Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saragih, Muhammad Rizqi Naufal
"Pada era modern ini, kebutuhan akan makanan sehat semakin sulit didapatkan. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi yang menghasilkan berbagai bahan kimia baru sebagai zat aditif yang dapat menambah angka produksi semakin besar. Dalam hal ini contohnya yakni pestisida. Selain itu, lahan dan media tanam yang terbatas juga merupakan salah satu faktor mengapa sulitnya mendapatkan makanan organik tanpa bahan kimia tambahan. Oleh sebab itu, media tanam hidroponik dirasa dapat menjadi suatu solusi bagi permasalahan tersebut. Di era saat ini, perkembangan teknologi semakin pesat, salah satunya yakni perkembangan Internet of Things atau IoT. Internet of Things adalah suatu konsep yang menggambarkan perangkat keras dan perangkat lunak yang terhubung ke internet dan dapat berbagi data. Hal ini memungkinkan perangkat dapat berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain tanpa intervensi manusia. Pada skripsi ini membahas mengenai pengembangan sebuah sistem pemantauan hidroponik yang menggunakan jaringan narrowband IoT dan menggunakan mikrokontroler ESP32. Sistem ini memiliki fungsi untuk memantau dan mengatur parameter lingkungan seperti pH dan suhu yang ada di media tanam hidroponik. Selain air, salah satu komponen utama pada hidroponik yakni adalah nutrisi pada tanaman. Dengan menggunakan teknologi narrowband IoT, sistem ini memiliki kelebihan dalam hal stabilitas dan efisiensi energi. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu para pengguna media tanam hidroponik dalam memantau dan mengoptimalkan kondisi lingkungan tanaman hidroponiknya.

In this modern era, the demand for healthy food is becoming increasingly difficult to attain. This is due to technological advancements that have resulted in various new chemical subtances as additives, which contribute to higher production yields. One example of such substances is pesticides. Additionally, limited land and growing media are also factors that make it challenging to obtain organic food without additional chemicals. Therefore, hydroponic growing media is considered as a solution to address these issues. In the present era, technology is rapidly advancing, including the development of the Internet of Things (IoT). The Internet of Things is a concept that encompasses hardware and software connected to the internet, capable of sharing data. This enables devices to communicate and interact with each other without human intervention. This thesis discusses the development of hydroponic monitoring system that utilizes narrowband IoT network and the ESP32 microcontroller. The system functions to monitor and regulate enviromental parameters such as pH and temperature in the hydroponic growing media. Besides water, one of the key components in hydroponics is nutrient provision for plants. By employing narrowband IoT technology, this system offers advantages in terms of stability and energy efficiency. The outcomes of this research are expected to assist hydroponic growers in monitoring and optimizing the environmental conditions of their hydroponic plants. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Callula Rizky Shauma
"Perkembangan sistem komunikasi nirkabel yang pesat mendorong kebutuhan akan filter RF multiband yang mampu bekerja pada berbagai frekuensi dengan performa konsisten. Umumnya, desain filter multiband konvensional mengalami perubahan bandwidth saat frekuensi tengah disetel, sehingga dibutuhkan pendekatan baru untuk mempertahankan bandwidth tetap. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mensimulasikan dual-band bandpass filter yang memiliki bandwidth tetap dan kurang dari 100 MHz pada berbagai kombinasi frekuensi pusat, yaitu 2,3 GHz dan 2,6 GHz; 2,3 GHz dan 3,3 GHz; serta 2,3 GHz dan 3,5 GHz. Metode yang digunakan melibatkan penggabungan resonator bertipe Stepped Impedance Resonator (SIR) dan stub dengan elemen kapasitor sebagai admittance inverter, serta pendekatan konversi stub ke kapasitor untuk tuning resonansi secara efisien. Simulasi dilakukan menggunakan perangkat lunak Advanced Design System (ADS) pada substrat Rogers RO4003C yang memiliki konstanta dielektrik 3,38. Hasil menunjukkan filter mampu mencapai return loss kurang dari –10 dB, insertion loss –0,3 hingga –2,9 dB, serta isolasi antar pita sebesar 20–30 dB. Perubahan nilai kapasitor dan dimensi resonator memungkinkan tuning independen pada setiap pita tanpa mempengaruhi simetri bandwidth. Kesimpulannya, desain filter ini berhasil memenuhi spesifikasi sebagai filter multiband dengan frekuensi kerja yang dapat disesuaikan dan bandwidth absolut yang konstan, serta memiliki potensi tinggi untuk aplikasi pada sistem komunikasi modern.

