Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ismi Khomsatun
Abstrak :
Penelitian ini didasarkan pada data yang diperoleh dari institusi Pemerintah, lembaga kredit, Biro Pusat Statistik (BPS) dan lembar pertanyaan yang berhubungan dengan nelayan kecil di wilayah Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pendapatan nelayan serta mengetahui peran pemerintah dalam rangka meningkatkan pendapatan nelayan sehingga profesi ini tetap eksis di Surabaya. Untuk mencapai tujuan tersebut, data penelitian yang digunakan adalah mengumpulkan informasi melalui lembar pertanyaan (questioner) dan analisa berdasarkan teori yang relevan. Dari penelitian yang dilakukan, hasil yang didapatkan adalah bahwa ada beberapa faktor yang menjadi penyebab rendahnya pendapatan nelayan sementara intervensi pemerintah seringkali tidak sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh nelayan tersebut. Bisa dikatakan bahwa campur tangan pemerintah tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan nelayan. Hal ini dikarenakan untuk menentukan faktor rendahnya pendapatan nelayan juga tidak mudah. Nelayan sering mengalami ketidakpastian pendapatan karena faktor luar seperti iklim, cuaca, bencana alam, penyakit ikan dan ketergantungan nelayan terhadap institusi keuangan yang menerapkan bunga tinggi, anggota keluarga yang besar, daya tawar nelayan yang rendah. Sementara faktor dari dalam adalah rendahnya ketrampilan dan pendidikan. Hal tersebut menjadikan nelayan sangat sulit untuk keluar dari permasalahannya. Sehingga bantuan serta perhatian pemerintah dan organisasi lain diharapkan ikut membantu melepaskan nelayan dari kemiskinan. Kemudahan akses ke aset-aset pemerintah adalah penting untuk membantu nelayan untuk lebih berdaya dan mencoba meningkatkan pendapatannya. Aset memiliki peran yang cukup penting karena bisa meningkatkan produktivitas yang selanjutnya bisa membantu meningkatkan pendapatan mereka. Dalam penelitian ini pemerintah turut campur dalam pemberian kemudahan akses ke berapa aset untuk dimanfaatkan oleh nelayan. Tujuan lainnya dengan adanya aset tersebut, nelayan bisa keluar dari zona kemiskinan.agar tepat sasaran, pemerintah harus mengetahui permasalahn yang sebenarnya yang dihadapi oleh nelayan tersebut. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kemampuan nelayan mempertahankan dan mengatur harga ikan di pasaran menjadi penyebab utama rendahnya pendapatan nelayan disamping penyebab lain yang turut berperan dalam rendahnya pendapatan nelayan. Sehingga penelitian ini memberikan rekomendasi untuk melakukan survey untuk mendapatkan pemahaman yang spesifik tentang penyebab utama rendahnya pendapatan nelayan. Penggabungan metode kualitatif melaui survey dan wawancara langsung adalah metode yang lebih baik untuk mendapatkan gambaran yang lebih tepat. ......This study based on the data were collected from the Government institution, credit institution, statistical bureau and question sheet from the small scale fishing community in Surabaya, this study examines the determinants factors of low level income of the fisher and investigate whether intervention of government help poor fisher increase their income and come with their problem in order to sustain their livelihood. For gain this purpose, this study use data collected and information through questoion sheet and analyzed using relevant theories. Result shows that several factor determined the low level income of fishers and the government interventions are not matching with the fishers problem. On the another words, the intervention could not help fisher to generate their income significantly. The determinant factors of low level income fisher is very complicated. Poor fishers are not only face problem from the outside factors such as natural disaster, climate change, fish diseases, dependency on high interest private debt,large family member, weak bargaining power but also from the inside such as low level of skill and education. Escaping from all the problems is difficult for the poor fishers, attention from the government and another organization is needed by them to escape from the poverty and sustain their livelihood. Easier of getting access to assets from the community organization or government is important for the fisher to try improve their ability and open chances for them to empower themselves. Assets is the main important thing especially for the poor fisher because commonly they lack n accessing asset. Assets also the most important things in sustainable livelihood. In this study, government gave support on several assets which are aimed to help poor fisher increasing their income by increasing productivity and opening opportunity to diversify their livelihood. Some of the interventions provided by government can lead them to increase their income, in another side, the interventions also give opportunity to pull them in to deeper poverty. To get better and positive impact on those interventions, governent should have more understanding on the determinant factors which are caused fisher’s problem. Ths study argue that ability to set the fish price and get better bargaining power in the market seem the strongest reason of the fisher’s low level income problems. Even though many factors also take part on that situation. Finally, this study suggest to do survey for get better understanding on fisher main problems, so combining qualitative method through survey and in depth interview may will give more precise figure of fisher conditions.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heidy Jane
