Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ervin Suryaningsih
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas negosiasi identitas tokoh perempuan di tengah keberagaman masyarakat London pasca Perang Dunia II dalam novel White Teeth karya Zadie Smith. Penelitian ini difokuskan pada pengalaman Irie Jones, seorang keturunan ras campur Inggris-Jamaika terkait dengan masalah perbedaan dan negosiasi identitas. Kajian feminis multikultural yang didasarkan pada pemikiran Audre Lorde dan feminis kulit hitam digunakan untuk mengungkapkan masalah perbedaan yang dialami Irie di masyarakat. Selain itu, teori gender dan nation di aplikasikan untuk dapat menunjukkan bagaimana posisi tokoh dan diposisikan di masyarakat. Hasil analisis menunjukkan bahwa Irie menghadapi masalah perbedaan ras, jenis kelamin, kelas dan usia terkait dengan masalah posisi tokoh sebagai liyan atau orang asing. Bertolak dari masalah perbedaan tersebut, Irie termotivasi untuk dapat menunjukkan identitasnya. Sejalur dengan pemikiran Lorde yang mengungkapkan bahwa perbedaan harus dikenali dan dinegosiasikan untuk menunjukkan identitas dengan mengintegrasikan semua yang ada dalam diri, teori identitas Hall yang mengungkapkan bahwa identitas tidak terlepas dari masa lalu dan masa kini digunakan untuk mengungkapkan identitas Irie. Hasil analisis menunjukkan bahwa Irie dapat bernegosiasi dengan masa lalu dan masa kini untuk dapat menunjukkan identitasnya di tengah masyarakat London yang beragam.
ABSTRACT
This thesis analyses the female character identity negotiation in London after the World War II in Zadie Smith?s White Teeth. The focus of the study is the experience of Irie Jones as a mixed-race young woman that is considered as Black. Multicultural feminist perspectives, especially Lorde and black feminist thoughts, are used to reveal the differences faced by Irie. Besides, the theory of gender and nation is used discussing about position and positioning. The result shows that Irie faces various differences including, race, sex, class and age that are interlocking. She is also positioned as the other and stranger.Those motivate her in searching identity. Hall?s theory of identity about being and becoming is in line with Lorde?s notion that the differences should be recognized and negotiated by integrating all part of the self, are used to reveal Irie?s identity. The final result shows that Irie negotiates her past and present in order to show her identity in heterogeneous London society.
2012
T30940
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Hasna Shofiyya
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang bentuk negosiasi identitas perempuan Muslim antara dirinya dan keluarga atau lingkungan sekitarnya terkait ideologinya yang menganut agnostisisme. Penelitian akan dilakukkan dengan melakukan analisis terhadap tiga artikel yang dipublikasikan di sebuah majalah-web yang bernama Magdalene.co. Analisis teks akan dilakukkan dengan menggunakan teknik analisis feminist stylistics yang dikemukakan oleh Sara Mills. Penelitian ini membuktikan bahwa merahasiakan identitas diri merupakan strategi negosiasi identitas diri sebagai seorang penganut agnostisisme yang dilakukan di dalam lingkup keluarganya yang masih konservatif. Meskipun demikian, konfrontasi juga perlu dilakukan untuk mencapai integrasi antara penulis dengan keluarganya. Selain itu penelitian ini juga menunjukkan bahwa, berdasarkan artikel yang dipublikasikan, penulis belum mencapai hasil akhir dari negosiasi identitas yang dilakukan. Penulis belum mencapai hasil akhir berupa penerimaan dan pengakuan atas identitas penulis oleh keluarganya. Penelitian ini juga membuktikan bahwa Magdalene.co sebagai sebuah media yang mengusung nilai feminisme, mampu menjadi ruang aman bagi audiensnya untuk beropini. Seperti dalam kolom komentar, di mana para pembaca dapat dengan bebas mengungkapkan pandangannya mengenai artikel yang dipublikasikan. Oleh karena itu, pada kolom inilah pertarungan ideologi dapat terjadi antar-pembaca atau terkadang dengan penulis artikel itu sendiri. ...... This thesis will be analyzing the process of negotiating a Muslim woman's identity who is also an agnostic in front of her family or relatives. This research will analyze three articles published in a feminist web magazine called Magdalene.co. Sara Mills'theory of feminist stylistics will be used as a device to analyze the articles. According to this research, keeping their agnostic identity as a secret is the common way of negotiating their identity towards their conservative family. However, to some extent the writers need to confront their family as a way to find integration between them. This research also shows that the writers have not reach the desired results from their identity negotiation. The final outcomes of identity negotiation are approval and acknowledgement of their identiti from their family or environment in general. This research also shows Magdalene.co's role as a feminist media to provide safe space for their audience, especially women, to elicit their opinon. The comment section is where the reader can speak up their mind about the articles published in Magdalene.co. Hence the ideological contention in the comment section between readers and sometimes the writers themselves.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T51563