The development of wireless communication systems has driven the need for multiband RF filters that are capable of operating at various frequencies with consistent performance. Conventional multiband filter designs generally experience bandwidth changes when the center frequency is tuned, so a new approach is needed to maintain a fixed bandwidth. This study aims to design and simulate a dual-band bandpass filter that has a fixed bandwidth of less than 100 MHz at various combinations of center frequencies, namely 2,3 GHz and 2,6 GHz; 2,3 GHz and 3,3 GHz; and 2,3 GHz and 3,5 GHz. The method used involves combining a Stepped Impedance Resonator (SIR) and stub resonator with a capacitor element as an admittance inverter, as well as a stub-to-capacitor conversion approach for efficient resonance tuning. Simulations were performed using Advanced Design System (ADS) software on a Rogers RO4003C substrate with a dielectric constant of 3,38. The results show that the filter is able to achieve a return loss of less than –10 dB, an insertion loss of –0,3 to –2,9 dB, and an isolation between bands of 20–30 dB. Changes in the capacitor value and resonator dimensions allow independent tuning of each band without affecting the symmetry of the bandwidth. In conclusion, this filter design successfully meets the specifications as a multiband filter with adjustable operating frequency and constant absolute bandwidth, and has high potential for application in modern communication systems. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siphora Dien
"ABSTRAK
Latar belakang Psoriasis merupakan penyakit inflamasi kronis pada kulit. Fototerapi menggunakan sinar narrow band ultraviolet B NB-UVB adalah salah satu modalitas terapi yang efektif untuk penyakit psoriasis tipe plak derajat sedang-berat. Dosis inisial fototerapi sebaiknya ditentukan dari dosis eritema minimum DEM , namun belum ada penelitian khusus mengenai DEM pada pasien psoriasis orang Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengetahui nilai dosis eritema minimum pada pasien psoriasis dan perbedaannya dengan orang sehat tipe kulit Indonesia. Metode Subyek penelitian terdiri atas 20 pasien psoriasis tipe plakat dan 20 orang sehat yang masing-masing dibagi dalam 2 kelompok tipe kulit Fitzpatrick IV dan V n=10 . Pada regio infraskapula dilakukan penyinaran menggunakan unit fototerapi NB-UVB wholebody Daavlin seri 3 dengan berbagai dosis antara 300-1400 mJ/cm2. Setelah 18-24 jam pasca penyinaran dosis eritema minimum dibaca oleh dua pengamat. Efek samping akibat penyinaran juga dicatat. Hasil Rerata DEM sinar NB-UVB kelompok pasien psoriasis tipe kulit IV 880 SB 181,35 mJ/cm2 dan tipe kulit V 1070 SB 125,16 mJ/cm2. Rerata DEM sinar NB-UVB kelompok orang sehat tipe kulit IV 650 SB 97,18 mJ/cm2 dan tipe kulit V 970 SB 156,70 mJ/cm2. Rerata DEM tipe kulit V lebih tinggi daripada tipe kulit IV p < 0,05 . Rerata DEM kelompok pasien psoriasis lebih tinggi bermakna dibandingkan kelompok orang sehat p < 0,05 . Tidak ditemukan efek samping pasca penyinaran pada semua subyek. Kesimpulan Pada orang Indonesia rerata DEM sinar NB-UVB tipe kulit V lebih tinggi daripada tipe kulit IV. Nilai rerata DEM pasien psoriasis lebih tinggi dibandingkan dengan orang sehat.

