Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chandra Rujianto
"ABSTRAK
Tesis ini membahas ideologi tekstual dalam karya Screwtape Letters.
Untuk melihat ideologi tersebut penelitian ini menitikberatkan pada analisa
tekstual. Adapun aspek-aspek tekstual yang dibedah dalam analisis adalah implied
author, unreliable narrator, dan nada. Untuk memahami ideologi tekstual, karya
ini harus dibaca dengan pembacaan double negatif. Dapat disimpulkan bahwa
unsur-unsur tekstual karya memiliki kepaduan dalam mendukung ideologi Kristen
yang merupakan ideologi implied author. Kepaduan tersebut terlihat dalam
hubungan unsur-unsur dalam mendukung ideologi Kristen. Teks tersebut
mengkontraskan penutur yang merepresentasikan tatanan kapitalisme (anti-
Kristen) dengan ideologi Kristen yang dibawanya. Di dalam mengkaji aspek
tekstual ini juga ditemukan adanya ketidakstablian dalam teknik penyampaian
yang ada, yakni melemahnya nada iblis dan memunculkan nada implied author
lebih dekat. Hal tersebut dapat dipahami sebagai retakan dalam teknik
penyajiannya.

Abstract
This thesis discussed the issue on textual ideology of Screwtape Letters.
In so doing, it puts an emphasis on the intrinsic domain of the work. By focusing
on the internal categories, sueh as implied author, unreliable narrator, and the
tone, it seeks to account for the ideology implicitly issued on the work. The
certain mode of reading is strongly needed to identify the ideology hidden. The
technique is so-called double negative. Applying this mode of reading ushered in
the conclusion that the ideology of the text is ideology of Christianity which is
presented by its implied author. Those categories mentioned above are spotted to
be co-working together in order to support the ideology. While supporting the
ideology, the text is seen to produce a contradiction between the narrator and its
implied author. Simply to say, it is a contrast between Christianity and anti-
Christiariity. On the other hand, instead of representing its unity, the text also
shows the friction within itself; the tones of the devil narrator is sometimes
weakened and, unconsciously, reveals the presence of its implied author."
2010
T27534
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IV
"Buku ini ditulis sebagai sambungan dari Serat Bawa Sagerongipun karangan Raden Mas Mayor Arya Yuda Winata di Mangkunegaran Surakarta. Buku ini berisi bawa sekar macapat, gerongan dari sekar macapat, dhawah ing gendhing, slendro, pelog, serta pathet yang dijelaskan sejelas mungkin, ditambah gerongan gendhing, langen gita, wala gita, raja swala, puspanjala, puspa warna, sita mardawa, taru pala, lebda sari."
Kediri: Tan Khoen Swie, 1940
BKL.0393-SS 39
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Wulandari
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T36609
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadan Rohdiana
"Gangguan pendengaran sensorineural merupakan salah satu komplikasi pada otitis media supuratif kronik (OMSK). Kelainan ini bisa bersifat sementara atau permanen dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Pemeriksaan audiometri konvensional, masking dan tes Sensorinural Acuity Level (SAL) dapat menilai seberapa besar kejadian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi gangguan pendengaran sensorineural pada OMSK dan faktor yang berhubungan.
Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang bersifat deskriptif analitik yang dilakukan di Poli THT RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo periode Januari-Mei 2015 melibatkan 73 telinga OMSK. Gangguan pendengaran sensorineural pada OMSK didapatkan sebanyak 24,7% dan umumnya terjadi pada frekuensi tinggi. Tipe OMSK, durasi penyakit, dan tipe perforasi dapat memengaruhi gangguan pendengaran sensorineural dan secara statistik bermakna. Gangguan pendengaran sensorineural terjadi pada OMSK dan pemeriksaan audiometri yang benar dapat menentukan kejadian ini. Tipe OMSK, durasi penyakit, dan tipe perforasi memengaruhi kejadian gangguan pendengaran sensorineural pada OMSK.

Sensorineural hearing loss is one of the complications of chronic suppurative otitis media (CSOM). This order can be temporary or permanent and influenced by many factors. Conventional audiometry, masking, and Sensorineural Acuty Level (SAL) test can diagnose this incident. This study aims to determine the prevalence sensorineural hearing loss in chronic suppurative otitis media and related factors.
