Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Jasmine
Abstrak :
Nanofluida memiliki nilai konduktivitas termal yang baik sehingga baik untuk digunakan sebagai media pendingin bagi perlakuan panas baja. Nanofluida pada penelitian ini akan menggunakan nanopartikel carbon nanotube dan akan ditambahkan surfafktan berupa Sodium Dodecyl Benzene Sulphonate atau SDBS untuk membantu menstabilkan nanofluida. Untuk mengkarakterisasi nanopartikel dilakukan pengujian Field-Emission Scanning Electron (FE-SEM) dan Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDS) untuk melihat bentuk struktur carbon nanotube serta mengetahui komposisi dari carbon nanotube dan didapatkan hasil berupa 100% Wt% C. Nanofluida lalu difabrikasi dengan cara menimbang serbuk carbon nanotube as-received dengan variabel konsentrasi 0,01%, 0,03%, dan 0,05% dan dimasukkan ke dalam beaker 100 mL. Variabel dari konsentrasi surfaktan SDBS yang digunakan adalah 0%, 10%, 20%, dan 30%. Dispersi dari nanopartikel lalu dilakukan dengan mencampurkan bahan-bahan berupa nanopartikel dan surfaktan serta air distilasi lalu diultrasonifikasi selama 15 menit untuk melarutkan fluida. Setelah itu dilakukan pengujian konduktivitas termal sebanyak 10 kali menggunakan alat pengukur konduktivitas termal KD2 pada masing-masing variabel lalu dirata-rata. Selain itu dilakukan juga pengujian Zeta Potensial untuk melihat nilai potensial zeta dari nanofluida yang menujukkan kestabilan dari nanofluida sendiri. Semakin stabil suatu nanofluida, semakin baik ia dalam menghantarkan atau mengkonduksi panas.
Nanofluids have good thermal conductivity, so they are good for use as a cooling medium for steel heat treatment. Nanofluids in this research will use carbon nanotube nanoparticles and surfafktan in the form of Sodium Dodecyl Benzene Sulphonate or SDBS will be added to help stabilize the nanofluids. To characterize nanoparticles, Field-Emission Scanning Electron (FE-SEM) and Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDS) tests were performed to see the structure of carbon nanotubes and to determine the composition of carbon nanotubes and the results were 100% Wt% C. Nanofluids then fabricated by weighing as-received carbon nanotube powder with variable concentrations of 0.01%, 0.03%, and 0.05% and put into a 100 mL beaker. Variables of SDBS surfactant concentrations used were 0%, 10%, 20%, and 30%. The dispersion of the nanoparticles is then carried out by mixing the materials in the form of nanoparticles and surfactants and distilled water and then ultrasonification for 15 minutes to dissolve the fluid. After that the thermal conductivity test was conducted 10 times using a KD2 thermal conductivity meter on each variable then averaged. Potential Zeta testing is also carried out to see the zeta potential value of the nanofluid that shows the stability of the nanofluid itself. The more stable a nanofluid is, the better it is at delivering or conducting heat.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nandy Setiadi Djaya Putra
Abstrak :
Penelitian-penelitian terhadap nanofluida yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, menunjukan bahwa fluida ini memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat dalam kemampuan pemindahan kalor. Nanofluida adalah jenis fluida baru, yaitu pencampuran partikel nano dalam fluida dasar dimana partikel nano ini tetap tersuspensi secara permanen dalam fluida dasarnya akibat adanya gerakan Brownian dari partikel nano tersebut. Agar fluida baru ini dapat di aplikasikan dan dikomersialkan, penelitian lebih lanjut dalam Hal mekanisme konveksi paksa harus dilakukan, Pengukuran koeflsien perpindahan kalor pada nanofluida dilakukan dengan menggunakan alat penukar kalor double pipe dalam arah aliran berlawanan (counter flow). Sebelum digunakan untuk menghitung koefisien