ABSTRACT
Background Psoriasis is a chronic inflammation skin disease. Narrowband ultraviolet B NB UVB has been considered as an effective treatment for moderate and severe psoriasis plaque. Initial dose should be determined from minimal erythema dose MED . However, study of MED in psoriasis patient Indonesian skin type has not been reported. This study aims to compare MED of psoriasis patient and healthy subjects Indonesian skin type. Methods Twenty plaque psoriasis patients dan 20 healthy subjects was divided into 2 skin type groups Fitzpatrick IV and V n 10 . Wholebody NB UVB phototherapy unit Daavlin 3 series was used to irradiate backs with doses ranging from 300 to1400 mJ cm2. After 18 24 hours post exposure, MED was determined by two examiners. Side effects of radiation were documented. Results Mean MED of psoriasis patients group skin type IV was 880 SD 181.35 mJ cm2 and type V was 1070 SD 125.16 mJ cm2. In healthy group, the average of skin type IV was 650 SD 97.18 mJ cm2 and skin type V was 970 SD 156.70 mJ cm2. Skin type V showed higher MED than skin type IV p 0.05 . There was significantly higher mean MED in psoriasis patients compared to healthy subjects p 0.05 . Post radiation side effects were not found. Conclusion Minimal erythema dose of Indonesian skin type V is higher than skin type IV. Psoriasis patients have a significantly higher MED than healthy subjects. "
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Astasari Widodo
"ABSTRAK
Latar Belakang: Fototerapi NB-UVB merupakan salah satu modalitas terapi penyakit kulit pada lansia, terlebih populasi ini sering kali memiliki komorbiditas untuk mengonsumsi obat sistemik. Penentuan dosis awal yang akurat penting, karena dosis yang terlalu rendah akan memperpanjang waktu respons terapi sedangkan dosis yang terlalu tinggi dapat meningkatkan risiko efek fototoksik. Penentuan dosis awal fototerapi NB-UVB menggunakan pengukuran DEM merupakan metode yang lebih akurat dibandingkan dengan menggunakan tipe kulit Fitzpatrick karena respons tiap individu terhadap pajanan sinar dapat berbeda. Kulit lansia berbeda dibandingkan kulit dewasa akibat proses penuaan. Sejumlah perubahan yang terjadi dapat memengaruhi respons kulit terhadap pajanan sinar ultraviolet, termasuk respons eritema. Perbedaan respons eritema pada lansia dapat mengakibatkan perubahan DEM. Penentuan dosis fototerapi berdasarkan DEM yang tepat akan memberikan hasil terapi yang lebih optimal. Metode: Penelitian ini adalah uji klinis dengan analisis statistik yang membandingkan DEM pada lansia dan dewasa. Pada penelitian ini dilakukan perhitungan DEM berdasarkan respons eritema kulit relatif terhadap enam dosis pajanan sinar NB-UVB yang berbeda pada lansia berumur di atas 60 tahun dan dewasa berumur 18-45 tahun. Total 69 sampel dibagi menjadi kelompok dewasa dan lansia. Penyinaran dilakukan dengan alat fototerapi Waldmann UV109 TL-01 pada jendela yang dibuka. Jendela diradiasi sesuai dosis dimulai dari 300, 500, 700, 900, 1100, dan 1300 mJ/cm2. Hasil penyinaran dibaca pada 24 jam dan 48 jam pasca penyinaran oleh tiga orang penilai berbeda dengan pemahaman yang sama terhadap pembacaan DEM nilai ICC mendekati 1 Hasil: Pada kelompok dewasa, rerata DEM 24 jam didapatkan sebesar 554 182 mJ/cm2 dan rerata DEM 48 jam sebesar 606 167 mJ/cm2. Rerata DEM 24 jam lansia adalah 702 340 mJ/cm2 dan DEM 48 jam 836 341 mJ/cm2. DEM 24 jam dan 48 jam lansia lebih tinggi dibandingkan dewasa, namun hanya DEM pada 48 jam yang bermakna secara statistik p=0,026 . Pada kelompok lansia, terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik antara DEM 24 dan 48 jam p

ABSTRACT
Background UVB phototherapy is one of therapy modalities of skin diseases in elderly, in which comorbidities are often present thus taking systemic agent. To determine initial dosage is important. A dosage that is too low would lengthen the therapy response period, whereas a dosage that is too high could increase phototoxic side effect. The determination of UVB phototherapy initial dosage using MED measurement is a more accurate method compared with Fitzpatrick skin type due to different response of each individual to light exposure. Elderly rsquo s skin is different compared with adult rsquo s skin because of aging. Such changes could influence skin response to ultraviolet light exposure, for instance, erythema response. The difference of erythema response in elderly could lead to MED change. The determination of phototherapy dosage based on accurate MED would yield better therapy outcome. Methods