Abstrak :
Skripsi ini membahas penangkapan ikan secara destruktif dengan bahan peledak (blast fishing) dalam rangka perlindungan lingkungan dan nelayan sebagaimana diatur dalam hukum dan perundang-undangan internasional di Indonesia serta membahas kesesuaiannya dalam putusan pengadilan di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yuridis normatif. Saat ini pengaturan hukum mengenai penangkapan ikan dengan bahan peledak dan kaitannya dengan lingkungan dan nelayan telah diatur dalam hukum dan perundang-undangan internasional di Indonesia, namun dalam penerapannya ditemukan bahwa putusan pengadilan di Indonesia tidak mencerminkan konsep lingkungan seperti pembangunan berkelanjutan. (pembangunan berkelanjutan). Keputusan mengenai Blast Fishing di Indonesia melambangkan kegagalan keputusan Indonesia dalam mengimplementasikan regulasi internasional seperti Code of Conduct of Responsible Fisheries dan peraturan perundang-undangan Indonesia yang belum melindungi kepentingan lingkungan dan nelayan dalam melakukan penangkapan ikan dengan Bahan Peledak. Sebaiknya dalam mengatasi masalah tersebut aspek perlindungan lingkungan dan kesejahteraan nelayan harus diutamakan dengan mengatur tindakan preventif dalam pemberantasan blast fishing, penguatan koordinasi antar instansi serta peningkatan fungsi pengawasan dan kualitas penegakan hukum di lapangan. ......This thesis discusses destructive fishing with explosives (blast fishing) in the framework of environmental protection and fishermen as regulated in international law and legislation in Indonesia and discusses its suitability in court decisions in Indonesia. The method used in this research is normative juridical method. Currently, legal arrangements regarding fishing with explosives and its relation to the environment and fishermen have been regulated in international law and legislation in Indonesia, however in practice it is found that court decisions in Indonesia do not reflect environmental concepts such as sustainable development. (sustainable development). The decision regarding blast fishing in Indonesia symbolizes the failure of Indonesia's decision to implement international regulations such as the Code of Conduct of Responsible Fisheries and Indonesian laws that have not protected the interests of the environment and fishermen in fishing with explosives. It is better if in overcoming these problems the aspects of environmental protection and fishermen welfare should be prioritized by regulating preventive actions in eradicating blast fishing, strengthening coordination between agencies and improving the supervisory function and quality of law enforcement in the field.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Luky Shofiul Azmi S
Abstrak :
Penelitian ini merupakan eksperimen lapangan yang dilakukan dengan menggunakan randomized controlled trials untuk mengeksplorasi peran dari self control problem dan social preference dalam proses pengambilan keputusan individu dengan kasus upaya peningkatan keberhasilan program konversi BBM BBG bagi nelayan kecil. Upaya ini dilakukan dengan dua jenis perlakuan yaitu program cashback dan stiker social norm. RCT dilakukan dengan unit randomisasi klaster dan unit analisis individu guna meminimalisir terjadinya bias dan spillover effect. Total sampel adalah 302 yang dialokasikan secara stratified randomization pada tahap kabupaten menjadi 79 sampel perlakuan stiker, 83 sampel perlakuan cashback, 62 sampel perlakuan kombinasi stiker-cashback, dan 78 sampel kontrol. Pengukuran endline dilakukan dua puluh satu hari setelah pelaksanaan program konversi pemberian mesin BBG kepada nelayan . Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penggunaan BBG baik secara status penggunaan BBG pada akhir pengamatan maupun secara durasi penggunaan BBG di kelompok perlakuan stiker, kelompok perlakuan cashback dan kelompok perlakuan stiker-cashback lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa nudge cashback dan stiker social norm mampu meningkatkan keberhasilan program konversi BBM BBG bagi nelayan kecil.
This field experiment was conducted by using randomized controlled trials to explore the role of self control problem and social preference in individual decision-making process, especially in increasing fuel-gas conversion program success for small-scale fishermen. Nudge of soft commitment called cashback for self control problem and nudge of social norm sticker for social preference were used as additional treatment in order to increase the program success. Trials were done by cluster randomization and individual analysis. Total sample was 302 allocated by stratified randomization in district level into 79 sample of sticker treatment group, 83 sample of cashback treatment group, 62 sample of sticker and cashback combination treatment group, and 78 sample of control group. Twenty-one days observations were conducted starting from the program implementation. Status and duration of the gas usage were analyzed in ETT and ITT analysis. The results demonstrate that the use of cashback and social norm sticker has a positive effect on increasing fuel-gas conversion program success for small-scale fishermen.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
D2482
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library