perpindahan kalor konveksi pada nanofluida, alat penukar kalor tersebut dikarakterisasi dengan menggunakan air yang juga merupakan fluida dasar dari nanofluida yang akan diteliti. Penelitian dilakukan pada nanofluida Al2Oj-Air 1% dan 4%. Hasil yang diperoleh menunjukan peningkatan dalam koeflsien perpindahan kalor konveksi dibandingkan dengan fluida dasarnya : 6-10% untuk konsentrasi partikel nano 1% dan 7-17% untuk konsentrasi partikel nano 4%. Rasio peningkatan koefisien perpindahan kalor konveksi dari nanofluida juga meningkat seiring dengan peningkatan temperatur (40-60°).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
JUTE-VXIII-2-Juni2004-78
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Triyogo Adiwibowo
Abstrak :
Rekayasa detergen nanofluida berbasis surfaktan palmPAS dan seng oksida telah dilakukan. Nanopartikel seng oksida ZnO disintesis menggunakan metode solochemical dengan rasio mol ZnCl2:NaOH 1:2 dan 1:3. ZnO yang dihasilkan dikarakterisasi melalui analisis XRD dan FESEM-EDX. Detergen nanofluida disintesis dengan mendispersikan nanopartikel ZnO dalam larutan palmPAS palm oil-based primary alkyl sulfates . CMC carboxymethyl cellulose juga ditambahkan ke dalam detergen sebagai penstabil detergen. Kestabilan dan kinerja detergen kemudian dievaluasi. Kinerja detergen dievaluasi sebagai uji pengangkatan kotoran dan uji degradasi kotoran. Hasil dari penelitian ini menunjukan penggunaan ZnO yang disintesis dengan rasio ZnCl2:NaOH 1:3 memiliki kestabilan lebih baik dibandingkan dengan rasio ZnCl2:NaOH 1:2 dengan tingkat kestabilan 80 setelah 3 jam. Detergen palmPAS-ZnO dengan konsentrasi palmPAS 1,5 dan ZnO 0,1 memiliki kinerja pengangkatan kotoran hingga 90 sedangkan untuk detergen tanpa penambahan ZnO hanya mencapai 86 pada uji pengangkatan kotoran. Dalam uji degradasi kotoran, kinerja detergen ini dapat ditingkatkan hingga 92 . Detergen dengan kestabilan terbaik adalah 0,1 ZnO, 1,2 surfaktan palmPAS, 6 CMC, dan 92,7 air. Detergen ini memiliki kinerja pengangkatan kotoran sebesar 76 pada uji pengangkatan kotoran dan 83 pada uji degradasi kotoran. ...... Modification of nanofluid detergent from palmPAS surfactants and zinc oxide has been investigated. Zinc oxide ZnO nanoparticles were synthesized by a solochemical method with a mole ratio of ZnCl2 NaOH 1 2 and 1 3. The synthesized nanoparticles were characterized by XRD and FESEM EDX analysis. Nanofluid detergent were synthesized by dispersing nanoparticles into palmPAS palm oil based primary alkyl sulfates surfactant solution. CMC carboxymethyl cellulose were added to the detergent as detergent stabilizer. Stability and detergency of the detergents were then evaluated. Detergency test was evaluated as stain removal test and stain degradation test. This study shows that ZnO synthesized with ZnCl2 NaOH ratios of 1 3 has better stability compared to ZnO with ZnCl2 NaOH ratios of 1 2 and its stability reached 80 after 3 hours. A palmPAS ZnO detergent with a palmPAS concentration of 1.5 and 0.1 ZnO has a detergency up to 90 while for detergent without ZnO addition only reached 86 in the stain removal test. In stain degradation test, the detergent performance can be increased up to 92 . Detergent composition which showed the best stability was 1.2 palmPAS surfactant, 0,1 ZnO, 6 CMC, and 92.7 water with detergency of 76 on stain removal test and 83 on stain degradation test.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51509
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dieter Rahmadiawan
Abstrak :