This study was a cross sectional descriptif analytic which done at ENT Department Cipto Mangunkusumo Hospital periode January to May 2015 involving 73 ears of CSOM. The prevalence of sensorineural hearing loss in CSOM is about 24,7% and generally occurs at high frequency. Type of CSOM, duration of disease, and type of perforation may affect sensorineural hearing loss and statistically significant. Sensorineural hearing loss accurs in CSOM and audiometry examination can determine this condition. Type of CSOM, duration of disease, and type of perforation influence the incidence of sensorineural hearing loss in CSOM.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahri Reza
"Rumah sakit sebagai instansi pelayanan kesehatan tidak terhindar dari bahaya bising. Efek yang ditimbulkan bising dapat berupa efek auditori dan efek non auditori. Salah satu efek non auditori yang ditimbulkan bising adalah burnout syndrome. Penelitian ini merupakan studi potong lintang untuk mencari prevalensi risiko tinggi burnout syndromepekerja RSUPNCM dan hubungannya dengan kebisingan ruangan yang ditentukan peneliti. Analisis statistik dilakukan untuk mencari hubungan antara faktorjenis kelamin, usia, status pernikahan, serta pengalaman kerja dengan risiko tinggi burnout syndrome. Peneliti melakukanaudiometri nada murni, timpanometri, dan pemeriksaan emisi otoakustik untuk kemudian dicari hubungannya antara hasil pemeriksaan dengan risiko tinggi burnout syndrome. Pekerja diminta mengisi kuesioner Maslach Burnout Inventoryuntuk skrining risiko tinggi burnout syndrome. Satu dari 77 subyek penelitian ditemukan memiliki risiko tinggi burnout syndrome. Prevalensi risiko tinggi burnout syndrome pada pekerja RSUPNCM adalah 1,3%. Analisis statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin, usia, status pernikahan, pengalaman kerja, audiometri nada murni, timpanometri, serta otoakustik emisi dengan risiko tinggi burnout syndrome.

Hospital as public health service can not avoid noise hazard. Effect of hospital noise including auditory effect and non auditory effect. One of the non auditory effect is burnout syndrome. This research is a cross sectional study in order to find the prevalence of high burnout syndrome risk on CMCGH workers and its relation with certain noise room which have determined by researcher. Statistic analysis have conducted in order to find relationship between several factors including gender, age, marital status,working history with high burnout syndrome risk. Researcher examine workers including pure tone audiometry, tympanometry, otoaccoustic emission. Relationship analysis between those examination and high burnout syndrome risk haveconducted. Researcher instruct workers to fill the Maslach Burnout Inventory questionnaire as screening for high burnout syndrome risk. One of 77 workers have been revealed having high risk.The prevalence of high burnout syndrome risk is 1,3 %. There is no relationship between gender, age, marital status, working history, pure tone audiometry, tympanometry, acoustic emission with high burnout syndrome risk due to statistic analysis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yani R. Surawiredja
"Seorang penulis yang aktif menulis dan mendapat sambutan yang positif dari pembacanya dapat melakukan sebuah perubahan dalam karya-karyanya. Perubahan ini dilakukan oleh Leon de Winter, seorang penulis Belanda yang memulai kehidupan sebagai sejak tahun 1973. Pada tahun 1978 ia menerbitkan sebuah roman berjudul De (ver)warding van de jongere Durer. De Winter membuat suatu perubahan dari segi nada bagaimana ia menyampaikan cerita kepada pembaca dan dunia yang ia ciptakan sebagai latar belakang cerita. Dalam roman pertamanya, De Winter menyampaikan cerita dengan nada yang berat. Hal ini terlihat dari penggunaan alur yang lambat diiringi kalimat yang rumit pada proses fokalisasi. Sedangkan dunia yang ditampilkan adalah dunia seorang pemuda berumur 19 tahun. Pemuda ini sedang menjalani pencarian identitas diri dan lingkungan di mana ia dapat hidup tentram, jauh dari kemiskinan yang sedang melanda masyarakat Eropa pada masa itu, Adapun identitas si pemuda yang memiliki darah keturunan Yahudi tidak dijadikan De Winter sebagai pemicu konflik cerita. Setelah mendekati 20 tahun masa kepenulisannya, tepatnya pada tahun 1995, Leon de Winter menerbitkan romannya berjudul Zionoco. Dalam roman ini jelas terjadi perubahan baik dari segi nada maupun dunianya. Alur yang digunakan cenderung berjalan cepat dan rumit karena banyak diselingi kilas balik, namun demikian pembaca tetap dapat mengikuti jalan cerita karena ditunjang pemakaian kalimat sederhana dalam proses fokalisasi. Dalam dunia yang diciptakannya, De Winter menggali latar belakang Yahudi lebih dalam dan diolahnya sebagai pemicu konflik dalam cerita. Dalam sknipsi ini saya membuat analisis struktural dari roman De (wer)wording van de jongere Durer dan Zionoco yang dianggap paling mewakili dan jenis roman karya Leon de Winter, yaitu yang tidak berkonflik Yahudi dan menggunakan latar Yahudi sebagai pemicu konflik dalam cerita. Melalui analisis ini dapat diperlihatkan perubahan nada dan dunia yang terjadi dalam karya penulis Leon de Winter."