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stella Zavera Monica
Abstrak :
[ABSTRAK
Tesis ini berbicara mengenai negosiasi perantau Minangkabau asal Kabupaten Agam yang lahir dan besar di Jakarta sebagai generasi kedua, terhadap identitas Minangkabau mereka. Keterkaitan antara latar belakang orangtua yang masih membawa kebudayaan dari Sumatera Barat, dengan faktor Jakarta sebagai kota kosmopolitan, membawa pengaruh-pengaruh dan dampak terhadap identitas mereka sebagai masyarakat Minangkabau. Negosiasi sosial perantau Minangkabau generasi kedua ini tidak hanya terhadap hibriditas di Jakarta, tapi juga menciptakan identitas baru atas hibriditas budaya Minangkabau di Jakarta itu sendiri. Hibriditas ini salah satunya bisa dilihat dalam adat pernikahan yang sudah dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti lingkungan dan finansial. Keterbatasan melakukan prosesi yang sama dengan di Sumatera Barat, disebabkan perbedaan pola masyarakat dan lingkungan yang mempengaruhi.
ABSTRACT
This thesis is about the negotiation of perantau Minangkabau from Agam Regency, who were born and grew up in Jakarta as a second generation, on their identity as Minangkabau people. Their identity as a Minangkabau person is affected by the interrelationship between the background of their parents who are still inducing Minangkabau culture that they brought from Sumatera Barat and the social factors in Jakarta as a cosmopolitan city. The social negotiation of the second generation of perantau Minangkabau is not only through the hibridity in Jakarta, but also created a new identity of cultural hibridity of Minangkabau in Jakarta itself. This can be observed in the matrimonial custom which is influenced by many factors such as environment and financial issues. The restrictiveness in doing the same traditional ritual procession in Sumatera Barat is due to the differences in the pattern of society and the environmental concern.;This thesis is about the negotiation of perantau Minangkabau from Agam Regency, who were born and grew up in Jakarta as a second generation, on their identity as Minangkabau people. Their identity as a Minangkabau person is affected by the interrelationship between the background of their parents who are still inducing Minangkabau culture that they brought from Sumatera Barat and the social factors in Jakarta as a cosmopolitan city. The social negotiation of the second generation of perantau Minangkabau is not only through the hibridity in Jakarta, but also created a new identity of cultural hibridity of Minangkabau in Jakarta itself. This can be observed in the matrimonial custom which is influenced by many factors such as environment and financial issues. The restrictiveness in doing the same traditional ritual procession in Sumatera Barat is due to the differences in the pattern of society and the environmental concern., This thesis is about the negotiation of perantau Minangkabau from Agam Regency, who were born and grew up in Jakarta as a second generation, on their identity as Minangkabau people. Their identity as a Minangkabau person is affected by the interrelationship between the background of their parents who are still inducing Minangkabau culture that they brought from Sumatera Barat and the social factors in Jakarta as a cosmopolitan city. The social negotiation of the second generation of perantau Minangkabau is not only through the hibridity in Jakarta, but also created a new identity of cultural hibridity of Minangkabau in Jakarta itself. This can be observed in the matrimonial custom which is influenced by many factors such as environment and financial issues. The restrictiveness in doing the same traditional ritual procession in Sumatera Barat is due to the differences in the pattern of society and the environmental concern.]
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T43265
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Komang Arie Suwastini
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan representasi hibriditas dan negosiasi identitas dalam film The Mists of Avalon. Pembahasan pada tataran naratif film dan tataran teknis sinematik dilakukan dengan menggunakan pendekatan tekstual dengan teori strukturalismesemiotik sebagai kerangka kerja dan teori-teori cultural studies untuk mengungkapkan ideologi yang disampaikan film. Dari tataran naratif, hibriditas dan negosiasi identitas direpresentasikan melalui tema, struktur dan pencitraan tokoh-tokohnya. Negosiasi identitas direpresentasikan oleh penggunaan pola kilas balik, voice-over narration, dan unsur-unsur non-diagesis film. Dari tataran teknis, komposisi mise en-scĂ·ne, framing, serta pilihan dalam aspek-aspek fotografis, editing dan suara mendukung representasi hibriditas dan negosiasi identitas yang disampaikan oleh naratif film.