Telah dilakukan kegiatan penelitian mengenai pembuatan dan analisis nanofluida bio berbasis serat bacterial cellulosa nata de coco dengan modifikasi 2,2,6,6- Tetramethylpiperidine-1-oxyl (TEMPO). Pertama, serat mentah yang berbentuk pelikel diproses hingga menjadi film. Proses penghancuran serat kemudian dilakukan dengan menggunakan grinder hingga bentuk serat menjadi bubuk. Kemudian, serat dicampur dengan TEMPO untuk melemahkan ikatan hidrogen pada serat. Serat yang sudah dimodifikasi kemudian dicampurkan ke dalam fluida dasar oli polyol ester (POE) beserta nonionic surfaktan Span 60. Surfaktan bertujuan untuk membentuk tolakan stearic antara partikel serat. Uji yang dilakukan adalah berupa karakterisasi, stabilitas, viskositas, konduktivitas thermal, dan tribologi. Analisa Life Cycle Assessment (LCA) juga dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penelitian ini terhadap lingkungan. Terdapat peningkatan viskositas dengan pemberian serat nata de coco. Koefisien friksi (COF) terendah diperoleh oleh sampel N2S4 dengan peningkatan sebesar 40% dibandingkan dengan POE. Dapat disimpulkan bahwa hasil ini dapat menjadikan serat nata de coco sebagai aditif pelumas yang mengurangi friksi dan meningkatkan viskositas
Research activities had been carried out on the synthesis and analysis of bio nanofluids based on bacterial cellulose nata de coco fibers with a modification of 2,2,6,6-Tetramethylpiperidine-1-oxyl (TEMPO). Firstly, the raw nata de coco in the form of pellicles are processed into films. The process of cellulose crushing was carried out using a grinder to form the cellulose into powder. Then, the dried cellulose was modified with TEMPO to weaken its hydrogen bonding. The modified cellulose was then mixed into the polyol ester (POE) base fluid along with the nonionic surfactant Span 60. The aim of the surfactant is to form a stearic repulsion between cellulose particles. Characterization, stability, viscosity, thermal conductivity, and tribology were successfully conducted. Life Cycle Assessment (LCA) analysis was also conducted. There was an increase in viscosity with the provision of nata de coco fiber. The lowest coefficient of friction (COF) was obtained by the N2S4 sample with 40% increament compared to POE. It can be concluded that nata de coco fiber has a potential as a lubricant additive that reduces friction and modifiy viscosity
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Ruliandini
Abstrak :
Biopelumas berbahan dasar metil ester dari minyak kelapa sawit (POME) adalah salah satu pelumas alternatif yang paling mungkin dikembangkan saat ini karena berasal dari minyak tumbuhan yang ketersediaannya tidak terbatas. Sementara itu, MXene, material baru berdimensi dua, belum banyak diaplikasikan sebagai zat aditif ke dalam pelumas terutama biopelumas. Menggunakan pendekatan simulasi dinamika molekuler, kestabilan MXene didalam POME beserta sifat termofisika campurannya akan diprediksikan. Kedalam campuran POME-MXene kemudian ditambahkan juga partikel nano unggul lainnya yaitu Al2O3. Dengan visualisasi, fenomena interaksi secara atomik yang terjadi diantara; POME-MXene, MXene- Al2O3 dan POME-MXene/Al2O3 dapat diketahui. Prediksi kestabilan, densitas, koefisien difusi dan konduktivitas termal dihasilkan dengan metode Equilibrium Molecular Dynamics (EMD) sedangkan metode Non-Equilibrium Molecular Dynamics (NEMD) diterapkan untuk memprediksikan nilai viskositas. Potensial Condensed-phase Optimized Molecular Potential for Atomistic Potential Studies (COMPASS) yang dihibridisasi dengan potensial sederhana LJ 12-6 digunakan untuk mendefinisikan interaksi intra dan inter-molekular pada molekul MXene, Al2O3 serta campuran POME-MXene/Al2O3. Dibandingkan dengan hasil uji laboratorium, didapatkan deviasi rata-rata kurang dari 10% sehingga sifat termofisika pada POME dapat diprediksikan dengan baik. Hasil visualisasi yang diperoleh mampu menjawab bagaimana mekanisme dan bentuk agregasi nanopartikel dalam POME, sehingga dapat menjelaskan sifat termofisika yang khas pada campuran POME dan MXene beserta hibridisasinya. Terutama nilai konduktivitas termal yang semakin