2000
S15970
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Prabowo
"Tingginya angka kecelakaan kerja yang berhubungan dengan pekerjaan di dunia termasuk Indonesia masih sangat memprihatinkan. Para ahli terus berusaha dalam mencari cara untuk menurunkan angka kecelakaan kerja di seluruh dunia dengan mengembangkan beberapa penelitian terkait penyebab utama dari munculnya kecelakaan kerja tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa perilaku tidak aman merupakan salah satu faktor yang berkontribusi besar terhadap tingginya angka kecelakaan kerja. Oleh karena itu, dengan menghilangkan perilaku tidak aman tersebut, sebagian besar kecelakaan kerja akan hilang. Penelitian ini memperkenalkan ‘nudge’ sebagai dorongan untuk meningkatkan perilaku budaya keselamatan kerja di dunia Industri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghilangkan perilaku tidak aman di bidang industri Indonesia dengan menggunakan metode ‘nudge’ yang berfokus pada mengurangi risiko pendengaran, sehingga bisa dilihat bahwa ‘nudge’ dapat diintegrasikan dengan sistem manajemen keselamatan serta budaya keselamatan yang berfokus pada Kesehatan dan keselamatan di dunia kerja. Penelitian ini juga akan membuktikan bahwa ‘nudge’ dapat secara efektif menghilangkan perilaku tidak aman secara sukarela tanpa paksaan dibandingkan dengan adanya aturan maupun instruksi yang berlaku. Penerapan ‘nudge’ akan dilakukan melalui pemeriksaan pendengaran harian menggunakan uji audiometri nada murni.

The high number of occupational accident and work-related disease in the world, including Indonesia is still at alarming rate. Over the time, experts are trying to find a way to lower the occupational accident rate all around the world by developing several research about the major cause of it. Current findings shows that one factor that massively contributes to the numbers of occupational accident is unsafe behaviour. Hence, by eliminating unsafe behaviour, it would make the most occupational accidents disappear. This research will introduce ‘nudge’ as a gentle behavioural pushes to improve safety culture in the industry. As this research objective is to eliminate unsafe behaviour using nudge in Indonesian Industry with the aim to reduce hearing risk, we will see that nudge can be integrated with safety management systems and safety culture paradigm to focus on health and safety at work. This research will also give proof, that nudge can effectively eliminate unsafe behaviour based on convincing and free will instead of rules and instructions. The nudge implementation will be demonstrated through daily hearing check using audiometry pure tone testing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Zaglulsyah
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang untuk mengetahui gambaran audiogram dan emisi otoakustik pada pekerja pabrik tekstil PT "X" Banten yang terpajan bising dengan menggunakan pemeriksaan audiometri dan DPOAE. Pada penelitian ini didapatkan hasil prevalensi gangguan pendengaran pada pajanan bising dengan audiometri nada murni sebesar 73% (66 percontoh) dari 90 percontoh, sedangkan pada DPOAE ditemukan sebesar 47,8% (43 percontoh ) dari 90 percontoh. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, percontoh dengan jenis kelamin laki-laki merupakan faktor yang paling berpengaruh pada proses terjadinya gangguan fungsi pendengaran. Berdasarkan analisis Kappa R, pemeriksaan audiometri dan DPOAE di frekuensi 4000 Hz dan 6000 Hz terdapat adanya hubungan yang bermakna dan mempunyai kesesuaian yang lemah.