This study was a clinical trial with statistical analysis to compare MED in elderly and adults. In this study, MED calculations were based on skin erythema responses relative to six different exposure doses of NB UVB in elderly people aged over 60 years and adults aged 18 45 years. The irradiation is done with a Waldmann UV109 lamp on the opened window. Window irradiated according to dosage starting from 300, 500, 700, 900, 1100, and 1300 mJ cm2. Responses were examined at 24 hours and 48 hours post irradiation by three different assessors with the same understanding of the DEM reading ICC values approaching 1 Results In adult group, the mean of 24 hours MED was 554 182 mJ cm2 and 48 hours MED was 606 167 mJ cm2. In elderly group, the mean of 24 hours MED was 702 340 mJ cm2 and 48 hours MED was 836 341 mJ cm2. 24 hours MED and 48 hours MED in elderly were higher compared with adults rsquo , although only 48 hours DEM that was statistically significant p 0.026 . In elderly group, a statistically significant difference between 24 hours MED and 48 hours MED was found p"
Depok: 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyo Nugroho
"Internet of Things (IoT) diprediksi akan menjadi masa depan bisnis digital di Indonesia. Pangsa pasar IoT diperkirakan akan berkembang pesat seiring dengan bertambahnya perangkat sensor yang terpasang. Narrowband IoT (NB-IoT) yang dispesifikasikan 3GPP dengan berbasis teknologi Long Term Evolution (LTE) di-deploy pada network seluler exisiting, diprediksi akan menjadi kontributor utama berkembangnya IoT seluler. Dalam studi ini dilakukan perencanaan network NB-IoT dengan peruntukan penggunaan utilitas smart meter di area Jakarta. Perencanaan dilakukan sesuai target KPI untuk coverage dan kualitas jaringan dengan hasil diperlukannya 111 Evolved Node B (eNodeB). Dari sisi kapasitas, jumlah eNodeB tersebut sudah mencukupi prediksi kebutuhan untuk device listrik, air, dan gas sampai dengan tahun 2029. Hal ini terlihat dari utilisasi network yang masih mencapai 7.39% berdasar perhitungan dari simulasi troughput, sedangkan dari perhitungan berdasar kapasitas rekomendasi 3GPP diperoleh utilisasi 27.57%. Selain itu juga dilakukan tinjauan tekno ekonomi secara ringkas, baik dari sisi sisi operator seluler sebagai penyedia jaringan, maupun perusahaan listrik sebagai pengguna jasa jaringan NB-IoT tersebut dengan hasil nilai NPV yang positif.

The Internet of Things (IoT) is predicted to become the future of digital business in Indonesia. The IoT market share is expected to grow rapidly as more sensor devices are installed. Specified Narrowband IoT (NB-IoT) 3GPP with Long Term Evolution (LTE) technology-based deployed on exisiting cellular networks,it is predicted to be the main contributor to the development of cellular IoT. In this study, NB-IoT network planning was carried out with the use of smart meters utilities in the Jakarta area. Planning is carried out according to the KPI target for network coverage and quality with the results of requiring 111 Evolved Node B (eNodeB). In terms of capacity, the number of eNodeBs is sufficient to cover estimated needs for electricity, water and gas devices up to 2029. This can be seen from network utilization which still reaches 7.39% based on calculations from throughput simulation, while from calculations based on 3GPP recommendation capacity obtained utilization of 27.57%. In addition, a brief techno-economic review was carried out, both from the side of cellular operators as network providers, as well as electricity companies as users of the NB-IoT network services with positive NPV values."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53348
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Suryo Santoso
"Jaringan nirkabel seperti Internet of Things (IoT) berkembang untuk membantu memenuhi kebutuhan berbagai perangkat yang terhubung. Industri ini telah mengembangkan dan menstandarkan kelas baru dari teknologi Low Power Wide Area (LPWA) yang membantu operator seluler untuk mengatasi tantangan karakteristik IoT yang khas. Narrowband IoT (NB-IoT) adalah salah satu teknologi konektivitas berbasis LPWA yang memungkinkan jangkauan yang luas, menghubungkan perangkat dengan skala jumlah yang sangat besar, pengeluaran biaya yang rendah, dan memungkinkan masa pakai baterai yang lama. NB-IoT telah distandarisasi oleh 3GPP Release 13. Smart metering adalah aplikasi yang berpotensi menggunakan teknologi NB-IoT untuk manajemen energi yang diperkirakan akan segera diimplementasikan secara besar-besaran.