turun seiring naiknya temperatur. ......Due to its sustainable resources, Palm Oil Methyl Ester-based lubricants (POME) is one of the alternative lubricants most likely to be developed today. In this study, POME was reinforced by a novel 2D nanomaterial, MXene and other prominent nano material Al2O3. Using molecular dynamics simulation, the stability of MXene in POME and its thermophysical properties were predicted. The predicted interaction between two different dimension (MXene-Al2O3) were also covered. With visualization, other phenomenon of atomic interactions that occur between; POME-MXene and POME-MXene/Alumina were revealed. Predictions of stability, density, diffusion coefficient and thermal conductivity were generated by EMD method while the NEMD method was applied to predict viscosity values. COMPASS which was used to define intra-molecular interactions of POME was hybridized with the simple potential LJ 12-6 which defines the intra and inter-molecular interactions of MXene, Alumina and POME-MXene/Alumina molecules. Compared to laboratory test results, the average deviation is less than 10% so that the thermophysical properties of POME in a good agreement. The visualization results obtained were able to answer how the mechanism and form of nanoparticle aggregation in POME, so as to explain the thermophysical properties typical of the mixture of POME and MXene and its hybridization. Especially the value of thermal conductivity that decreases as the temperature rises.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Fahmy Prayogo
Abstrak :
ABSTRAK
< Penelitian  ini  ditujukan  untuk  mengetahui  ukuran  dan  konsentrasi  optimum  partikel  yang  ditambahkan  kedalam nanofluida untuk proses pendinginan cepat. Nanofluida digunakan dalam media pendingin untuk meningkatkan nilai konduktivitas termal dalam proses pendinginan cepat. Dalam penelitian ini, digunakan partikel TiO 2  berukuran 44  μm, TiO 2 berukuran 44  μm kemudian dilakukan proses penggilingan, dan TiO 2  berukuran 21 nm. Nanofluida diperoleh dengan mencampurkan 0,1, 0,2, 0,3, 0,4, dan 0,5 % TiO 2  ke dalam air. Planetary ball mill  digunakan untuk mereduksi ukuran TiO 2-44 μm. Karakterisasi komposisi TiO 2  menggunakan Energy Dispersive Spectroscopy (EDS). Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai kekerasan nilai kekerasan tertinggi pada  kadar 0,5 % serbuk TiO 2  berukuran 21 nm dengan nilai kekerasan 64 HRC. Untuk pengujian kekerasan dengan media pendingin berupa air didapatkan nilai kekerasan sebesar 55 HRC. Hasil pengujian juga menunjukkan kecenderungan semakin kecil ukuran partikel, maka kekerasan pada material akan semakin meningkat. 
ABSTRACT
Recently,  nanofluid  is  used  to  improve  the  thermal  conductivity  of  the  quench medium in the heat treatment industry. In this research, micro-sized TiO 2  powder, ball-milled micro-sized TiO 2   powder and  nano-sized  TiO 2 particle  were  used  and  compared  for  their  cooling  characteristic  in  a microfluid. The microfluid were produced by mixing 0.1%, 0,2%, 0.3%, 0,4%, and 0.5% volume of both micro- and nano-sized particle into 100 ml of distilled water. The planetary ball mill was used at 500 rpm  for 15 hours to  reduce the dimension of micron-sized  TiO 2. Composition characterization by Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) showed that the powder used were free from impurities. The hardness test result showed that the sample quenched with 0.5%addition of the nano-sized particle  in  nanofluid had the highest number up to 64 HRC, more than  5 HRC increment  from  a  water-quenched  sample where  the  hardness  was  55 HRC, showing that the cooling rate in the nanofluid was  much  higher. The addition of micro-size particle in fluid generally had a lower cooling rate than the addition of nano-size particle.
