determinasi perubahan bentuk perkotaan modern secara makro sangat dipengaruhi oleh kekuatan modal kapital yang berdampak pada struktur spasial perkotaan yang timpang dan menimbulkan konflik berkelanjutan sebagai manifestasi dari ketidakadilan spasial dalam penggunaan ruang. Secara mikro permukiman nelayan termarginal melalui penyusutan pangkalan perahu sebagai ruang sosial dan ekonomi dalam komunitas nelayan.

ABSTRACT
This dissertation raises the issue of modern economic growth in urban areas that impacted inequality and spatial injustice for traditional economic groups represented by fishermen. Through the case of Manado coastal city constrained by its natural condition of the landscape, there is an unbalanced economic space competition between the capitalistic and the subsistence group, especially the traditional fishermen. This situation requires further discussion focused on the conception of the just city design. Descriptive qualitative research using the process of physical and metaphysical transformation of urban space had explained the actors and power as determinant factor in urban structures changes as the cause of spatial inequality and injustice. In micro level, fishermen settlement marginalized by the depreciation of the boat station during the process of coastal reclamation construction in the city"
Lengkap +
2017
D2272
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk : 1) memperoleh informasi tentang potensi sosial budaya yang dapat dikembangkan untuk mendukung pengembangan sumber daya alamnya 2) kekuatan dan kelemahan model pemberdayaan sebelumnya3) pembuatan rancangan model konseptual yang siap untuk divalidasi di lapangan...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yohan Bahtera Adam
"Tesis ini membahas mengenai faktor penyebab terjadinya kemiskinan nelayan pesisir di Desa Putik serta bentuk kemiskinan yang mereka alami. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan data primer yang dikumpulkan melalui beberapa metode serta data sekunder yang relevan dengan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan, kemiskinan nelayan pesisir disebabkan: 1) Kondisi Alam; 2) Rendahnya kualitas sumber daya manusia; 3) Pola Hidup Nelayan Pesisir; 4) Keterbatasan modal dan akses ke sumber bantuan; 5) Pemasaran hasil tangkapan. Sedangkan bentuk kemiskinan yang terjadi pada nelayan pesisir di Desa Putik yakni kemiskinan natural, kemiskinan kultural, dan kemiskinan struktural.

This thesis analysed causal factors of the poverty in Putik village and identified the poverty type as well. The methodology is qualitative as a descriptive research using primary data that has been collected through a few techniques and supported by relevant secondary data. The research concluded that there were a few factors causing poverty as follow: 1) Natural Condition; 2) Low quality human resources; 3) The lifestyle of the coastal fishermen; 4) Limited capital and its access to the resources; 5) Marketing of the commodities. The research identified that the types of poverty in Putik village were natural, cultural and structural poverty."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T38950
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Proboningtias
"ABSTRAK
Kementerian Kelautan dan Perikanan telah membuat Sistem Informasi
Nelayan Pintar (SINP) dalam bentuk aplikasi Nelayan Pintar (nelpin) pada
smartphone berbasis android. Peneliti tertarik untuk melihat kesiapan nelayan
tradisional dalam memanfaatkan SINP, agar aplikasi nelpin ini dapat bertemu
dengan kebutuhan nelayan akan informasi untuk melaut, sebagai salah satu solusi
dari permasalahan nelayan. Hasil dari indeks rata-rata kesiapan sebesar 4.15
menunjukkan bahwa nelayan tradisional Kali Adem siap, tetapi butuh
pendampingan dalam memanfaatkan SINP. Dari analisis SEM, variabel laten
pengetahuan dan modal berpengaruh positif terhadap kesiapan. Hasil dari faktor
kebijakan menjadi rekomendasi kebijakan yaitu pemberian paket data internet
murah kepada nelayan dan pelaksanaan pelatihan rutin mengenai penggunaan
aplikasi nelpin