This research was aimed at revealing hybridity and identity negotiation represented in The Mists of Avalon. Analyses at the plane of narrative and cinematic techniques were conducted using textual approach applying strcuturalism-semiotic theories as framework and theories from cultural studies to reveal the ideology of the film. At the plane of narrative, hybridity and identity negotiation were represented through the movie's theme, narrative structure, and the characterization of its characters. At the technical plane, the movie's composition of mise-en-scene, framing, fotographic aspects, editing and sound were proved to support the representation of hybridity and identity negotiation presented by its narrative.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T25196
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Azmi Iik Firdhausi
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai negosiasi identitas yang terjadi dalam interaksi sosial daring dalam jaringan atau yang biasa disebut dengan online melalui Facebook. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan dibedah melalui metode studi kasus, penelitian ini menemukan bahwa remaja SKR Sekolah Kita Rumpin dengan latar belakang sosial, ekonomi dan kondisi traumatis melakukan negosiasi identitas dalam kegiatan interaksi sosial daringnya. Penelitian ini menggunakan Teori Negosiasi Identitas dari Stella Ting-Toomey dan Konsep Diri untuk melihat bagaimana identitas yang ditampilkan dalam facebook setelah melalui proses negosiasi identitas. Hasil dari penelitian ini adalah, melalui medium daring, remaja SKR dapat menggunakan identitas alternatifnya yang dibangun berdasarkan interaksi sosial yang dimaknainya. Identitas memunculkan persona diri dan kontrol sosial yang terbangun melalui serangkaian proses negosiasi. Identitas juga merupakan konsekuensi dari adanya kedekatan personal, keragaman situasi, dan dimensi budaya. Kehadiran Sekolah Kita Rumpin sebagai sebuah komunitas di tengah perkembangan remaja memberikan implikasi yang cenderung positif bagi perkembangan identitas remaja. ...... This research mainly talk about identity negotiation happens in online social interaction through Facebook. By using qualitative method and phenomenology, this research finds that adolescents of SKR Sekolah Kita Rumpin with their backgrounds of social situation, economic, and psychology do identity negotiation with some results in their social interaction activities in Facebook. This research goes for deep analysis how adolescents perform their main and alternative identities in Facebook using Ting Toomey Identity Negotiation and Self Concept. The result of this research is, through online medium, SKR adolescents could use their alternative identity that built based on meaning of social interaction. Identity show self persona and social control that built through a identity negotiation. Also, identity is consequence from personal proximity, diversity of situation, and cultural dimention. The existence of Sekolah Kita Rumpin as a community among the adolescents gives a positive implication for them.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S69034
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Chaerani
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang krisis identitas yang terjadi pada diaspora Korea di Rusia dan Asia Tengah. Krisis identitas ini mengakibatkan terjadi negosiasi dalam diri seseorang untuk menentukan identitas yang ia butuhkan. Penelitian ini berbeda dari penelitian terdahulu yang hanya membahas novel Daramjwi dengan pendekatan struktural. Penulis beragumen bahwa krisis identitas terjadi karena tidak adanya usaha dari masyarakat ras asli yang dominan untuk mau berempati dengan ras minoritas pendatang. Argumen tersebut berbeda dengan studi-studi terdahulu yang menyebutkan bahwa diskriminasi terjadi karena ras minoritas dan peraturan penguasa saat itu yang tidak menerima migran datang ke Rusia. Penulis menggunakan metode studi pustaka dengan novel Daramjwi karangan Anatoli Kim sebagai korpus. Novel ini dipilih karena novel Daramjwi merupakan novel karangan seorang penulis representasi etnis Korea di Rusia. Penulis juga mengumpulkan data berupa sejarah diaspora Korea, biografi Anatoli Kim, dokumenter, dan berita yang terkait dengan penelitian untuk mendukung argumen. Penelitian ini menunjukkan bahwa krisis identitas terjadi karena diskriminasi yang terus menerus tanpa ada empati dari etnis asli Rusia.
