Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakhria Nesa
"Tesis ini membahas subjektivitas tokoh utama dalam novel Hanauzumi karya Watanabe Junichi 1970 dengan penjabaran penokohan. Analisis penokohan dilakukan dengan menggunakan unsur naratif yang dikemukakan oleh Luc Herman dan Bart Vervaeck 2001, kemudian pemaparan subjektivitas dilakukan dengan pendekatan subjektifitas Woodward 1999. Narasi memperlihatkan bahwa tokoh utama hadir sebagai perempuan mandiri, namun melalui penjabaran subjektivitas, tokoh utama dihadirkan sebagai perempuan yang tidak dapat mempertahankan perannya di ranah publik dan kembali menempatkan dirinya di ranah domestik. Novel ini menegaskan bahwa perempuan akan tetap berada di bawah laki-laki dan tidak dapat keluar dari kekuasaan patriarki.

This thesis discusses the subjectivity of the main character in the novel Hanauzumi written by Watanabe Junichi 1970 by observing the characterization. The characterization then will be analyzed using narrative element proposed by Luc Herman and Bart Vervaeck 2001 , while the subjectivity of the main character will be analyzed through a concept by Woodward 1999. The story presents the main character as an independent woman, however, through the subjectivity analysis, it is shown that the main character could not sustain her role in the public sphere, after which she returns and reestablishes herself in the domestic realm instead. This novel reaffirms that women will always be inferior to men and could not escape patriarchy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T47484
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Rizky Azhari
"Kekhasan yang terlihat dalam novel-novel karya Habiburrahman El Shirazy ialah munculnya dua narasi yang bertentangan, yaitu antara narasi perempuan berpendidikan, mandiri, dan berdaya dengan narasi perempuan yang tunduk pada wacana patriarki. Berdasarkan hal itu, disertasi ini bertujuan mengungkap alasan di balik penggunaan strategi penceritaan yang memunculkan dua narasi bertentangan tersebut. Korpus penelitian yang dipilih adalah tiga novel Habiburrahman El Shirazy yang bertokoh utama perempuan, yaitu Cinta Suci Zahrana, Bidadari Bermata Bening, dan Merindu Baginda Nabi. Untuk membedah strategi naratif yang digunakan dalam ketiga korpus, penelitian ini menggunakan analisis struktur naratif dari Genette. Penganalisisan teks dibantu juga dengan teori gender dalam Islam sebagai landasan berpikir dan rujukan nilai Islam yang dipakai di dalam teks. Hasil pembahasan ditemukan bahwa kedua narasi yang bertentangan tersebut sengaja dimunculkan oleh narator dengan tujuan dakwah wacana perempuan muslim. Narator menggambarkan bahwa perempuan muslim adalah sosok perempuan yang berpendidikan, mandiri, serta berdaya, namun masih memiliki sikap tunduk pada suami dan penghargaan pada wacana kebertubuhan perempuan, seperti keperawanan dan rahim. Jika dikaitkan dengan konteks sosial-politik di Indonesia, dapat terlihat bahwa kepopuleran novel-novel Habiburrahman El Shirazy disebabkan wacana perempuan muslim miliknya mirip dengan wacana perempuan muslim versi pemikiran Islam Tradisional-Moderat yang telah lama menjadi wacana mayoritas di Indonesia.

The peculiarity seen in Habiburrahman El Shirazy's novels is the emergence of two conflicting narratives, between educated, independent, and empowered women and women who are subject to patriarchal discourse. Based on that, this dissertation aims to reveal the reasons behind the use of narative strategy that shows these two conflicting narratives. The selected research corpus is Habiburrahman El Shirazy's three novels with female main characters, namely Cinta Suci Zahrana, Bidadari Bermata Bening, and Merindu Baginda Nabi. To dissect the narrative strategies used in the three corpus, this study uses Genette's narratological analysis. In addition, Michel Foucault's power of discourse analysis is also used to see how texts use Islamic values to support text’s ideas about Muslim women. The results of the discussion found that the two conflicting narratives were deliberately raised by narrator with the aim of preaching about Muslim women's discourse. The narrator describes that Muslim women are women who are educated, independent, and empowered, but still have an attitude of submission to their husbands and respect for discourses on women's bodies, such as virginity and the womb. From the Indonesian’s cultural context, it can be seen that it is a typical synergism between Javanese culture and Islam. Meanwhile, referring to the socio-political context in Indonesia, the Muslim women's discourse is a form of counterwork to conservative Islamic thought and to liberalism from the West."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriyanti Alya Rahman
"Tulisan ini membahas tentang karya Ding Ling yang berjudul Ketika Aku di Desa Xia (1941). Cerpen ini mengangkat kisah tentang tokoh “Aku” yang ditugaskan oleh partai untuk istirahat memulihkan kesehatan di sebuah desa, bernama Desa Xia. Di sanalah ia mendapati bahwa desa yang didatanginya ternyata menyimpan persoalan tentang seorang gadis muda bernama Zhenzhen. Niat semula untuk beristirahat kemudian menjadi diisi dengan keinginan mencari tahu tentang Zhenzhen. Zhenzhen ditugaskan oleh partai untuk memata-matai tentara Jepang. Seperti apa tugasnya, tanggapan penduduk desa kepada Zhenzhen dan bagaimana penyelesaian atas persoalan yang dihadapi, dihadirkan semua oleh tokoh “Aku” yang menjadikan tokoh Zhenzhen dan persoalannya sebagai pokok narasi. Kajian-kajian terdahulu pada umumnya membahas tokoh Zhenzhen sebagai kajian, sementara penelitian ini akan mengungkap peran tokoh “Aku” yang bertindak sebagai narator, dalam mengangkat permasalahan Zhenzhen. Hasil penelitian menyatakan bahwa tokoh “Aku” adalah tokoh yang berperan penting dalam mengungkap permasalahan Zhenzhen, menghadirkan pendapat orang desa terhadap tokoh Zhenzhen, dan menghadirkan penyelesaian masalah dalam cerpen.

This paper examines Ding Ling’s works entitled “When I Was in Xia Village” (1941). This short story tells the story of “I” character who is assigned by the party to rest and recovering health in a village called Xia Village. There she found out that the village she visited had a problem about a young girl named Zhenzhen. Her first intention to rest later became filled with the desire to find out about Zhenzhen. Zhenzhen was assigned by the party to spy on the Japanese army. What her duties are, the response of the villagers to Zhenzhen and how the ending of the story’s problem, all of those are presented by the "I" character who makes Zhenzhen's character and the problem as the main narrative. Previous studies generally discussed the character of Zhenzhen as a study, while this study will reveal the role of the "I" character who acts as the narrator in raising the issue of Zhenzhen. The study shows that "I" is a character who plays an important role in revealing Zhenzhen's problems, projecting the villagers comments about Zhenzhen's character, and presenting the solution to the story’s problem to the readers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library