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Dautama
Abstrak :
Nanofluida adalah fluida penghantar panas yang mengandung partikel berukuran nano ( 1 – 100 nm). Penelitian yang dilakukan membahas karakterisasi nanofluida berbahan dasar fraksi non-logam dari limbah elektronik Printed Circuit Board (PCB) yang didominasi kandungan SiO2. Karakterisasi berfokus pada pengaruh konsentrasi partikel (0; 0,1; 0,3; dan 0,5%) dan surfaktan Cetyltrimethylammonium bromida (CTAB) (0; 3; 5; dan 7%) terhadap kondktivitas termal, viskositas, dan zeta potensial nanofluida. Hasil pengujian Particle Size Analyzer (PSA) pada partikel menunjukkan terjadinya peningkatan ukuran partikel dari 268,7 d.nm menjadi 1035,6 d.nm (milling 10 jam) dan 572,6 d.nm (milling 20 jam), sehingga partikel tidak mencapai ukuran nano dan tergolong kedalam micro-dispersed thermal fluid. Nilai konduktivitas termal mengalami penurunan seiring meningkatnya konsentrasi partikel dan surfaktan dengan nilai tertinggi pada sampel 0,5% partikel dan 0% CTAB sebesar 0,764 W/mK. Nilai viskositas mengalami peningkatan linear seiring dengan penambahan konsentrasi partikel dan surfaktan dengan nilai tertinggi pada sampel 0,5% partikel dan 7% CTAB sebesar 2,658 mPa.s. Nilai zeta potensial mengalami peningkatan seiring penambahan konsentrasi partikel dan surfaktan hingga titik optimumnya pada sampel 5% CTAB dengan hasil zeta potensial 43 mV. ......Nanofluids are heat transfer fluids that contain nano-sized particles (1-100 nm). The conducted research discusses the characterization of nanofluids based on the non-metallic fraction of Printed Circuit Board (PCB) electronic waste, predominantly containing SiO2. The characterization focuses on the influence of particle concentration (0, 0.1, 0.3, and 0.5%) and Cetyltrimethylammonium bromide (CTAB) surfactant (0, 3, 5, and 7%) on the thermal conductivity, viscosity, and zeta potential of the nanofluids. Particle Size Analyzer (PSA) testing results on the particles indicate an increase in particle size from 268.7 d.nm to 1035.6 d.nm (after 10 hours of milling) and 572.6 d.nm (after 20 hours of milling), indicating that the particles do not reach the nano size and belong to the category of micro-dispersed thermal fluid. The thermal conductivity value decreases with increasing particle and surfactant concentrations, with the highest value observed in the sample with 0.5% particles and 0% CTAB, amounting to 0.764 W/mK. The viscosity value shows a linear increase with the addition of particle and surfactant concentrations, reaching the highest value in the sample with 0.5% particles and 7% CTAB, at 2.658 mPa.s. The zeta potential value increases with increasing particle and surfactant concentrations until reaching the optimum point in the sample with 5% CTAB, resulting in a zeta potential of 43 mV.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danika Aprilia Somadinata
Abstrak :
Perlakuan panas merupakan salah satu proses untuk mengoptimalkan sifat-sifat material. Salah satu langkah perlakuan panas adalah proses quenching, di mana suatu objek didinginkan dengan cepat untuk mendapatkan sifat atau struktur mikro secara spesifik. Quenching membutuhkan media pendingin, yang contohnya adalah udara, air, minyak, dan juga nanofluida yang baru dikembangkan, dimana partikel berukuran nano dicampur dengan fluida dasar. Dalam ulasan ini, akan dibahas tentang efek karakteristik nanofluida terhadap laju pendinginan. Karakteristik nanofluida yang berasal dari fluida dasar, ukuran, jenis dan persentase partikel, ukuran dan persentase surfaktan, dan potensial zeta. Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk memahami dasar-dasar tentang pengaruh nanofluida dalam proses quenching dan bagaimana memanfaatkannya untuk mendapatkan properti yang ditargetkan dengan cara membandingkan dari literatur-literatur yang sudah ditulis sebelumnya. ...... Heat treatment is one of the process to optimize the properties of material. One of the steps for it is called quenching, where an object is rapidly cooled in order to gain a specific properties or microstructure. Quenching needs a cooling media, some of them are air, water, oil, and the recently developed nanofluid, where nano sized particles are combined with base fluid. In this review, we discussed about the effects of characteristics of nanofluids to the quenching rate. Characteristic of nanofluids, such as base fluids, particle size, type, and percentage, surfactant size and percentage, and zeta potential. The aim of this review is to grasp the basic understanding of the influence of nanofluid in quenching process and how to utilize it in order to get the targeted properties using comparison between already existing literatures.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reinaldy Nazar
Abstrak :
Hasil beberapa penelitian menunjukan bahwa nanofluida memiliki karakteristik termal yang lebih baik dibandingkan dengan fluida konvensional (air). Berkaitan dengan hal tersebut, saat ini sedang berkembang pemikiran untuk menggunakan nanofluida sebagai fluida perpindahan panas alternatif pada sistem pedingin reaktor. Sementara itu, konveksi alamiah di dalam pipa anulus vertikal merupakan salah satu mekanisme perpindahan panas yang penting dan banyak ditemukan pada reaktor riset TRIGA, reaktor daya generasi baru dan alat konversi energi lainnya. Namun disisi lain karakteristik perpindahan panas nanofluida di dalam pipa anulus vertikal belum banyak diketahui. Oleh karena itu penting dilakukan secara berkesinambungan penelitian-penelitian untuk menganalisis perpindahan panas nanofluida di dalam pipa anulus vertikal. Pada penelitian telah dilakukan analisis numerik menggunakan program computer CFD (computational of fluids dynamic) terhadap karakteristik perpindahan panas konveksi alamiah aliran nanofluida Al2O3-air konsentrasi 2% volume di dalam pipa anulus vertikal. Hasil kajian ini menunjukkan terjadi peningkatan kinerja perpindahan panas (bilangan Nuselt- NU) sebesar 20,5% - 35%. Pada moda konveksi alamiah dengan bilangan 2,4708e+09 £ Ra £ 1,9554e+13 diperoleh korelasi empirik untuk air adalah dan korelasi empirik untuk nanofluida Al2O3-air adalah
620 JTRN 18:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sharmin Akter
Abstrak :
In this paper, the problem of hydromagnetic convective flow along a semi-circular enclosure filled with nanofluidsusing a two-dimensionalnon-homogeneous model have been studied numerically.The circular wall of the enclosureis maintained at constant cold temperature whereas various combinations of the thermal boundary conditions at the bottom heated wall are considered. The enclosureis permeated by an inclined uniform magnetic field and the effects of gravity, Brownian motion and thermophoresis are incorporated into the nanofluid model. In the numerical simulation, here isconsidered water, kerosene as basefluids and Cobalt34, Fe Oas nanoparticles. The Galerkin weighted residual finite element method has been employed to solve the governing partial differential equations after converting them into a non-dimensional form using a suitable transformation of variables. The effects of various parameters such as Hartmann numberandRayleigh number on isotherms have been displayed graphically for 34Fe O -waternanofluid. The heat transfer augmentation for various thermal boundary conditions hasbeen done from the bottom heated wall for 34Fe O -waterandCobalt-kerosenenanofluid. The results show that the heat transfer rate can be decreased with the increasing values of the Hartmann number but it can be increased by increasing the Rayleigh number. The obtained numerical results also indicate that the variable thermal boundary conditions have significant effects on the flow and thermal fields. Finally, it is observed that the heat transfer rate is higher for Cobalt-kerosenenanofluid than for 34Fe O -waternanofluid.
Pathum Thani: Thammasat University, 2019
670 STA 24:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>