ABSTRACT
Marine and Fisheries Ministry (KKP) has made Smart Fishermen
Information System (SINP), the product called Smart Fishermen (nelpin)
application on smartphone with Android operating system. Researcher interested
to observe traditional fishermen readiness in using SINP, so this application can
meet fishermen needs of fishing information as one of solution to fishermen issues.
The result from Likert scale average index is 4.15, it shows that traditional
fishermen in Kali Adem are ready in using SINP, but with conditional guidance.
From SEM analysis readiness positively influenced by knowledge and financial.
The result of policy factors perform as a policy recommendations through give
away cheap internet quota package to the fisherman, and an intensive training
about how to using nelpin application"
Lengkap +
2016
T46202
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Yaumil Atika
"ABSTRAK
Isu reklamasi dan relokasi terhadap nelayan tradisional yang bermukim di pesisir pantai sedang ramai dibicarakan. Dibangunnya rusun untuk nelayan oleh pemerintah, namun yang terjadi adalah nelayan kembali ke permukiman asal mereka. Penulisan ini membahas mengenai pola permukiman paling mendasar dari permukiman nelayan yang berada di pesisir pantai dengan menggunakan teori pemahaman tentang permukiman dan pola. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang membahas pola dari dua permukiman nelayan yang berbasis darat dan laut, kedua studi kasus tersebut akan dibahas dengan menggunakan teori tipologi sehingga menemukan pola dasar dari permukiman nelayan tradisional.

ABSTRAK
Issues of reclamation and relocation of traditional fisherman?s settlement were talked about. Flats for fishermen were being built by government, but the thing that happens is the fishermen came back to their original settlement. The main focus of this thesis is about the most fundamental pattern of traditional fishermen?s settlement that using the understanding of settlement and pattern . This thesis used descriptive method that describe two different kind of fishermen?s settlement which have land- based settlement and water-based settlement, both of this case study will be compared using typology theory as to find the archetype of the traditional fishermen?s settlement. "
Lengkap +
2016
S63676
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Fatia Lastika Sari
"Pulau Pasir, atau dikenal Australia dengan nama Ashmore Reef, telah lama menjadi tujuan utama nelayan-nelayan tradisional dari Indonesia Timur, yang salah satunya berasal dari Dusun Papela, Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, sejak abad ke-18. Berubahnya batas-batas wilayah yang disepakati oleh kedua negara turut mempengaruhi aktivitas nelayan tradisional di perairan timur Indonesia yang telah berlangsung berabad-abad tersebut. Di beberapa tahun belakangan ini, muncul sejumlah kasus penangkapan nelayan tradisional Pulau Rote yang dianggap sebagai pelintas batas karena melaut hingga ke perairan utara Australia. Peristiwa lintas batas ini lantas memancing reaksi dari kedua negara yang saling mempertanyakan implikasi kesepakatan yang telah mereka capai melalui Nota Kesepakatan di tahun 1974. Melalui pengkajian terhadap aspek geografis dan historis, serta hukum laut internasional, penelitian ini menunjukkan bagaimana sikap kedua negara dalam menghadapi ketidaksepahaman terkait kasus-kasus pelintas batas ke Ashmore Reef/Pulau Pasir.

Pulau Pasir, an island used to be known by the Australians by the name of Ashmore Reef, has been regularly visited mainly by Indonesian traditional fishermen, especially from the village of Papela, Rote Island, Nusa Tenggara Timur, since the 18th century. The changing sea borders between Indonesia and Australia, which has already been agreed by both of the countries, are certainly affecting the traditional fishermen?s activities in the south-eastern side of Indonesia that has took place for centuries. In these past few years, apprehension of the traditional fishermen came out to the surface. They?ve been subjected as cross-borders due to their sails to the Australian waters. The apprehension of the cross-borders provoke reactions from both countries, questioning the implications of the agreement they?ve signed, the 1974?s Memorandum of Understanding. Through assessing the geographical and historical aspects, as well as understanding the international law of the sea, this thesis presents a complete elaboration concerning on how both countries overcome the issues, the disagreements, and the rising cases of the cross-borders sailing to Ashmore Reef/Pulau Pasir.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S60308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library