ABSTRACT
This study is a cross-sectional study to describe the audiogram and emission otoakustik textile factory worker PT "X" Banten are exposed to noise by using audiometric examination and DPOAE In this study, the prevalence of hearing loss results in exposure to noise by pure tone audiometry by 73% (66 tokens) of 90 tokens, whereas the DPOAE was found to be 47.8% (43 tokens) of 90 tokens. Based on the results of logistic regression analysis, tokens with male gender is the most influential factor in the occurrence of auditory dysfunction. Based on the analysis of Kappa R examination and DPOAE at frequency 4000Hz and 6000HZ there a meaningful relationship and have weak compliance."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Srikandi Indira Putri
"Adiksi Rokok (AR) saat ini termasuk dalam kelainan akibat penggunaan rokok yang
masuk dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental-V (DSM-V).
Peningkatan Konsumsi Rokok berdampak terhadap tingginya beban penyakit akibat
rokok dan bertambahnya angka kematian akibat rokok. Merokok menimbulkan beban
kesehatan, sosial, ekonomi dan lingkungan tidak saja bagi perokok tetapi juga bagi
orang lain. Terdapat tiga kendala utama untuk berhenti merokok yaitu faktor biologis
atau fisiologis, psikologis dan perilaku serta lingkungan sosial. Adiksi rokok
menyebabkan timbulnya gejala withdrawal yang membuat perokok sulit untuk berhenti
merokok, disamping itu kebiasaan perilaku serta lingkungan sosial juga sangat
berpengaruh terhadap perokok yang ingin berhenti. Akupunktur telinga dengan protokol
The National Acupuncture Detoxification Association (NADA) telah terbukti dapat
memperbaiki gejala withdrawal serta efektif untuk terapi berhenti merokok.
Motivational Enhancement Therapy (MET) merupakan pendekatan yang memiliki
prinsip psikologi motivasi dan dirancang untuk menghasilkan perubahan motivasi.
Penelitian ini menilai efek terapi kombinasi akupunktur telinga (Protokol NADA)
dengan MET terhadap perubahan klinis yang dievaluasi dengan menilai perbaikan skor
Skala Ketergantungan Rokok (SKR), jumlah konsumsi rokok, dan skor motivasi
University of Rhode Island Change Assesment (URICA) pada pasien dengan adiksi
rokok. Tiga puluh enam pasien dibagi secara acak menjadi dua kelompok akupunktur
telinga (Protokol NADA) dengan MET (n=18) dan kelompok akupunktur sham dengan
MET (n=18). Kedua kelompok menerima sesi akupunktur yang sama, 2 kali per minggu
selama 10x dan MET 1-2 kali per minggu selama 3 kali. Penilaian skor SKR, jumlah
konsumsi rokok dan URICA dilakukan sebelum terapi, setelah akupunktur 10 kali dan
MET 3 kali serta 7 hari setelah terapi terakhir. Hasil menunjukkan terdapat perbedaan
bermakna pada skor SKR, jumlah konsumsi rokok, dan URICA pada kelompok
akupunktur telinga (Protokol NADA) dan MET dibandingkan dengan kelompok
akupunktur sham dan MET. Skor SKR setelah terapi akupunktur 10 kali (p = 0,001) dan
7 hari setelah terapi terakhir (p = 0,001). Jumlah konsumsi rokok setelah terapi
akupunktur 10 kali (p = 0,002) dan 7 hari setelah terapi terakhir (p = <0,001). Skor
URICA setelah terapi akupunktur 10 kali (p = 0,004) dan 7 hari setelah terapi terakhir
(p = <0,001). Penemuan ini menunjukkan bahwa terapi kombinasi akupunktur telinga
(Protokol NADA) dengan MET memberikan efek yang lebih baik terhadap perubahan
klinis pada pasien adiksi rokok

Cigarette addiction (CA) is currently included in the disorder using cigarettes included
in the Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-V (DSM-V). Increased of
cigarette consumption due to increased cigarette disease burden related to health,
social, economic and environmental burdens not only for smokers but also for others.