PT. Telkomsel sebagai operator terkemuka di Indonesia menggunakan NB-IoT dalam mode stand-alone pada pita frekuensi 900 MHz. Perencanaan jaringan IoT perlu dilakukan pada tahap awal pengembangan untuk memaksimalkan nilai IoT, sehingga dapat melihat kelayakan dalam pembangunan jaringan NB-IoT. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan pembangunan jaringan NB-IoT pada PT. Telkomsel di wilayah Jakarta dengan dengan membandingkan simulasi software Atoll terkait coverage dan capacity serta analisis senstivitas pada tiga opsi skenario (mode standalone, mode inband, dan mode guardband). Dengan pemilihan alternatif yang tepat diharapkan mampu meminimalisasi resiko bisnis akibat over investment baik untuk alternative ekspansi maupun upgrade jaringan existing.

Wireless Networks such as Internet of things (IoT) are evolving to help meet the needs of various connected devices. The industry has developed and standardized a new class of Low Power Wide Area (LPWA) technology that helps mobile operators to overcome the unique challenges of IoT characteristics. Narrowband IoT (NB-IoT) is one of the LPWA-based connectivity technologies that enables a wide range, connects devices with very large quantities, low costs, and allows long battery life. NB-IoT has been standardized by 3GPP Release 13. Smart metering is an application that has the potential to use NB-IoT technology for energy management which is expected to be implemented on a large scale soon.
PT. Telkomsel as the leading operator in Indonesia uses NB-IoT in stand-alone mode on the 900 MHz frequency band. IoT network planning needs to be done in the early stages of development to maximize IoT value, so that it can see the feasibility of building an NB-IoT network. This study aims to analyze the feasibility of developing an NB-IoT network at PT. Telkomsel in the Jakarta area by comparing Atoll software simulations related to coverage, capacity, and sensitivity analysis on three scenario options (standalone mode, inband mode, and guardband mode). With the selection of the right alternative, it is expected to be able to minimize business risks due to over investment both for alternative expansion and upgrading of existing networks.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T55163
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Haikal Satria
"Beberapa tahun terakhir, teknik modulasi Multi Carrier, atau yang lebih diketahui dengan OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing), berhasil digunakan pada aplikasi dengan kecepatan data yang tinggi. Keuntungan dari MC adalah kecepatan pada multipath fusing, pengurangan kompleksitas sistem terkait dengan persamaan dalam domain frekuensi dan kemampuan untuk menolak interferensi narrowband Pada skripsi ini, akan disimulasikan sistem MC-DS-CDMA, yang merupakan penggabungan dua sistem modulasi, Multi Carrier dan DS-CDMA dalam pengaplikasiannya pada lingkungan multipath fading khususnya pada transmisi antara base slaiion (BS) dan mobile user (MU) atau yang biasa dikenal dengan komunikasi downlink. Kamal pada komunikasi ini akan dipengaruhi oleh fading Rayleigh dan Rician Kanal yang bersifat HD (Identically and Independent Distribution). Algoritma yang digunakan dalam simulasi ini akan memperlihatkan perubahan sinyal pada stiap proses. Perhitungan BER dilakukan dengan kesalahan bit dari perbandingan bit yang dikirim dan bit yang diterima. Simulasi yang dilakukan pada skripsi ini menunjukkan bahwa sistem MC-DS-CDMA dapat mengatasi masalah penurunan kualitas kanal pada kanal dengan fading Rayleigh dan Rician. Dari hasil simulasi yang dilakukan dengan iterasi l00x memperlihatkan bahwa Sistem MC-DS-CDMA mempunyai kinerja yang lebih baik pada kanal Rician dibandingkan pada kanal Rayleigh dan perubahan BER pada Kanal dengan fading Rayleigh dan Rician apabila dibandingkan dengan kanal tanpa fading memperlihatkan ketahanan yang signifikan akan efek kanal dengan fading."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39786
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library