ABSTRACT
This thesis discusses the identity crisis that occurred in the Korean diaspora in Russia and Central Asia. The identity crisis results in negotiations within a person to choose the identity he needs. This research is different from previous researches which only discussed Daramjwi with Structural Approach. I argue that the identity crisis occurs caused by the effortlessness of the dominant indigenous to empathize with minority race immigrants. The argument differs from previous studies which suggest that discrimination occurred because of the minority race problem and current ruling rules that did not accept migrants came to Russia. The author uses literature study method with Daramjwi by Anatoli Kim as the corpus. This novel was chosen because the novel was written by an author of Korean ethnic representation in Russia. I also collected data on Korean diaspora history, Anatoli Kim 39 s biography, documentaries, and news that were related to support the arguments. This study shows that the identity crisis occurs because of continuous discrimination without any empathy from ethnic native Russia.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ilyas Samando
Abstrak :
Penelitian ini membahas strategi adaptasi para pendatang yang tinggal di lingkungan baru dengan menegosiasikan identitasnya dengan penduduk asli. Para pendatang berusaha untuk diterima oleh penduduk asli agar dapat hidup dengan aman dan nyaman di daerah barunya. Untuk diterima menjadi bagian dari masyarakat Pulau Enggano, para pendatang diharuskan untuk masuk ke dalam Suku Kaamay. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode etnografi serta dalam pengumpulan data melakukan observasi partisipatif, wawancara dan studi literatur. Informan dalam penelitian ini ialah beberapa warga Pulau Enggano yang telah menetap disana serta tokoh masyarakat. Hasil penelitian ini ialah para pendatang yang menetap di Pulau Enggano mampu untuk beradaptasi dan membuat dirinya diterima oleh penduduk asli dengan cara masuk ke dalam Suku Kaamay. Suku Kaamay menjadi kendaraan pendatang agar mereka dapat bertahan hidup dan menegosiasikan identitas mereka agar menjadi bagian dari budaya masyarakat Pulau Enggano. Identitas ini membuat para pendatang secara langsung menjadi bagian dari masyarakat Enggano dengan hak dan kewajibannya dalam aturan adat. Sehingga dalam penelitian ini terlihat bahwa Suku Kaamay mempunyai peranan penting dalam proses negosiasi identitas antara pendatang dengan penduduk asli untuk menjaga hubungan agar dapat terjalin dengan baik. ......The study discusses the adaptation strategies of immigrants living in new neighborhoods by negotiating their identities with natives. The migrants strive to be accepted by the natives in order to live safely and comfortably in their new area. To be accepted into the community of Enggano Island, migrants are required to enter the Kaamay Tribe. This research was conducted using ethnographic methods as well as in data collection conducting participatory observations, interviews and literature studies. Informants in this study are some residents of Enggano Island who have settled there as well as community leaders. The result of this study is that the migrants who settled on Enggano Island were able to adapt and make themselves accepted by the indigenous people by entering the Kaamay Tribe.The Kaamay tribe becomes a vehicle for migrants so that they can survive and negotiate their identity in order to become part of the culture of the Enggano Island community. This identity makes the migrants directly part of the Enggano community with their rights and obligations in customary rules. So in this study it is seen that the Kaamay tribe has an important role in the process of negotiating identity between immigrants and indigenous people to maintain relationships in order to be established properly.

Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Fauziyyah Hana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk memahami habitus individu anggota Rekanita di arena media sosial. Data yang ditampilkan merupakan hasil dari wawancara mendalam berdurasi 1,5 jam dengan T, perempuan Bali berusia 25 tahun yang kini berdomisili di Jakarta. Dengan menggunakan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) sebagai pendekatan dan metode analisisnya, penelitian ini menganalisis kapital, habitus, dan pergerakan partisipan melalui berbagai arena sosial dalam hidupnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, meski T menjadi sasaran kekerasan simbolik, ia mampu bergerak dalam arena secara efektif dan mengerahkan agensinya lewat pembentukan sosok Rekanita ideal di media sosial. ......This research aims to understand the habitus of a member of the Rekanita community on social media as the arena. The data presented here is collected from a total of 1,5 hours of in-depth interview with T, a 25-year-old Balinese woman who currently resides in Jakarta. Using Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) as the approach and analysis tool, this research analyzed the participant’s capital, habitus, as well as her mobility through different social fields. The result shows that while T is subjected to various forms of symbolic violence, she manages to feel the game within the field and exercise her agency by portraying herself as the ideal Rekanita figure on social media.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Febynya Fannyo
Abstrak :
ABSTRAK
Artikel ini berfokus pada negosiasi identitas dan diskriminasi dalam naturalisasi yang dialami oleh perempuan zainichi ndash; yaitu orang Korea yang tinggal di Jepang ndash; generasi ketiga. Penulis berargumen bahwa diskriminasi yang diterima perempuan zainichi menyebabkan negosiasi identitas dan mendorong mereka melakukan naturalisasi. Namun, naturalisasi tersebut juga merupakan bentuk diskriminasi karena perempuan hanya diberikan pilihan melahirkan keturunan Jepang agar keberhasilan naturalisasinya terjamin. Studi-studi sebelumnya tentang Korea zainichi menempatkan penelitian mereka dalam bidang politik dan sosial budaya. Berbeda dengan hal tersebut, artikel ini membahas dari sisi perempuan Korea zainichi melalui karya puisi. Puisi yang akan dianalisis berjudul The Consultation Corner karya Cheon Mihye. Puisi ini menceritakan tentang diskriminasi yang dialami pengarang sebagai perempuan Korea zainichi. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah close reading, yaitu melakukan pemahaman mendalam pada setiap kata atau bahasa bacaan yang dibaca. Untuk memperdalam analisis, penulis mengumpulkan data, seperti artikel, buku dan situs internet yang berkaitan dengan penelitian ini.
ABSTRACT
This article is focused on the identity negotiation and discrimination in naturalization experienced by third generation Zainichi women ndash; Korean people who live in Japan ndash;. The author argues that the discrimination Zainichi women received has caused identity negotiation and encouraged them to naturalize. However, the naturalization is also a form of discrimination because women are only given choice to give birth to Japanese descent in order to ensure the success of the naturalization. The previous studies on Korean Zainichi put their researches in politic and socio-culture fields. Contrary from those studies, this article discusses Korean Zainichi from Korean Zainichi women rsquo;s side through poetry. The poetry that will be analyzed is The Consultation Corner written by Cheon Mihye. This poetry shows the discrimination experienced by the writer as Korean Zainichi woman. The method which is used in this research article is close reading method, an in-depth understating of every word or language. Author collected data, such as articles, books and internet sites related to this research to deepen the analysis.
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ayu Harfi Rusanti
Abstrak :
Agama merupakan hal yang penting dalam masyarakat Indonesia. Meskipun berada di ranah privat, namun masyarakat seakan mempunyai kontrol untuk ikut menilai baik-buruk pilihan agama seseorang. Dalam masyarakat yang mayoritas beragama Islam, melakukan konversi ke agama non-Islam berarti sengaja bergabung dengan kelompok minoritas dan siap kehilangan berbagai hak istimewa yang menyertainya. Penelitian ini ingin mengkaji bagaimana pengalaman negosiasi identitas yang dilakukan oleh perempuan milenial yang melakukan konversi dari Islam ke non-Islam. Perempuan seringkali masih dianggap sebagai warga negara kelas kedua, konversi bukan karena faktor pernikahan merupakan keputusan yang cukup berani. Selain itu, generasi milenial merupakan salah satu generasi yang mempopulerkan gerakan hijrah, yaitu kesadaran pentingnya agama dalam kehidupan sehari- hari.. Dengan menggunakan paradigma kontruktivis ini peneliti berusahan untuk mengetahui bagaimana perempuan milenial yang melakukan konversi agama dari Islam ke non-Islam memahami agama sebelum dan sesudah konversi serta bagaimana menegosiasikan identitas merekadalam interaksi sosial. ......Religion is important in Indonesian society. Although it is in the private sphere, society seems to have the control to judge whether one's religious choice is good or bad. In a predominantly Muslim society, converting to a non-Islamic religion means deliberately joining a minority group and being ready to lose the privileges that come with it. This study aims to examine how millennial women who convert from Islam to non-Islam experience identity negotiation. Women are often still considered second-class citizens, so converting out of marriage is quite a brave decision. In addition, the millennial generation is one of the generations that popularised the hijrah movement, which is the awareness of the importance of religion in everyday life. By using this constructivist paradigm, researchers seek to find out how millennial women who convert from Islam to non-Islam understand religion before and after conversion and how to negotiate their identity in social interactions.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>