There are three main challenges to stop smoking, from biological or physiological,
psychological and behavioral factors and social environment. Cigarette addiction
causes withdrawal symptoms that make smokers difficult to stop smoking, eliminating
environmental and social problems also greatly affect smokers who want to quit. Ear
acupuncture with the National Detoxification Acupuncture Association (NADA)
protocol has been shown to improve withdrawal symptoms and is effective for smoking
cessation.. Motivation Enhancement Therapy (MET) is an approach that has a
foundation of wisdom and designed to produce motivational changes. This study
assessed the effect of combined ear acupuncture therapy (NADA protocol) using a
Pyonex patch needle with MET on clinical changes evaluated with the Cigarette
Dependency Scale (CDS) score, consumption amount of cigarettes, and University of
Rhode Island Change Assessment (URICA) motivation score in patients with cigarette
addiction. Thirty-six patients were randomly divided into two groups, the ear
acupuncture groups (NADA protocol) with MET (n = 18) and sham acupuncture groups
with MET (n = 18). Both groups received the same acupuncture session, 2 times per
week for 10 times and MET 1-2 times per week for 3 times. The assessment of the CDS
score, the number of cigarette consumption and URICA was done before therapy, after
acupuncture 10 times and MET 3 times and 7 days after the last therapy. The results
showed that there were significant differences in the CDS score, total cigarette
consumption, and URICA in the ear acupuncture group (NADA Protocol) with MET
compared to sham acupuncture with MET acupuncture group. SKR scores after
acupuncture therapy 10 times (p = 0.001) and 7 days after the last therapy (p = 0.001).
Total cigarette consumption after acupuncture therapy 10 times (p = 0.002) and 7 days
after the last therapy (p = <0.001). URICA score after acupuncture therapy 10 times (p
= 0.004) and 7 days after the last therapy (p = <0.001). These findings suggest that the
combination of ear acupuncture (NADA protocol) with MET gives a better effect on
clinical changes in cigarette addiction patients"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Ekayusnita
"Latar belakang : Teknisi pesawat terbang militer merupakan salah satu profesi yang berisiko terpajan bising saat bertugas. Aktivitas penerbangan militer dapat mengakibatkan terjadinya gangguan pendengaran akibat bising (GPAB). GPAB awalnya tidak dikeluhkan oleh teknisi, namun pada pemeriksaan audiometri nada murni menunjukkan penurunan nilai ambang pendengaran dan bersifat sensorineural. Deteksi dini gangguan pendengaran sebelum terjadi gangguan pendengaran meluas ke frekuensi percakapan sangat penting karena GPAB bersifat permanen namun hal tersebut dapat dicegah. Audiometri nada murni tidak menyertakan frekuensi yang lebih tinggi (>8KHz) dan pemeriksaan ini tidak peka terhadap kerusakan akibat bising yang terjadi pada koklea. High Frequency Audiometry (HFA) dan Distortion Product Otoacoustic Emissions (DPOAE) dapat digunakan untuk deteksi dini GPAB. HFA mengevaluasi ambang pendengaran pada frekuensi yang lebih tinggi dari 8000 Hz. DPOAE dapat menilai sel-sel rambut luar koklea yang sensitif terhadap pajanan bising yang berlebihan dan dapat digunakan untuk deteksi dini GPAB. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran DPOAE, audiometri nada murni, HFA dan faktor-faktor yang mempengaruhi gambaran DPOAE dan HFA. Penelitian ini juga untuk mengetahui kesesuaian antar gambaran audiometri dengan DPOAE pada teknisi yang terpajan bising mesin pesawat di Skadron Udara 2. Metode: Penelitian dilakukan 27 Desember 2021- 14 Januari 2022 di Skadron Udara 2 dan RSAU dr. Esnawan Antariksa. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang (cross sectional) dengan subjek penelitian adalah teknisi mesin pesawat terbang di Skadron Udara 2 yang berusia 20-58 tahun, semuanya pria, dengan masa dinas minimal lima tahun dan bebas bising 12 jam sebelum pemeriksaan. Subjek penelitian didapatkan 50 subjek yang memenuhi kriteria inklusi. Pemeriksaan menggunakan audiometri nada murni, HFA dan DPOAE Hasil: Berdasarkan DPOAE, terdapat 23 subjek (46%) dengan SNR<6 pada telinga kanan dan 25 subjek (50%) dengan SNR <6 pada telinga kiri. Berdasarkan pemeriksaan audiometri nada murni menunjukkan 18 subjek (36%) terdapat peningkatan intensitas pada telinga kanan dan 15 subjek (30%) dengan peningkatan intensitas pada telinga kiri. Berdasarkan hasil hasil pemeriksaan HFA, menunjukkan 14 subjek (28%) terdapat peningkatan intensitas pada telinga kanan dan 13 subjek (26%) dengan peningkatan intensitas pada telinga kiri. Faktor risiko yang paling berpengaruh pada hasil DPOAE dan HFA adalah pemakaian alat pelindung pendengaran. Pada pemeriksaan audiometri dan DPOAE pada frekuensi 3 kHz dan 10 kHz menunjukkan hubungan bermakna dengan kesesuaian yang moderate (cukup), frekuensi 4 kHz dan 6 kHz terdapat hubungan bermakna dengan kesesuaian yang kuat sedangkan pada frekuensi 8000 terdapat hubungan bermakna dengan kesesuaian yang lumayan (fair) Kesimpulan: Audiometri nada murni, HFA dan DPOAE dapat digunakan saling melengkapi dalam mendeteksi dini GPAB

Background: Military aircraft technician is one of the professions with risk of being exposed to noise. Military aviation activities can cause noise-induced hearing loss (NIHL). NIHL ​​was not initially complained by workers, but on pure tone audiometry examination showed a decreased hearing threshold value and was sensorineural. Early detection of hearing loss before hearing loss extends to the frequency of conversation is very important because NIHL is permanent but can be prevented. Pure tone audiometry excludes higher frequencies (>8KHz) and is insensitive to noise-induced damage to the cochlea. High Frequency Audiometry (HFA) and Distortion Product Otoacoustic Emissions (DPOAE) can be used for early detection of NIHL. HFA evaluates hearing thresholds at frequencies higher than 8KHz. DPOAE can assess cochlear outer hair cells that are sensitive to excessive noise exposure and can be used for early detection of NIHL. Objective: This study was conducted to determine DPOAE, pure tone audiometry, HFA and the factors that affect DPOAE and HFA images on technicians exposed to aircraft noise in Air Squadron 2. This research also determine the compatibility of audiometric images with DPOAE on technicians exposed to noise. Methods: The study was conducted December 27th ,2021 until January 14th ,2022 at the Squadron 2 and Esnawan Antariksa Air Force Hospital. This research use cross sectional design with the subjects are aircraft engine technicians in Air Squadron 2 aged 20-58 years, all men, with a minimum service period of five years and noise-free 12 hours before the examination. The subjects of this study were 50 subjects who met the inclusion criteria. Examination using pure tone audiometry, HFA and DPOAE. Results: Based on the DPOAE, there were 23 subjects (46%) with SNR <6 in the right ear and 25 subjects (50%) with SNR <6 in the left ear. Based on pure tone audiometry examination, there were 18 subjects (36%) with an increased intensity in the right ear and 15 subjects (30%) with an increased intensity in the left ear. Based on the HFA examination, there were 14 subjects (28%) with an increased intensity in the right ear and 13 subjects (26%) with an increased intensity in the left ear. The use of hearing protection equipment is the most influenced risk factor which affected the results of DPOAE and HFA. On audiometric and DPOAE examination at a frequency of 3 kHz and 10 kHz showed a significant relationship with moderate (adequate), frequencies of 4 kHz and 6 kHz there was a significant relationship with conformity, while at a frequency of 8000 there was a significant relationship with fair compliance. Conclusion: Pure tone audiometry, HFA and DPOAE can be used complementary in early detection of NIHL"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>